Anda di halaman 1dari 31

SMK NEGERI 3 BUDURAN

MODUL SISTEM BILANGAN


Sistem Komputer
RINI DWI PUSPITA

2016

BAB I
PENDAHULUAN

A. Deskripsi
Sistem bilangan merupakan salah satu kompetensi dasar dari mata
pelajaran Sistem Komputer pada dasar program keahlian Teknik Komputer
dan Informatika (TKI). Berdasarkan struktur kurikulum mata pelajaran
Sistem Komputer disampaikan dikelas X semester 1 yang disampaikan dalam
waktu 2 jam pelajaran per minggu, dimana Sistem Bilangan diberikan
sebanyak 8 jam(4 x tatap muka).
Pada semester 1 ini materi sistem bilangan ditekankan pada pemahaman
sistem bilangan dan penggunaan sistem bilangan dalam memecahkan masalah
konversi.

B. Prasyarat
Untuk kelancaran pencapaian kompetensi dasar sistem bilangan ini
dibutuhkan beberapa persyaratan baik pengetahuan maupun ketrampilan
dasar. Persyaratan tersebut antara lain : peserta didik mempunyai kompetensi
matematika dasar, seperti penjumlahan, pengurangan, perkalian maupun
pembagian, serta perangkat lunak aplikasi. Perangkat lunak aplikasi tersebut
antara lain pengolahan data untuk menganalisis data hasil eksperimen,
pengolahan kata untuk membuat laporan dan aplikasi presentasi untuk
mengkomunikasikan dan mempresentasikan hasil.

C. Cek Kemampuan
1. Apakah Anda mengetahui apa itu sistem bilangan?
a. Ya
2.

b. Tidak

Apakah Anda dapat menyebutkan macam dari sistem bilangan?


a. Ya

b. Tidak

3. Apakah Anda dapat menjelaskan perbedaan antara Biner, Desimal, Oktal


dan Heksadesimal ?
a. Ya

b. Tidak

4. Apakah Anda dapat mengkonversikan bilangan-bilangan tersebut ?


a. Ya

b. Tidak

5. Apakah Anda mengetahui apa itu kode ASCII ?


a. Ya

b. Tidak

D. Petunjuk Penggunaan Modul


Modul ini adalah salah satu bahan untuk mempelajari Sistem Bilangan
yang berisi tentang devinisi sistem bilangan dan bagaimana menggunakan
sistem bilangan dalam memecahkan masalah konversi.
Modul ini terdiri atas beberapa topik atau kegiatan belajar yang disusun
sesuai dengan urutan yang diawali dengan tingkat pemahaman yang paling
mendasar.
Untuk mempermudah dalam mempelajari bahan ajar ini ikuti beberapa
petunjuk penggunaan berikut ini :
1. Bacalah materi tiap-tiap kegiatan belajar dengan seksama dan pahami
maksudnya
2. Kerjakan semua latihan yang ada pada tiap-tiap kegiatan belajar
3. Jangan mempelajari kegiatan belajar berikutnya sebelum menyelesaikan
latihan pada bahan ajar sebelumnya
4. Tanyakan pada guru yang bersangkutan apabila ada bagian yang kurang
dimengerti
5. Sebelum mengerjakan tes akhir hendaknya materi-materi yang ada telah
diujicoba/diselesaikan.
6. Selamat belajar.

E. Tujuan Akhir Pembelajaran


Diharapkan setelah mempelajari bahan ajar ini siswa dapat menemukan
sifat-sifat sistem bilangan dan menyelesaikan persamaan dan percobaan yang
berhubungan dengan konversi bilangan dan kode ASCII.

F. Kompetensi
Kompetensi

: Sistem Komputer

Kompetensi Dasar : 3.1 Memahami sistem Bilangan (Desimal, Biner, Oktal,


Heksadesimal)
4.1 Menggunakan sistem bilangan (Desimal, Biner,
Oktal, Heksadesimal) dalam memecahkan masalah
konversi

BAB II
PEMBELAJARAN

A. Rencana Belajar Siswa Rencana Belajar Siswa


Dalam silabut Sistem bilangan ini dilaksanakan selama 8 jam pelajaran.
Sehingga didapat peta kegiatan pembelajaran dapat dilihat pada tabel 1.
Tabel 1 Peta Kegiatan Pembelajaran

