Anda di halaman 1dari 15

BAB I PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang
Daerah Istimewa Yogyakarta merupakan daerah otonom dengan luas

wilayah 318.580 km yang dijuluki sebagai kota pelajar dan pusat pendidikan.
Berbagai aktivitas masyarakat terjadi dengan berbagai cara salah satunya
aktivitas transportasi.Transportasi umum merupakan aspek penting dalam
aktivitas kehidupan masyarakat kota. Pengembangan sektor transportasi umum
merupakan salah satu cara untuk menekan problem lalulintas kota.
Perkembangan teknologi kartografi yang semakin maju seiring dengan
kemajuan dalam teknologi komputer berpengaruh terhadap teknik pembuatan
peta. Pada zaman dulu pembuatan peta mungkin memerlukan waktu yang
relatif lama dan masih berupa peta kertas (Paper Map) dengan kondisi yang
rentan mengalami kerusakan. Demikian pula dalam proses untuk bisa
menikmati peta, memerlukan proses yang rumit dan masih secara manual.
Adapun sekarang peta telah dapat dibuat secara mudah dan bisa dinikmati
dengan bentuk yang lebih menarik serta karena bentuknya yang digital maka
cenderung tidak mudah rusak. Hal ini menunjukkan bahwa dengan
berkembangnya teknologi maka pembuatan dan produksi peta juga mengalami
perkembangan.
Teknik yang telah dikenal didalam bidang Kartografi terkait dengan
perkembangan teknologi adalah apa yang disebut sebagai Computer Assisted
Cartography (CAC). Melalui CAC, semua proses pembuatan peta dari manual
berubah menjadi digital, dan dengan keunggulannya dalam pembuatan
database (basis data) digital maka dapat mempercepat dan mempermudah
untuk memanipulasi data sesuai dengan kebutuhan termasuk didalamnya
adalah operasi statistik, perubahan proyeksi peta atau skala, dan seleksi simbol.
(Champbell, 1998).
Dampak yang timbul selain di dalam pembuatan dan produksi peta,
Computer Assisted Tecnicques juga memberikan manfaatnya bagi proses
komunikasi kartografi untuk memvisualisasikan data geospatial. Proses
komunikasi kartografi yang dikenal itu adalah istilah how do I say what to

whom, and is it effective?. How disini adalah teknik dan metode kartografis
dimana Computer Assisted Tecnicques sangat berperan, kemudian I adalah
pembuat peta (Maps Author) yang tentu sangat diuntungkan dengan adanya
Computer Assisted Tecnicques. Selanjutnya say merupakan penghubung
grafis dan semantik yang merupakan data geospasial dan what adalah data
geospasial dan karakteristiknya, sedangkan whom adalah tujuan dan pengguna
dari peta. Adapun effective adalah keefektifan visualisasi data geospasial pada
media dan dengan adanya Computer Assisted Tecnicques maka media yang
tersedia menjadi banyak semisal internet, komputer, handphone ataupun media
lainnya.
Melihat potensi pengguna moda transportasi bus yang besar pada kalangan
pelajar dan masyarakat menengah-atas, akan sangat potensial apabila bisa
membangun suatu peta rute perjalanan angkutan massa, sederhana, terstruktur,
mudah dipahami, komunikatif dan efisien. Informasi ini akan memuat tentang
letak shelter, rute perjalanan dan pergantian jalurnya.
1.2

Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas,
maka perumusan masalah dari penelitian ini adalah:
1.

Bagaimanakah desain peta rute bus Transjogja Kota Yogyakarta?

2.

Bagaimanakah konstruksi dari peta rute bus Transjogja Kota


Yogyakarta?

1.3

Tujuan
Adapun tujuan dari penelitian ini yaitu

1.4

1.

Melakukan pengumpulan data dan analisa data rute bus transjogja.

2.

Membuat desain peta rute bus transjogja

Kegunaan Penelitian
Kegunaan penelitian dapat diuraikan sebagai berikut ini :
1.

