Anda di halaman 1dari 6

PEMERINTAH KABUPATEN DOMPU

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH DOMPU


JLN. KESEHATAN NO 01 TELP. (0373) 21411 - 21118

KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH DOMPU


NOMOR : 821.2/

/RSU/2016

TENTANG
KEBIJAKAN STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
ASASMEN DAN MANAJEMEN NYERI DI RSUD DOMPU
Menimbang :
a. Bahwa dalam upaya meningkartkan mutu pelayanan di Rumah Sakit Umum Daerah
Dompu di perlukan adanya standar prosedur operasional khusunya dalam asasmen dan
manajemen nyeri.
b. Berdasarkan pertimbangan pada huruf a diatas, maka perlu ditetapka standar prosedur
pemberian komponen darah degan keputusan direktur RSUD Dompu
Mengingat :
1.
2.
3.
4.

Undang-indang nomor 29 tahun 2004 tentang praktik kedokteran


Undang-undang nomor 36 tahun 2009 tentang kesehatan
Undang-undang nomor 44 tahun 2009 tentang rumah sakit
Keputusan direktur RSUD Dompu nomor................tentang visi,misi, faslsafah,tujuan dan

motto rumah sakit


5. Peraturan Direktur Rumah Sakit nomor..............tentang kebijakan pelayanan rumah sakit

MEMUTUSKAN
Menetapkan :

Pertama :

KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH DOMPU


TENTANG STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL ASASMEN DAN
MANAJEMEN NYERI DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH DOMPU

Kedua :

Standar operasional prosedur asasmen dan manajemen nyeri tercantum


dalam lampiran ini.

Ketiga :

Agar ketentuan ini menjadi acuan bagi seluruh staf rumah sakit dalam
asasmen dan manajemen nyeri bagi pasien.

Keempat:

Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dan apabila dikemudian hari
ternyata terdapat kekeliruan pada penetapan ini, maka akan diadakan
perbaikan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di : Dompu
Pada tanggal :

2016

DIREKTUR RSUD DOMPU

dr .H. Dias Indarko,MPPM


Nip.196508091996031003

Lampiran
SPO Pengkajian Neri

No. Dokumen :

No. Revisi :

Halaman : 1

RSUD DOMPU
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONA
L
Pengertian

Tujuan
Kebijakan
Prosedur

Tanggal Terbit:

Diterbitkan
Direktur
Dr. Dias Indarko MPPM
Nip : 196508091996031003

-Pengkajian Nyeri adalah suatu tindakan melakuak penilaian rasa


nyeri/nyeri pada pasien RS, yang terdiri atas asesmen nyeri awal dan
asesmen nyeri ulang.
-Asesmen nyeri awal adalah suatu tindakan melakukan penilaian rasa
sakit/nyeri pada pasien saat pasien dilayani pertama kali di UGD
ataupun rawat jalan
-Asesmen nyeri ulang adalah suatu tindakan melakukan penilaian ulang
rasa sakit/nyeri pada pasien dengan keluhan nyeri baik rawat jalan,
UGD, rawat inap khusus sampai pasien terbebas dari rasa nyeri.
1. Semua pasien di Rumah Sakit dilakukan Asesmen Nyeri
2. Semua pasien nyeri dilakukan pengelolaan nyeri sesuai panduan
menajemen nyeri.
NOMOR : 821.2/
/RSU/2016
1. Dokter/Perawat melakukan asesmen awal terhadap nyeri pada
semua pasien yang berada di Rumah Sakit.
2. Penilaian rasa sakit dilakuan dengan menggunakan pengkajian
yang sesuai dengan masing-masing pasien:
a. Wong baker Faces Pain Scale untuk pasien dewasa dan anak > 3
tahun yang tidak dapat menggambarkan intensitas nyerinya dengan
angka.

b. Numeric Reting Scale (NRS)


NRS untuk pasien dewasa dan anak > 3 tahun. Dengan skala 0-10,
pasien diminta mengekspresikan rasa nyerinya.
0 = tidak ada nyeri
1 3 = nyeri ringan (secara objektif pasien dapat
berkomunikasi dengan baik.
4 6 = nyeri sedang (secara objektif menyeringai, dapat
menunjukan lokasi nyeri atau mendeskrpsikan , dapat

c.

3.
4.

