Anda di halaman 1dari 5

TUGAS

RESUME JURNAL

MATA KULIAH
PRAKTIKUM PENGINDERAAN JAUH UNTUK ANALISIS
MEDAN

Nama : Rima Hermayani

NIM : 14/365020/GE/07772

FAKULTAS GEOGRAFI
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2017
Teknologi penginderaan jauh dapat digunakan dalam berbagai aplikasi
salahsatunya adalah untuk melakukan pemetaan tanah secara digital. Data
penginderaan jauh dapat berperan sebagai data primer maupun data sekunder, dapat
digunakan untuk melakukan segmentasi, klasifikasi dan juga melakukan analisis
regresi. Melalui data penginderaan jauh, jenis-jenis tanah dapat diklasifikasikan
menggunakan metode segmentasi menjadi jenis-jenis tanah yang lebih spesifik dalam
satu unit bentanglahan. Analisis yang dilakukan melalui data penginderaan jauh dapat
dilakukan secara empiris maupun secara fisik untuk memperoleh informasi tentang
karakteristik tanahnya dan yang paling penting adalah membantu dalam mengurangi
waktu, biaya dan tenaga yang dibutuhkan untuk survey langsung sehingga lebih efektif
dan efisien.

Dalam melakukan pemetaan tanah, tahap pertama yang harus dilakukan adalah
melakukan pemetaan bentuklahan seperti morfologi maupun fisiografi satu satuan
bentuk lahan serta pemetaan vegetasi sebagai salahsatu faktor yang penting dalam
pembentukan tanah. Pemetaan bentuklahan menggunakan data penginderaan jauh
dilakukan dengan interpretasi visual foto udara dan DEM untuk memperoleh informasi
ketinggian, kemiringan, aspect, profil, dan akumulasi aliran. Informasi-informasi
terkait topografi tersebut sangat penting untuk dijadikan pendekatan dalam mengetahui
jenis tanah. Segmentasi tanah dapat dilakukan dengan menggunakan klasifikasi
supervised ataupun unsupervised dengan metode pengelompokan fuzzy atau crisps.
Pada pengklasifikasian secara otomatis ini terdapat beberapa kelemahan diantaranya
untuk memperoleh skala yang diinginkan maka perlu penggunaan algoritma pada DEM
diberbagai resolusi, batas klasifikasi kemungkinan akan berbeda seiring dengan
perbedaan metode yang digunakan, unsur-unsur geomorfologi juga sangat dipengaruhi
oleh akurasi dari DEM, metode segmentasi yang baik digunakan pada daerah
pegunungan belum tentu baik digunakan pada daerah datar dan begitupun sebaliknya.

Pemetaan bentuklahan dapat dilakukan dengan menggunakan data gabungan


antara DEM dan data multispectral, sehingga hasil klasifikasi yang diperoleh menjadi
lebih baik. Infoormasi Morfometrik diperoleh dari data DEM, sedangkan data
multispectral berperan untuk mempeoleh infomasi morfometrik lebih detil lagi dari
bentuklahan yang sama. Radar juga dignakan untuk perolehan informasi yang lebih
baik, memungkinkan digunakan untuk analisis struktur, sudut polarisai dari SAR
sangat sensitif arah struktur, mampu menembus batuan dan kekuatan backscatter
menunjukan perbedaan struktur batuan. LIDAR dan SAR merupakan sumber data
DEM yang sering digunakan, keemahannya adalh perolehan data yang sulit dan
pengolahan citra yang tidak mudah. SRTM dapat digunakan untuk memperoleh DEM
dengan gratis namun memiliki resolusi yang tidak baik. Informasi Vegetasi penting
pada saat akan melakukan klasifikasi tanah karena berkaitan dengan iklim, ekosistem,
medan, dan sifat fisik tanah. Beberapa indeks vegetasi yang biasa digunakan adalah
NDVI, SAVI, TSAVI, MSAVI dan GEMI. NDVI digunakan untuk memperoleh
informasi tentang warna tanah, tekstur tanah dan kapasitas air, pendekatan lain yang
digunakan yaitu dengan perbedaan musim tanam penghujan dan kemarau. Pendekatan
lainnya yaitu menggunakan spesies vegetasi untuk membedakan jenis tanah.