No
1
2
3
4

Kegiatan
Devinisi sistem bilangan dan
macam sistem bilangan
Konversi bilangan decimal,
biner, octal, dan herksadesimal
Bentuk Bilangan Dalam Code
Form
Bilangan ASCII

Minggu
1

Jam
2 jam

Tempat
Kelas

2 jam

Kelas

2 jam

Kelas

2 jam

Kelas

Keterangan

B. Kegiatan Belajar Siswa


a. Kegiatan belajar 1 : Sistem Bilangan
1. Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti kegiatan belajar1 ini Peserta Didik diharapkan dapat:
a. Memahami devinisi Sistem Bilangan
b. Membedakan macam-macam sistem bilangan
2. Uraian Materi
Sistem Bilangan
Sistem bilangan (number system) adalah suatu cara untuk mewakili
besaran dari suatu item fisik. Sistem bilangan yang banyak dipergunakan oleh
manusia adalah sistem bilangan desimal, yaitu sisitem bilangan yang
menggunakan 10 macam symbol untuk mewakili suatu besaran.Sistem ini
banyak digunakan karena manusia mempunyai sepuluh jari untuk dapat
membantu perhitungan. Lain halnya dengan komputer, logika di komputer
diwakili oleh bentuk elemen dua keadaan yaitu off (tidak ada arus) dan on
(ada arus). Konsep inilah yang dipakai dalam sistem bilangan binary yang
mempunyai dua macam nilai untuk mewakili suatu besaran nilai.
Selain system bilangan biner, komputer juga menggunakan system
bilangan octal dan hexadesimal.

a. Representasi Data
Data adalah bilangan biner atau informasi berkode biner lain
yang

dioperasikan untuk

mencapai

beberapa

hasil

penghitungan

penghitungan aritmatik, pemrosesan data dan operasi logika, representasi


data Dinyatakan dengan sign, bilangan magnitude dan posisi titik radiks.
Titik radiks memisahkan bilangan bulat dan pecahan. Penggunaan

titik

radiks berkaitan dengan jajaran bilangan yang dapat ditampung oleh


komputer.

Representasi Fixed-point : titik radiks selalu pada posisi tetap.


a=mxre
r = radiks, m = mantissa, e = eksponen
Untuk menyatakan bilangan yang sangat besar atau sangat kecil, dengan
menggeser titik radiks dan

mengubah eksponen untuk mempertahankan

nilainya.
Contoh:
1. Bilangan desimal:
5185.6810 = 5x103 + 1x102 + 8x101 + 5x100 + 6 x 10-1 + 8 x 10-2
= 5x1000 + 1x100 + 8x10 + 5 x 1 + 6x0.1 + 8x0.01
2. Bilangan biner (radiks=2, digit={0, 1})
101.0012 = 1x4 + 0x2 + 1x1 + 0x.5 + 0x.25 + 1x.125 = 5.12510

b. Representasi Bilangan Positif dan Negatif pada bilangan BINER


1. Label tanda konvensional : + dan
Contoh : +4 dan -4
2. Menggunakan posisi digit sebelah kiri (MSB) sebagai sign digit (0 untuk
positif dan 1 untuk negatif).
Contoh : Sign-Magnitude +9 dalam 8 bit = 00001001 Sign-Magnitude 4
dalam 4 bit = 1100
Magnitude dari bilangan positif dan negatif sama hanya
berbeda pada sign digitnya/MSB.

3. Representasi Komplemen-1
Angka nol diubah menjadi satu dan satu menjadi nol.
Contoh : Dalam 8 bit
+12 = 00001100
-12 = 11110011
4. Representasi Komplemen-2
Dengan representasi komplemen-1 ditambah 1.
Contoh : Dalam 8 bit
-12 = 11111011 (Komplemen-1)
1+
= 11111100 (Komplemen-2)

c. Tipe Data
Tipe data dapat dibagi 4 (empat) yaitu :
1. Data Numerik : merepresentasikan integer dan pecahan fixed-point,
real floating-point dan desimal berkode biner.
2. Data Logikal : digunakan oleh operasi logika dan untuk menentukan
atau memriksa kondisi seperti yang dibutuhkan untuk instruksi bercabang
kondisi.
3. Data bit-tunggal : untuk operasi seperti SHIFT, CLEAR dan TEST.
4. Data Alfanumerik : data yang tidak hanya dikodekan dengan bilangan
tetapi juga dengan huruf dari alpabet dan karakter khusus lainnya

d. Macam-Macam Sistem Bilangan


Suatu sistem komputer mengenal beberapa macam sistem bilangan, seperti :
Tabel 2. Macam sistem bilangan
Sistem

