Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN PRAKTIKUM Commented [W1P1]: Lihat format smapul di Amaliah

Commented [W1P2]: Perhatikan:


-penulisan italic untuk Bahasa asing.
PENILAIAN STATUS GIZI -Penggunaan spasi
-Remove layout spacing
-Penulisan tabel dan sumber
SECARA BIOKIMIA -

Commented [W1P3]: Ganti jadi ayam hitam putih. Lihat punya


Meilinda

OLEH :
NURHALISA
K11116030
KELOMPOK 3
KESMAS A

LABORATORIUM KIMIA BIOFISIK


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2018
BAB I
PENDAHULUAN Commented [W1P4]: Enter 1 kali dari pendahuluan ke latbel
spasi 1.5.
Hal yg sama berlaku untuk bab yang lain
Commented [W1P5]: Spasi 1.5
A. Latar Belakang Spacing layout remove before after jadi 0 cm
Commented [W1P6]: Bahasa asing = italic
Zat gizi diartikan sebagai zat kimia yang terdapat dalam makanan yang
diperlukan manusia untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan. Sampai
saat ini dikenal kurang lebih 45 jenis zat gizi dan sejak akhir tahun 1980an
dikelompokan keadaan zat gizi makro yaitu zat gizi sumber energi berupa
karbohidrat, lemak dan protein dan zat gizi mikro yaitu vitamin dan mineral
(Supariasa, 2001).
Status gizi merupakan keadaan fisik seseorang atau sekelompok orang
yang diakibatkan oleh konsumsi, penyerapan (absorbs) dan penggunaan
(utilization) zat gizi makanan. Dengan menilai status gizi seseorang atau
sekelompok orang, maka dapat diketahui apakah seseorang atau sekelompok
orang tersebut gizinya baik atau tidak baik (Riyadi 1995).
Penilaian status gizi menurut Supariasa ( 2001 ) dibedakan atas 2 yaitu, Commented [W1P7]: (2001).
Tidak ada titik 2, titik koma, angka atau abjad di tengah paragraph.
penilaian satus gizi secara langsung dan penilaian status gizi secara tidak
langsung. Penilaian status gizi secara langsung dapat dibagi menjadi empat
yaitu : antropometri, klinis, biokimia dan biofisik .Sementara penilaian gizi
secara tidak langsung meliputi survey konsumsi makanan, statistik vital dan
faktor ekologi.
Pemeriksaan biokimia adalah pemeriksaan spesimen yang diuji secara
laboratoris yang dilakukan pada berbagai macam jaringan tubuh. Jaringan
tubuh yang digunakan antara lain: darah, urine, tinja dan juga beberapa
jaringan tubuh seperti hati dan otot (Supariasa, 2002).
Penentuan status gizi secara biokimia yang termasuk dalam praktikum
ini adalah pemeriksaan gula darah sewaktu, pemerisaan protein total,
pemeriksaan albumin, pemeriksaan kolesterol total, pemeriksaan HDL,
pemeriksaan LDL, pemeriksaan trigliserida, pemeriksaan asam urat,
pemeriksaan status hemoglobin, dan penilaian status zink (Sirajuddin, 2017).
Pemeriksaan biokimia dalam penilaian status gizi memberikan hasil yang
lebih tepat dan objektif daripada menilai konsumsi pangan dan pemeriksaan
lain. Pemeriksaan yang sering digunakan adalah teknik pengukuran
kandungan berbagai gizi dan substansi kimia lain dalam darah dan urine.
Adanya parasit dapat diketahui melalui pemeriksaan feses, urine, dan darah
(Ningtyias, 2010).
Keadaan tubuh dikatakan pada tingkat gizi optimal, jika jaringan tubuh
jenuh oleh semua zat gizi, maka disebut status gizi optimal. Kondisi ini
memungkinkan tubuh terbebas dari penyakit dan mempunyai daya tahan yang
tinggi. Apabila konsumsi gizi makanan pada seseorang tidak seimbang dengan
kebutuhan tubuh maka akan terjadi masalah gizi yang mencakup kelebihan
dan kekurangan zat gizi (Supariasa, 2001).
Masalah gizi meskipun selalu berkaitan dengan masalah kekurangan
pangan, pemecahannya tidak selalu dengan peningkatan produksi dan
pengadaan pangan. Masalah gizi muncul akibat masalah ketahanan pangan di
tingkat rumah tangga, yaitu kemampuan rumah tangga memperoleh makanan
untuk semua anggota keluarganya (Supariasa, 2001).
Masalah gizi di Indonesia dan di negara berkembang lainnya pada
umumnya masih didominasi oleh masalah kurang energi Protein (KEP),
masalah Anemia Besi, masalah Gangguan Akibat Kekurangan Yodium
(GAKY), masalah kurang vitamin A (KVA) dan masalah obesitas (Supariasa,
2001).
Disamping masalah tersebut, terdapat masalah gizi mikro lainnya seperti Commented [W1P8]: Ganti. Awal kalimat tidak didahului dgn
Di
defisisensi zink. Zink termasuk dalam golongan mineral mikro. Mineral
terdapat di dalam tubuh dan memegang peranan penting dalam pemeliharaan
fungsi tubuh, baik tingkat sel, jaringan, organ maupun fungsi tubuh secara
keseluruhan. Keseimbangan mineral di dalam tubuh diperlukan untuk
pengaturan kerja enzim, pemeliharaan keseimbangan asam basa, pemeliharaan
kepekaan otot dan saraf terhadap rangsangan (Almatsier, 2002).
Berdasarkan kebutuhannya di dalam tubuh, mineral dapat digolongkan
menjadi 2 kelompok utama yaitu mineral makro dan mineral mikro. Mineral
makro adalah mineral yang menyusun hampir 1% dari total berat badan
manusia dan dibutuhkan dengan jumlah lebih dari 1000 mg/hari, sedangkan
mineral mikro merupakan mineral yang dibutuhkan dengan jumlah kurang
dari 100 mg /hari (Darmono, 1995).
Mineral yang termasuk di dalam kategori mineral makro utama adalah
kalsium (Ca), fosfor (P), magnesium (Mg), sulfur (S), kalium (K), klorida
(Cl), dan natrium (Na). Sedangkan mineral mikro terdiri dari kromium (Cr),
tembaga (Cu), fluoride (F), yodium (I) , besi (Fe), mangan (Mn), silisium (Si)
and seng (Zn) (Achadi, 2007).
Mineral Zn merupakan salah satu nutrien penting yang diperlukan oleh
tubuh dalam menjaga dan memelihara kesehatan. Semua makhluk hidup baik
manusia maupun hewan membutuhkan mineral ini. Zn dibutuhkan dalam
jumlah sedikit akan tetapi mutlak harus ada di dalam pakan, karena Zn tidak
bisa dikonversi dari zat gizi lain. Mineral ini berperan dalam berbagai
aktivitas enzim, pertumbuhan dan diferensiasi sel, serta berperan penting
dalam mengoptimalkan fungsi sistem tanggap kebal (PAIK, 2001).
Masalah gizi mikro seperti defisisensi zink hampir selalu disebabkan
rendahnya kandungan zink dalam makanan, konsumsi yang terlalu tergantung
pada tepung dan pemakai alkohol. Wanita hamil dan menyusui rentan
terhadap kekurangan zink. Usia lanjut juga mudah menderita defisiensi,
terutama jika mengkonsumsi makanan rendah zink dan jika ada gangguan
absorpsi. Gejala yang terlihat akibat defisiensi Zn berupa penurunan nafsu
makan, diare, pertumbuhan terlambat, penurunan daya tahan, dan
meningkatnya kepekaan terhadap infeksi (Salgueiro et al., 2000).
Berdasarkan penelitian, laki-laki dewasa membutuhkan asupan zink
setidaknya 11 mg per hari, sedangkan untuk perempuan 8 mg per hari.
Adapun makanan yang banyak mengandung zinc adalah daging merah, biji-
bijian, kuning telur, tiram, kacang-kavangan, bawang putih, jamur, kepiting,
bayam dan cokelat hitam.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari kegiatan praktikum ini adalah :
1. Bagaimana cara untuk mengetahui status gizi seseorang berdasarkan
pemeriksaan glukosa?
2. Bagaimana cara untuk mengetahui status gizi seseorang berdasarkan
pemeriksaan kolestrol?
3. Bagaimana cara untuk mengetahui status gizi seseorang berdasarkan
pemeriksaan HDL?
4. Bagaimana cara untuk mengetahui status gizi seseorang berdasarkan
pemeriksaan LDL?
5. Bagaimana cara untuk mengetahui status gizi seseorang berdasarkan
pemeriksaan trigliserida?
6. Bagaimana cara untuk mengetahui status gizi seseorang berdasarkan
pemeriksaan hemoglobin?
7. Bagaimana cara untuk mengetahui tingkat ketajaman rasa seseorang dalam
menentukan defisiensi seng atau tidak?

