TUGAS GEOINFORMASI KESEHATAN

(GKP 4215)
Dosen pengampu : Dr. Prima Widayani, M.Si.

oleh :
Nama : Ariani Puji Astuti
NIM : 14/365019/GE/07771

PROGRAM STUDI KARTOGRAFI DAN PENGINDERAAN JAUH

FAKULTAS GEOGRAFI
UNIVERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA
2017
 RESUME KULIAH UMUM GEOMEDICINE
Jumat, 22 September 2017

Penyampaian materi dilakukan oleh Prof. Thomas Schlueter dari

Departemen Geografi, Ilmu Lingkungan dan Perencanaan, Universitas Swaziland.
Materi yang disampaikan terkait dengan manajemen sumber daya geomedicine.
Geomedicine merupakan subbidang dari geosciences yang mempelajari pengaruh
unsur kimia di lingkungan, terutama elemen-elemen jejak penyakit terhadap
kesehatan manusia dan hewan. Hal itu melibatkan pemahaman tentang efek biologis
dari paparan terhadap unsur-unsur tersebut serta pengetahuan tentang distribusinya di
lingkungan geologis. Elemen jejak memiliki konsentrasi yang sangat rendah
(biasanya didefinisikan kurang dari 1%) pada batuan dan mineral kerak bumi. Elemen
jejak yang ada di Amerika Selatan dan mempengaruhi kesehatan warga Amerika
Selatan antara lain selenium, fluorin, iodin (yodium), dan arsenik.

Selenium sangat penting bagi tubuh kita, namun dalam jumlah yang tidak
banyak. Jika terlalu banyak (lebih dari 5 mg), selenium akan berubah menjadi toksik
bagi tubuh manusia. Selenium terkonsentrasi kuat di locoweed, yaitu sejenis rumput
yang tumbuh di Amerika yang dapat menyebabkan penyakit blind stagger. Oleh
karena itu, penyakit akibat selenium ini cukup tinggi tingkat risikonya di Amerika.
Hal itu dapat dilihat di peta yang disajikan dalam kuliah umum.

Ketahanan terhadap kerusakan gigi memiliki hubungan dengan adanya

fluorin dalam air tanah dan ketahanan terhadap kerusakan gigi. Hubungan tersebut
diketahui dari hasil penelitian ahli geologi medis. Penelitian yang dilakukan pada
tahun 1940 dan 1950 menunjukkan bahwa orang-orang yang tinggal di daerah yang
air tanahnya mengandung fluor tinggi cenderung tidak mengembangkan karies gigi
(rongga). Di beberapa bagian di Amerika Serikat kandungan fluorin dalam air rendah,
sehingga sekarang air minum di sebagian besar Amerika diberi tambahan kandungan
fluorin. Namun, kelebihan fluorin juga tidak baik bagi kesehatan. Kelebihan fluorin
dapat menimbulkan masalah, seperti bercak coklat pada gigi, penyakit yang
menyebabkan fluorosis.

Selain selenium dan fluorin, iodin atau yang sering disebut dengan
yodium juga penting bagi tubuh manusia. Namun, kelebihan iodin pada tubuh dapat
menyebabkan penyakit gondok. Penyakit ini dapat mengubah kenampakan fisik
berupa pembengkakan pada bagian leher. Perubahan tersebut diakibatkan oleh
pembengkakan kelenjar tiroid yang terletak di bagian leher. Penyakit gondok tersebar
di seluruh dunia seperti yang tersaji pada peta dalam kuliah umum.

Selanjutnya, bahan kimia yang berbahaya yang dijelaskan selanjutnya

adalah arsenik. Arsenik dapat meningkatkan risiko kanker paru-paru, kandung kemih,
ginjal, dan hati. Selain itu arsenik juga dapat menyebabkan kerusakan saraf,
kerusakan kulit seperti hyperkeratosis dan perubahan pigmen kulit, serta masalah
peredaran darah. Persebaran arsenik terjadi secara alami. Banyak negara yang
terdampak arsenik, termasuk sebagian wilayah dari Amerika Selatan seperti yang
tergambar pada peta yang tersaji dalam kuliah umum.

Berdasarkan penjelasan dan contoh-contoh geomedicine, secara umum,

geomedicine dapat diartikan sebagai ilmu yang berhubungan dengan pengaruh faktor
alam terhadap distribusi masalah geografis pada manusia maupun hewan. Diskusi
tentang potensi dampak berbahaya pada kesehatan manusia dan hewan yang terkait
dengan kimia tanah sering difokuskan pada pencemaran tanah. Namun, masalah yang
berkaitan dengan kelebihan atau kekurangan zat kimia alami mungkin lebih penting
lagi dalam perspektif global, terutama masalah yang terkait dengan kekurangan
elemen jejak di tanah yang sering terjadi pada tanaman pertanian dan juga pada
ternak. Penurunan produktivitas tanaman sering diakibatkan oleh adanya kadungan
boron, tembaga, mangan, mobybdenium, maupun seng dalam tanah.