Radiks

Himpunan / elemen Digit

Contoh

Decimal

r=10

{0,1,2,3,4,5,6,7,8,9}

Biner

r=2

{0,1}

Oktal

r=8

{0,1,2,3,4,5,6,7}

3778

Heksadesimal

r=16

{0,1,2,3,4,5,6,7,8,9,A,B,C,D,E,F}

FF16

25510
111111112

Aplikasi Sistem Bilangan :


1. Sistem Desimal nilai mata uang : puluhan, ratusan, ribuan dll
2. Sistem Biner rangkaian elektronika digital
3. Sistem Oktal instruksi computer dengan kode 3-bit
4. Sistem Hexadesimal pengalamatan memory pada micro controller

1. Sistem Bilangan Desimal


Bialangan desimal adalah bilangan yang menggunakan 10 angka mulai 0
sampai 9 berturut-turut. Setelah angka 9, maka angka berikutnya adalah 10,
11, 12 dan seterusnya. Bilangan desimal disebut juga bilangan berbasis 10.
Contoh penulisan bilangan desimal : 1710. Ingat, desimal berbasis 10, maka
angka 10lah yang menjadi subscript pada penulisan

bilangan desimal.

Bentuk nilai ini dapat berupa integer desimal atau pecahan.


Integer desimal :
adalah nilai desimal yang bulat, misalnya 8598 dapat diartikan :
8 x 103

= 8000

5 x 10

= 500

9 x 101

90

8 x 100

8
8598
position value/palce value
absolute value

Absolue value merupakan nilai mutlak dari masing-masing digit bilangan,


sedangkan

position value adalah merupakan penimbang atau bobot dari

masing-masing digit tergantung dari letak posisinya, yaitu bernilai basis


dipangkatkan dengan urutan posisinya.
Posisi
Digit
1
2
3
4
5

Nilai Posisi
100 = 1
101 = 10
102 = 100
103 = 1000
104 = 10000

Sehingga bilangan 8598 dapat diartikan :


(8x1000)+(5x100)+(9x10)+(8x1)
Pecahan desimal :
Adalah nilai desimal yang mengandung nilai pecahan dibelakang koma,
misalnya nilai 183,75 adalah pecahan desimal yang dapat diartikan :
1 x 10 2

= 100

8 x 10 1

= 80

3 x 10 0

= 3

7 x 10 1 = 0,7
5 x 10 2 = 0,05
183,75

2. Bilangan Biner (Binary Numbering System)


Sistem bilangan biner mempunyai hanya dua macam simbol angka,
yaitu 0 dan 1, dan karena itu dasar dari sistem bilangan ini adalah dua.
Bilangan biner juga disebut bilangan berbasis 2. Setiap bilangan pada
bilangan biner disebut bit, dimana 1 byte = 8 bit. Contoh penulisan :
1101112.
a. Notasi : (n)2
b. Digit biner digunakan untuk menunjukan dua keadaan level tegangan:
HIGH atau LOW.
c. Sebagian besar sistem digital level HIGH direpresentasikan oleh 1 atau
ON dan level LOW direpresentasikan oleh 0 atau OFF.
d. Penulisan : 1102,112

3. Bilangan Oktal
Bilangan Oktal mempunyai delapan macam simbol angka, yaitu: 0, 1,
2, 3, 4, 5, 6, 7, dan karena itu, dasar daripada bilangan ini adalah
delapan.
a. Notasi : (n)8
b. Penulisan : 458, 748

4. Bilangan Heksadesimal
Bilangan heksadesimal, atau bilangan heksa, atau bilangan basis 16,
menggunakan 16 buah simbol, mulai dari 0 sampai 9, kemudian dilanjut dari
A sampai F. Jadi, angka A sampai F merupakan simbol untuk 10 sampai
15. Contoh penulisan : C516.
Tabel 3. Bilangan Dengan Basis yang Berbeda
Decimal

