Anda di halaman 1dari 6

PEMETAAN PERUBAHAN EKOSISTEM TERUMBU KARANG AKIBAT

KONSENTRASI PADATAN TERSUSPENSI (TSS) REKLAMASI PANTAI


MAKASSAR MENGGUNAKAN CITRA ASTER TAHUN 2012-2015
A. LATAR BELAKANG

Reklamasi adalah suatu proses membuat daratan baru pada suatu daerah yang
sebelumnya adalah air. Reklamasi yang paling sering dilakukan di Indonesia adalah
reklamasi pantai dan reklamasi kawasan pertambangan. Reklamasi pantai adalah
pekerjaan untuk mendapatkan bidang lahan dengan luasan tertentu di daerah pesisir
dan laut. Usaha mereklamasi pantai saat ini mulai banyak bermunculan, hal ini
disebabkan karena keterbatasan lahan perkotaan dan semakin sulit mencari lahan di
daratan untuk kepentingan. Pembangunan tersebut digunakan untuk pemukiman, bisnis
maupun tempat rekreasi. Namun, pilihan itu menimbulkan dampak positif maupun
negative yang menjadi tantangan maupun ancaman.
Salah satu wilayah yang melakukan reklamasi pantai adalah Makassar, hal itu
dilakukan dalam rencana Center Point Indonesia (CPI). Dampak positif dari reklamasi
pantai di Makassar adalah mampu mengatasi kekurangan lahan di Kota Makassar.
Namun, disisi lain menyebabkan dampak negatif yaitu kehancuran ekosistem berupa
hilangnya keanekaragaman hayati. Keanekaragaman hayati yang diperkirakan akan
punah akibat proyek reklamasi itu antara lain berupa hilangnya berbagai spesies
mangrove, punahnya spesies ikan, kerusakan terumbu karang dan kerusakan padang
lamun.
Reklamasi yang dilakukan di kota Makassar menyebabkan kerusakan biota laut
yaitu rusaknya ekosistem terumbu karang dibeberapa pulau kecil yang berbatasan
langsung dengan tempat dilakukannya reklamasi pantai contohnya adalah pulau
Samalona. Kerusakan terumbu karang di laut akibat dari material sedimentasi yang
berasal dari daerah reklamasi yang menyebabkan kondisi perairan tidak mampu
mendukung pertumbuhan terumbu karang. Terumbu karang memiliki toleransi pada
batas tertentu untuk mampu membersihkan material sedimen dari tubuhnya, tetapi jika
material sedimen tersebut terlalu banyak dan melebihi batas toleransinya maka
terumbu karang akan mengalami kematian.
Reklamasi pantai di Makassar menyebabkan sejumlah luasan terumbu di pulau
Samalona mengalami kematian sehingga terjadinya perubahan tutupan karang akibat
material sedimen tersebut. Data penginderaan jauh mampu menghasilkan informasi
yang berguna untuk memetakan, monitoring, dan mengevaluasi wilayah pesisir dan
laut secara real time. Untuk mengetahui seberapa banyak degradasi ekosistem terumbu
karang yang terjadi di pulau samalona maka digunakan teknologi penginderaan jauh.
Kerusakan terumbu karang di Pulau Samalona diindikasikan dengan adanya reklamasi
di pantai Makassar sehingga mengetahui material tersuspensi yang ada di perairan
sangat penting untuk dilakukan. Melakukan estimasi Material tersuspensi (TSS) yang
diakibatkan oleh sedimentasi pengaruh dari reklamasi pantai dapat dilakukan dengan
menggunakan penginderaan jauh, memanfaatkan berbagai algoritma yang telah
dilakukan oleh beberapa penelitian sebelumnya.

