Anda di halaman 1dari 107

KIMIA DASAR 2013

MATERI MID TEST

I. STRUKTUR ATOM
II. SISTIM PERIODIK
III. IKATAN KIMIA
IV. STOKHIOMETRI
V. LARUTAN
VI. KESETIMBANGAN
KIMIA
VII. KESETIMBANGAN
ASAM BASA

MATERI FINAL TEST

VIII. THERMODINAMIKA
KIMIA
IX. KINETIKA KIMIA
X. ELEKTROKIMIA
XI. HIDROKARBON
XII. GUGUS FUNGSIONAL
SENYAWA ORGANIK
XIII. ASAM BASA ORGANIK
DAN TURUNAN
XIV. BIOMOLEKULER

Kontrak Perkuliahan

Terlambat 15 menit tidak boleh masuk


Kehadiran minimal 80% (Mid + Fnl + 11 x Kuliah).
Kegiatan non akademik tdk boleh mengganggu
perkuliahan.
Memakai baju kemeja.
Pakai sepatu.
HP harus off.
Kimia Dasar yang 3 SKS, Harus ikut praktikum.
Tidak ada pengulangan ujian MID dan FINAL.
Tidak boleh merokok saat mengikuti kuliah.

PENILAIAN

Ujian Tengah Semester : 20 %.


Ujian Akhir Semester : 25 %.
Tugas Modul I s/d XIV : 10 %.
Keaktifan dan Soft Skill : 20 %.
Praktikum : 25 %.

30%
30%
10%
30%

Catatan :
1. Tugas Modul dikumpul ke Dosen
2. Soft Skill : Nilai moral, etika, dan sosial.

Literatur

Semua literatur Kimia dasar dan Kimia Organik


termasuk lewat internet.
Buku wajib : DIKTAT KULIAH KIMIA DASAR UPT MKU
UNHAS EDISI 2013.
Buku Penunjang : Metode Praktis Belajar KIMIA
DASAR dan KIMIA ORGANIK UPT MKU UNHAS 2008.
Buku Rujukan utama:
1. Kimia Dasar (Petrucci, Suminar) 2 JILID
2. Kimia Organik (Fessenden) 2 JILID
3. Kimia Anorganik (Cotton)
4. Kimia Dasar dan Larutan (Hiskiah Ahmad)
5. Kimia Dasar untuk Perguruan Tinggi (Erdawati), dll.

BAB I. STRUKTUR ATOM


Partikel Dasar Penyusun Atom :
Elektron, Proton, dan Neutron.
Teori Atom : Dalton, Thomson,
Rutherford, Bohr, de-Brouglie, dan
Heisenberg.
Orbital atom.
Bilangan Kuantum.

Partikel Dasar Penyusun Atom

Elektron :
- Faraday (1834) : Materi dan listrik adalah ekivalen.
- J. Plucker (1855) : Penemu awal pembuatan sinar
katoda, dan dipelajari lebih lanjut oleh W. Crookers,
(1975) dan J.J Thomson, (1879).
- Sebagai sumber elektron J.J. Thomson
menggunakan :
(a) Sinar katoda yg berasal dari katoda Al, Pt dan Fe.
(b) Emisi fotoelektrik dari Zn.
(c) Emisi termionik dari filamen karbon.

Tabung Katoda

Tabung Katoda
kolimator
+

katoda

anoda

Layar fluoresen

katoda
-

anoda

katoda

padel

katoda

anoda

anoda

Sifat Sinar Katoda

1.
2.
3.
4.
5.

Berasal dari katoda.


Bergerak menurut garis lurus.
Bermuatan negatif.
Dibelokkan oleh medan magnet.
Memiliki momentum karena mempunyai
massa.
6. Sifat-sifat di atas tidak bergantung pada
bahan yang digunakan untuk membuat
katoda, sisa gas yang terdapat dalam tabung,
maupun kawat penghubung katoda dan
bahan alat penghasil arus.