Langkah berikutnya untuk melakukan pemetaan tanah adalah pengukuran dari


karakteristik tanahnya. Informasi karakter tanah dapat diperoleh dari data penginderaan
jauh, seperti untuk informasi mineralogy, tekstur tanah, kandungan air tanah, organic
tanah, kandungan besi, salinitas tanah, karbonat, lumut, dan proxy tanah. Informasi
mineralogy dengan menggunakan penginderaan jauh berkembang dengan cepat,
seperti dengan adanya spectral library. Dari penginderaan jauh, mineralogy dapat
diperoleh dengan menggunakan informasi spektral, singkapan batuan atau dari
komposisi batuan. Perbedaan mineral tersebut diperoleh dari penggunaan panjang
gelombang yang berbeda, VNIR (Visible dan Near Infra-Red) - TIR (Thermal
Infrared).

Tekstur tanah dapat diidentifikasi dengan menggunakan beberapa citra


penginderaan jauh seperti ASTER, untuk tekstur lempung pada citra ASTER serapan
tinggi pada panjang gelombang 2200 nm, sedangkan untuk deteksi kandungan kuarsa
dapat diperoleh dengan menggunakan band thermal (8000 nm 9500 nm). Penginderaa
jauh gelombang mikro dapat digunakan untuk mengidentifikasi kandungan air dalam
tanah karena mampu membedakan tanah lembab dengan tanah yang kering. Indeks
yang sering digunaka untuk kandungan air pada tanah yaitu Soil Water Index (SWI).
Beberapa teknologi penginderaan jauh yang baru untuk kelembaban tanah yaitu SMOS
(Soil Moisture and Ocean Salinity) dan satelit masa depan yaitu SMAP (Soil Moisture
Active Passive) dengan resolusi spasial 1 Km dan resolusi temporal 3-5 hari. Terdapat
beberapa model baru yang dapat digunakan untuk prediksi spato-temporal
Evapotranspration (ET) yang dihubungan dengan air tanah yaitu SEBAL, TSEB, dan
SEBS. SEBAL (Soil Energy Balance) gabungan antara konstribusi tanah dan vegetasi
dengan Evapotranspiration. TSEB (Two-Source Energy Balance) pendekatan ini
mendeskriminasi anatara vegetasi dan tanah. SEBS (Surface Energy Balance) yaitu
menggunakan dua energy elektromagnetik antara energy optic dan termal. Panjang
gelombang yang peka digunakan untuk identifikasi kandungan air yaitu pada panjang
gelombang 1400, 1900 dan 2200 nm.

Kandungan organic tanah dapat diidentifikasi menggunakan teknologi


penginderaan jauh, indikator yang digunakan adalah warna. Tanah dengan warna yang
gelap mengindikasikan bahwa kandungan organic tinggi, hal ini disebabkan oleh
variasi komposisi dan jumlah asam humat hitam, dan kelembaban pada tanah tinggi.
Penggunaan regresi linear, PLSR dan spektrometer untuk identifikasi kandungan bahan
organic tanah akan meningkatkan akurasi informasi. Kandungan besi pada tanah dapat
diidentifikasi dengan menggunakan pendekatan warna tanah terutama pada panjang
gelombang VNIR. Salinitas tanah dapat diperoleh dengan menggunakan penginderaan
jauh sistem micro berdasarkan sifat dielektif tanah. Selain itu penggunaan citra radar
dengan gelombang C, P dan L sistem radar namun hasil paling terbaik adalah
menggunakan gelombang L karena dapat menembus vegetasi. Panjang gelombang
VNIR juga dapat digunakan untuk memperoleh informasi salinitas, penyerapan tinggi
pada panjang gelombang 505 nm, 920 nm, 1415 nm, 1915 nm dan 2205 nm. Pemetaan
daerah salinitas didasarkan pada pendekatan kandungan garam dan vegetasi halofik,
namun harus menggunakan resolusi spasial yang tinggi agar dapat membedakan jenis
vegetasi.

Pada panjang gelombang SWIR dan TIR memungkinkan digunakan untuk


membedakan antara karbonat dan mineral lain. Beberapa indeks yang dapat digunakan
untuk memisahkan tutupan residu tanah yaitu SRTVI, NDTVI dan NPV. LCA (Lignin-
Selulosa Absorpsi) menggunakan tiga pita spektral antara 2000 nm sampai 2400 nm
untuk memperkirakan residu tanah. Panjang gelombang 1700 nm sangat berguna untuk
mengidentifikasi tutupan lumut, dibandingkan dengan vegetasi biasanya pantulan
spektral lumut ebih rendaj daripada vegetasi. Tanah sangat dipengaruhi oelh banyak
faktor diantaranya morfologi, fisiologi dan faktor biotok serta abiotic lingkungan.
Penginderaan jauh digunakan untuk memperoleh informasi tentang spesies tanaman
yang hidup, variabel medan menggunakan DEM.

Anda mungkin juga menyukai