I. STRUKTUR ATOM
II. SISTIM PERIODIK
III. IKATAN KIMIA
IV. STOKHIOMETRI
V. LARUTAN
VI. KESETIMBANGAN
KIMIA
VII. KESETIMBANGAN
ASAM BASA
VIII. THERMODINAMIKA
KIMIA
IX. KINETIKA KIMIA
X. ELEKTROKIMIA
XI. HIDROKARBON
XII. GUGUS FUNGSIONAL
SENYAWA ORGANIK
XIII. ASAM BASA ORGANIK
DAN TURUNAN
XIV. BIOMOLEKULER
Kontrak Perkuliahan
PENILAIAN
30%
30%
10%
30%
Catatan :
1. Tugas Modul dikumpul ke Dosen
2. Soft Skill : Nilai moral, etika, dan sosial.
Literatur
Elektron :
- Faraday (1834) : Materi dan listrik adalah ekivalen.
- J. Plucker (1855) : Penemu awal pembuatan sinar
katoda, dan dipelajari lebih lanjut oleh W. Crookers,
(1975) dan J.J Thomson, (1879).
- Sebagai sumber elektron J.J. Thomson
menggunakan :
(a) Sinar katoda yg berasal dari katoda Al, Pt dan Fe.
(b) Emisi fotoelektrik dari Zn.
(c) Emisi termionik dari filamen karbon.
Tabung Katoda
Tabung Katoda
kolimator
+
katoda
anoda
Layar fluoresen
katoda
-
anoda
katoda
padel
katoda
anoda
anoda
1.
2.
3.
4.
5.
Massa Elektron
19
1,6 x 10 C
e
28
m
9,11 x 10 g
8
e/m 1,76 x 10 C/g
Lubang kecil
Sinar X
Atomizer
Mikroskop
Tetesan minyak
yang diamati
Plat bermuatan (-)
Proton
massa elektron
e/m ion hidrogen 96520/1,00 8 C/g
1
8
massa ion hidrogen
e/m elektron
1837
1,76 x 10 C/g
atom
atau
katoda
anoda
X+ + e-
Neutron
11
14
7 N
5B
1
n
0
kolektor
Ion 126C+
Detektor
Gas
inlet
Electron
gun
Magnet
Ion 42He+
Slit
Energi Radiasi
E h ;
atau E h
E = energi (Joule),
= frekuensi (Hz, 1/det)
= panjang gelombang (m),
h = tetapan Planck(6,62 x 10-34 J.det)
c = kecepatan cahaya (2,9979 x 108 m/det)
3,288
x 10
15
det
1
1
2
2
n
n2
1
Model Atom
Teori Bohr
Jari-jari lintasan :
n 2h 2
4 m e
(n 1, 2, 3, ........)
En
2 m e
n 2h 2
Frekuensi ()
= C/, dimana :
Untuk deret Balmer
(n 1,2,3,......)
E1 E 2 h
1
1
1,097 10 m 2 2
n
2
n 2,3,5,......
1
=h/m.v
h
(p x )(x )
4
Bilangan Kuantum
1. Bilangan kuantum utama (n)
Nilai n = 1, 2, 3, ., dst.
2. Bilangan kuantum Azimuth (l)
Nilai l = n-1
3. Bilangan kuantum magnetik (m)
nilai m = - l s/d + l
4. Bilangan kuantum spin (s)
Nilai s = 1/2
Orbital s :
Orbital p :
Orbital d :
Orbital s (hanya 1)
Orbital d (ada 5)
Orbital p (ada 3)
Orbital f (ada 7)
Spin Elektron
Prinsip Aufbau
Aufbau : menyusun
Digunakan untuk menyusun konfigurasi elektron
Untuk suatu unsur, jumlah elektron dalam atom netral
sama dengan nomor atomnya
Aturan Hund
Ketika meletakkan elektron ke dalam orbital pada
tingkat energi yang sama, letakkan satu elektron pada
tiap orbital sebelum memasangkannya pada orbital
yang sama
Cara pengisian
elektron
Penulisan lain
Triade Dobereiner
Daftar Mendeleev
Tabel Periodik
3.
4.
5.
Energi Ionisasi
Pertama
Afinitas Elektron
Afinitas Elektron
Jari-jari Atom
Keelektronegativan
Keelektronegativan
Hidrogen
Berbentuk molekular
Gas yang tdk berwarna dan berbau
Non logam
Dapat membentuk hidrida berikatan
ionik
Dapat berikatan kovalen contoh : H2O
Jika teroksidasi/terbakar jadi H2O.
Ikatan Ionik
Terbentuk karena adanya dua buah gaya tarikmenarik elektrostatik antara ion bermuatan positif
dan ion bermuatan negatif
Cl-
Na+
Larutannya
menghantarkan listrik
sangat baik
Ikatan Kovalen
Oktet .??