Biner

Oktal

Heksadesimal

(base10)

(base 2)

(base 8)

(base 16)

00

0000

00

01

0001

01

02

0010

02

03

0011

03

04

0100

04

05

0101

05

06

0110

06

07

0111

07

08

1000

10

09

1001

11

10

1010

12

11

1011

13

12

1100

14

13

1101

15

14

1110

16

15

1111

17

10

e. Lembar Kerja Siswa


Tempat

: Ruang Kelas

Alat dan bahan

: Buku dan diktat

Kegiatan

: Menjelaskan devinisi sistem bilangan dan menjelaskan


perbedaan bilangan-bilangan yang ada.

Tes Formatif 1

: 1. Jelaskan apa yang Anda ketahui tentang sistem


bilangan
2. Jelaskan perbedaan antara bilangan Desimal, Biner,
Oktal dan Heksadesimal .

Jawaban

11

b. Kegiatan Belajar 2 : Konversi Bilangan


1. Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti kegiatan belajar 2 ini Peserta Didik diharapkan dapat :
a. Memahami fungsi dari konversi dari bilangan.
b. Merubah atau mengkonversikan setiap angka pada suatu sistem bilangan
ke dalam sistem bilangan yang lain.
2. Uraian Materi

Konversi Bilangan
Konversi bilangan adalah suatu proses dimana satu system bilangan
dengan basis tertentu akan dijadikan bilangan dengan basis yang lain. Dalam arti
lain

setiap

angka

pada

suatu

sistem

bilangan

dapat

dikonversikan

(disamakan/diubah) ke dalam sistem bilangan yang lain. Secara umum


ekspresi sistem bilangan basisr mempunyai perkalian koefisien oleh pangkat
dari r.
anrn + a n-1 r n-1 + + a1r2 + a2r2 + a1r1 + a0r0 + a-1 r-1 + a-2 r-2 +
Contoh.
Konversi bilangan n berbasisi r ke desimal
11010,112 = 1.24 + 1.23 + 0.22 + 1.21 + 0.20 +1.2-1 + 1.2-2
= 26,7510
4021,25 = 4.53 + 0.52 + 2.51 + 1.50 + 2.5-1
= 511,410

12

Gambar 1. Diagram Konversi Bilangan

a. Konversi bilangan Desimal ke Biner


Konversi bilangan desimal bulat ke bilangan Biner :
Gunakan pembagian dengan 2 secara suksesif sampai sisanya = 0. Sisasisa pembagian membentuk jawaban, yaitu sisa yang pertama akan menjadi
least significant bit (LSB) dan sisa yang terakhir menjadi most significant bit
(MSB).
Contoh:
1. Konersi 13210 ke biner :
133 /2 = 66 sisa 1 (LSB)
/2 = 33 sisa 0
/2 = 16 sisa 1
/2 = 8 sisa 0
/2 = 4 sisa 0
/2 = 2 sisa 0
/2 = 1 sisa 0
/2 = 0 sisa 1 (MSB)
13310 = 100001012
LSB MSB

13

2. Konversi 24410 ke biner :


244 /2 = 122 sisa 0 (LSB)
/2 = 61 sisa 0
/2 = 30 sisa 1
/2 = 15 sisa 0
/2 = 7 sisa 1
/2 = 3 sisa 1
/2 = 1 sisa 1
/2 = 0 sisa 1 (MSB)
24410 = 111101002
LSB

MSB

b. Konversi Bilangan Desimal ke Oktal


Untuk konversi bilangan decimal menjadi bilangan octal, caranya sama
dengan konversi decimal ke biner yaitu dengan pembagian radiksnya. Lebih
jelasnya dapat dilihat seperti beberapa contoh di bawah ini.
Bilangan dari 1610 jika dirubah ke octal menjadi :
16 : 8 = 2

sisa 0

LSD

2 : 8 = 0

sisa 2

MSD

Jadi bilangan octal dari 1610 adalah 208.


Contoh soal :
Rubah bilangan dari bentuk decimal ke dalam bentuk bilangan octal :
1. 19210
2. 7810
Jawab :
1. 192 : 8 = 24 sisa 0
24 : 8 = 3

sisa 0

3:8=0

sisa 3

Jadi bilangan octal dari 19210 adalah 3008.