Muatan dan Massa Elektron

Tahun 1891, Stoney mengusulkan nama


elektron untuk satuan listrik dan sekarang
partikel sinar katoda ini disebut elektron.
e/m = 1,76 x 108 C/g
Tahun 1960, Robert A. Millikan menentukan
muatan elektron (e) = 1,602 x 10-19 C

Massa Elektron
19

1,6 x 10 C
e
28
m

9,11 x 10 g
8
e/m 1,76 x 10 C/g

Percobaan Tetes minyak Millikan


Tetesan minyak
Plat bermuatan (+)

Lubang kecil

Sinar X

Atomizer

Mikroskop

Tetesan minyak
yang diamati
Plat bermuatan (-)

Proton

Goldstein (1886) : Menemukan sinar positif dalam


tabung sinar katoda dibalik katoda berlubang yang
disebut sinar terusan.
Percobaan dengan gas hidrogen : e/m untuk sinar
terusan hidrogen lebih besar dari e/m untuk elektron.
Dipostulatkan : H+ adalah partikel dasar dari atom.
Besar muatannya sama dengan muatan elektron
tetapi dengan tanda yang berlawanan.
Massa H+ : 1837 kali lebih besar dari massa elektron.
Partikel ini disebut Proton.
e/m elektron =
1,76 x 108 Coulomb/g
e/m ion H+
=
96520/1,008 Coulomb/g

massa elektron
e/m ion hidrogen 96520/1,00 8 C/g
1

8
massa ion hidrogen
e/m elektron
1837
1,76 x 10 C/g

Katoda Berlubang dan Proton


1886 Eugen Goldstein mengamati bahwa muatan
positif juga dihasilkan dalam tabung sinar katodacanal rays.
kation+ + e-

atom

atau

katoda

anoda

X+ + e-

Neutron

Rutherford (1920) : Meramalkan bahwa


kemungkinan besar dalam inti terdapat
partikel dasar yang tidak bermuatan.
Karena netralnya maka partikel ini sukar
dideteksi.
Baru pada tahun 1932, J. Chadwick dapat
menemukan netron.
Reaksinya :
4
2 He

11
14
7 N
5B

1
n
0

Alat Spektroskopi Massa


Pendeteksi Neutron

Spektrometer massa : Instrumen yang


mengukur rasio muatan-massa suatu partikel
bermuatan untuk mendeteksi neutron.
Accelerating plates

kolektor

Ion 126C+
Detektor

Gas
inlet

Electron
gun

Magnet

Ion 42He+
Slit

Energi Radiasi

Cahaya adalah radiasi gelombang


elektromagnetik dengan energi sebesar :
c
c

E h ;
atau E h

E = energi (Joule),
= frekuensi (Hz, 1/det)
= panjang gelombang (m),
h = tetapan Planck(6,62 x 10-34 J.det)
c = kecepatan cahaya (2,9979 x 108 m/det)

Spektrum Atom Hidrogen

Pancaran energi cahaya yang disebabkan oleh


perpindahan elektron dari suatu tingkat energi lebih
tinggi ke tingkat energi lebih rendah = radiasi
elektromagnetik.
BALMER (1885) dapat menghitung frekuensi
pancaran gelombang cahaya selama perpindahan
elektron atom hidrogen dari n2 ke n1 dengan
rumus :

3,288

x 10

15

det

1
1

2
2
n
n2
1

Deret Spektrum Hidrogen

Deret spektrum hidrogen dapat dibagi atas :


1. Deret Lyman : Terjadi perpindahan elektron
dari tingkatan n2 = 2, 3, 4 ~ ke n1 = 1
2. Deret Balmer : n2 = 3, 4, 5 ~ ke n1 = 2
3. Deret Paschen : n2 = 4, 5, 6 ~ ke n1 = 3
4. Deret Brackett : n2 = 5, 6, 7 ~ ke n1 = 4
5. Deret Pfund : n2 = 6, 7, 8 ~ ke n1 = 5.

Model Atom

J.J. Thomson (1904) : Atom menyerupai agar-agar

yang tersusun atas muatan positif dan negatif.


Muatan positif tersebar secara merata dalam bulatan
yang merupakan atom dan elektron (muatan negatif)
terdapat di dalamnya.
Atom Thomson dapat diumpamakan sebagai roti
kismis dimana roti merupakan muatan positif dan
kismis adalah muatan negatif.
Bagian positif dari atom Thomson mempunyai
diameter 10-10 m (1Ao). Percobaan penghamburan
sinar alfa oleh Rutherford menunjukkan bahwa
model atom ini tidak dapat dipertahankan lagi.