C. Tujuan Praktikum
1. Tujuan Umum
Tujuan umum kegiatan praktikum ini adalah untuk mengetahui status
gizi secara biokimia.
2. Tujuan Khusus
Tujuan khusus dari praktikum ini yaitu:
a. Untuk mengetahui kadar glukosa dalam darah.
b. Untuk mengetahui kadar cholestrol dalam darah.
c. Untuk mengetahui kadar trigliserida dalam darah.
d. Untuk mengetahui kadar HDL dalam darah.
e. Untuk mengetahui kadar LDL dalam darah.
f. Untuk mengetahui kadar Hb dalam darah.
g. Untuk mengetahui kriteria tingkat ketajaman rasa seseorang dalam
analisis status seng (Zn).
D. Manfaat Praktikum
1. Agar praktikan dapat mengetahui kadar glukosa normal dalam darah.
2. Agar praktikan dapat mengetahui kadar cholestrol normal dalam darah.
3. Agar praktikan dapat mengetahui kadar trigliserida normal dalam darah.
4. Agar praktikan dapat mengetahui kadar HDL normal dalam darah.
5. Agar praktikan dapat mengetahui kadar LDL normal dalam darah.
6. Agar praktikan dapat mengetahui kadar Hb normal dalam darah.
7. Agar praktikan mengetahui kriteria tingkat ketajaman rasa seseorang
dalam analisis status seng (Zn)
BAB II Commented [W1P9]: Spasi 1.5

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Umum tentang Glukosa


Glukosa merupakan prekursor untuk sintesis semua karbohidrat lain di
dalam tubuh seperti glikogen, ribose dan deoxiribose dalam asam nukleat,
galaktosa dalam laktosa susu, dalam glikolipid, dan dalam glikoprotein dan
proteoglikan (Murray et al., 2003). Commented [W1P10]: (Murray, et al., 2003)