2. 78 : 8 = 9

sisa 6

9:8=1

sisa 1

1:8=0

sisa 1

Jadi bilangan octal dari 7810 adalah 1168.


14

c. Konversi Bilangan Desimal ke Heksadesimal


Misalkan bilangan desimal yang ingin saya ubah adalah 24310. Untuk
menghitung proses konversinya, caranya sama saja dengan proses konversi
desimal ke biner, hanya saja kali ini angka pembaginya adalah 16. Maka :
243 : 16 = 15 sisa 3.
15 : 16 = 0 sisa F ingat, 15 diganti jadi F
0 : 16 = 0 sisa 0.(end)
Nah, maka hasil konversinya adalah F316.
Contoh soal :
1. 22310
2. 18710
Jawab :
1. 223 : 16 = 13 sisa 15 ingat, 13 diganti D
15 : 16 = 0

sisa 15 ingat, 15 diganti F

0 : 16 = 0

sisa 0

Jadi hasil konversi dari 22310 adalah DF16


2. 187 : 16 = 11 sisa 11 ingat, 11 diganti B
11 : 16 = 0

sisa 11 ingat, 11 diganti B

0 : 16 = 0

sisa 0

Jadi konversi dari 18710 adalah BB16

d. Konversi Bilangan Biner ke Desimal


Proses konversi bilangan biner ke bilangan desimal adalah proses perkalian
setiap bit pada bilangan biner dengan perpangkatan 2, dimana perpangkatan 2
tersebut berurut dari kanan ke kiri bitbernilai 20 sampai 2n.
contoh bilangan yang merupakan hasil perhitungan di atas, yaitu 100001012.
bilangan tersebut di baca posisinya mulai dari kanan ke kiri. Saatnya
mengalikan setiap bit dengan perpangkatan 2. Ingat, perpangkatan 2 tersebut
berurut mulai dari 20 sampai 2n, untuk setiap bit mulai dari kanan ke kiri.
Maka :
100001012 = (1 x 20) + (0 x 21) + (1 x 22) + (0 x 23) + (0 x 24) + (0 x 25) + (0
x 26) + (1 x 27)

15

= 1 + 0 + 4 + 0 + 0 + 0 + 0 + 128
= 13310

e. Konversi bilangan Biner ke Oktal


Untuk merubah bilangan biner ke bilangan oktal, perlu diperhatikan
bahwa setiap bilangan oktal mewakili 3 bit dari bilangan biner. Maka jika kita
memiliki bilangan biner 1101112 yang ingin dikonversi ke bilangan oktal,
langkah pertama yang kita lakukan adalah memilah-milah bilangan biner
tersebut, setiap bagian 3 bit, mulai dari kanan ke kiri, sehingga menjadi seperti
berikut :
110 dan 111

setelah dilakukan proses pemilah-milahan seperti ini, dilakukan proses


konversi ke desimal terlebih dahulu secara terpisah. 110 dikonversi menjadi 6,
dan 111 dikonversi menjadi 7. Hasilnya kemudian digabungkan, menjadi 678,
yang merupakan bilangan oktal dari 1101112.
Contoh lain :
Konversikan 111001012 kedalam bentuk bilangan oktal.
11

100

101

Jadi 111001012 = 3458

f. Konversi Biner ke Heksadesimal


Sebagai contoh, misalnya merubah 111000102ke bentuk heksadesimal. Proses
konversinya juga tidak begitu rumit, hanya tinggal memilahkan bit2 tersebut
menjadi kelompok-kelompok 4 bit.
Pemilahan dimulai dari kanan kekiri, sehingga hasilnya sbb :
1110 dan 0010
Nah, coba lihat bit2 tersebut. Konversilah bit2 tersebut ke desimal terlebih
dahulu satu persatu, sehingga didapat :

16

1110 = 14 dan 0010 = 2


14 dilambangkan dengan E16.
Dengan demikian, hasil konversinya adalah E216.
Bagaimana kalau bilangan binernya tidak berjumlah 8 bit. Contohnya
1101012. Caranya tambahkan saja 0 di depannya. Tidak akan memberi
pengaruh terhadap hasilnya. Jadi setelah ditambah menjadi 001101012.
Hasilnya adalah
0011 = 3
0101 = 5
Dengan demikian hasil konversinya adalah 3516.

