P
2. Zhafira Faruhasa
3. Melisa Ambarwati
Ayo Musnahkan Rokok untuk FKM Sehat
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga Surabaya merupakan salah satu
fakultas yang mempelopori kawasan tanpa rokok atau biasa dikenal dengan nama ktr. Apa
sebenarnya guna ktr ini? Bagaimana penerapannya di Fakultas Kesehatan Masyarakat
sendiri? Pada umumnya seperti yang diketahui bahwasannya kawasan tanpa rokok jelas di
tempat tersebut dilarang bahkan tidak boleh ada satu pun orang atau civitas yang merokok.
Lain halnya di tempat lain di kawasan yang memang bukan kawasan tanpa rokok. Sudah jelas
memang Fakultas Kesehatan Masyarakat tentunya didalam fakultas pun dituntut agar bisa
menciptakan paradigma yang sehat di kampus. Kampus yang sehat adalah dimana para
civitasnya bisa menerapkan kesehatan-kesehatan yang ada. Misalnya saja dimulai dari aturan
bebas asap rokok. Namun, masih banyak civitas di kampus kurang peka dengan penerapan
paradigma sehat sendiri. Tetap saja masih banyak yang melanggar aturan ini. Padahal sudah
jelas secara identitas saja kesehatan otomatis dengan logika bisa dinalar jika di area
kampus ini harus patuh dan peka dengan penerapan kesehatan. Kawasan bebas asap rokok
inin bukan diperuntukkan hanya untuk mahasiswa atau dosen tapi juga staff dan civitas
lainnya yang merupakan bagian dari keluarga besar kampus. Masih bisa dilihat banyak yang
kurang peka dengan situasi seperti ini. Merokok ataupun tidak memang tergantung masingmasing, namun alangkah baiknya jika tidak. Jika sudah memasuki area kampus ini harusnya
tahu dimana bisa menepatkan diri untuk tidak merokok. Menjaga lingkungan kampus dan
lebih peka terhadap penerapan kampus berparadigma sehat.
Berbeda dengan kampus yang ada di UPN Veteran Jatim. Sangat miris sekali. Di
kampus tersebut dapat dinilai dengan kampus yang masih berparadigma sakit. Bagaimana
tidak, kawasan tanpa rokok disana sudah dipublikasikan tetapi belum ada penerapannya
secara riil di area kampus. Disana masih dengan bebasnya merokok tanpa memperdulikan
kesehatan masing-masing. Baik itu staff ataupun mahasiswa di kampus tersebut. Tentu saja
dengan banyaknya mahasiswa sebagai perokok aktif akan berdampak buruk pula bagi
mahasiswa lainnya. Perokok aktif akan menyemburkan asap rokoknya dan dihirup oleh
perokok pasif dan itu sangat membahayakan bagi perokok pasif. Setidaknya hal seperti inilah
yang harus dihindari dan menerapkan kawasan tanpa rokok.
Larangan merokok pun hanya pada tempat-tempat tertentu seperti saat berada di
Gedung Rektorat. Sudah jelas itu adalah tempat formal yang harus steril dari asap rokok.
Siapa pun jika sudah berada didalam gedung tentu tidak boleh merokok. Namun apakah
hanya di Gedung Rektor saja? Harusnya tempat lain seperti kantin, tempat parkir atau taman
disekitar fakultas, merokok itu dilarang. Meski tidak begitu formal tapi kawasan tanpa rokok
seharusnya meliputi semua kawasan didalam kampus, dari kawasan yang kecil berlanjut ke
kawasan yang lebih besar sampai akhirnya tercipta lingkungan kampus yang berparadigma
sehat tanpa asap rokok. Sangat disayangkan sekali karena ini juga menyangkut kesehatan
civitas dan keluarga besar kampus bahkan universitas itu sendiri. Seharusnya sudah ada
gerakan pelopor dari salah satu fakultas yang memang bisa menjadi motivator bagi fakultas
lainnya agar lebih menerapkan kawasan tanpa rokok ini. Banyak esensi yang diperoleh bila
menerapkan kawasan tanpa rokok, diantaranya lingkungan kampus jadi lebih sehat,
mengurangi penyakit yang dipicu dari merokok tersebut dan masih banyak keuntungan
lainnya. Jika kampus masih tetap berparadigma sakit, lantas bagaimana dengan kehidupan
kampus kedepannya. Hidup sehat dimulai dari sekarang bukan nanti atau dilain waktu.
Menyangkut juga lingkungannya yang kurang go green ditambah dengan maraknya perokok
aktif, ini harus segera mungkin diberantas dan lebih mengedepankan kawasan tanpa rokok.
Di Fakultas Kesehatan Masyarakat sendiri pun masih saja ada yang melanggar dengan
merokok seenaknya. Entah memang dari pihak yang bersangkutan tidak tahu atau kurang
peduli dengan lingkungan sekitar, tapi yang jelas masih berparadigma sakit. Akan lebih baik
jika seperti yang sering dijumpai saat memasuki pusat kota, disitu ada jelas tulisan Kawasan
tertib lalu lintas. FKM hendaknya juga perlu membuat himbauan Anda berada di kawasan
tanpa rokok. Agar pihak yang masih merokok tahu bahwa disini jelas ada larangan merokok
di berbagai tempat di FKM tentunya. Dapat juga dibuat denda atau sanksi bila ada yang
membayar rokok, kenapa tidak kan rokok saja bisa dibeli bayar denda pasti juga bisa. Namun
dendanya pun juga harus besar nilai nominalnya karena ini fakultas kesehatan siapa pun
harus menjaga lingkungan fakultas agar tetap sehat dan menciptakan fakultas yang
berparadigma sehat yang nantinya dicontoh fakultas lain dan menjadikan Universitas
Airlangga ini universitas yang berparadigma sehat.