Model Atom Rutherford

Menurut Rutherford : Seluruh muatan positif atom


dianggap terpusat pada suatu inti yang sangat kecil
dengan muatan listrik +Ze dan elektron sebanyak Z
(Z = nomor atom)yang bergerak mengelilingi inti.
Gambarkan model atom Rutherford :
a) Inti lain bermuatan
(+) berdampingan
dgn model atom
Rutherford
b) Model Atom
Rutherford

Alat Eksperimen Rutherford

Teori Bohr

Bertitik tolak dari Teori Rutherford dan


kuantum Planck, Bohr merumuskan :
nh
1.
mvr
(n 1,2,3, .......... ..)
2

2. mv2/r (gaya sentrifugal) = e2/r2 (gaya tarik


menarik inti dengan elektron).
Energi elektron dalam suatu lintasan tertentu :
E = -1/2mv2
Energi elektron yang bergerak dari satu
lintasan ke lintasan lain : E2-E1= h

Model Atom Bohr

Model atom Bohr


merupakan model
tata surya
Tiap bilangan
kuantum utama
mewakili suatu orbit
atau kulit
Inti atom terletak
ditengah-tengah

Teori Bohr pada Atom Hidrogen

Jari-jari lintasan :

n 2h 2
4 m e

(n 1, 2, 3, ........)

Energi pada lintasan tertentu :

En

2 m e

n 2h 2

Energi elektron yang berpindah dari


satu lintasan ke lintasan yang lain :

Frekuensi ()
= C/, dimana :
Untuk deret Balmer

(n 1,2,3,......)

E1 E 2 h

1
1
1,097 10 m 2 2

n
2
n 2,3,5,......
1

Sifat Gelombang Elektron

Tahun 1942, Louis de-Broglie


merumuskan panjang gelombang

=h/m.v

Jika elektron bergerak dalam orbit Bohr,


nh
maka :
mvr
(n 1,2,3, .......... ..)
2

akan sama dengan :


=h/m.v
Sehingga diperoleh : n = 2 r

Teori Ketidakpastian Heisenberg

Werner Heisenberg (1925) mengemukakan


prinsip ketidakpastian yang menyatakan
bahwa tidak mungkin untuk dapat
mengetahui pada waktu yang bersamaan
baik momentum maupun kedudukan suatu
partikel seperti elektron dengan tepat.
Rumus :

h
(p x )(x )
4

Bilangan Kuantum
1. Bilangan kuantum utama (n)
Nilai n = 1, 2, 3, ., dst.
2. Bilangan kuantum Azimuth (l)
Nilai l = n-1
3. Bilangan kuantum magnetik (m)
nilai m = - l s/d + l
4. Bilangan kuantum spin (s)
Nilai s = 1/2

Distribusi Bilangan Kuantum

Bentuk Orbital Atom

Orbital s :

Orbital p :

Orbital d :

Orbital f : Orbital ini untuk unsur-unsur


Lantanida dan Actinida tidak dibahas.

Bentuk Orbital (Gambar Lain)

Orbital s (hanya 1)

Orbital d (ada 5)

Orbital p (ada 3)

Orbital f (ada 7)

Spin Elektron

Pauli menambahkan satu bilangan kuantum


yang akan mengizinkan dua buah elektron
berada dalam satu orbital
Bilangan Kuantum Spin, ms
Dapat bernilai +1/2 dan -1/2
Pauli juga mengusulkan bahwa tidak ada dua
elektron dalam atom yang dapat memiliki suatu
set (empat) bilangan kuantum yang samaPrinsip Larangan Pauli

Prinsip Aufbau
Aufbau : menyusun
Digunakan untuk menyusun konfigurasi elektron
Untuk suatu unsur, jumlah elektron dalam atom netral
sama dengan nomor atomnya

Penyusunan dimulai dari tingkat energi yang rendah ke


yang lebih tinggi
Jika dua atau lebih orbital berada pada tingkat energi
yang sama, maka orbital tersebut akan ter degenarate.
Jangan memasangkan elektron sampai benar-benar
tidak ada jalan lain untuk memasangkannya

Aturan Hund
Ketika meletakkan elektron ke dalam orbital pada
tingkat energi yang sama, letakkan satu elektron pada
tiap orbital sebelum memasangkannya pada orbital
yang sama