g. Konversi Bilangan Oktal ke Biner


Sebaliknya untuk mengkonversi Bilangan Oktal ke Biner yang harus
dilakukan adalah terjemahkan setiap digit bilangan oktal ke 3 digit bilangan
biner.
Contoh Konversikan 2638 ke bilangan biner.
2

010

110

011

Jadi 2638 = 0101100112, karena 0 didepan tidak dituliskan maka hasilnya


adalah 101100112.
Contoh lain :
4268 konversikan ke dalam bentuk biner.
4

100

010

110

Jadi 4268 = 1000101102

h. Konversi Bilangan Oktal ke Desimal


Uraikan masing-masing digit bilangan biner kedalam susunan radik 8 (kalikan
saja setiap bilangan dengan perpangkatan 8).

17

Contoh, bilangan oktal yang dikonversi ke dalam bentuk desimal adalah 716.
Maka susunannya menjadi demikian:
7168 = (6 x 80) + (1 x 81) + (7 x 82)
= 6 + 8 + 448
= 46210

i. Konversi Bilangan Oktal ke Heksadesimal


Untuk konversi oktal ke heksadesimal, kita akan membutuhkan perantara,
yaitu bilangan biner. Maksudnya adalah kita konversi terlebih dahulu oktalcar
ke biner, lalu konversikan nilai biner tersebut ke nilai heksadesimalnya.
Nah, baik yang konversi oktal ke biner maupun biner ke heksadesimal kan
udah dijelaskan. Coba buktikan, bahwa bilangan oktal 728 jika dikonversi ke
heksadesimal menjadi 3A16.
Caranya :
728

111

010

Hasilnya adalah 0011

1010

10

10 dituliskan A16
Jadi hasil konversi dari 728 adalah 3A16.

j. Konversi Bilangan Heksadesimal ke Biner


Dalam proses konversi heksadesimal ke biner, setiap simbol dalam
heksadesimal mewakili 4 bit dari biner. Misalnya proses konversi bilangan
heksa B716 ke bilangan biner. Maka setiap simbol di bilangan heksa tersebut
dikonversi terpisah ke biner. Ingat, B16 merupakan simbol untuk angka
heksadesimal 1116. Nah, heksadesimal 1116 jika dikonversi ke biner menjadi
10112, sedangkan heksadesimal 716 jika dikonversi ke biner menjadi 01112.
Maka bilangan binernya adalah 101101112,
atau kalau dibuat ilustrasinya seperti berikut ini :

18

B 7 bentuk heksa
11 7 bentuk desimal
1011 0111 bentuk biner
Hasilnya disatukan, sehingga menjadi 101101112

k. Konversi Bilangan Heksadesimal ke Desimal


Untuk proses konversi ini, caranya sama saja dengan proses konversi
biner ke desimal, hanya saja kali ini perpangkatan yang digunakan adalah
perpangkatan 16, bukan perpangkatan 2. Sebagai contoh, konversi bilangan
heksa C816 ke bilangan desimal. Maka terlebih dahulu ubah susunan bilangan
heksa tersebut, mulai dari kanan ke kiri, sehingga menjadi sebagai berikut :
C8(16) = (12x161) + (8x160)
= 192 + 8
= 200(10)
Contoh lain : 7D(16)
7D(16) = (7x161) + (13x160)
= 112 + 13
= 125(10)

l. Konversi Bilangan Heksadesimal ke Oktal


Nah, sama seperti konversi oktal ke heksadesimal, kita membutuhkan bantuan
bilangan biner. Lakukan terlebih dahulu konversi heksadesimal ke biner, lalu
konversikan nilai biner tersebut ke oktal. Sebagai latihan, buktikan bahwa
nilai heksadesimal E716 jika dikonversi ke oktal menjadi 3478.
Caranya :
Cara 1
Konversikan Hexa Desimal
E7(16) = (14x161) + (7x160)

Desimal Oktal
231 : 8

sisa 7

= 224 + 7

28 : 8

sisa 4

= 231(10)

Hasil :
E7(16) = 347(8)

19

Cara 2
Konversikan Hexa Biner
E7(16)

Biner Oktal

011 | 100 | 111

1110 | 0111

Jadi hasilnya :
E7(16) = 347(8)

m. Lembar Kerja Siswa


Tempat

: Ruang Kelas

Alat dan bahan

: Buku dan diktat

Kegiatan

: Konversi Bilangan.