H H
Cl Cl
Polar
Elektron tidak dipakai secara merata. Ada beda
keelektronegatifan
+
H Cl
Keelektronegatifan
Beda kelektronegatifan dalam suatu senyawa
menjadi dasar penentu sifat ikatan :
Kovalen < 1,5 Ionik
Ikatan Hidrogen
Ikatan Logam
Hibridisasi
Untuk menjelaskan mengapa karbon membentuk 4
ikatan tunggal identik, kita asumsikan bahwa orbitalorbital asalnya melebur bersama (terhibridisasi)
Contoh
Linear
BeH2
Planar Trigonal
BF3
Tetrahedral
CH4
Trigonal piramida
NH3
Bengkok (Bent)
H2O
Linier, CO2
Piramid, NH3
Tetrahedral, CH4
Bent, H2O
N
H
Piramid
O H
H
Bent
Geometri Lainnya
Bilangan Pasangan elektron
Koordinasi
Ikatan Bebas
5
5
0
Formula
Bentuk
Umum Geometri
AB5 Trigonal Piramid
AB4O
SeeSaw
AB3O2
Bentuk T
AB2O3
Linear
AB6
Oktahedral
AB5O2
Piramid Segi-4
AB4O2
Segi-4 planar
Geometri Molekul
Etana
Momen Dipol
Dapat dilihat dengan meletakkan molekul dalam
medan listrik. Molekul polar akan terorientasi
sedangkan molekul non-polar akan sebaliknya
Hibridisasi sp3
Dalam kasus ini, semua orbital s dan p
berhibridisasi.
sp3
dimana 25% karakter s dan 73% karakter p
Etana, CH3CH3
Ikatan s terbentuk
melalui overlaping secara
membujur (dari ujung ke
ujung)
Molekul dapat bebas
berotasi disepanjang
ikatan tunggal
Hibridisasi sp2
Ini menunjukan adanya ikatan rangkap,
hibridisasi tipe kedua. Hibridisasi sp2 terbentuk
dari kombinasi satu orbital s dan 2 orbital p. satu
orbital p tersisa
Orbital Hibridisasi sp
Hibridisasi ini membentuk ikatan rangkap 3 yang
menghasilkan 2 orbital p yang tidak terhibridisasi
Orbital Molekul
Ketika dua orbital atom bergabung, ada tiga
kemungkinan orbital molekul yang terbentuk.
Orbital ikatan (bonding): s atau p
Energinya lebih rendah dibandingkan orbital atom dan
terdapat overlapkerapatan elektron
Orbital antiikatan (antibonding): s* atau p*
Energinya lebih tinggi daripada orbital atomnya dan
kerapan elektron tidak saling overlap
Nonikatan (nonbonding) : n
Pasangan elektron yang tidak terlibat pada ikatan
Hasilnya adalah
molekul ini tidak
stabil dibandingkan
bentuk tidak
terikatnya. Sehingga
mereka tidak
berikatan
Orbital Molekul O2
Orbital Molekul O2
Tiap atom oksigen memiliki 8 elektron sehingga
jumlahnya 16
Kita dapat meletakkan 16 elektron kedalam
diagram OM dan lihat!
Ingat, jangan memasangkan elektron kecuali
memang harus dan isi pada tingkat energi yang
lebih rendah dahulu sebelum ke yang lebih tingi
Molekul O2 akan terbentuk bila terdapat lebih
banyak elektron ikatan dibandingkan antiikatan
Orbital Molekul O2
Diagram OM untuk NO
Elektron Terdelokalisasi
Diagram OM untuk spesies poliatomik seringkali
disederhanakan dengan mengasumsikan semua
orbital sdan p adalah terlokalisasi: terbagi diantara
2 atom spesifik.
Struktur resonansi menggambarkan bahwa
elektron pada beberapa orbital p dapat
terdelokalisasi
Delokalisasi : bebas untuk berpindah-pindah pada
tiga atau lebih atom.
Elektron Terdelokalisasi/Resonansi
Konsep Mol
4. Reaksi redoks
Contoh:
MnO2 + 4H+ + 2 Br- Br2 + Mn2+ + 2 H2O
sudah
setara,
samakan
jumlah
- Penambahan
muatan
elektron
untuk
mengimbangkan
berkurang
dan
Contoh :
Penyetaraan reaksi redoks cara perubahan bilngan oksidasi.
FeSO4 + KMnO4 + H2SO4 Fe2(SO4)3 + MnSO4 + H2O + K2SO4
Fe3+
+7 (+1)
+3
(-5)
Mn2+
+2
x1
Mn2+