Keberadaan elektron yang tidak berpasangan dapat


dibuktikan dengan sifat elektromagnetiknya
Paramagnetik tertarik pada medan magnet.
Mengindikasikan adanya elektron tidak berpasangan
Diamagnetik menolak medan magnet.
Mengindikasikan semua elektron berpasangan

Cara pengisian
elektron

Penulisan Konfigurasi Elektron


Contoh
Contoh

Penulisan lain

BAB II. SISTIM PERIODIK UNSUR

Pandangan ahli Kimia tentang Klasifikasi


Unsur : Triade Dobereiner, Oktaf Newlands,
Lothar Meyer, dan Dimitri Mendeleev.
Sifat Fisika Unsur : Muatan inti efektif, energi
ionisasi, afinitas elektron, jari-jari atom,
kelektronegatifat, dan kepolaran.
Sifat Kimia Unsur : Hidrogen, gol alkali, alkali
tanah, IIIA s/d VIIIA, unsur-unsur periode ke
tiga, dan perbandingan unsur gol IA dan IB.

Triade Dobereiner

Tahun 1817, Johann W. Dobereiner : Orang


pertama yang menemukan adanya

hubungan antara sifat unsur dan massa


atom relatif. ia menemukan beberapa
kelompok tiga unsur yang mempunyai
kemiripan sifat yang ada hubungannya
dengan massa atom relatif, seperti :
Li
Ca
Cl
Na
Sr
Br
K
Ba
I

Hukum Oktaf Newlands

Tahun 1865, John Newlands menemukan


hubungan lain antara sifat unsur dan massa atom
relatif, sesuai dengan hukum yang disebutnya
Hukum Oktaf.
Li
Be B
C
N
O
F
Na Mg Al
Si
P
S
Cl
K
Ca Cr
Ti
Mn Fe
Hal yang belum dapat diterima adalah : Cr tidak
mirip dengan Al, Mn tidak mirip dengan P, Fe tidak
mirip dengan S, tetapi usahanya telah menuju ke
arah yang tepat untuk menyusun suatu daftar
unsur.

Daftar Mendeleev

Tahun 1869, Mendeleev berhasil menyusun suatu


daftar 65 unsur yang dikenal sebagai hukum
periodik, berbunyi : sifat unsur-unsur merupakan
fungsi berkala massa atom relatif.
Perbaikan yang dilakukan Mendeleev adalah :
1. Jalur khusus disediakan untuk unsur-unsur yang
dikenal sebagai unsur transisi.
2. Dikosongkan tempat untuk unsur yang belum
ditemukan (44, 68, 72 dan 100).
3. Koreksi massa atom relatif unsur seperti : Cr
bukan 43,3 tetapi 52,0.
4. Unsur yang belum dikenal telah diramalkan
misalnya sifat-sifat ekasilikon (Ge).

Keuntungan Daftar Mendeleev

1. Sifat fisika dan kimia unsur berubah


secara teratur dalam satu golongan.
2. Valensi tertinggi unsur dalam golongan
sama dengan nomor golongannya.
3. Adanya sekelompok unsur yang tidak
bersifat elektronegatif maupun
elektropositif.
4. Mendeleev meramalkan sifat unsur yang
belum ditemukan, yang akan mengisi
tempat yang kosong dalam daftar.

Sistim Periodik Modern

Daftar unsur disusun berdasarkan konfigurasi


elektronnya.
KESIMPULANNYA SEBAGAI BERIKUT:
a. Elektron-elektron tersusun dalam orbital.
b. Hanya dua elektron dapat mengisi setiap
orbital.
c. Orbital-orbital dikelompokkan dalam kulit.
d. Hanya n2 orbital yang dapat mengisi kulit ke-n.
e. Elektron terluar menentukan sifat kimia.
f. Unsur jalur vertikal disebut golongan.
g. Unsur jalur horisontal disebut periode.

Tabel Periodik

Sifat Fisika Unsur


1.
2.

3.
4.

5.