Tes Formatif 2

: 1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan konversi


bilangan?
2. Konversikan bilangan berikut ini :
a. 1010111(2)

= ....(10)

b. 6427(8)

= (2)

c. 11101011(2) = (16)

Jawaban

d. A76D(16)

= (2)

e. 220(10)

= (2)

20

..

21

c. Kegiatan Belajar 3
1. Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti kegiatan belajar 3 ini Peserta Didik diharapkan dapat :
a. Memahami bentuk bilangan dalam code form.
b. Membedakan bentuk sistem bilangan Binary Code Decimal (BCD) dan
Binary Code Hexadecimal (BCH)
2. Uraian Materi

Bentuk Bilangan Dalam Code Form


Mengkonversi bilangan yang berharga besar, memerlukan hitungan yang cukup
melelahkan. Melalui bilangan dalam Code Form maka pekerjaan konversi
bilangan dapat dipermudah dan dipercepat. Di bawah ini adalah Code Form dalam
bilangan Desimal, Bilangan Oktal dan bilangan Heksadesimal yang sering
dipergunakan.
a. Binary Code Decimal (BCD)
Bilangan desimal pada setiap tempat dapat terdiri dari 10 bilangan yang
berbeda-beda. Untuk bilangan biner bentuk dari 10 elemen yang berbeda beda
memerlukan 4 bit. Sebuah BCD mempunyai 4 bit biner untuk setiap tempat
bilangan desimal. Kode ini digunakan untuk meng-outputkan hasil digital ke
peralatan yang men-displaykan bilangan numeric (0-9), seperti : jam digital,
voltmeter digital.
Ada 5 jenis kode BCD :
a. Kode 8421
b. Kode 5421

kode dengan factor pembobot

c. Kode 2421
d. Kode Excess-3
Bukan kode pembobot

e. Kode 2 of 5

22

Kode pembobot direpresentasikan sebagai :


D10 = (8 x a3) + (4 x a2) + (2 x a1) + (8 x a0)

Nilai decimal

Nilai bobot(tergantung jenis kode pembobot)

Contoh 1 :
Z(10) = 317
3

0011

0001

0111

Desimal

Biner Code Desimal

Dalam contoh ini BCD terdiri dari 3 kelompok bilangan masing-masing


terdiri dari 4 bit, dan jika bilangan desimal tersebut di atas dikonversi ke
dalam bilangan biner secara langsung adalah 317(10)= 100111101(2) dan
hanya memerlukan 9 bit. Untuk contoh proses sebaliknya dapat dilihat di
bawah ini.
Contoh :
Biner Code Desimal

Desimal

0101 0001 0111 0000

Jadi bentuk BCD di atas adalah bilangan Z(10)= 5170.


Contoh 2 :
a. 710 = . BCD(8421) ?
710 = (8x0) + (4x1) + (2x1) + (1x1)
710 = 0111BCD(8421)
b. 1810 = BCD(5421) ?
1810 = (5x0) + (4x0) + (2x0) + (1x1)

(5x1) + (4x0) + (2x1) + (1x1)

= 0001 1011BCD(5421)
c. 4810 = BCD(2421) ?
= (2x0) + (4x1) + (2x0) + (1x0)

(2x1) + (4x1) + (2x1) + (1x0)

= 0100 1110BCD(2421)

23

Dari ke-tiga jenis kode BCD dengan bobot, yang paling banyak digunakan
adalah kode 8421.
Kode Excess 3
Kode ini memiliki kelebihan nilai 3 dari digit asalnya.
Contoh :
010 disimpan sebagai (0+3) = 0011Excess-3
Nilai tertinggi untuk BCD Excess-3 adalah (9+3) = 1100Excess-3
Kode 2 of 5
Kode ini memiliki 2 nilai bit 1 dari 5 bit yang tersedia. Penempatan bit
1 dimulai dari MSB, sedang bit 1 untuk digit berikutnya mengikuti
posisi di sebelahnya.
Contoh :
210 disimpan sebagai 100102 of 5
Table 4 Rangkaian Kode BCD

24

b. Binary Code Hexadecimal (BCH)


