Anda di halaman 1dari 13

1

BAB I.
PENDAHULUAN
Kehidupan manusia berada dalam tatanan garis sejarah yang tidak dapat di
goreskan oleh oknum manapun selain manusia itu sendiri Setiap goresan sejarah
yang digariskan oleh manusia itu merupakan karya Anugrah Allah yang bertujuan
pasti . Waktu demi waktu bergulir disertai dengan untaian perubahan yang terus
melaju tanpa ada sedikit kemampuan manusia untuk dapat menahannya manusia
hanya dapat mengenang meresponi dan mengantisipasi segala sesuatu yang terjadi
dengan dirinya.
Selain perubahan itu sendiri yang tidak dapat berubah, Semua aspek dalam
manusia mengalami perubahan, angin perubahan itu menghembusi segi kongnitif,
afektif dan psikomotorik manusia yang merupakan central poin dari seluruh aspek
kehidupan manusia rohani dan jasmani .
Manusia dalam perkembangannya adalah suatu kelompok masyarakat yang
salimg membutuhkan sehingga muncul sikap ingin menggerakkan sesamanya
untuk mencapai suatu tujuan, apakah kebutuhan kelompok masyarakat itu sendiri
atau kepentingan, individu, maka muncullah potensi hadirnya suatu gerakan yang
disebut politik.
Istilah Politik berasal dari kata Yunani Polis yang berarti Negara dimana
pada jaman Yunani kuno masih merupahkan urusan pemerintah (organisasi)
dalamsebuah kota kecil yang disebut Negara kota (Cicy state) pada waktu itu
kebijakan dan keputusan bergantung pada suara bersama (rakyat) namun pada
tahun-tahun selanjutnya terjadi perkembangan konseptual istila politik, politik
sebagai Ilmu (political scence) dan politik sebagai filsafat(political philosophy).
Politik dalam perkembanganya bukan hanya berpusat pada Negara tetapi
Politik berkembang dan berubah menjadi kepentingan individu yang berangkat dari
individu dan dikelola oleh indipidu dan bertujuan untuk kepentingan individu.
Dengan katalain Politik berurusan dengan pribadi manusia itu sendiri, itulah
sebabnya semua orang pasti berpolitik. Polotik Kristen (Teologi politik Kristen)
kepentingan itu didasarkan pada anugrah Tuhan untuk melayani satu samalain.

BAB II.
PERAN GEREJA DALAM POLITIK
I. TINJAUAN UMUM DAN BIBLIKA MENGENAI POLITIK.
Untuk melihat secara jerni dan jelas Pran Gereja dalam Politi maka kita akan
melihat tinjauan umum Biblika mengenai Politi.
Politik secara umum yang juga merupakan inti pembahasan theology Politik
tidak terlepas dari benang merah garis sejarah dan ruang lingkup yang berkaitan
dengan pembahasan dalam topic tersebut, Itulah sebapnya demi mencapai
pemahaman yang benar tentang Theologi Politik, maka hal tersebut akan
dijelaskan dalam bagian ini.
Kamus umum bahasa Indonesia, Politik berarti Ilmu mengenai sistim
pemerintahan (dasar-dasar pemerintahan) atau mengenai urusan-urusan dan
kebijakan tertentu dalam suatu Negara. Berdasarkan penjelasan tersbut maka
dapat ditarik satu tema utama dari istila politik yakni mengenai system
pemerintahan.
Pada perkembangan selanjutnya istila politik mengalami arti yang meluas.
Para ahli membagi makna politik kedalam dua dimensi Yakni Politik sebagai
Ilmu (Political science) dan politik sebagai filsafat
Sejarah perkembangan Politik .
Dalam dunia klasik (Yunani kuno) ada tiga tokoh penting yang menjadi dasar
pijakan pembahasan tentang politik :
1. Thucydides berpendapat bahwa manusia termotipasi kepada tiga dorongan besar :
ketakutan, kehormatan dan kepentingan diri sendiri. Setiap orang yang secara
teguh memegang kekuatan-kekuatan ini akan berhasil dalam Politik. Berarti yang
kuat menentukan kebenaran.
2. Plato menginvestigasi politik dalam sikap filosofis yang bertujuan untuk
memahami kebaikan dimana konsep-konsep tertentu seperti keadilan, Plato
mengemukakan pola penurunan kwalitas sistim pemerintahan yang mengara pada
bentuk-bentuk degenerasi (dekadensi) konstitusi politik, timokrasi, (pemerintah