Mengaplikasikan ilmu geografi, khususnya bidang kartografi yang


berkaitan dengan pembuatan peta sesuai kaidahnya.

2.

Memudahkan serta mempercepat pencarian informasi mengenai


rute bus Transjogja di Kota Yogyakarta.

1.5

Tinjauan Pustaka

1.5.1

Kartografi
Kartografi itu sendiri memiliki pengertian sebagai ilmu pengetahuan,

seni, dan teknologi tentang pembuatan peta sekaligus mencakup studinya


sebagai dokumen ilmiah dan hasil karya seni (ICA,1973). Arti istilah
kartografi telah berubah secara fundamental sejak tahun 1960. Sebelumnya
kartografi didefinisikan sebagai pembuatan peta. Perubahan definisi
disebabkan oleh (1) kenyataan bahwa kartografi telah dikelompokkan dalam
bidang ilmu pengetahuan komunikasi dan (2) hadirnya teknologi komputer.
Mengacu

dari

definisi

kartografi

sebelumnya,

kartografi

sekarang

didefinisikan sebagai penyampaian informasi geospasial dalam bentuk


peta. Hal ini menghasilkan pandangan, tidak hanya sebagai pembuatan peta
semata, tetapi penggunaan peta juga termasuk pada bidang kartografi yang
kemudian menurut pembuatan data spasial yang dapat diakses, menekankan
pada visualisasinya dan memungkinkan berinteraksi dengannya, dimaksudkan
berhubungan dengan masalah-masalah

geospasial (Kraak dan Ormeling,

2007)
Dalam perkembangannya definisi kartografi kemudian di update
melalui grup kerja ICA, bahwa kartografi adalah organisasi, presentasi,
komunikasi, dan utilisasi dari geoinformasi pada visual, digital atau bentuk
tactile. (Anson dan Gutsel, 1992 dalam Kirsi Artimo 1994).
1.5.2

Peta
Pembuatan

desain

peta

(map

design)

dimulai

dengan

mempertimbangkan tujuan pembuatan peta itu dan juga pengumpulan data


yang relevan.Proses desain peta termasuk pengambilan keputusan tentang
pemilihan kenampakan-kenampakan geografis dan atribut-atributnya yang
akan disajikan pada peta, pemilihan proyeksi peta yang sesuai dengan tujuan
peta dan juga wilayah yang dipetakan, memilih skala yang cocok yang sesuai
dengan penggunanya agar mudah dipahami , proses generalisasi dari

kenampakan dan atribut yang akan dipetakan , menyeleksi simbol yang cocok
dan juga mendesain layout peta (Tyner, 1992).
Peta adalah gambaran konvensional dari permukaan bumi yang
diperkecil sebagai kenampakan yang dilihat dari atas ditambah tulisan-tulisan
sebagai pengenal (Raisz dalam Ischack,1987). Dalam mendesain peta ada
beberapa aspek yang harus diperhatikan dalam proses desainnya. Menurut
Tyner (1992), aspek-aspek yang berpengaruh dalam mendesain peta adalah :
1. Tujuan pembuatan peta (map purpose)
2. Pengguna peta (audience)
3. Topik atau tema peta (map topic)
4. Format dan skala (format & scale)
5. Produksi dan metode reproduksinya (production & reproduction
method)
Tyner (1992) juga menyatakan bahwa dalam mendesain sebuah peta ,
pembuat peta harus memperhatikan tujuan yang harus dicapai yaitu :
a. Kejelasan (clarity)
Ada dua macam yaitu kejelasan secara konseptual (conceptual
clarity) dan kejelasan secara visual (visual