Bilangan heksadesimal dalam setiap tempat dapat terdiri dari 16 bilangan
yang berbeda-beda ( angka dan huruf ). Bentuk biner untuk 16 elemen
memerlukan 4 bit. Sebuah BCH mempunyai 4 bit biner untuk setiap tempat
bilangan heksadesimal.
Contoh
Z(16) = 31AF
Bilangan Heksadesimal

Biner Code Heksadesimal 0011 0001

1010 1111

Untuk proses sebaliknya, setiap 4 bit dikonversi ke dalam bilangan


heksadesimal.
Contoh :
Biner Code Heksadesimal

1010 0110 0001 1000

Bilangan Heksadesimal

Jadi bentuk BCH diatas adalah bilangan Z(16)= A618.

c. Lembar Kerja Siswa


Tempat

: Ruang Kelas

Alat dan bahan

: Buku dan diktat

Kegiatan

: Bentuk Bilangan dalam Code Form.

Tes Formatif 3

: 1. Jelaskan perbedaan antara sistem bilangan BCD dan


BCH ?
2. Konversikan

bilangan

berikut

ini

dengan

menggunakan sistem BCD dan BCH ?


a. 1510 = . BCD(8421) ?
b. 3410 = . BCD(5421) ?
c. 2210 = . BCD(2421) ?
Jawaban

25

..

26

d. Kegiatan Belajar 4
1. Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti kegiatan belajar 4 ini Peserta Didik diharapkan dapat :
a. Memahami bentuk kode ASCII.
b. Mengkonversikan kode ASCII
2. Uraian Materi

ASCII
Code American Standard Code For Information Interchange
Dalam bidang mikrokomputer ASCII-Code mempunyai arti yang sangat
khusus, yaitu untuk mengkodekan karakter (Huruf, Angka dan tanda baca
yang lainnya). Code-code ini merupakan code standard yang dipakai oleh
sebagian besar sistem mikrokomputer. Selain huruf, angka dan tanda baca
yang lainada 32 (mis ACK, NAK dsb.) merupakan kontrol untuk keperluan
transportasi data. ASCII Code terdiri dari 7 bit biner 27 = 128 kombinasi
kode 7 bit 3 bit MSB dan 4 bit LSB.
Di bawah ini adalah tabel 5 bit ASCII Code beserta beberapa penjelasan yang
diperlukan.
Tabel 5 Penjelasan Kode ASCII

27

Tabel 6 Kode ASCII

Contoh :
Untuk mendapatkan ASCII Code bagi karakter N adalah 100 1110 ( 4E16)
dengan penjelasan bahwa 100 adalah b7, b6 dan b5 yang lurus keatas terhadap
huruf N dan berharga 4 sedangkan 1110 adalah b4, b3, b2 dan b1 yang lurus
kesamping kiri terhadap huruf N dan berharga E.

Contoh lain :
Dengan menggunakan table ASCII, tentukan kode ASCII untuk 65-M
Jawab :
6 011 0110
5 011 0101
- 010 1101
M 100 1101

28

a. Lembar Kerja Siswa


Tempat

: Ruang Kelas

Alat dan bahan

: Buku dan diktat

Kegiatan

: Kode ASCII.

Tes Formatif 3

: 1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan kode ASCII ?


2. Konversikan bilangan ke dalam kode ASCII ?
a. A76 = .?
b. MI-2 = ?
c. 65% = .?

Jawaban

.................................................

29

Tugas Akhir Pembelajaran

1. Bilangan biner adalah bilangan yang berbasis ...


2. Bilangan heksadesimal adalah bilangan yang berbasis
3. Konversikan system bilangan berikut ini :
a. 75(10) = .. (2)

f. 647(8) = (10)

b. 10101110(2) = . (8)

g. B5C(16) = . (8)

c. 63(8) = (10)

h. 74(8) = . (BCD)

d. 8AF(16) = (2)

i. 567(8) = . (2)

e. 1010 1010(BCD) = .. (16)

j. 6CA(16) = (2)

4. Konversikan command berikut ini ke dalam kode ASCII :


BEGIN ()
23:LD A, 100h;
LD B, 20h;
ADD A,B;
GOTO 23;
END;

Lembar Jawaban :

..............................

30

DAFTAR PUSTAKA

1.

31

Anda mungkin juga menyukai