berdasarkan nilai) dan diganti dengan oligraki (orang-orang kaya) kota yang
dikuasai orang kaya akan mendominasi kota yang ditempati orang-orang miskin.1
3. Aristoteles Ia menulis suatu risala yang berjudul Politeia(politics) Ia menegaskan
bahwa manusia soon politicon, si binatang politik. Bagi Aristoteles, manusia dapat
dipahami lewat , kecendrungan alami dari manusia adalah membentuk kelompok ,
bertindak dalam kelompok dan bertindak sebagai kelompok, sasaran politik
adalah untuk mencapai eudaimonia, kesejahtraan yang sangat penting dan vital
bagi setiap orang. Akal adalah pungsi tersebut yang disebutnya sebagai hal terbaik
dalam diri manusia akal menempatkan manusia diatas mahluk lain dan
memberinya kesempatan untuk meneta hidup dan komunitas politiknya. Namun
akal hanya merebak dalam komunitas-komunitas politik. Politik bagi Aristoteles
bersifat fraktis.
Sejak abat pertengahan, pemikiran politik Yunani mulai mempengarui dunia
barat seorang tokoh yang terkenal Thomas Aquinas memaparkan pemahamam
politik dalam bukunya Summa Theologica dan naskah singkat On Kinship
menurut Aquinas, terdapat dua rute menuju pengetahuan yaitu melalui Akal dan
Iman.
Pada Jaman reformasi , Martin Luter dan John Calvin merupahkan tokohtokoh penting berkenaan dengan pemahaman tentang politik dengan menolak
pemahaman tentang politik diahir abad pertengaha Luter mendukung tiga prinsip
yang membentuk pemikiran politik revormasional:
1. Luter mengatakan bahwa karena Allah telah melembagakan otoritas sekuler, maka
otoritas para penguasa langsung berasal dari Allah, Dengan demikian Allah
melarang pemberontakan terhadap otoritas yang ada dalam segala keadaan
sehingga otoritas sipil dan eklesiastikal samasekali berbeda dan tidak boleh
dicampurbaurkan.

1 Theologi politik Yesus , Perwujudan Tugas


Sosial Politik Pemimpin Kristen di
Indonesia. Jimmy Rungkat, M.DIV., M.Th.
Kamus Umum Bahasa Indonesia terbaru
Penertbit karya IlmuSurabaya

2. Luter menegaskan bahwa Allah menyatakan hukum-Nya kepada semua orang dan
bahwa rasio berpungsi untuk menata urusan-urusan manusia. Dalam Negara
seseorang harus bertindak atas dasar rasio( sumber ketetapan- ketetapan hukum)
Karena Allah telah menundukkan pemerintahan dunia ini dan urusan-urusan
badan itu dibawah risio.
3. Berdasarkan Roma 12dan 13 Luter berpendapat bahwa Gereja melayani
pembimbingan dan damai sejahtra bagi manusia batinia (spiritual) dan
kepentingan-kepentingannya Pemerintah melayani manusia lahiria (duniawi) dan
kepentingan-kepentingannya, tetapi Luter tetap berpendapat bahwa Gereja dan
Negara harus tetap bekerja sama.

RUANG LINGKUP POLITIK.


