Anda di halaman 1dari 2

LINGKUNGAN SEKOLAH SEBAGAI WAWASAN WIYATA MANDALA

Oleh: Adelea Wardah Kartika, XIPS.1


Assalammualikum wr.wb
Yth Bapak Drs Eko Widodo M.Pd. selaku kepala SMA NEGERI JATIROTO dan
Yth Bapak/Ibu dewan guru beserta Staf karyawan TU dan tak lupa pada teman yang
saya banggakan.
Pertama-tama marilah kita panjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT atas
berkat dan rahmatnya sehingga kita dapat berkumpul pada lomba pidato dalam rangka
HUT SMA NEGERI JATIROTO yang ke-29 th. Serta tak lupa semoga sholawat dan
salam tetap tercurahkan pada junjungan nabi besar nabi Muhammad SAW .
Terima kasih atas kesempatan yang telah diberikan kepada saya yuntuk
menyampaikan pidato bertema lingkungan Dalam hal ini saya menyampaikan ttg
lingkungan sekolah sebagai Wawasan Wiyata Mandala.
Wawasan berarti pandangan atau tinjauan.
Wiyata berarti pengajaran atau pendidikan.
Mandala berarti bulatan atau lingkungan
Wawasan Wiyata Mandala adalah cara memandang sekolah sebagai lingkungan
pendidikan dan pembelajaran.
Sekolah sebagai pengemban utama misi pendidikan hendaknya hanya digunakan
untuk tujuan Pendidikan. Oleh karena itu, setiap pihak yang terlibat dalam dunia
pendidikan berkewajiban untuk menciptakan sekolah sebagai wawasan wiyatamandala.
Untuk melaksanakan wawasan wiyata mandala perlu diciptakan suatu situasi
dimana siswa dapat menikmati kenyamanan dalam proses belajar, Untuk mewujudkan
situasi dan kondisi tersebut maka ada beberapa faktor dan komponen.

Salah satu

komponen yang harus diperhatikan adalah perilaku siswa selama di sekolah.


Perilaku siswa yang mendukung wawasan wiyata mandala misalnya:
1. Datang dan pulang sesuai dengan ketentuan sekolah
2. Jika ada teman yang bertengkar maka ikut melerai atau menyampaikan kepada pihak
sekolah
3. Tidak merusak sarana maupun prasarana sekolah
4. Bersikap santun kepada kepala sekolah, guru , TU, tamu, orang yang lebih tua dan
teman
5. Dan masih banyak yang lain
Banyak kejadian di sekolah yang menunjukkan siswa kurang mendukung wawasan
wiyata mandala. Misalnya siswa pulang belum waktunya atau mbolos. Hal ini jelas akan
mengganggu sekolah karena bapak ibu yang sebenarnya mengajar akhirnya bertugas

mengurusi siswa yang membolos tersebut. Permasalahan belum berhenti jika ditengah
perjalan siswa tersebut bertengkar denga siswa dari sekolah lain.
Contoh perilaku siswa yang mendukung wawasan wiyata mandala: Misalnya saat kita
istirahat disamping kelas kita ada kran air yang bocor sehingga airnya menggenangi
sekitarnya maka kita secara sadar dan sukarela mematikan kran tersebut atau kita
melaporkan pada tukang kebun. Pada saat kita makan di kantin setelah selesai makan
maka bungkus makan kita buang ke tempat sampah yang ada disekitarnya.
Contoh lain lagi misalnya Kita sering diberi tugas atau PR oleh bapak ibu guru baik
tugas kelompok maupun perorangan. Jika tugas kelompok maka dibutuhkan kesadaran
dari semua anggota kelompok untuk ikut menyelesaikan bukan yang bekerja hanya satu
atau dua siswa sedang anggota lainnya hanya titip nama. Siswa yang hanya titip nama itu
berarti masih kurang kesadarannya tentang wawasan wiyata mandala. Sedangkan untuk
tugas perorangan maka harus dikerjakan secara perorangan bukan hanya copi paste atau
menyalin milik teman. Masih banyak contoh yang dapat kita lakukan untuk mendukung
wawasan wiyata mandala di sekolah kita tercinta ini.
Lingkungan di SMA Negeri Jatiroto sudah cukup kondusif. Saya mengajak temanteman untuk selalu ikut menjaga lingkungan sekolah kita yang sudah cukup aman, indah
dan penuh kekeluargaan ini. Meskipun terkadang kita masih menemukan situasi yang
kurang mendukung misalnya saya masih menemukan kejadian siswa bertengkar. Namun
secara umum lingkungan kita sudah berjalan baik.
Apabila bagian-bagian yang ada di sekolah kita ada yang tidak berjalan semestinya
maka akan menyebabkan sekolah terganggu dan berdampak akan menghambat
pencapaian tujuan sekolah. Bagian-bagian itu antara lain fisik dan non fisik. Keadaan
fisik misalnya gedung, perabot, bangku, meja, papan tulis, perpustakaan dan laboratorium
sedangkan non fisik misalnya kurikulum, peraturan-peraturan yang berlaku dll.
Keadaan fisik sekolah perlu dirawat dan dijaga dengan baik serta digunakan sesuai
dengan fungsinya. Siswa dapat merawat dan menjaganya dengan berpedoman pada
prinsip 5K yaitu Kebersihan, Keamanan, Ketertiban, Keindahan dan Kekeluargaan.
Sekolah merupakan tempat siswa belajar dan guru mengajar, tempat untuk menuntut
ilmu, tempat mengembangkan nilai-nilai social dan agama juga yang tidak kalah
pentingnya mengembangkan pengetahuan dan keterampilan
Oleh karena itu sudah sewajarnya kita mempunyai kewajiban moral untuk senantiasa
menjunjung tinggi nama baik sekolah, serta menjaga dan melindungi sekolah dari segala
macam gangguan. Baik gangguan yang datang dari dalam maupun dari luar sekolah.
Sekarang tinggal teman-teman mau mewujudkan lingkungan sekolah kita kondusif atau
sebaliknya. Tentu semua teman sepakat SMA Negeri Jatoroto harus tetap jaya.dan
bravo SMANJA!

Anda mungkin juga menyukai