clarity). Kejelasan secara

konseptual membutuhkan pemahaman yang jelas dari kartografer akan


obyek yang ia petakan. Kejelasan secara visual merujuk pada
penerjemahan kenampakan geografis pada suatu simbol. Aplikasinya
contohnya adalah agar penampilan simbol pada peta tidak ruwet ada
beberapa contoh aturan yang mesti dipahami oleh kartografer , misalnya
menghindari terjadinya overlapping simbol dan toponimi .
b. Susunan (order)
Susunan mempunyai dua arti pemahaman dalam konsep desain peta.
Pemahaman yang pertama adalah urutan komponen peta yang dilihat oleh
user. Biasanya pengguna peta melihat dulu komponen peta mulai dari
judul petanya (map title), pola peta keseluruhan (overall pattern) ,legenda
peta (map legend), serta peripheral data . Pemahaman yang kedua adalah

sense dari susunan tampilan peta. Apakah sudah enak ,menarik dan
nyaman untuk dilihat.
c. Keseimbangan (balance)
Keseimbangan merujuk pada kenampakan keseluruhan dari peta yang
dibuat. Tubuh peta yang memuat peta itu sendiri juga harus mendapat
proporsi tempat yang lebih besar dari elemen peta yang lain.Penempatan
elemen-elemen peta haruslah memperhatikan visual centre of gravity dari
media peta sehingga bila dilihat nampak proporsional.
d. Visual kontras (visual contrast)
Visual kontras sangatlah penting dalam pembuatan peta mengingat
visual kontras berfungsi untuk memberikan fokus pada mata tentang suatu
obyek dan juga membuat peta tambah menarik. Variabel grafis yang
digunakan untuk memperjelas visual kontras antara lain bentuk (shape),
orientasi (direction), warna (colour), ukuran (size), pola atau tekstur
(pattern or texture), dan intensitas (value).
e. Kesatuan dan keserasian (unity & harmony)
Suatu peta yang baik haruslah enak dilihat secara keseluruhan
walaupun obyek yang disajikan kompleks. Kesatuan dan keserasian peta
bisa dicapai dengan penggunaan simbol,warna dan pola yang sesuai. Bila
peta terlalu kompleks, kita bisa mempertimbangkan untuk menyajikan peta
berseri ke dalam bagian-bagian yang lebih kecil sebagai suatu seri peta.
f. Hierarki visual (visual hierarchi),
Berkaitan dengan pemilihan obyek yang menempati posisi penting
bila disajikan ke dalam peta. Obyek yang memiliki arti penting dan
merupakan topik atau tema utama dari informasi yang ditampilkan
hendaknya mendapat penonjolan yang lebih dari yang lain.
Peta sebagai sumber informasi mampu memberikan tambahan pengetahuan
kepada penggunanya, adapun tahapan-tahapan dalam menyajikan informasi
sebagai isi peta. Tahapan-tahapan isi peta dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Penentuan obyek yang dipetakan

2. Analisa data meliputi penentuan struktur organisasi data dan penentuan


karakteristik data.
3. Perancangan persepsi yang dikehendaki, meliputi
3a.)

Persepsi Asosiatif
Kesan

sekelompok

symbol

yang

homogeny

tetapi

tidak

menampakkan kedudukan yang berbeda dan masih dapat


dibedakan ciri-ciri antar unsur yang satu dengan yang lainnya.
3b.)

Persepsi Selektif
Kesan

sekelompok

symbol

symbol

yang

secara

spontal

menampakkan perbedaan ciri-ciri antar unsur yang satu dengan


unsur yang lainnya dan dapat ditempatkan pada kelompokkelompok yang berbeda.
3c.)

Persepsi Bertingkat
Kesan sekelompok symbol yang berbeda tetapi hanya dapat
dibedakan ciri-ciri antar unsur yang satu dengan unsur yang lainnya
dengan aturan tertentu.

3d.)

Persepsi Kuantitatif
Kesan sekelompok symbol yang dibedakan oleh variable, dapat
dipisahkan satu dari yang lainnya dengan kuantitas yang berbeda
jelas.

