TUJUAN
1. Mengetahui prinsip panamaan objek-objek geografi.
2. Mengenali penamaan objek-objek geografi berdasarkan generic name dan specific name-
nya.
3. Mengenali standar penamaan objek geografis di Indonesia.
4. Mengaplikasikan prosedur penamaan objek geografis di Indonesia sesuai dengan standar
yang ditetapkan.
5. Mengevaluasi penulisan toponimi di Indonesia berdasarkan standar tersebut.
Nilai
MEDIA PEMBELAJARAN
1. Peta provinsi Nanggroe Aceh Darussalam
2. Tabel isian evaluasi toponimi
3. Alat tulis
Nilai
LANGKAH KERJA
Nilai
HASIL PEMBELAJARAN
Hasil praktikum terlampir berupa:
1. Contoh perhitungan interpolasi
2. Peta kontur dengan Ci 12,5 m
3. Peta kontur dengan Ci 25 m
4. Peta kontur dengan Ci 50 m
5. Peta kontur dengan Ci 25 m dan 50 m
Nilai
PEMBAHASAN
Salah satu unsur yang penting pada suatu peta topografi adalah informasi tentang
tinggi suatu tempat terhadap rujukan tertentu. Ketinggian suatu tempat dapat dihubungkan
dengan metode interpolasi yang menghasilkan garis kontur. Garis kontur merupakan garis
imajiner yang menghubungkan titik-titik yang memiliki ketinggian yang sama di atas atau di
bawah bidang datum di muka bumi (Campbell, 1998). Garis kontur dipilih karena dapat
memberikan informasi secara relatif maupun absolut. Informasi secara relatif dapat diketahui
pada kerapatan garis kontur, dimana untuk daerah terjal dengan beda tingginya yang besar
kerapatan garis konturnya rapat, sebaliknya daerah yang landai diperlihatkan dengan kontur
yang memiliki kerapatan lebih renggang. Sedangkan, informasi secara absolut dapat diketahui
dengan cara menuliskan nilai kontur pada kontur indeks yang biasanya direpresentasikan
dengan garis yang tebal. Selain kontur indeks, terdapat pula kontur antara dan kontur bantu
sesuai dengan kenampakan aslinya. Hasil pengamatan peta kontur dengan Ci 50 meter dapat
dilihat bahwa daerah bagian timur banyak mengalami kekosongan sehingga terlihat memiliki
relief yang datar sedangkan pada bagian barat tidak telihat relief yang sebenarnya, yaitu terjal.
Daerah kajian pada perbukitan Menoreh ini memiliki perbedaan relief yang nyata,
dimana pada bagian baratnya memiliki relief yang terjal, sedangkan bagian timur memiliki
relief datar. Oleh karena itu, dapat digunakan kombinasi dua interval kontur. Secara teknik
untuk tujuan tertentu, dua interval kontur dapat digunakan dalam satu peta. Tujuan dari
menggabungkan dua interval kontur adalah untuk menyeimbangkan antara kontur yang landai
dan kontur yang terjal karena apabila hanya satu interval kontur yang digunakan seperti 25
meter dan 50 meter saja, maka pada bagian timur memiliki garis kontur yang sedikit sehingga
perbedaan ketinggiannya kurang terlihat.
Nilai
KESIMPULAN
1. Variabel relief dalam bentuk peta dapat disajikan menggunakan garis kontur yang
menghubungakan ketinggian yang sama.
2. Penentuan kontur interval harus memperhatikan luas wilayah yang akan dipetakan, skala
peta yang akan dibuat, tujuan pembuatan peta, serta bentuk wilayahnya.
3. Garis kontur dapat merepresentasikan relief muka bumi, dimana semakin rapat garis
kontur, maka relief wilayah semakin terjal, dan sebaliknya.
Nilai
DAFTAR PUSTAKA
Sinaga, Maruli. 1998. Pemetaan Topografi (Topographic Mapping). Yogyakarta: Program
Pascasarjana Universitas Gadjah Mada.
Nilai