Muatan inti efektif : Zeff = Z -


Energi ionisasi
Afinitas elektron
Jari-jari atom
Kelektronegatifan

Energi Ionisasi
Pertama

Energi Ionisasi Pertama

Afinitas Elektron

Afinitas Elektron

Jari-jari Atom

Jari-jari atom untuk


golongan utama

Jari-jari Atom (pm)

Keelektronegativan

Keelektronegativan

Sifat Kimia Unsur


Reaktifitasnya

dengan H2O, O2,

asam & basa


Sifat kelogaman
Bentuk dan sifat oksidanya
Jenis ikatan dan senyawanya
Kestabilan muatan.

Hidrogen
Berbentuk molekular
Gas yang tdk berwarna dan berbau
Non logam
Dapat membentuk hidrida berikatan
ionik
Dapat berikatan kovalen contoh : H2O
Jika teroksidasi/terbakar jadi H2O.

Unsur Gol Alkali s/d VIIIA


Alkali : Li, Na, K, Rb, Cs, dan Fr.
Alkali Tanah : Be, Mg, Ca, Sr, dan Ba.
Gol IIIA : B, Al, Ga, In, dan Tl.
Gol IVA : C, Si, Ge, Sn, dan Pb.
Gol VA : N, P, As, Sb, dan Bi, (ns2,np3,.,n2)
Gol VIA : O, S, Se, Te, dan Po.
Gol VIIA : F, Cl, Br, I, dan At.
Gol VIIIA : He, Ne, Ar, Kr, Xe, dan Rn.

Unsur Perioda Tiga

Bentuk oksida unsur perioda tiga ternyata


memiliki perbedaan sifat yaitu :
1. Na2O, Na2O2, dan NaO2 = Basa
2. MgO = ?
3. Al2O3 = Amfoter, bagaimana dgn BeO
4. SiO2 = Asam
5. P2O5 = .?
6. SO3 = .?
7. Cl2O7 = ..?

BAB III. IKATAN KIMIA

Ikatan Ionik dan Hukum Hess


Ikatan Kovalen
Ikatan Kovalen Koordinasi
Ikatan Logam
Ikatan Hidrogen
Ikatan van der Walls
Perluasan Ikatan Kovalen ;
1. Teori ikatan valensi
2. Teori orbital molekul

Ikatan Ionik
Terbentuk karena adanya dua buah gaya tarikmenarik elektrostatik antara ion bermuatan positif
dan ion bermuatan negatif

Cl-

Na+

Ikatan ionik umumnya terbentuk dari unsur logam


dengan unsur non logam

Energi dan Pembentukan Ikatan Ionik

Sifat Senyawa Ionik


Umumnya adalah padatan dengan titik leleh
yang tinggi (> 400 oC)
Kebanyakan larut dalam pelarut polar (air) dan
tidak larut dalam pelarut non polar (heksan)
Lelehannya dapat
menghantarkan listrik

Larutannya
menghantarkan listrik
sangat baik

Ikatan Kovalen

Oktet .??

Pengecualian Kaidah Oktet


Tiga jenis pengecualian:

1.Spesies dengan elektron lebih dari 8


elektron yang mengelilingi atom : SF6
2.Spesies dengan elektron kurang dari 8
elektron : AlCl3
3.Spesies dengan total elektron yang
ganjil : NO

Kovalen Polar dan Non Polar


Non-Polar
Elektron dipakai secara merata. Tidak ada beda
keelektronegatifan

H H

Cl Cl

Polar
Elektron tidak dipakai secara merata. Ada beda
keelektronegatifan
+

H Cl

Garis dapat menyatakan adanya elektron yang


dipakai bersama

Keelektronegatifan
Beda kelektronegatifan dalam suatu senyawa
menjadi dasar penentu sifat ikatan :
Kovalen < 1,5 Ionik

Sifat Senyawa Kovalen

Berwujud gas, cairan atau padatan


dengan titik leleh rendah (<300 oC).
Banyak yang tidak larut dalam pelarut
polar tetapi larut dalam pelarut non polar.
Baik bentuk cairan dan lelehannya tidak
menghantar listrik.
Larutannya menghantar listrik sangat
lemah karena tidak memiliki partikel
bermuatan.

Ikatan kovalen Koordinasi

Elektron ikatan dikoordinir oleh satu fihak


saja.
H3N: AlCl3

Ikatan Hidrogen

Ikatan yang terbentuk dimana H menjadi


jembatan yang menghubungkan dua unsur
yang memiliki keelektronegatifan tinggi.
H-FH-FH-F (tanda = ikatan Hidrogen
yg hanya satu elektron).