1.5.3

Simbol
Peta adalah media komunikasi. Sebagai media komunikasi peta

memberikan suatu sarana atau moda dalam menyampaikan informasi kepada


pengguna atau masayarakat. Peta yang baik adalah peta yang dapat
memberikan gambaran pada pengguna tentang adanya dunia nyata. Hal ini
sesuai dengan proses komunikasi kartografis yang dikemukakan Muehrcke
(1980:8). Salah satu komponen penting dari suatu suatu peta adalah simbol.
Simbol adalah gambar, bentuk, atau benda yang mewakili suatu
gagasan, benda, ataupun jumlah sesuatu. Meskipun simbol bukanlah nilai itu
sendiri, namun simbol sangatlah dibutuhkan untuk kepentingan penghayatan
akan nilai-nilai yang diwakilinya. Oleh karena itu simbol dapat digunakan

untuk keperluan apa saja. Simbolisasi pada peta merupakan suatu usaha
penyusunan tanda atau gambar pada suatu bidang media sehingga mampu
mewakili kenampakan yang ada dari permukaan bumi.
Data geografis yang ditampilkan pada peta dapat berupa titik,garis
maupun area. Titik menunjukkan suatu lokasi. Garis merupakan kumpulan
titik yang terhubung dan membentuk kenampakan memanjang. Adapun area
adalah wilayah yang mempunyai ukuran luas mempunyai batas dengan bentuk
garis.
Faktor yang membantu penguatan hierarki visual yang kuat yaitu
pembuatan simbol. Desain simbol adalah salah satu proses yang memegang
peranan penting dalam desain suatu peta. Simbol peta merupakan alat
komunikasi antara pembuat peta dengan pengguna peta mengenai obyek yang
dipetakan. Agar peta bisa dikomunikasikan dengan baik kepada penggunanya,
desain simbol peta harus dirancang sebaik mungkin.
Kegiatan mendesain simbol ada beberapa aspek yang harus
dipertimbangkan yaitu dimensi data secara geografis, tingkatan data , cara
penggambaran , variabel visual , konsep figure ground dan juga persepsi
viusal yang dapat ditangkap oleh pengguna peta. Dimensi data secara
geografis ada 3 bentuk yaitu data titik, garis dan area. Tingkatan data
dibedakan menjadi 4 tingkat yaitu nominal, ordinal , interval dan rasio.
Sedangkan cara penggambaran simbol dapat berupa piktorial (gambar),
abstrak dan teks. Variabel visual merupakan variabel yang dapat digunakan
untuk membedakan antara simbol dalam kaitannya dengan unsur yang
diwakili. Konsep figure ground adalah konsep yang harus dipertimbangkan
oleh pembuat peta tentang aspek-aspek peta , mana yang perlu ditonjolkan dan
mana yang tidak perlu ditonjolkan. Persepsi visual merupakan persepsi
keseluruhan dan spontan yang diperoleh pengguna peta sesaat setelah
membaca peta, yang dibedakan menjadi asosiatif, selektif , bertingkat dan
kualitatif .
Pada visualisasi data spasial yang berbasiskan web, penggunaan
variabel yang digunakan dalam visualisasi data tidak dibatasi oleh variabel

visual saja , namun telah jauh berkembang lagi. Dibawah ini adalah variabelvariabel yang digunakan dalam beberapa level perkembangan bentuk peta :

a. Variabel visual

: ukuran, bentuk, nilai, tekstur, warna, orientasi (Bertin

(1983), dalam Kraak & Ormeling, 2001)


b. Variabel dinamis

: durasi, rate of change, order (Di Biase(1992), dalam

Li, Pun Cheng & Shea, 2003)


c. Eksplorasi

: drag, pan, zoom, click, blink, highlight (Jiang (1996,

dalam Li, Pun Cheng & Shea, 2003)


d. Variabel layar

: blur, focus, transparency (Kraak & Brown ( 2001,

dalam Li, Pun Cheng & Shea , 2003)


e. Variabel web

(Variabel visual )

: browse, plugin (Li, Pun Cheng & Shea ,2003)

( Kemampuan Eksplorasi Untuk Analisis)

Gambar 1. Variabel dalam visualisasi kartografi (Jiang(1996, dalam


Li, Pun Cheng & Shea, 2003).