Politik pada dasarnya terdiri dari person-person hubungan lembaga dan
prosedur yang membuat keputusan-keputusan public berwibawa hal tersebut
sangat berkaitan dengan topic-topik, seperti masyarakat sebagai mesin politik,
Negara sebagai roda politik, demokrasi sebagai kendaraan politik, hak asasi
manusia sebagai landasan politik, dan partai politik sebagai pengendara politik,
1.

Topik-tersebut akan dibahas dalam bagian ini.


Masyarakat. Defenisi masyarakat menurut Robert Maclver adalah suatu system
hubungan yang diterbitkan (society means a system of ordered lerationd).Harold
J.Laski menambahkan, masyarakat adalah sekelompok manusia hidup bersama
dan bekerja ssama untuk mencapai terkabulnya keinginan-keinginan mereka
bersama.
2.
Negara. Negara(Jermanstaat,Inggrisstate) memiliki dua arti yaitu:
Pertama Negara adalah masyarakat atau wilayah yang merupakan satu kesatuan
politis
Kedua Negara adalah lembaga pusat yang menjamin kesatuan politis
itu,Demokrasi Pada jaman dulu bentuk kekuasaan Negara hanya terletak pada
2Theologia Politik Yesus Jimmy Rungkat,
M,Div., M.Th
Hal.24

satu orang yang disebut pemerintahan monarki (kerajaan) kemudian berkembang


pada sistim pemerintahan oligarki beberapa orang memegang kekuasaan, sekarang
3.

system pemerintahan berubah menjadi pemerintahan Demokrasi.


Demokrasi. Demokrasi berasasal dari dua kata Yunani yaitu demos yang berarti

rayat dan kratos atau kratein yang berarti kekuasaan.


4. Hak asasi manusia. Pada dasarnya manusia itu memiliki karakteristik sebgai
mahluk yang bebas, rasional dan memiliki tujuan
5. Partai politik. Partai politik lahir atas dasar demokrasi dimana rakyat terpenting
dalam proses politik.3
II. Tinjauan Biblika mengenai Politik.
Pemahaman tentang Politik dijelaskan secara menyeluruh didalam Alkitab,
baik didalam Perjanjian Lama maupun didalam Perjanjian Baru, hanya saja
terdapat perbedaan yang tajam antara paradigma politik dalam ilmu sekuler dan
paradigm politik dalam Alkitab. Politik dalam Ilmu sekuler hanya menyentuh
ruang lingkup horizontal manusia, sedangkan dalam Alkitab menyentuh baik
ruang lingkup Vertikal maupun 4horizontal itulah sebabnya untuk mendapatkan
pemahaman tentang politik secara komprehensif ada baiknya Alkitab dijadikan
sumber observasi.
1. Politik dalam Perjanjian Lama.
Perjanjian Lama merupakan salasatu bagian dari sejarah keselamatan,
berbicara mengenai Politik dalam Perjanjian Lama selalu berhubungan erat
dengan sifat religiusitas bangsa Israel. Gambaran dari priode klasik agama Iasrael
tersebut melatarbelakangi bentuk religiusitas dalam dunia politik bangsa Israel
3
Theolo
gia
Politik
YesusJi
mmy
Rungk
at, M,
Div.,
M.Th
Hal38

