Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN KEGIATAN

UPAYA PERBAIKAN GIZI MASYARAKAT (F.4)


PENTINGNYA ASI EKSKLUSIF UNTUK BAYI
DI DESA LIMBANGAN KABUPATEN PEKALONGAN

Pendamping:
dr. Suryadi
NIP. 19630608 200701 1 007
Disusun Oleh:
dr. Rahmat Naufal

PROGRAM DOKTER INTERSHIP


PUSKESMAS KARANGANYAR
KABUPATEN PEKALONGAN
2016

A. Nama Kegiatan
Penyuluhan Pentingnya ASI Eksklusif untuk semua Bayi
B. Latar Belakang
Kebutuhan bayi akan gizi sangat tinggi untuk mempertahankan kehidupannya.
Kebutuhan tersebut dapat tercukupi dengan memberikan ASI secara eksklusif pada bayi
selama enam bulan pertama sejak lahir karena ASI merupakan makanan ideal untuk bayi
yang mengandung semua zat gizi untuk membangun dan menyediakan energi dalam
susunan yang diperlukan (DEPKES RI, 2004).
Air Susu Ibu (ASI) merupakan makanan alamiah yang ideal untuk bayi, terutama
pada bulan-bulan pertama. (Soejoningsih,2004). Berdasarkan hasil survei demografi
Indonesia bahwa angka kematian ibu (AKI) di Indonesia adalah 370 per 100.000
kelahiran hidup atau setiap 1 jam terdapat 2 orang ibu meninggal dunia akibat persalinan
dan salah satu penyebab kematian bagi ibu adalah perdarahan. Data dari BPS Tahun
2006 total angka kematian bagi ibu di Indonesia mengalami penurunan yaitu menjadi
253 per 100.000 kelahiran hidup, namun angka ini masih jauh lebih tinggi dibandingkan
dengan Negara ASEAN lainnya.
Demikian angka kematian bayi (AKB) khususnya angka kematian bayi baru lahir
(Neonatal), masih berada pada kisaran 200 per 1000 kelahiran hidup. Angka kematian
bayi (AKB) yang tinggi di Indonesia 80%. Berdasarkan survai yang dilakukan oleh
Hellen Keller (2002) di Indonesia, diketahui bahwa rata-rata bayi Indonesia hanya
mendaptkan ASI selama 1,7 bulan. Padahal, Kajian WHO yang dituangkan dalam
Kepmen Kes No. 450 Tahun 2004 menganjurkan agar bayi diberi ASI. Turunya angka ini
terkait pengaruh sosial budaya di masyarakat, yang menganjurkan supaya bayi diberi
makanan tambahan sebelum berusia 6 bulan. (Prasetyono,2009).
Penelitian terhadap 900 ibu disekitar Jabotabek diperoleh fakta bahwa yang
mendapatkan ASI eksklusif selama 4 bulan hanya sekitar 5%, padahal 98% ibu-ibu
tersebut tidak pernah mendapatkan informasi khusus tentang ASI. Sedangkan 70,4% ibu
tidak pernah mendengar informasi tentang ASI eksklusif (Roesli,2005).
Alasan ibu untuk tidak menyusui sangat bervariasi. Namun, yang paling sering
dikemukakan sebagai berikut: ASI tidak cukup, ibu bekerja dengan cuti hamil tiga bulan,
takut ditinggal suami, tidak diberi ASI tetap berhasil Jadi Orang, bayi akan tumbuh
menjadi anak yang tidak mendiri dan manja, susu formula lebih praktis, takut badan
menjadi gemuk. (Roesli,2005).

Alasan utama Ibu tidak memberikan ASI secara eksklusif yaitu faktor umur,
pengetahuan, pendidikan, pekerjaan, penghasilan dan lain-lain. Rendahnya keinginan dan
pemahaman ibu tentang pentingnya ASI eksklusif selama 6 bulan pertama kelahiran
hidup kelahiran bayinya, hal ini dikarenakan kurangnya informasi dan pengetahuan yang
dimiliki oleh para ibu mengenai segala nilai plus nutrisi dan manfaat yang terkandung
dalam ASI (Prasetyono,2009)
C. Tujuan Kegiatan
1. Tujuan Umum
Mencegah dan mengurangi angka penderita kurang gizi pada bayi.
2. Tujuan Khusus
a) Memberi pengetahuan kepada ibu yang akan melahirkan akan pentingnya ASI
b)

Eksklusif
Memberi penyuluhan tentang cara yang dapat dilakukan untuk memaksimalkan

c)

pemberian ASI.
Mengukur tingkat pengetahuan ibu mengenai pentingnya ASI eksklusif.

D. Bentuk Kegiatan
a) Penyuluhan tentang pentingnya ASI eksklusif
b) Penyuluhan tentang cara memberikan ASI, memerah ASI dan memaksimalkan
pemberian ASI
c) Mewawancarai ibu mengenai pengetahuan pentingnya ASI
E. Waktu Kegiatan
Kegiatan telah dilaksanakan pada tanggal 23 Desember 2015
F. Tempat Kegiatan
Rumah warga Desa Limbangan
G. Pelaksana Kegiatan
dr. Rahmat Naufal
Bidan Hesti
Bidan Umi
H. Peserta Kegiatan
Peserta Kelas Ibu hamil desa Pedawang berjumlah 10 Orang
6 Orang sudah pernah menyusui sebelumnya
4 Orang sedang mengandung anak pertama
I.

Hasil
Dalam Kegiatan ini dilakukan penyuluhan dan semua peserta menyimak dengan baik
materi yang diberikan karena jumlah peserta relatif sedikit sehingga dapat dilakukan
diskusi dan wawancara. 6 peserta yang sebelumnya pernah menyusui diwawancarai.
Hasil Wawancara :

1) Riwayat ASI dan MP ASI


5 dari 6 ibu mengaku memberikan ASI pada anak sebelumnya, namun
diberikam juga susu formula selama 6 bulan pertama secara bersamaan.
Kemudian setelah 6 bulan anak mendapatkan MPASI berupa bubur susu
1 orang memberikan ASI hingga 1 tahun, 5 lainnya hanya memberikan sampai
kurang dari 1 tahun
2) Riwayat pertumbuhan dan perkembangan anak sebelumnya
6 dari 10 Orang yang sudah pernah menyusui sebelumnya mengaku
anak memiliki pertumbuhan dan perkembangan yang cukup, namun tidak
dapat diukur secara langsung. Ibu mengaku anak sering sering mengalami
penyakit infeksi seperti batuk pilek, diare, dll
J.

Evaluasi
a. Peserta relatif sedikit
b. Wawancara yang dilakukan hanya wawancara singkat
c. Tidak dilakukan pemeriksaan gizi terhadap anak
d. Seharusnya dilakukan pemantauan dan skrining lebih lanjut

Karanganyar, 14 Maret 2016


Dokter Internship

dr. Rahmat Naufal

Dokter Pendamping

dr. Suryadi
NIP. 19630608 200701 1 007

FOTO KEGIATAN

MEDIA PENYULUHAN

Anda mungkin juga menyukai