Anda di halaman 1dari 8

BAB II

PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Hak dan Kewajiban Warga Negara
Hak adalah Sesuatu yang mutlak menjadi milik kita dan penggunaannya tergantung
kepada kita sendiri. Adapun mendefinisikannya lainnya adalah sebagai berikut: Hak adalah
kuasa untuk menerima atau melakukan suatu yang semestinya diterima atau dilakukan melalui
oleh pihak tertentu dan tidak dapat oleh pihak lain manapun juga yang pada prinsipnya dapat
dituntut secara paksa olehnya.
Wajib adalah beban untuk memberikan sesuatu yang semestinya dibiarkan atau diberikan
melalui pihak tertentu tidak dapat oleh pihak lain manapun yang pada prinsipnya dapat dituntut
secara paksa oleh yang berkepentingan. Sedangkan Kewajiban adalah Sesuatu yang harus
dilakukan dengan penuh rasa tanggung jawab. Contohnya : melaksanakan tata tertib di sekolah,
membayar SPP atau melaksanakan tugas yang diberikan guru dengan sebaik-baiknya dan
sebagainya. Warga Negara adalah penduduk yang sepenuhnya dapat diatur oleh Pemerintah
Negara tersebut dan mengakui Pemerintahnya sendiri.
Kewajiban pada intinya adalah sesuatu yang harus dilakukan. Disini kewajiban berarti
suatu keharusan maka apapun itu jika merupakan kewajiban kita harus melaksanakannya tanpa
ada alasan. Dari pengertian yang lain kewajiban berarti sesuatu yang harus dilakukan dengan
penuh rasa tanggung jawab. Hak dan kewajiban merupakan sesuatu yang sangat esensial
utamanya di dalam kehidupan manusia sebagi makhluk Tuhan maupun manusia sebagai makhluk
social.
Warga mengandung arti peserta, anggota atau warga dari suatu organisasi atau
perkumpulan. Warga negara artinya warga atau anggota dari organisasi yang bernama negara.
Istilah warga Negara lazin digunakan untuk menunjukan hubungan yang sederajat antara warga
dengan negaranya. Dengan memiliki status sebagai warga Negara orang memiliki hubungan
dengan negaranya. Hubungan itu nantinya tercermin dalam hak dan kewajiban. Seperti halnya
kita sebagai anggota sebuah organisasi, maka hubungannya itu berwujud peranan hak dan
kewajiban secara timbal balik.

2.2 Hak warga negara Indonesia


Setiap warga negara berhak mendapatkan perlindungan hukum.
Setiap warga negara bebas untuk memilih,memeluk,menjalankan

agama

dan

kepercayaan masing-masing yang dipercayai.


Setiap warga negara berhak memperoleh pendidikan dan pengajaran.
Setiap warga negara berhak mempertahankan wilayah negara kesatuan Indonesia atau
NKRI dari serangan musuh.
2.3 Kewajiban dan kewenangan warga negara Indonesia
Menjunjung tinggi dan menaati perundang-undangan yang berlaku.
Membayar pajak, bea dan cukai yang dibebankan negara kepadanya.
Membela negara dari segala bentuk ancaman, baik yang datang dari dalam maupun dari
luar negeri.
Menyukseskan Pemilu baik sebagai peserta atau petugas penyelenggara.
Mendahulukan kepentingan negara/umum dari pada kepentingan pribadi.
Melaksanakan tugas dan kewajiban yang dibebankan bangsa dan negara.
2.4 Hak dan Kewajiban WNI yang dicantumkan dalam UUD 1945

1. Wujud hubungan warga negara dan negara pada umumnya berupa peranan(role).
2. Hak dan Kewajiaban warga negara Indonesia tercantum dalam pasal 27-34 UUD
1945.
a. Hak warga negara Indonesia
1) Hak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak: Tiap warga negara berhak atas
pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan (pasal27 ayat 2).
2) Hak untuk hidup dan mempertahankan kehidupan: Setiap orang berhak untuk hidup
serta berhak mempertahankan hidup dan kehidupannya (pasal 28A).
3) Hak untuk membentuk keluarga dan melanjutkan keturunan melalui perkawinan yang
sah( pasal 28B ayat 1).
4) Hak atas kelangsungan hidup.
5) Hak untuk mengembangkan diri dan melalui pemenuhan kebutuhan dasarnya dan berhak
mendapat pendidikan, ilmu pengetahuan dan teknologi,seni dan budaya demi
meningkatakan kualitas hidupnya demi kesejahteraan hidup manusia (pasal 28C ayat 1).
6) Hak memajukan dirinya dalam memperjuangkan haknya secara kolektif untuk
membangun masyarakat, bangsa, dan negaranya (pasal 28C ayat 2).
7) Hak atas pengakuan, jaminan, perlindungan, dan kepastian hukum yang adil serta
perlakuan yang sama di depan hokum(pasal 28 D ayat 1).
8) Hak untuk mempunyai hak milik pribadi, hak untuk hidup, hak untuk tidak disiksa, hak
kemerdekaan pikiran dan hati nurani, hak beragama, hak untuk tidak diperbudak, hak
untuk diakui sebagai pribadi dihadapan hokum, dan hak untuk tidak dituntut atas dasar