Kehidupan masyarakat yang pluralistic sudah ada pada saat itu orang Israel
dalam Perjandjanjian Lama berhubungan dengan orang-orang Mesir, Babel dan
bangsa-bangsa lain yang bebas untuk percaya atau tidak percaya(beragama atau
tidak) menurut pilihannya sendiri. Unsur kebebasan percaya terjamin.
Gambaran dari priode klasik agama Israel melatarbelakangi bentuk religiusitas
dalam dunia politik bangsa Israel. Keadaan religius sedang terjadi merupakan
suatu peristiwa yang ditunggangi oleh unsur poitik. Seseorang dinilai memiliki
sipat nasionalis kalau dia mau memperjuangkan agama nasional yang berdasarkan
tema sentral theologia kovenan. Hal ini jangan dipahami sebagai upaya
mewujutkan agama Negara namun merupakan suatu sikap tunduk kepada
Negaraberdasarkan tindakan-tindakan theistik.
a. Theologia Kovenan, Teologi Kovenan adalah sebuah persetujuan Politik (political
agreement) didalam dunia Israel (2Samuel 3:12-13, 21; 5:3) atau diantara bangsbangsa asing (1Raja-raja 15:19) yang merupahkan gambaran dari hubungan yang
mengikat dalm kasi dan penuh loyalitas antara Allah dengan umat-Nya. Theologia
Kovenan ini menunjukkan kesetiaan Allah dalam memelihara umat-Nya dan karya
providensia Allah ini tidak akan perna berhenti. Essensia Kovenan adalah janji,
Aku akan mengangkat kamu menjadi umatKu dan Aku akan menjadi Allahmu
(Kel6:6; Ulangan 29:13; Yehekiel 11:20). Dari penjelasan tersebut jelas sekali
bahwa theologo kovenan sangat erat hubungannya dengan hukum atau peraturan
yang mengikat; dimana hal tersebut menjadi basic poin dari teologia politik.
b. Sistem Theokrasi Perjanjian Lama, Istilah sistim merupakan suatu bentuk yang
terdiri dari komponen-komponen yang saling bergantung kepada yang lain dan
saling berinteraksi. Allah memili nabi,Imam,dan Raja yang merupahkan bentuk
trias Politica perjanjian Lama sebagai instrument teologia kovenan demi
menjalankan sistin teokrasi ini. Hal tersebut menunjukkan bahwa jika suatu
pemerintahan dijalankan berdasarkan sistim teokrasi, maka pasti segala seutu
dijalankan dengan jujur dan adil tanpa ada sedikit pun bentuk tendensi yang
mencari keuntungan individu.
1. Theologa Politik dalam Perjanjian Baru.

Berbicara tentang teologia Politik dalam Perjanjian Baru pasti selalu berpusat
pada satu tokoh sentral yang merupakan pribadi kedua dari Allah Tritunggal,
Yakni Yesus Kristus. Dalam perjalanan pelayanan-Nya di dunia dilatar belakangi
oleh sejarah 5
Perjanjian Baru yang umumnya menceritakan kelanjutan perjalan orang-orang
Yahudi dalam menghadapi penjajahan Romawi yang sangat kejam. Dalam
perjuangan kemerdekaan Politis atas penjajahan tesebut, Orang-orang yahudi
tersebut berhadapan dengan dua kebudayaan raksasa kuno yakni kebudayaan
Yunani (hellenisme) dan kebudayaan Romawi. Secara garis besar ada tiga bentuk
tanggapan atas kedua kebudayaan tersebut, yakni menolak secara radikal,
menerima sala satunya dan menerim ke dua-duanya ( sinkretis).
a. Theologi Politik dalam Injil Sinoptik
Tema sentral dari keseluruhan kitab Injil sinoptik adalah bahwa Yesus datang
untuk memproklamasikan kedatangan suatu zaman baru seperti yang telah
dinubuatkan oleh nabi Yermia ( Yermia 31:31) yang didalamnya pemerintahan
Allah atas segala sesuatu akan didirikan kembali, dan lebih dari itu, Dia adalah
perantara dan melalui Dia kerajaan Allah yang baru ini (Kerajaan surga dalam
Injil Matius) akan menjadi suatu kenyataan.
Konsep yang begiu kuat sehubungan dengan theologia politik dalam Injil
sinoptik adalah mengenai kemesiasan Yesus.
Ungkapan Yesus yang khas bernuansa politik didalam Injil Sinoptik adalah
berikanlah kepada Kaisar apa yang wajip kamu berikan kepada Kaisar dan kepada
Allah apa yang wajip kau berikan kepada Allah. (Matius 22:15-22; Markus
12:13-17; Lukas 20:20-26). Ungkapan ini diucapkan Yesus ketika Dia berdialog
dengan kalangan Parisi dan herodian yang coba menjebaknya. Orang Yahudi
menolak membayar pajak Roma, disebapkan karena pajak itu sangat tinggi bagi
kalangan orang Yahudi dan dalam pemahamam mereka ketika membayar pajak
maka dengan sendirinya Kaisar sudah menjadi Raja mereka, yang mana
semestinya hanya Allah saja yang menjadi Raja Yahudi.
5 Teologia Politik YesusJimmy Rungkat,
M.Div., M.Th
Hal.50