Ikatan Logam

Gaya yang terjadi dimana atom mengadakan


penataan ulang elektron yang tidak berpasangan
sehingga menjadi ion dan membentuk jarak tertentu
pada sisi kristal yang dihubungkan oleh elektron
yang bergerak dengan bebas pada bidang kristal.

Ikatan van der Waals

Gaya yg timbul antara atom atau molekul pada jarak


tertentu sehingga seolah-olah terjadi senyawa baru,
jika menjauh saling tarik dan jika mendekat saling
tolak menolak.

Pengembangan Teori Ikatan


Kovalen
1. Teori Ikatan Valensi
a. Hibridisasi
b. Resonansi
2. Teori Orbital Molekul
a. Orbital molekul bonding
b. Orbital molekul anti-bonding

Teori Ikatan Valensi


Menurut teori ini, ikatan H-H terbentuk sebagai
hasil dari overlap orbital 1s dari tiap atom H

Metode Teori Ikatan Valensi


Orbital hibrid dibutuhkan untuk membentuk
geometri molekul
Contoh: Karbon
Konfigurasi elektron valensi: 2s2 2px1 2py1
Diketahui bahwa karbon akan membentuk empat
ikatan yang serupa- CH4, CH3Cl2, CCl4

Konfigurasi elektronnya menunjukkan bahwa hanya


dua ikatan yang dpt terbentuk, bukan tetrahedral
tapi tidak stabil. Agar stabil harus berhibridisasi.

Hibridisasi
Untuk menjelaskan mengapa karbon membentuk 4
ikatan tunggal identik, kita asumsikan bahwa orbitalorbital asalnya melebur bersama (terhibridisasi)

Beberapa Contoh Hibridisasi


Btk Hibridisasi Pasangan e- atom pusat

Contoh

Linear

BeH2

Planar Trigonal

BF3

Tetrahedral

CH4

Trigonal piramida

NH3

Bengkok (Bent)

H2O

Segitiga Planar, BeCl3

Linier, CO2

Piramid, NH3

Tetrahedral, CH4
Bent, H2O

Geometri Molekul dengan


Dasar Tetrahedral
H
C
H
H
H
Tetrahedral

N
H

Piramid

O H
H
Bent

Bent dan piramid sebenarnya adalah


tertrahedral tetapi ada pasangan elektron yang
tidak berikatan

Geometri Lainnya
Bilangan Pasangan elektron
Koordinasi
Ikatan Bebas
5
5
0

Formula
Bentuk
Umum Geometri
AB5 Trigonal Piramid

AB4O

SeeSaw

AB3O2

Bentuk T

AB2O3

Linear

AB6

Oktahedral

AB5O2

Piramid Segi-4

AB4O2

Segi-4 planar

Geometri Molekul

Etana

Untuk molekul yang lebih


besar, aturan geometri
molekul masih berlaku

Momen Dipol
Dapat dilihat dengan meletakkan molekul dalam
medan listrik. Molekul polar akan terorientasi
sedangkan molekul non-polar akan sebaliknya

Hibridisasi sp3
Dalam kasus ini, semua orbital s dan p
berhibridisasi.

sp3
dimana 25% karakter s dan 73% karakter p

Etana, CH3CH3

Ikatan s terbentuk
melalui overlaping secara
membujur (dari ujung ke
ujung)
Molekul dapat bebas
berotasi disepanjang
ikatan tunggal

Hibridisasi sp2
Ini menunjukan adanya ikatan rangkap,
hibridisasi tipe kedua. Hibridisasi sp2 terbentuk
dari kombinasi satu orbital s dan 2 orbital p. satu
orbital p tersisa

Orbital Hibridisasi sp2


Orbital p yang tidak terhibridisasi dapat beroverlap, membentuk ikatan kedua-p
Ikatan p terbentuk
melalui overlaping baik
dari atas maupun bawah
dari struktur planar
molekul
Bagian dari molekul
tidak dapat bebas
berotasi

Orbital Hibridisasi sp
Hibridisasi ini membentuk ikatan rangkap 3 yang
menghasilkan 2 orbital p yang tidak terhibridisasi

Orbital Hibridisasi Lainnya


Orbotal d juga dapat terlibat dalam
pembetukan orbital hibridisasi

Metode Orbital Molekul


Orbital-orbital atom berkombinasi membentuk

orbital molekul, jumlah orbital molekul yang


terbentuk harus sama dengan jumlah orbital atom
yang secara matematis berkombinasi.
Contoh: H2
Dua buah orbital 1s akan berkombinasi membentuk
dua orbital molekul. Hasil akhir dari energi yang
baru terbentuk sama dengan orbital asalnya, dua 1s.
Walaupun demikian, mereka berada pada tingkat
energi yang berbeda.