Glukosa darah merupakan gula sederhana dalam makanan biasanya dalam


bentuk disakarida, atau terikat molekul lain. Konsentrasi glukosa dalam vena
orang yang tidak menderita diabetes umumnya antara 75-115 ml/dl (Kosasih,
2008).
Kadar glukosa darah adalah istilah yang mengacu kepada tingkat glukosa
di dalam darah. Konsentrasi gula darah, atau tingkat glukosa serum, diatur
dengan ketat di dalam tubuh. Umumnya tingkat gula darah bertahan pada
batas-batas yang sempit sepanjang hari (70-150 mg/dl). Tingkat ini meningkat
setelah makan dan biasanya berada pada level terendah pada pagi hari,
sebelum orang makan (Henrikson. et al., 2009).
Kadar glukosa darah dipengaruhi oleh faktor endogen dan eksogen.
Faktor endogen disebut juga humoral factor di antaranya hormon insulin,
glukagon, kortisol, sistem reseptor pada otot dan sel hati. Faktor eksogen
antara lain jenis dan jumlah makanan yang dikonsumsi serta aktivitas fisik
yang dilakukan (Subari, 2008).
Salah satu akibat jika kadar glukosa darah meningkat adalah terjadinya
penyakit Diabetes Melitus. Dimana menurut Perkumpulan Endokrinologi
Indonesia (PERKENI) , DM merupakan kumpulan gejala yang timbul pada
seseorang yang disebabkan oleh karena adanya peningkatan kadar glukosa
darah akibat penurunan sekresi insulin yang dilatarbelakangi oleh kerusakan
sel beta pankreas dan resistensi insulin (Soegondo, dkk, 2009).
Hormon insulin mengendalikan kadar gula darah tubuh. Bila keadaan
tubuh kekurangan insulin atau jumlah cukup tetapi tidak efektif akan
menyebabkan hiperglikemia. Hiperglikemia didefinisikan sebagai kadar
glukosa puasa yang lebih tinggi dari 110 mg/dL. Kadar glukosa serum puasa
normal adalah 70 sampai 110 mg/dL. Glukosa difiltrasi oleh glomerulus dan
hampir semuanya difiltrasi oleh tubulus ginjal selama kadar glukosa dalam
plasma tidak melebihi 160-180 mg/dL ( Price dan Lorraine, 2006).
Seseorang dapat dikatakan DM bila didiagnosis dengan kriteria
diagnostik DM dan gangguan toleransi glukosa yaitu kadar glukosa darah
sewaktu (plasma vena) ≥ 200 mg/dl, kadar glukosa darah puasa (plasma vena) Commented [W1P11]: ≥200 mg/dL. No space antara symbol
dan angkanya
≥ 126 mg/dl, kadar glukosa plasma ≥ 200 mg/dl pada 2 jam sesudah beban
glukosa 75 gram pada Test Toleransi Glukosa Oral (TTGO) (Perkeni, 2011).