b. Theologi Politik Yohanes


Setiap pemerintah didunia ini menghendaki supaya warganya tunduk total
kepad pemerintah, berkaitan dengan orang Kristen, Tuhan pun menghendaki
umat-Nya patuh dan tunduk kepad pemerintah didunia karena pemerintah itu
merupahkan wakil Allah didunia untuk mencapai tujuan-Nya yang mulia.
Umamnya para ahli ketika membahas tentang politik dalam tulisan Yohanes
langsung menunjuk pada teks ( wahyu 13). dimana pemerintah yang menindak
orang-orang Kristen abat pertama.6
c. Theologi Politik Rasul Paulus
Theologi Politik Rasul Paulus dipakai berabat-abat sebagai sumber utama
untuk mempormulasikan langkah-langkah Kristiani atas ketunjukannya kepada
pemerintah dunia. Teks yang dijadikan pengandalan dalam sejarah hermeneutika
Kristen untuk maksud tersebut dalam (Roma 13) dianggap sudah mewakili
keseluruhan bagian Alkitab atas ketundukan orang Kristen terhadap pemerintah
dunia atau Negara.
d. Theologi Politik Yesus dalam Injil Matius
Latarbelakang penulisan Injil Matius, Life setting Yesus dalam setting politik,
Jabatan Yesus dan jabatan Politik, Kerajaan sorga dan kekuasaan Politik,kotbah
dibukit dan pendidikan politik, amanat agung dan budaya politik, prinsip
theologia politik Yesus meliputi, mensejahtrakan masyarakat, mensinergiskan
religi dan ideologi,theokrasi dalam demokrasi, menjamin hak asasi manusia,
menolak diskriminasi, hukum yang tidak memihah dan non-kompromistis.
e. Jabatan Yesus dan jabatan Politik
NamaYesus dalam bentuk Yunani Yoshua berarti Yahweh adalah juru
selamat namun sesungguhnya arti nama itu menunjuk kepada diri Yesus sendiri,
dalam menjalankan misi penyelamatan itu termasuk didalamnya sebagai perantara
antara Allah dan manusia, Dia memiliki tiga jabatan politis, Sebagai kejelasan dari
devisi tugas yang harus Dia lakukan didunia ini ketiga jabatan politis itu adalah,
6 Teologia Politik YessusJimmy Rungkat,
M.Div., M.Th.hal 51-54
Alkitab Penuntun Hidup berkelimpahan
Penerbit Gandum Mas, kotak pos 46
Malang.