B. TUJUAN
1. Melakukan pemetaan tutupan terumbu karang di Pulau Samalona pada
tahun 2012-2015
2. Melakukan pemetaan estimasi konsentrasi material tersuspensi (TSS) di
perairan Pulau Samalona tahun 2012-2015
3. Menganalisis keterkaitan antara konsentrasi material tersuspensi dengan
kerusakan tutupan terumbu karang di Pulau Samalona

C. BAHAN DAN METODE PENELITIAN


ALAT DAN BAHAN
1. Citra ASTER 2012-2015
2. ENVI
3. ArcMap 10.3
4. Scuba Diving
5. GPS (Global Positioning System)
6. Secchi Disc sebagai alat ukur kecerahan air dengan ketelitian 0,5 m
7. Kamera Under Water
METODE PENELITIAN

Citra Sentinel 8

Membedakan
Masking citra
Perairan dan Daratan

Pra-Processing Citra

GCP Citra Koreksi Geometrik

Koreksi Radiometrik

Citra Sebaran Koreksi Atmosferik


Koreksi FLAASH
Klasifikasi Citra Padatan
Tersuspensi
Koreksi Sunglint
Metode Hedley
Peta Sebaran TSS
Penerapan model
algoritma TSS Koreksi Kolom air Metode Lyzenga
Validasi

Ekstraksi Padatan Citra Terkoreksi


Tersuspensi (TSS)
Lapangan

Klasifikasi Citra

Pengambilan Sampel air


Pengambilan ROI

Uji Lab
Klasifikasi Supervised

Keterangan :
Citra hasil klasifikasi
Input
Survei Lapangan
Lyzeng
a
Proses
Peta Klasifikasi
Persentasi tutupan Validasi
Output Terumbu karang
Tahap metode penelitian dibagi menjadi tahap pra-lapangan, tahap lapangan dan tahan
pasca lapangan. Pada tahap pra-lapangan kegiatan yang dilakukan adalah pemrosesan
citra sampai pada pembuatan peta.

Algoritma yang digunakan untuk ektraksi informasi kandungan TSS :

Algoritma Laili (2015)

Algoritma tersebut menggunakan perbandingan kanal biru dan kanal merah dalam
format remote sensing reflectance :

Algoritma Jaelani (2015)

Algoritma tersebut menggunakan perbandingan kanal biru dan kanal hijau dalam
format remote sensing reflectance :

Koreksi Sunglint (Metode Hedley)

Koreksi kolom air (Metode Lyzenga)


Kemudian tahap lapangan adalah tahap validasi peta yang dihasilkan dengan keadaan
dilapangan, peta yang digunakan untuk proses validasi adalah peta yang dihasilkan dari
citra tahun terakhir dan pengambilan sampel air untuk dilakukan uji lab terhadap
kualitas air dan kandungan material tersuspensi pada air tersebut. Tahap Pasca
lapangan melakukan kegiatan uji lab untuk kandungan material tersuspensi dan
melakukan uji akurasi dari data model dan data validasi.

D. HASIL

Hasil yang diharapkan dari penelitian ini adalah peta perubahan tutupan
terumbu dan peta konsentrasi material tersuspensi dari citra ASTER perekaman bulan
Desember 2015, bulan desember 2014, bulan desember 2013 dan bulan desember
2015. Empat citra tersebut diolah menjadi empat peta perubahan terumbu karang dan
empat peta konsentrasi material tersuspensi, kemudian dilakukan analisis terhadap peta
tersebut apakah ada perubahan tutupan terumbu karang dan kandungan material
tersuspensi di perairan. Bagaimana persentasi perubahan tutupan terumbu karang mulai
dari tahun 2012 sampai 2015, menganalisis kandungan material tersuspensi dan
persebarannya sehingga dapat di korelasikan dengan perubahan tutupan terumbu
karang bagaimana pengaruh kandungan material tersuspensi dalam tingkatan rendah,
sedang dan tinggi terhadap kerusakan terumbu karang.
TUGAS PENGELOLAAN INFORMASI PESISIR DAN
KELAUTAN
(GKP2302)
DUMMY PROJECT
PEMETAAN PERUBAHAN EKOSISTEM TERUMBU KARANG AKIBAT
KONSENTRASI PADATAN TERSUSPENSI (TSS) REKLAMASI PANTAI
MAKASSAR MENGGUNAKAN CITRA ASTER TAHUN 2012-2015

Disusun oleh :
Nama : Rima Hermayani

NIM : 14/365020/GE/07772

FAKULTAS GEOGRAFI
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2016

Anda mungkin juga menyukai