B. Tinjauan Umum tentang Cholesterol Commented [W1P12]: !

Kolesterol merupakan komponen struktural esensial yang membentuk


membran sel dan lapisan eksterna lipoprotein plasma. Kolesterol dapat
berbentuk kolesterol bebas atau gabungan dengan asam lemak rantai panjang
sebagai kolesterol ester. Kolesterol ester merupakan bentuk penyimpanan
kolesterol yang ditemukan pada sebagian besar jaringan tubuh. Kolesterol
juga mempunyai makna penting karena menjadi prekursor sejumlah besar
senyawa steroid, seperti kortikosteroid, hormon seks, asam empedu, dan
vitamin D (Murray dkk., 2009).
Kolesterol adalah lemak berwarna kekuningan dan berupa seperti lilin
yang diproduksi oleh tubuh manusia terutama di dalam hati. (Lars H, 1997).
Kolesterol merupakan lemak yang penting namun jika terlalu berlebihan
dalam darah dapat membahayakan kesehatan, bila ditinjau dari sudut kimiawi
kolesterol diklasifikasikan ke dalam golongan lipid (lemak) berkomponen
alkohol steroid (Sitopoe M, 1992). Kolesterol merupakan lipid amfipatik yang
penting dalam pengaturan permeabilitas dan fluiditas membran, dan juga
sebagai lapisan luar lipoprotein plasma (Botham dan Mayes, 2012).
Kolesterol adalah sterol yang paling dikenal oleh masyarakat. Kolesterol
mempunyai fungsi ganda yaitu di satu sisi diperlukan dan di sisi lain
membahayakan, bergantung seberapa banyak terdapat di dalam tubuh dan di
bagian mana (Almatsier, 2009). Sumber dari kolesterol tubuh adalah baik dari
sintesis kolesterol pada sel-sel tubuh, terutama hati, dan juga dari asupan diet
terutama produk hewani seperti, putih telur, daging merah, dan mentega
(Sherwood, 2007).
Kolesterol di dalam tubuh terutama diperoleh dari hasil sintesis di dalam
hati. Bahan bakunya diperoleh dari karbohidrat, Protein atau lemak. Jumlah
yang disintesis tergantung pada kebutuhan tubuh dan jumlah diperoleh dari
makanan. Kolesterol hanya terdapat di dalam makanan asal hewan. Sumber
utama kolesterol adalah hati, ginjal, dan kuning telur. Setelah itu daging, susu
penuh dan keju serta udang dan kerang. Ikan dan daging ayam sedikit sekali
mengandung kolesterol (Sunita Almatsier, 2004).
Kolesterol merupakan komponen esensial membran struktural semua sel
dan merupakan komponen utama sel otak dan saraf. Kolesterol terdapat dalam
konsentrasi tinggi dalam jaringan kelenjar dan di dalam hati dimana kolesterol
disintesis dan disimpan. Kolesterol merupakan bahan pembentukan sejumlah
steroid penting, seperti asam empedu, asam folat, hormon-hormon adrenal
korteks, estrogen, androgen, dan progesterone. Sebaliknya kolesterol dapat
membahayakan tubuh. Kolesterol bila terdapat dalam jumlah terlalu banyak di
dalam darah dapat membentuk endapan pada dinding pembuluh darah
sehingga menyebabkan penyempitan yang dinamakan aterosklerosis. Bila
penyempitan terjadi pada pembuluh darah jantung dapat menyebabkan
penyakit jantung koroner dan bila pada pembuluh darah otak penyakit
serebrovaskular (Almatsier, 2009).
Selain itu kelebihan kolestreol juga menyebabkan hiperkolesterolemia.
Hiperkolesterol ialah keadaan dimana kadar kolesterol dalam tubuh melebihi
keadaan normal (Oetoro, 2007). Hiperkolesterol dapat meningkatkan risiko
terkena aterosklerosis, penyakit jantung koroner, pankreatitis (peradangan
pada organ pankreas), diabetes melitus, gangguan tiroid, penyakit hepar &
penyakit ginjal (Indratni, 2009). Faktor penyebab hiperkolesterol diantaranya,
faktor keturunan, konsumsi makanan tinggi lemak, kurang olahraga dan
kebiasaan merokok (Setiati, 2009).
Tabel 2.1 Angka Total Kolesterol Commented [W1P13]: Bold, align center.
Penulisan:
No Total Kolesterol darah Kadar mg/dl Tabel. II.1 JUdul (angka romawi sesuai dgn BAB
(Sumber: Nama belakang penulis, tahun)
1 Normal ≤ 200
2 Sedang 200-239
3 Tinggi ≥240
Sumber: National Cholesterol Education Program (NCEP) pada Adult
Treatment Panel III (ATP-III) 2001 (Soeharto, 2004).

C. Tinjauan Umum tentang Trigliserida


Trigliserida, yaitu jenis lemak dalam darah yang dapat mempengaruhi
kadar kolesterol dalam darah. Kelebihan trigliserida akan dihidrolisa oleh
enzim lipoprotein lipase, sisa hidrolisa kemudian oleh hati dimetabolisasikan
menjadi LDL kolesterol (Soeharto, 2004).
Trigliserida merupakan senyawa yang terdiri dari 3 molekul asam lemak
yang teresterisasi menjadi gliserol, disintesis dari karbohidrat dan disimpan
dalam bentuk lemak hewani. Dalam serum dibawa oleh lipoprotein,
merupakan penyebab utama penyakit arteri dibanding kolesterol. Peningkatan
trigliserida biasanya diikuti oleh peningkatan VLDL (Very Low Density
Lipoprotein). Pada peristiwa hidrolisis lemak-lemak ini akan masuk dalam
pembuluh darah dalam bentuk lemak bebas (Sutedjo, 2008).
Trigliserida adalah salah satu jenis lemak bukan kolesterol yang terdapat
dalam darah dan berbagai organ tubuh. Dari sudut ilmu kimia, trigliserida
merupakan substansi yang terdiri dari gliserol yang mengikat gugus asam
lemak. Mengonsumsi makanan yang mengandung lemak akan meningkatkan
kadar trigliserida dalam darah dan cenderung meningkatkan kadar kolesterol.
Lemak yang berasal dari buah-buahan seperti kelapa, durian dan alpukat tidak
mengandung kolesterol tetapi kadar trigliseridanya tinggi. Sejumlah faktor
dapat mempengaruhi kadar trigliserida dalam darah seperti kegemukan,
makan lemak, makan gula biasa dan minum alkohol (Soeharto, 2004).
Trigliserida dalam darah ditransportasikan melalui dua jalur yaitu jalur
eksogen dan jalur endogen. Pada jalur eksogen, trigliserida dalam usus
dikemas dalam kilomikron. Trigliserida dalam kilomikron tadi akan
mengalami penguraian lanjutan yang dilakukan oleh enzim lipoprotein lipase
sehingga akhirnya terbentuk asam lemak bebas dan kilomikron remnan. Asam
lemak bebas yang dihasilkan akan bergerak menembus jaringan otot dan
jaringan lemak dibawah kulit, kemudian di jaringan tersebut asam lemak itu
diubah kembali menjadi trigliserida yang berfungsi sebagai cadangan energi.
Kilomikron remnan menuju ke hati. Pada jalur endogen trigliserida
ditransportasikan dalam bentuk lipoprotein yang bernama Very Low Density
Lipoprotein (VLDL). Trigliserida di luar hati dan berada di dalam jaringan
akan dihidrolisis oleh enzim lipoprotein lipase. Sisa hidrolisis kemudian
dimetabolisasi oleh hati menjadi kolesterol Low Density Lipoprotein (LDL)
(Graha, 2010).
LDL membawa kolesterol dari hati ke sel-sel tubuh yang memerlukan.
Jika terlalu banyak yang dibawa, maka bisa terjadi penumpukan pada dinding
pembuluh darah (Mulyanto, 2012). LDL akan menumpuk di bagian dalam
arteri yang memasok organ tubuh dengan oksigen dan nutrisi. Penumpukan
LDL ini dapat mempersempit dan menyumbat arteri melalui pembentukan
ateroma. Proses tersebut dinamakan aterosklerosis. Aterosklerosis dapat
mengurangi aliran darah dan menyebabkan pasokan oksigen berkurang
sehingga organ tidak dapat berfungsi dengan semestinya (Bull, 2007).
Kadar trigliserida yang tinggi dikaitkan dengan peningkatan resiko
penyakit vaskular. Orang dengan kadar trigliserida tinggi seringkali memiliki
kadar kolesterol LDL tinggi dan kolesterol HDL rendah. Peningkatan kadar
trigliserida juga membuat kolesterol LDL bersifat toksik pada dinding arteri
dan mengurangi efek menguntungkan HDL (Bull, 2007). Orang yang
mengalami kelebihan berat badan atau obesitas, seringkali juga mempunyai
kadar trigliserida yang melewati batas normal. Kondisi-kondisi tersebut akan
meningkatkan resiko untuk menderita penyakit jantung atau stroke (Ginsberg,
2008).
Tabel 2.2 Ambang Batas Trigliserida dalam Darah Commented [W1P14]: !