Kaitan antara variabel yang dipakai dengan level bentuk peta ( Li &
Kraak ( 2002), dalam Li, Pun Cheng & Shea, 2003) yaitu :
1. Peta kertas

: variabel visual

2. Peta digital

: variabel visual dan variabel layar

3. Visualisasi kartografis : variabel visual , variabel layar, variabel dinamis .


variabel eksplorasi.
4. Visualisasi via web : variabel visual, variabel layar, variabel dinamis,
variabel eksplorasi dan variabel web.
Kelengkapan lain yang harus diperhatikan dalam pembuatan peta
adalah masalah kedetailan informasi yang akan kita set. Kedetailan ini
berkaitan dengan konsep generalisasi, dimana pada konsep ini kita harus
memilah-milah informasi mana saja yang akan ditampilkan pada tiap-tiap
level skala tertentu. Pembesaran skala akan membuat isi peta semakin detail
dan sebaliknya.
Legenda peta merupakan salah satu elemen penting dalam desain
peta. Legenda peta berisi tentang informasi tentang simbol-simbol yang
digunakan dalam visualisasi fenomena spasial yang disajikan pada peta
tersebut.
1.5.4

GIS (Geographic Information System)


GIS (Geographic Information System) atau Sistem Informasi Berbasis

Pemetaan dan Geografi adalah sebuah alat bantu manajemen berupa informasi
berbantuan komputer yang berkait erat dengan sistem pemetaan dan analisis
terhadap segala sesuatu serta peristiwa-peristiwa yang terjadi di muka bumi.
Teknologi GIS mengintegrasikan operasi pengolahan data berbasis database yang
biasa digunakan saat ini, seperti pengambilan data berdasarkan kebutuhan, serta
analisis statistik dengan menggunakan visualisasi yang khas serta berbagai
keuntungan yang mampu ditawarkan melalui analisis geografis melalui gambargambar petanya. Komponen GIS adalah sistem komputer, data geospatial
dan pengguna, seperti diperlihatkan pada Gambar berikut

Gambar 2. Contoh Aplikasi GIS


Data yang diolah pada GIS ada 2 macam yaitu data geospasial atau yang
biasanya disebut data spasial dan data non-spasial (atribut). Jika pada gambar
diatas data atribut tidak digambarkan karena memang dalam GIS yang
dipentingkan adalah tampilan data secara spasial. Tetapi sebenarnya pada GIS
kadang-kadang juga melibatkan data atribut baik secara langsung maupun secara
tidak langsung.
Basis data merupakan suatu kumpulan data beserta cara untuk
menggunakannya. Suatu basis data terdiri atas perangkat yang diperlukan untuk
menyimpan dan memanggil kembali data yang telah tersimpan. Sistem
manajemen suatu basis data yang baik memenuhi beberapa fungsi sebagai berikut
(Frank,1988):
1.

Menyimpan dan memanggil kembali

2.

Akses standar ke data dan fungsi pemanggilan kembali programprogram yang menggunakan data.

3.

Interface standar antara basis data dan program aplikasi untuk


mencegah perubahan data oleh program aplikasi.

4.

Akses data oleh beberapa pengguna dalam waktu bersamaan

5.

Definisi dan pembatasan secara otomatis terhadap semua data untuk


mencegah terjadinya kecelakaan (error).