5.
6.
7.
8.
1.
2.
3.
4.

mengikuti perintah dengan baik)


7 9 = nyeri berat (secara objektif pasien terkadang tidak
mengikuti perintah tapi masih merespon terhadap tindakan
dan menunjukan nyeri, tidak dapat mendiskrpsikan dan
tidak dapat diatasi dengan alih posisi nafas, distraksi)
10 = nyeri yang sangat (pasien sudah tidak dapat
mendiskripsikanlokasi nyeri, tidak dapat berkomunikasi,
memukul)
Confort Scale
Untuk menilai derajat sedasi pada anak dan dewasa dengan terapi
sedasi, yang dirawat diruang rawat intensif/kamar operasi/ruang
rawat inap yang tidak dapat dinilai menggunakan NRS atau Wong
Baker FACES Pain Scale.
Dokter/Perawat melakukan tindakan sesuai dengan drajat nyeri
yang diderita pasien
Asesmen ulang nyeri dapat dilakukan: Setiap shift, mengikuti
pengukuran pada tanda vital, satu jam setelah tatalaksana nyeri,
atau sesuai jenis dan onset obat, setelah pasien menjalani prosedur
yang menyakitkan, sebelum transfer pasien dab sebelum pasien
pulang dari rumah sakit.
Untuk pasien yang mengalami nyeri kardiak (jantung), lakukan
asesmen ulang setiap 5 menit setelah pemberian nitrat atau
pemberian obat intra vena
Pada nyeri akut/kronik, lakukan asesmen ulang tiap 30 menit 1
jam setelah pemberian obat nyeri
Hasis asesmen nyeri didokumentasikan dalam rekam medis pada
form catatan terintegrasi, monitoring terpadu dan indicator mutu
klinik.
Hasisl asesmen nyeri diinformasikan kepada pasien/keluarga dan
didokumentasikan dalam rekam medis.
UGD
Ruangan Perawatan/Bangsal
POLI
Tim Manajemen Nyeri

SPO Manajemen Nyeri

No. Dokumen :

No. Revisi :

Halaman : 1/2

RSUD DOMPU
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONA
L
Pengertian
Tujuan
Kebijakan
Prosedur

Tanggal Terbit:

Diterbitkan
Direktur
Dr. Dias Indarko MPPM
Nip : 196508091996031003

Cara/tata laksana untuk meringankan atau mengurangi nyeri sampai


tingkat kenyamanan yang dapat diterima pasien.
Untuk menjaga pasien dalam kondisi senyaman mungkin.
NOMOR : 821.2/
/RSU/2016
1. Lakukan skrining dengan cara:
Anamnesa
a. Riwayat penyakit sekarang
b. Pengkajian
c. Riwayat pembedahan/penyakit dahulu
d. Riwayat psiko social
e. Obat-obattan dan alergi, daftar obat yang dikonsumsi pasien
untuk mengurangi nyeri
f. Riwayat keluarga
2. Lakukan asesmen nyeri sesuai umur dan kondisi pasien
3. Pasien yang mengalami nyeri derajat ringan (1-3) dilakukan
edukasi untuk relaksasi dan distraksi
4. Apabila dengan tehnik relaksasi dan distraksi, keluhan nyeri tidak
berkurang dilakukan kolaborasi medis untuk pemberian terapi
jenis analgetika/opioid/NSAID
5. Pasien yang mengalami nyeri derajat sedang (skala 4-6) dilakukan
kolaborasi medis untuk pemberian terapi jenis NSAID/opoid dosis
ringan
6. Pasien yang mengalami nyeri derajat berat (skala 7 10) dilakukan
kolaborasi medis untuk pemberian terapi jeni opioid
7. Apabila dengan pemberian terapi farmasi jenis opioid, tetapiu
keluhan nyeri belum teratasi maka, bila diperlukan DPJP akan
merujuk kepada tim Nyeri RSUD Dompu
8. Asesmen ulang nyeri dilakukan pada:
a. Semua pasien dirawat inap dilakukan re asesmen terhadap
nyeri tiap 4 jam
b. 15 30 menit setelah dilakukan tindakan keperawatan
distraksi/relaksasi
c. 1 jam setelah pasien mendapatkan terapi analgetik oral dan
injeksi analgetik
d. 5 menit setelah pemberian nitrat dan obat iv pada pasien nyeri

Unit Terkait

1.
2.
3.
4.

jantung
e. 5 menit setelah pasien mendapatkan terapi injeksi opioid
UGD
POLI
Rawat inap/Bangsal
Tim Manajamen Nyeri RSUD Dompu

Anda mungkin juga menyukai