No Kriteria Trigliserida darah Kadar (mg/dL)


1 Normal ≤ 150
2 Ambang badan tinggi 151-199
3 Tinggi 200-499
4 Sangat Tinggi ≥500
Sumber: National Cholesterol Education Program (NCEP) pada Adult
TreatmentPanel III (ATP-III) 2001 (Soeharto, 2004). Commented [W1P15]: !

D. Tinjauan Umum tentang HDL


HDL (High Density Lipoprotein) merupakan salah satu dari tiga
komponen lipoprotein yaitu kombinasi lemak dan protein, mengandung kadar
protein tinggi, sedikit trigliserida dan fosfolipid, mempunyai sifat umum
protein dan terdapat pada plasma darah, disebut juga lemak baik yang
membantu membersihkan penimbunan plak pada pembuluh darah (Sutedjo,
2008).
HDL merupakan partikel kecil yang mengandung 50% protein, 20%
kolesterol, 30 fosfolipid, dan trigliserida (Henry, 2001). HDL memperoleh
kolesterol dari sel dan mengirimnya ke hati untuk ekskresi atau ke sel lain
yang membutuhkan kolesterol (Larsen, 2003).
HDL bersifat protektif terhadap kemungkinan terjadinya arteriosklerosis.
Bila kadar HDL dalam darah rendah maka risiko terhadap penyakit
kardiovaskuler pun meningkat, demikian pula sebaliknya. Walaupun sebagian
besar kolesterol dalam darah dibawa oleh LDL, jumlah sedikit yang dibawa
HDL cukup berarti. Oleh karena itu sangat penting kadar kolesterol HDL
dalam darah diperiksa, terutama bila seseorang memiliki sejarah keluarga
yang memiliki dislipidemia. HDL kolesterol yang bersifat menguntungkan
dan melindungi tersebut harus dipertahankan dalam kadar yang ideal yaitu ≥
60 mg/dl, sebagai upaya preventif terhadap kejadian arteriosklerosis. Seperti
halnya dengan total kolesterol dan LDL, untuk menilai tinggi rendahnya kadar
HDL digunakan angka standar dari NCEP (Soeharto, 2004).
Tabel 2.3 Angka HDL Kolesterol
No HDL kolesterol darah Kadar (mg/dL)
1 Rendah ≤ 40
2 Tinggi ≥ 60
Sumber: National Cholesterol Education Program (NCEP) pada Adult
TreatmentPanel III (ATP-III) 2001 (Soeharto, 2004)
Commented [W1P16]: !