Nabi, Imam dan Raja. Jika dilihat dari sisi pembagian kekuasaan politis, hal ini
sekaligus menunjukkan bahwa Yesus pun menghendaki adanya pembagian tugas.
Tiga jabatan Politis Yesus sebagai pengantara antara Allah dan manusia.
f. Kotbah dibukit dan pendidikan Politik
Kotbah dibukit memberikan pelajaran tentang theology politik Yesus yang
sangat mendalam hal yang serupa pun disampaikan oleh bosch bahwa mmanag
Yesus tidak bermaksut mendirikan sebua kerajaan Politik di Israel, namun ini
pelayanan-Nya tidak bersipat Politik, kotbah dibukit bersipat Politis namaun
dalam hal membawa damai, adil, rekonsiliatif, menolak pembalasan dendam dan
yang lebih utama adalah mengasihi musu.
g. Amanat Agung dan budaya Politik
Budaya Politik adalah pola-pola orientasi setiap orang terhadap Politik
berdasarkan dimensi psikologis seperti sikap, symbol, system kepercayaan dan
harapan-harapannya sebelum Yesus menyampaikan Amanat Agung-Nya(yakni
pemberitaan Injil Politik) Dia menyatakan penguatan pada murid-murid-Nya
bahwa Dia memiliki kekuatan atas Sorga dan Bumi (Matius 28:18)7
Karakterististik Theologi Politik Yesus
Menurut Millard Erickson, seorang Fropesor theology di Bethel Theological
Seminary, bahwa theology politik merupahkan system berpikir dan bertindak
Yesus karena Dia hadir didalam keberadaan dunia yang penuh dengan urusan
politik untuk menjalankan keutuhan misi Bapa sebagai misi sentral-Nya yakni
misi penebusan.
PERAN GEREJA DALAM POLITIK

7
Teologi
a
Politik
Yesus
Jimmy
Rungk
at,
M,Div,.
M.Th
hal.93

10

PolTeitik tidak dapat dipisahkan dari Gereja ketika ditinjau dari segi makna Politai
itu sendiri, Politik dalam kata Yunani Polis yang artinya Negara didalam Negara
adalah kumpulan orang-orang atau masyarakat yang menjadi objek dan sasaran
politik Yesus dalam Amanat Agung untuk menjadikan semua Bangsa murid-Nya.
Penulis tugas ini memahami bahwa sejak awal berdirinya gereja, yang terbentuk
ketika hari Pentakosta politik tidak dapat dipisahkan dari manusia sebagai
kumpulan orang-orang yang akan mencapai suatu tujuan tertentu dan itulah
Gereja dalam amanat agung Tuhan Yesus Kristus. Pencapaian sasaran Gereja
dalam rangka penuaian besar diahir zaman maka Politik sangat diperlukan untuk
mengarahkan, baik individu atau kelompok masyarakat dalam rangka
terbentuknya gereja local. Bangsa Indonesia merupahkan ladang subur bagi
Gereja, Negara republic Indonesia yang ber asaskan Pancasila sebagai dasar
Negara, Pasal 29 ayat (1) UUD 1945 menyatakan Negara berdasarkan Ketuhanan
Yang Maha Esa, Selanjutnya penjelasan Undang-Undang Dasar menyebutkan
kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
Pasal 29 ayat (2) UUD 45 menyatakan; Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap
penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing dan beribadah menurut
kepercayaannya itu.
Kebebasan memeluk agama merupahkan salasatu hak yangpaling asasi diantara
hak hak asasi manusia karena kebebasan beragama langsung bersumberkan
martabat manusia sebagai ciptaan Tuhan. Hak kebebasan beragama bukan
pemberian Negara atau golongan. Agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang
Maha Esa, itu berdasarkan keyakinan hingga tidak dapat dipaksakan dan memang
agama dan kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa itu sendiri tidak
memaksa setiap manusia untuk memeluk dan menganutnya. 8
BAB.III
PENUTUP
8 Teologi Politik Yesus, Perwujudan tugas
social-politik Pemimpin Kristen di
Indonesia Jimmy Rungkat, M.Div,. M.Th
hal.106
UUD 45 GBHN Kewaspadaan Nasional Taptap MPR 1945