10

1.5.5

Transportasi Daerah Perkotaan Yogjakarta


Transportasi adalah kegiatan pemindahan barang (muatan) dan penumpang

dari satu tempat ke tempat yang lain (1993:6). Definisi transportasi dipertegas lagi
dalam Undang-undang Republik Indonesia Nomor 14 tahun 1992, yakni
pemindahan orang dan atau barang dari satu tempat ke tempat yang lain dengan
menggunakan kendaraan. Adapun yang dimaksud kendaraan dalam undangundang tersebut adalah suatu alat yang dapat bergerak dijalan,baik kendaraan
bermotor atau tidak bermotor (Dep. P dan K,1997-1998).
Transportasi merupakan sarana manusia untuk memindahkan sesuatu, baik
berupa benda maupun manusia dari satu tempat ke tampat yang lain, dengan
ataupun tanpa mempergunakan alat bantu. Alat bantu tersebut dapat berupa tenaga
manusia, binatang ataupun benda alin baik dengan mempergunakan mesin
ataupun tidak bermesin. Pengertian tersebut memperlihatkan perkembangan
transportasi dari yang sederhana hingga modern.
Transportasi pada dasar memilki tiga perangkat dasar utama, yaitu sarana
ruang lalu lintas dan simpul. Sarana merupakan alat angkut penumpang atau
barang yang berupa kendaraan bermotor, kereta api, kapal dan pesawat terbang.
Ruang lalu lintas merupakan jalur atau ruang gerak sarana yang berupa jalan, rel
kereta api, laut, sungai dan ruang udara. Sedangkan simpul merupakan titik
kedatangan atau keberangkatan sarana berupa terminal, stasiun kereta api,
pelabuhan dan bandara. Ruang lalu lintas dan simpul disebut juga sebagai
prasarana.
Penelitiaan ini meliputi daerah Kota Yogjakarta yang terjangkau atau
tercakup oleh rute bus Transjogja. Daerah perkotaan Yogjakarta memiliki jenis
penggunaan lahan beragam dengan konsentrasi permukiman dan fasilitas umum di
kota. Adapun semakin berkurang kearah luar batas administrasi kota. Konsentrasi
penggunaan lahan yang terpusat di kota, menjadikan Kota Yogjakarta

pusat

pergerakan dari arah pinggiran. Tingginya pergerakan ini mengakibatkan naiknya


jumlah kendaraan. Oleh karena itu Pemprov Daerah Istimewa Yogjakarta
mengoperasikan bus Transjogja dengna tujuan meningkatkan pelayanan publik.

11

Keunggulan yang diharapkan dari bus Transjogja adalah kecepatan dan ketepatan
dari segi waktu.
1.6

Kerangka Pemikiran
Transportasi massa merupakan elemen yang sangat penting dalam

kehidupan sosial ekonomi masyarakat. Ketersedian transportasi yang memadai


sangat membantu mobilitas masyarakat suatu wilayah. Di wilayah kota
Yogjakarta dan sekitarnya terdapat berbagai aktivitas masyarakat yang terhitung
sangat padat. Mulai dari aktivitas institusi pendidikan tinggi sampai instansi
pemerintah hampir kesemuanya terkonsentrasi di wilayah kota. Oleh karena itu
digagaslah moda transportasi umum yang dimaksudkan untuk mengurangi
kemacetan sebagai antisipasi dari imbas meningkatnya aktivitas masyarakat.
Teknologi informasi yang telah berkembang dengan cepatnya merupakan
faktor penting dalam usaha pengumpulan, penyimpanan, pengolahan, dan
pemanfaatan informasi. Melalui berbagai macam perangkat pendukungnya dan
kemampuan memvisualisasikan informasi peran Teknologi Informasi sedemikian
penting.
Penyusunan peta rute diperlukan guna memenuhi kebutuhan akan
informasi trayek bus yang semakin kompleks. Informasi untuk rute perjalanan
atau trayek bus merupakan tema yang tidak lepas dengan berbagai macam
informasi pendukung untuk transportasi. Proses visualisasi yang menarik dan
seimbang digunakan sebagai prinsip sebagaimana halnya konsep visualisasi dalam
proses pemetaan. Penyusunan peta rute sendiri sebagai salah satu bentuk aplikasi
visualisasi dalam Ilmu Kartografi melalui berbagai pengembangannya.
Bentuk penyajian yang dilakukan adalah dengan membuat suatu
visualisasi dari beberapa informasi sarana dan prasarana yang akan ditampilkan
pada peta. Hasil akhir yang nantinya dapat diharapkan adalah berupa model
penyajian peta rute atau trayek bus.