E. Tinjauan Umum tentang LDL


Low Density Lipoprotein (LDL) adalah lipoprotein dalam plasma yang
mengandung sedikit trigliserida, fosfolipid sedang dan kolesterol tinggi. LDL
mengandung paling banyak kolesterol dari semua lipoprotein dan merupakan
pengirim kolesterol utama dalam darah. Sel-sel tubuh memerlukan kolesterol
untuk bisa tumbuh dan berkembang sebagaimana mestinya. Sel-sel ini
memperoleh kolesterol dari LDL. Walaupun demikian jumlah kolesterol yang
bisa diserap oleh sebuah sel ada batasannya. Oleh karena itu makin banyak
lemak jenuh atau makan makanan yang mengandung kolesterol yang tinggi
akan mengakibatkan kadar kolesterol dalam darah tinggi (Sutedjo, 2008).
LDL (low density lipoprotein) mengandung paling banyak kolesterol Commented [W1P17]: Perhatikan semua Bahasa asing.
Banyak yg tidak kamu buat italic
darisemua lipoprotein, dan merupakan pengirim kolesterol utama dalam darah
(Soeharto, 2004). Sel hati memproduksi kolesterol dalam tubuh, kemudian
disebarkan oleh LDL kolesterol dalam darah ke jaringan-jaringan
tubuh.Kolesterol dibawa ke sel-sel tubuh yang memerlukan seperti sel otot
jantung, otak,dan bagian tubuh lainnya agar tubuh dapat berfungsi dengan
baik. Kadar LDL kolesterol yang tinggi dan pekat di dalam darah akan
menyebabkan kolesterol lebih banyak melekat pada dinding-dinding
pembuluh darah pada saat transportasi dilakukan. Kolesterol yang melekat
perlahan-lahan akan mudah melakukan tumpukan-tumpukan lalu mengendap,
membentuk plak pada dinding-dinding pembuluh darah. Tumpukan LDL
kolesterol yang mengendap pada dinding-dinding pembuluh darah dapat
menyebabkan rongga pembuluh darah menyempit, sehingga saluran darah
terganggu dan bisa mengakibatkan risiko penyakit pada tubuh seseorang
seperti stroke, jantung koroner, dan lain sebagainya (Graha KC, 2010).
LDL kolesterol sering dianggap sebagai indikator dalam pemeriksaan
penyakit degeneratif karena LDL kolesterol banyak mengandung kolesterol.
Pengukuran kadarnya dalam darah dapat membantu dugaan adanya risiko
gangguan kardiovaskuler. Berdasarkan penelitian epidemiologik dan
percobaan binatang Peningkatan LDL kolesterol berkaitan erat dengan insiden
penyakit jantung koroner (Huli, 2001).
Kadar LDL di dalam darah dianggap penting dalam hubungannya dengan
terbentuknya plak pada arteri. Manfaat lain memeriksakan kadar LDL dalam
darah adalah mengevaluasi lebih lanjut apakah total kolesterol pada ambang
batas tinggi disebabkan karena LDL yang tinggi atau karena HDL yang tinggi
(Huli, 2001).

Tabel 2.4 Angka LDL Kolesterol


No LDL Kolesterol darah Kadar (mg/dL)
1 Optimal ≤ 100
2 Mendekati Optimal 100-129
3 Garis Batas Tinggi (Borderline High) 130-159
4 Tinggi 160-189
5 Sangat Tinggi ≥190
Sumber: National Cholesterol Education Program (NCEP) pada Adult
TreatmentPanel III (ATP-III) 2001 (Soeharto, 2004) Commented [W1P18]: !

F. Tinjauan Umum tentang Hemoglobin


Hemoglobin adalah metalprotein pengangkut oksigen yang mengandung
besi dalam sel merah dalam darah mamalia dan hewan lainnya. Molekul
hemoglobin terdiri dari globin, apoprotein dan empat gugus heme, suatu
molekul organik dengan satu atom besi (Wikipedia, 2007). Commented [W1P19]: No web. Jurnal/buku. Harus jelas
sumber referensinya
Hemoglobin merupakan senyawa pembawa oksigen pada sel darah
merah. Hemoglobin dapat diukur secara kimia dan jumlah Hb/100 ml darah
dapat digunakan ebagai indeks kapasitas pembawa oksigen pada darah.
Hemoglobin adalah kompleks protein-pigmen yang mengandung zat besi.
Kompleks tersebut berwarna merah dan terdapat didalam eritrosit. Sebuah
molekul hemoglobin memiliki empat gugus haeme yang mengandung besi
fero dan empat rantai globin (Brooker, 2001).
Hemoglobin adalah protein yang kaya akan zat besi. Memiliki afinitas
(daya gabung) terhadap oksigen dan dengan oksigen itu membentuk
oxihemoglobin di dalam sel darah merah. Dengan melalui fungsi ini maka
oksigen dibawa dari paru-paru ke jaringan-jaringan (Evelyn, 2009).
Hemoglobin di dalam darah membawa oksigen dari paru-paru ke seluruh
jaringan tubuh dan membawa kembali karbondioksida dari seluruh sel ke
paru-paru untuk dikeluarkan dari tubuh. Mioglobin berperan sebagai reservoir
oksigen : menerima, menyimpan dan melepas oksigen di dalam sel-sel otot.
Sebanyak kurang lebih 80% besi tubuh berada di dalam hemoglobin (Sunita,
2001).
Kadar hemoglobin ialah ukuran pigmenrespiratorik dalam butiran-butiran
darah merah (Costill, 1998). Jumlah hemoglobin dalam darah normal adalah
kira-kira 15 gram setiap 100 ml darah dan jumlah ini biasanya disebut “100
persen” (Evelyn, 2009). Batas normal nilai hemoglobin untuk seseorang sukar
ditentukan karena kadar hemoglobin bervariasi diantara setiap suku bangsa.
Namun WHO telah menetapkan batas kadar hemoglobin normal berdasarkan
umur dan jenis kelamin (WHO dalam Arisman, 2002).

Tabel 2.5 Batas Kadar Hemoglobin


Kelompok Umur Kadar Hb (g/dl)
6-59 Bulan 11,0
Anak-anak 5-11 tahun 11,5
12-14 tahun 12,0
Wanita > 15 tahun 12,0
Dewasa Wanita hamil 11,0
Pria > 15 tahun 13,0
Sumber : WHO, 2000 Commented [W1P20]: !