Diagram Orbital Molekul H2

Orbital Molekul
Ketika dua orbital atom bergabung, ada tiga
kemungkinan orbital molekul yang terbentuk.
Orbital ikatan (bonding): s atau p
Energinya lebih rendah dibandingkan orbital atom dan
terdapat overlapkerapatan elektron
Orbital antiikatan (antibonding): s* atau p*
Energinya lebih tinggi daripada orbital atomnya dan
kerapan elektron tidak saling overlap
Nonikatan (nonbonding) : n
Pasangan elektron yang tidak terlibat pada ikatan

Molekul Diatomik Homonuklir


Molekul ini merupakan molekul sederhana
diatomik dimana kedua atom merupakan
atom yang sama
Diagram energinya serupa dengan diagram
energi molekul H2
Kita dapat mengembangkan diagram energi
untuk molekul2 lainnya atau molekul yang
mungkin untuk melihat bagaimana mereka
membentuk ikatan

Diagram OM untuk He2


Terlihat bahwa baik
orbital ikatan maupun
orbital antiikatan
terisi penuh

Hasilnya adalah
molekul ini tidak
stabil dibandingkan
bentuk tidak
terikatnya. Sehingga
mereka tidak
berikatan

Orbital Molekul Ikatan


Untuk molekul yang stabil, harus terdapat lebih
banyak elektron yang berada pada orbital ikatan
dibandingkan dengan pada orbital antiikatan
Bentuk terikatnya (bonded form) harus berada pada
tingkat energi yang lebih rendah, sehingga mereka
stabil
Orbital ikatan dan antiikatan baik s atau p harus
diperhitungkan
Lihat OM untuk O2

Orbital Molekul O2

Orbital Molekul O2
Tiap atom oksigen memiliki 8 elektron sehingga
jumlahnya 16
Kita dapat meletakkan 16 elektron kedalam
diagram OM dan lihat!
Ingat, jangan memasangkan elektron kecuali
memang harus dan isi pada tingkat energi yang
lebih rendah dahulu sebelum ke yang lebih tingi
Molekul O2 akan terbentuk bila terdapat lebih
banyak elektron ikatan dibandingkan antiikatan

Orbital Molekul O2

Diagram OM untuk NO

Elektron Terdelokalisasi
Diagram OM untuk spesies poliatomik seringkali
disederhanakan dengan mengasumsikan semua
orbital sdan p adalah terlokalisasi: terbagi diantara
2 atom spesifik.
Struktur resonansi menggambarkan bahwa
elektron pada beberapa orbital p dapat
terdelokalisasi
Delokalisasi : bebas untuk berpindah-pindah pada
tiga atau lebih atom.

Elektron Terdelokalisasi/Resonansi

BAB IV. STOKHIOMETRI

Hukum Dasar Ilmu Kimia : Hukum Kekekalan


Massa, Perbandingan Tetap, Perbandingan
Berganda, Perbandingan Volume, dan Hukum
Avogadro.
Massa Atom dan Massa Molekul Relatif.
Konsep Mol : Bilangan Avogadro, Massa dan
Volume Satu Mol.
Bilangan Oksidasi.
Reaksi Kimia dan Penyetaraan : Sintesis,
Metatesis, Netralisasi, dan Redoks.

a) Hukum Kekekalan massa :


Antonie Lavoiser (1774)
b) Hukum Perbandingan Tetap :
Josep Louis Proust (1799)
c) Hukum Perbandingan berganda
: John Dalton (1804)
d) Hukum Perbandingan Volume :
Joseph Louis Gay Lussac (1905)
e) Hukum Avogadro :
Amadeo Avogadro (1911)