11

1. Gereja dan Politik, Kehidupan manusia berada dalam tatanan garis sejarah
yang tak dapat digoreskan oleh oknum manapun selain dirinya sendiri. Setiap
goresan sejarah yang digariskan oleh manusia itu merupakan karya anugra
Allah yang bertujuan pasti. Politik mempunyai posisi yang sangat penting
dalam kehidupan manusia karena keputusan dan gerak politik akan memberi
arah perjuangan yang jelas.
2. Pengertian politik , Istila politik berasal dari kata Yunani polis yang secara
harpiah berarti Negara kota (sity state) pada jaman Yunani kuno politik
berkisar pada urusan pemeritah Negara yang sifatnya masi sangat sederhana
sehingga system pemerintahan menyentuh segala aspek seperti Negara, Kota,
Masyarakat.
3. Politik pada umumnya berhubungan pada person-person,lembaga dan
prosedur yang membuat keputusan-keputusan publik.
4. Theologi politik dalam Perjanjian Lama, Perjanjian Lama merupakan sala
satu bagian dari sejarah keselamatan. Berbicara mengenai theologia politik
dalam Perjanjian Lama selalu berhubungan erat dengan sifat religiusitas
bangsa Israel.
5. Perkembangan tersebut diakibatkan oleh berkembagnya permasaalahan sosial
manusia. Dalam setiap permasalahan social itu, masyarakat sebagai tempat
terjadinya persekutuan diantara setiap orang memiliki peran yang sangat
penting untuk memberikan solusi. Namun factor masyarakat yang liberal
(bebas sering menimbulkan berbagai bentuk ketajaman perselisihan diantara
masing-massing pihak sehingga perlu adanya otoritas pemerintah (Negara)
6. Kerajaan Allah sebagai tema Injil Matius yang didasarkan pada konsep
Perjanjian Lama dinyatakan Rasul Matius bahwa kehadirannya sedang terjadi
dan akan mencapai kesempurnaannya pada waktu kedatangan Yesus kedua
kali
7. Yesus yang hadir didunia dalam proses Allah yang turun wujut (inkarnasi)
menjalankan misi Allah (mission Dei) melalui konteks politis pada
umumnya. Otoritas yang diaktualisasikan melalui tiga jabatan politis, Nabi,
Imam dan Rasul.
8. Theologi politik Yesus merupahkan sebuah sistim bertindak politis yang
seimbang oleh setiap individu dimana didalam realisasinya kemuliaan Allah

12

selalu menjadi tujuan utama yang didasarkan atas naungan kedaulatan Allah
sebagi otoritas pembimbing dan pengatur serta menjadi pedoman bagi
berbagai bentuk kekuasaan didunia yang didorong oleh dedikasi yang tinggi
didalam menjalankan tugas politis sehingga muncul kepekaan dan terbeban
untuk menolong orang lain yang mengalami kesusahan karena perasaan
simpati dan empati atas dasar kasih yang sejati bagi problematika social.
9. Theologi politik ini hanya mampu dimiliki oleh setiap warga kerajaan sorga
sebagai suatu komunitas politis yang merupakan kaum pilihan Allah. Jadi
Politik sangat berperan dalam Gereja karena terdiri dari individu yang
nampak dlam Gereja local sebagai suatu kelompok dan Gereja secara
universal sebagai sasaran Amanat Agung, sehingga peran politik dalam
Gereja bagaikan matarantai yang tidak dapat dipisakhan atu dengan lainnya.
10. Negara Republik Indonesia menjamin tiap-tiap penduduk untuk memeluk
Agamanya masing-masing dan beribadah menurut agama dan
kepercayaannya itu. Kebebasan beragam merupahkan hak yanglaing asasi
dari hak asasi manusia karena langsun g bersumber dari martabat manusia
sebagai ciptaan Tuhan.

DAFTAR PUSTAKA.
1. Dimmy Rungkat, M.Div., M.Th
Teologi Politik Yesus
Perwujudan Tugas Sosial Politik Pemimpin Kristen di Indonesia
2. Kamus Umum Bahasa Indonesia terbaru
Penerbit Karya Ilmu Surabaya

13

3. Alkitab Penuntun Hidup Hidup berkelimpahan


Penerbit Gandum Mas kotak pos 46 Malang
4. UUD 1945 GBHN Kewaspadaan Nasional, Tap-tap MPR 1993
5. Penulis Peiper.

Anda mungkin juga menyukai