Kadar hemoglobin pada darah dikatakan anemia apabila kadar Hb dasar


pada pria <13 gr/%, wanita < 12 gr/% dan pada ibu hamil < 11 gr/%
(Mansjoer, 2000). Commented [W1P21]: Hapus atau +. 1 paragraf min 3 kalimat
G. Tinjauan Umum tentang Seng (Zn)
Zink (Zn) atau yang dikenal juga dengan nama seng dalam bahasa
Indonesia sangat penting untuk pertumbuhan dan replikasi sel, kematangan
organ seks, fertilitas dan reproduksi, mencegah buta senja, imunitas, daya
kecap dan selera makan. Akibat paling hebat dari defisiensi Zinc adalah
gangguan pertumbuhan. (Wahlqvist, 2001).
Metabolisme sel dipengaruhi dan ditentukan oleh Zn. Zn berperan dalam
menyusun suatu protein dan membran sel dimana Zn akan menstabilisasi
struktur protein, berperan sebagai katalisator enzim superoksida dimana akan
mengeliminasi radikal bebas anionsuperioksida, dan juga membantu sistem
imunitas tubuh (Gabriel, 2001).
Kadar Zn yang normal dalam darah di tubuh manusia dalah sebesar 7
mg/dm3, tulang sebesar 75 – 170 ppm, hati sebesar 240 ppm, total intake Zn
sebesar5 – 40 mg/hari, serta kadar maksimim Zn bagi orang dengan berat
badan 70 kg sebesar 2,3 g. Kadar Zn dalam tubuh manusia adalah sebesar 1,4
– 3 g Zn, dimana Zn ditemukan pada semua bagian tubuh manusia, 60%
terdapat di otot, 30% terdapat di tulang, dan 5% terdapat di kulit. Konsentrasi
tertinggi Zn ditemukan dalam jaringan penutup (integuement, termasuk
kulit,rambut, dan kuku), retina mata, kelenjar prostat, dan semen (Gabriel,
2001).
Defisiensi zink ditandai dengan kehilangan nafsu makan, pada anak
pertumbuhan terhambat, pada anak laki-laki kelenjar kelamin mengecil,
kehilangan daya kecap dan rambut yang berwarna suram. Pada defisiensi zink
terdapat gangguan kulit berupa dermatitis, jerawat dan psoriasis. Masalah lain
yang berhubungan dengan defisiensi zink adalah infertilitas, ulkus mulut,
retardasi pertumbuhan dan gangguan tidur. Bintik putih pada kuku kadang
dihubungkan dengan kekurangan zink. Hal ini disebabkan oleh karena
gangguan perbaikan luka pada keadaan zink, sedangkan bintik putih
disebabkan trauma pada permukaan kuku (Bergner, 1997). Defisiensi akan
menyebabkan berkurangnya jumlah antibodi dan limfosit yang memudahkan
terjadinya infeksi.
BAB III
METODE PRAKTIKUM

A. Tempat dan Waktu


Praktikum ini dilaksanakan di Laboratorium Kimia Biofisik Fakultas
Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin pada tanggal 26 Maret 2018
pukul 13.00-18.00 WITA.

B. Alat dan Bahan


Alat yang digunakan pada percobaan ini yaitu spoit 3-5 ml, botol
vial,torniqued (pengikat karet gelang), rak tabung, sentrifuge, hemoglobin -
meter, softclick, blood lancet, micropipet 100 µl-1000 µl, Fotometer
Analyzer, microcuvet, spoit tanpa jarum, dan Beaker glass.
Adapun bahan yang digunakan pada percobaan ini yaitu serum darah,
alkohol pads, reagen Glukosa, reagen Cholestrol, reagen Trigliserida, Nodrops
HDL, Nodrops LDL, dan ZnSO4 0,1%.

C. Peserta Praktikum
Adapun peserta praktikum adalah kelompok 3 kelas A Mahasiswa
Program Studi Kesehatan Masyarakat, FKM Universitas Hasanuddin yang
berjumlah 40 orang.

D. Prosedur Kerja Commented [W1P22]: Urutan penggunaan poin:


A.
1. Prosedur Kerja Pengambilan Spesimen (Flebotomi) 1.
a.
a) Cara kerja Pengambilan Darah Vena 1)
a)
Adapun langkah-langkah pengambilan darah vena yaitu:
1) Disiapkan alat-alat yang dibutuhkan.
2) Diambil darah pada bagian vena fossa cubiti dengan memasang
torniqued terlebih dahulu pada lengan bagian atas dan mintalah pada
responden untuk mengepal dan membuka tangannya beberapa kali
agar vena terlihat dengan jelas.
3) Ditegakkan kulit dibagian tengah dengan jari-jari tangan kiri supaya
vena tidak bergerak –gerak pada saat tusukan.
4) Dibersihkan bagian yang akan diambil darahnya dengan alkohol
70%.
5) Ditusukkan bagian vena yang telah dibersihkan dengan spoit sampai
ujung jarum masuk ke dalam lumen vena. Kemudian tarik penghisap
spoit perlahan-lahan sampai jumlah darah yang dikehendaki didapat.
6) Dilepaskan karet bendungan.
7) Ditaruh kapas diatas jarum dan cabutlah spoit.
8) Dibuka jarum spoit dan alirkan perlahan-lahan dalam tabung
sentrifius secukupnya (±3 ml ) untuk dipisahkan serumnya, diamkan
5-10 menit sebelum disentrifius.
9) Dialirkan kedalam tabung vial yang sudah berisi EDTA, digoyang-
goyang hingga merata.

b) Cara Kerja Pengambilan Darah Perifer


Adapun langkah-langkah pengambilan darah vena yaitu:
1) Dibersihkan jari yang akan diambil darahnya terlebih dahulu dengan
kapas yang mengandung alkohol 70% pada ujung jari (jari manis).
2) Ditusukkan blood lancet yang sudah terpasang pada auto lancet di
ujung jari.
3) Dibuang darah pertama yang menetes, selanjutnya tetesan darah
kedua diambil dengan menggunakan microcuvet untuk pemeriksaan
yang diinginkan.