Konsep Mol

Bilangan Avogadro = 6,023 x 1023


Massa satu mol = 1 mol isotop C-12= 12 g
= 6,023 x 1023 atom.
Volume satu mol = 22,4 dm3 pada STP.
Bilangan oksidasi = Daya ikat suatu unsur
dengan unsur lain.
Valensi = Daya ikat unsur dengan hidrogen

Pedoman Penentuan Bilangan


Oksidasi

Atom bebas atau dalam molekulnya mempunyai bilangan


oksidasi nol.
Jumlah bilangan oksidasi semua atom dalam molekul netral
adalah nol.
Bilangan oksidasi ion beratom tunggal sama dengan muatan
ionnya.
Jumlah bilangan oksidasi semua atom yang membentuk ion
poliatom sama dengan muatan pada ion tersebut.
Bilangan oksidasi fluor, unsur yang paling elektronegatif
adalah 1.
Bilangan oksidasi oksigen dalam senyawa oksida 2, pada
peroksida 1, dalam super oksidasi ( O2-) tiap atom oksigen
mempunyai bilangan oksidasi 1/2.
Dalam senyawa F2O oksigen mempunyai bilangan oksidasi +2.
Bilangan oksidasi hidrogen dalam semua senyawa +1, kecuali
hidrida logam 1.

TIPE REAKSI KIMIA


1. Reaksi sintetis.
Contoh:
Fe + S FeS
Fe3+ + 6 SCN- Fe(SCN)632. Reaksi penguraian berganda / metatesis
Contoh:
AlCl3 + 3 NaOH Al(OH)3 + 3 NaCl
3. Reaksi netralisasi asam-basa
Contoh:
H3O+ + OH
HOH + HOH

4. Reaksi redoks
Contoh:
MnO2 + 4H+ + 2 Br- Br2 + Mn2+ + 2 H2O

Penyetaraan Reaksi Redoks


a. Cara reaksi setengah
1. Reaksi redoks merupakan penjumlahan dua reaksi
setengah reduksi dan oksidasi.
2. Jika reaksi
elektronnya.

sudah

setara,

samakan

jumlah

3. Ada tiga tahap penyetaraan reaksi yakni :


- Pengimbangan setiap reaksi setengah

- Penambahan
muatan

elektron

untuk

mengimbangkan

- Penjumlahan kedua reaksi setengah

b. Cara perubahan bilangan oksidasi


1. Tuliskan pereaksi dan hasil reaksi
2. Tandai unsur yang berubah bilangan oksidasinya

3. Setarakan jumlah unsur yang mengalami


perubahan bilangan oksidasi di ruas kiri dan ruas
kanan persamaan reaksi
4. Hitung dan samakan jumlah
bertambahnya bilangan oksidasi

berkurang

dan

5. Samakan jumlah muatan di ruas kiri dan ruas


kanan dengan menambahkan H+ bila larutan
bersifat asam atau OH- bila larutan bersifat basa
6. Tambahkan H2O untuk menyamakan jumlah atom
H di ruas kiri dan ruas kanan.

Contoh :
Penyetaraan reaksi redoks cara perubahan bilngan oksidasi.
FeSO4 + KMnO4 + H2SO4 Fe2(SO4)3 + MnSO4 + H2O + K2SO4

Tahap 1: Penulisan pereaksi dan hasil reaksi


Fe2+ + MnO4- Fe3+ + Mn2+
Tahap 2,3,4: Menandai, menyetarakan dan menghitung
perubahan bilangan oksidasi
Fe2+ + MnO4+2

Fe3+

+7 (+1)

+3
(-5)

Mn2+
+2

Tahap 5: Penyeimbangan reaksi


5 Fe2+ + MnO4- 5 Fe3+
x5

x1

Mn2+

Soal Pree Tes Kimia Dasar


1.Jelaskan dengan singkat istilah berikut :
Atom, Unsur, Orbital, Bilangan Kuantum
dan Partikel.
2. Buatlah konfigurasi elektron dari : 4Be,
- dan O +.
O,
O
,
Cl,
Fe,
H
,
N
8
16 2 17
26
2
2
2
3. Jelaskan pengertian dari : Valensi,
Elektron valensi, Senyawa amfoter,
Metaloid, Hibridisasi, Ikatan ionik,
Ikatan kovalen, Mol, Molaritas dan
Senyawa asam.

Anda mungkin juga menyukai