hokum yang berlaku surut adalah hak asasi manusia yang tidak dapat dikurangi dalam
keadaan apapun (pasal 28 I ayat 1).
b. Kewajiban warga negara Indonesia
1) Wajib menaati hokum dan pemerintahan: Segala warga negara bersamaan
kedudukannya di dalam hokum dan pemerintahan wajib menjunjung hokum dan
pemerintahan itu dengan tidak ada kecualinya (pasal 27 ayat 1).
2) Wajib ikut serta dalam upaya pembelaan negara: Setiap warga negara berhak dan wajib
ikutserta dalam upaya pembelaan negara (pasal 27 ayat 3).
3) Wajib menghormati hak asasi manusia orang lain (pasal 28J ayat 1).
4) Wajib tunduk kepada pembatasan yang ditetapkan dengan Undang-Undang: Dalam
menjalankan hak dan kebebasannya, setiap orang wajib tunduk kepada pembatasan yang
ditetapkan dengan Undang-Undang dengan maksud untuk menjamin pengakuan serta
penghormatan atas hak kebebasan orang lain dan untuk memenuhi tuntutan yang adil
sesuai dengan pertimbangan moral, nilai-nilai agama, keamanan, dan ketertiban umum
dalam suatu masyarakat demokratis (pasal 28J ayat 2).
5) Wajib ikutserta dalam usaha pertahanan dan keamanan negara: Tiap-tiap warga negara
berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pertahanan dan keamanan negara (pasal 30
ayat 1).
2.5 Upaya-upaya untuk mengurangi pelanggaran hak dan kewajiban warga Negara

Meningkatkan kesadaran akan hak dan kewenangan sebagai warga negara Indonesia.
Memupuk rasa nasionalisme sejak dini

2.6 Studi Kasus


KORANBOGOR.com,GARUT - Kasus korupsi dana bantuan gempa (Dugem) yang
melibatkan Kepala Desa Cigedug, Kecamatan Cigedug, kabupaten Garut, A Basit hingga kini
masih belum jelas tindak lanjutnya. Padahal sebelumnya berbagai upaya telah dilakukan warga,
diantaranya melaporkan kasus tersebut ke kantor Kejaksaan Negeri Garut, mendatangi gedung
DPRD Garut untuk melakukan audensi, melakukan pertemuan dengan pihak Inspektorat serta
Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa (BPMPD).
Bahkan
belum
lama
ini,
Seperti
yang
telah
diberitakan KORANBOGOR.COM sebelumnya, ratusan warga Desa Cigedug kembali turun
kejalan menggeruduk kantor Kejaksaan Negeri Garut dan DPRD Garut untuk mempertanyakan
kelanjutan kasus tersebut yang menurut mereka sepertinya sengaja di peti es-kan.

Selain mempertanyakan kelanjutan proses dari kasus tersebut, warga pun menuntut agar
Pemerintah Kabupaten Garut segera mencopot Kepala Desa Cigedug, A Basit yang menurut
mereka telah melakukan korupsi bukan saja terhadap dana bantuan gempa.
Tokoh masyarakat Kampung babakan, Desa Cigedug, Maman Syaifurohman (72), mengatakan
kini warga sudah merasa tidak nyaman lagi dengan kepemimpinan kepala desa. Sebab
menurutnya, Basit diduga telah melakukan korupsi terhadap penyaluran dana bantuan korban
gempa, beras untuk rumah tangga miskin (raskin), dan pendistribusian e-KTP.
Dikatakan Maman, di Desa Cigedug, terdapat 30 kepala keluarga (KK) yang terdaftar
sebagai penerima bantuan renovasi rumah akibat gempa bumi yang terjadi pada tahun 2009 lalu.
Setiap korban, lanjut maman, berhak menerima bantuan antara Rp 8 juta sampai Rp 15 juta,
disesuaikan dengan tingkat kerusakan pada masing-masing rumah.
Sebenarnya, ujar Maman, terdapat ratusan rumah warga yang mengalami kerusakan
akibat kejadian gempa tersebut. Namun, yang tercantum sebagai penerima bantuan hanya 30
warga saja. Warga hanya menerima tidak lebih dari 10 persen dari yang seharusnya diterima.
Itupun, dari sekitar 30 orang belum semuanya menerima bantuan.
Saya tercatat sebagai korban yang mendapat bantuan sebesar Rp 10.220.000. Tapi
sampai sekarang saya belum menerima sedikitpun bantuan tersebut. Memang ada sebagian
korban yang sudah menerima, namun itupun jumlahnya hanya sekitar Rp 500 ribu hingga Rp 1
juta saja, ujar Maman.
Tak hanya itu, Menurut Maman, para korban gempa yang berhak menerima bantuan pun
diancam dan disuruh tutup mulut agar tidak melaporkan pada siapapun bahwa mereka hanya
diberi bantuan dalam jumlah jauh lebih sedikit dari seharusnya.
Sementara, Pengawas Pemerintah pada Inspektorat Kabupaten Garut, Indra Satria, mengatakan
bahawa ia baru mendapat laporan tersebut dari satu pihak, yakni warga yang menginginkan
pencopotan jabatan kepala desa tersebut.
Menurutnya, beberapa hari lalu pihaknya pun telah turun ke Desa Cigedug untuk
melakukan penelusuran atas laporan yang diterimanya. Namun menurut Indra, saat dilakukan
pemeriksaan terhadap para korban gempa, dari 30 korban, hanya 20 orang saja yang bisa
memberikan keterangan.
Kalau saat itu 10 korban lainnya bisa ditemui, pasti sekarang sudah didapat angka
dugaan korupsinya. Makanya, kami akan turun kembali ke Desa Cigedug untuk mencari
keterangan dari korban lainnya, ujar Indra yang kini menjabat sebagai Ketua Tim Pengaduan
Masyarakat Peduli Garut Desa Cigedug tersebut.