12

- Peta RBI 1:25.000


- Peta Jaringan Jalan
- Leaflet Peta Rute Bus Tranjogja
- Survey lapangan

Cek Lapangan & Integrasi Data

Analisa Dan Klasifikasi Data

Simbolisasi

Peta Rute Bus Transjogja

Gambar 3. Bagan Alir Kerangka Pemikiran Penelitian

1.7

Batasan Istilah
a. Computer assisted cartography (CAC)
Istilah yang mencakup semua aspek kartografi, dimana komputer
digunakan sebagai alat bantu.
b. Figure Ground Concept
Konsep yang harus dipertimbangkan oleh pembuat peta tentang aspekaspek peta, mana yang perlu ditonjolkan dan mana yang tidak perlu
ditonjolkan.
c. Generalisasi
Pemilihan dan penyederhanaan penyajian unsur-unsur pada peta dan
disesuaikan dengan skalanya dan tujuan peta itu sendiri .

13

d. Informasi
Merupakan suatu yang nyata atau setengah nyata yang dapat
mengurangi derajat kepastian suatu keadaan atau kejadian (Utami,
2005)
e. Transportasi
Transportasi adalah kegiatan pemindahan barang (muatan) dan
penumpang dari suatu tempat ke tempat yang lain dengan
menggunakan kendaraan.
f. Daerah Perkotaan Yogjakarta
Derah-daerah yang bersifat kekotaan dan dilewati oleh rute Transjogja,
meliputi Kota Yogjakarta, sebagian Kabupaten Sleman (Kec.
Depok,Kec. Ngaglik,Kec. Mlati) dan sebagian kabupaten Bantul (Kec.
Banguntapan)(Suharyadi,2001 dalam Murdimanto (2008)).
g. Kartografi
Organisasi, presentasi, komunikasi dan penggunaan geoinformasi
dalam bentuk grafis, digital atau format nyata. Hal itu dapat meliputi
semua langkah-langkah dari persiapan data sampai penggunaan akhir
dengan penciptaan peta-peta dan hasil-hasil yang terkait dengan
informasi spasial. (Taylor,1991 dalam Kraak & Omeling (2001))
h. Persepsi Visual
Persepsi visual merupakan persepsi keseluruhan dan spontan yang
diperoleh pengguna peta sesaat setelah membaca peta, yang dibedakan
menjadi asosiatif, selektif , bertingkat dan kualitatif .
i. Jalan lokal
Jalan yang melayani angkutan utama dengan ciri-ciri perjalanan jarak
dekat, kecepatan rata-rata rendah dan jumlah jalan masuk tidak
dibatasi (UU No.13 tahun 1980).
j. Jalan kolektor
Jalan yang melayani angkutan utama dengan ciri-ciri perjalanan jarak
sedang, kecepatan rata-rata sedang dan jumlah jalan masuk dibatasi
(UU No.13 tahun 1980).

14

k. Jalan arteri
Jalan yang melayani angkutan utama dengan ciri-ciri perjalanan jarak
jauh, kecepatan rata-rata tinggi dan jumlah jalan masuk dibatasi secara
efisien (UU No.13 tahun 1980).
l. Jalan
Suatu prasarana perhubungan darat dalam bentuk apapun meliputi
segala bagian termasuk bangunan pelengkapnya dan perlengkapan
yang diperuntukkan bagi lalu lintas (UU No.13 tahun 1980)

15

Anda mungkin juga menyukai