Indra mengatakan, pihaknya tidak bisa meberikan target waktu penyelesaian tindak lanjut
laporan
tersebut.
Yang
jelas,
ujarnya,
penyelidikan masih terus dilakukan untuk mengungkap laporan tersebut.
Terpisah, Kepala Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa (BPMPD)
Kabupaten Garut, Elka Nurhakimah, mengaku baru akan memproses pencopotan pangkat kepala
desa jika Inspektorat bisa membuktikan kesalahan kepala desa tersebut.
Nantinya ada rekomendasi dari Bupati dulu. Setelah SK pembehentian tugas turun, baru
jabatannya bisa dicopot. Itu pun kalau terbukti bersalah. Hal tersebut sesuai prosedur dalam
Perda Nomor 8 Tahun 2006 Tentang Tata Cara Pencalonan, Pengangkataan, dan Pemberhentian
Kepala Desa, kata Elka.
Dimintai tanggapannya tentang lambatnya penanganan terhadap kasus bantuan dan
gempa yang sampai saat ini belum ada tindak lanjutnya, Sekjen Garut Governance Watch
(GGW), Agus Rustandi memgatakan, Hal itu menunjukan lambannya kinerja pihak Kejaksaan
dalam merespon setiap pangaduan masyarakat. Menurutnya, kalau dilihat dari kasusnya,
permasalahan tersebut sudah masuk pada tindak korupsi yang jelas-jelas sangat merugikan
masyarakat
sebagi
pihak
yang
berhak
menerima
bantuan
tersebut.
Dikatakan Agus, Seharusnya pihak Kejaksaan cepat tanggap dan menjadikan kasus tersebut
sebagai
pintu
masuk
untuk
mengungkap
kasus-kasus serupa yang tak menutup kemungkinan terjadi juga didaerah lain.
Seharusnya pihak Kejaksaan cepat tanggap, karena kasusnya sudah jelas dimana warga
yang harusnya mendapatkan bantuan tetapi nyatanya tidak sampai, dan itu sudah masuk pada
tindak pidana korupsi. Selain itu kasus tersebut dapat dijadikan pintu masuk bagi kejaksaan
untukmengungkap kasus-kasus serupa, karena kemungkinan besar kasus yang menimpa
masyarakat korban gempa di Kecamatan Cigedug tersebut hanya merupakan salah satunya saja.
kalau dikembangkan lagi, pasti akan ditemukan kasus serupa, apalagi di daerah Garut Selatan.
Pungkas Agus. (Agus)

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Berdasarkan makalah yang kami buat, dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut bahwa
pelanggaran hak dan kewenangan di Indonesia masih membutuhkan perhatian yang lebih.
Oleh karena itu sebagai warga negara Indonesia yang baik wajib meningkatkan kesadaran
akan hak dan kewenangan yang ada. Serta memupuk rasa nasionalisme sejak dini.
3.2 Saran
Kami menyadari bahwa makalah yang kami susun belum sempurna sehingga kami perlu
mengkaji kembali terkait dengan materi yang kami bahas.

DAFTAR PUSTAKA

1. ryanlavigne.blogspot.com
2. http://nurulhaj19.wordpress.com/hak-dan-kewajiban-warga-negara-indonesia/
3. http://delviadelvi.wordpress.com/2010/03/04/pasal-28-d-ayat-1/
4. http://bestcampdeade.blogspot.com/2011/02/tugas-makalah-hak-dan-kewajibanwarga.html
5. http://salamnasution.blogspot.com/2012/05/perlindungan-hukum-terhadap-tenaga.html
6. Junus, E, Aspek Hukum dalam Sengketa Hak Kekayaan Intelektual, 2003

Anda mungkin juga menyukai