2. Prosedur Kerja Pemeriksaan Glukosa


Adapun langkah-langkah pemeriksaan glukosa darah, yaitu:
a) Disediakan alat dan bahan yang akan digunakan.
b) Disediakan tabung yang telah dilabel.
c) Diisi tabung dengan larutan glukosa sebanyak1000 μl.
d) Ditambahkan sampel serum sebanyak 10 μl dan dihomogenkan.
e) Diinkubasi selama 10 menit pada suhu 37°C
f) Diamati dan dicatat perubahan warna yang terjadi.
g) Diukur kadar glukosa dengan menggunakan pada alat Fotometer
Analyzer.
h) Dicatat kadar glukosa yang tertera pada layar .

3. Prosedur Kerja Pemeriksaan Cholesterol


Adapun langkah-langkah pemeriksaan cholesterol, yaitu :
a) Disediakan tabung yang telah dilabel.
b) Diisi tabung dengan larutan cholesterol sebanyak1000 μl.
c) Ditambahkan sampel serum sebanyak 10 μl dan dihomogenkan.
d) Diinkubasi selama 10 menit pada suhu 37°C
e) Diamati dan dicatat perubahan warna yang terjadi.
f) Diukur kadar cholesterol dengan menggunakan pada alat Fotometer
Analyzer.
g) Dicatat kadar glukosa yang tertera pada layar .

4. Prosedur Kerja Pemeriksaan Trigliserida


Adapun langkah-langkah pemeriksaan trigeliserida, yaitu :
a) Disediakan tabung yang telah dilabel.
b) Diisi tabung dengan larutan trigliserida sebanyak1000 μl.
c) Ditambahkan sampel serum sebanyak 10 μl dan dihomogenkan.
d) Diinkubasi selama 10 menit pada suhu 37°C.
e) Diamati dan dicatat perubahan warna yang terjadi.
f) Diukur kadar trigliserida dengan menggunakan pada alat Fotometer
Analyzer.
g) Dicatat kadar glukosa yang tertera pada layar .

5. Prosedur Kerja Pemeriksaan HDL


a) Pembuatan Supernatan HDL
Adapun langkah-langkah pembuatan supernatan HDL, yaitu:
1) Disediakan tabung yang telah di label.
2) Diisi sampel serum pada tabung sebanyak 300 μl.
3) Ditambahkan Nodrops HDL sebanyak 1 tetes.
4) Ditutup tabung dan dipusingkan dengan alat centrifuge selama 5
menit.
5) Hasil pemusingan pada centrifuge merupakan supernatan.

b) Langkah- langkah Pemeriksaan HDL


Adapun langkah-langkah pemeriksaan HDL, yaitu :
1) Disediakan tabung yang telah dilabel.
2) Diisi tabung dengan larutan cholesterol sebanyak1000 μl.
3) Ditambahkan sampel supernatan sebanyak 10 μl dan dihomogenkan.
4) Diinkubasi selama 10 menit pada suhu 37°C.
5) Diamati dan dicatat perubahan warna yang terjadi.
6) Diukur kadar HDL dengan menggunakan pada alat Fotometer
Analyzer.
7) Dicatat kadar HDL yang tertera pada layar .

6. Prosedur Kerja Pemeriksaan LDL


a) Pembuatan Supernatan LDL
Adapun langkah-langkah pembuatan supernatan LDL, yaitu:
1) Disediakan tabung yang telah di label.
2) Diisi sampel serum pada tabung sebanyak 200 μl.
3) Ditambahkan Nodrops LDL sebanyak 3 tetes.
4) Ditutup tabung dan dipusingkan dengan alat centrifuge selama 5
menit.
5) Hasil pemusingan pada centrifuge merupakan supernatan.

b) Langkah-langkah Pemeriksaan LDL


Adapun langkah-langkah pemeriksaan LDL, yaitu :
1) Disediakan tabung yang telah dilabel.
2) Diisi tabung dengan larutan cholesterol sebanyak1000 μl.
3) Ditambahkan sampel supernatan sebanyak 10 μl dan dihomogenkan.
4) Diinkubasi selama 10 menit pada suhu 37°C
5) Diamati dan dicatat perubahan warna yang terjadi.
6) Diukur kadar LDL dengan menggunakan pada alat Fotometer
Analyzer.
7) Dicatat kadar LDL yang tertera pada layar .

7. Prosedur Kerja Pemeriksaan Hemoglobin


Adapun langkah-langkah pemeriksaan hemoglobin, yaitu :
a) Disiapkan peralatan.
b) Dibersihkan jari yang akan diambil darahnya terlebih dahulu dengan
kapas yang mengandung alkohol.
c) Digunakan auto lancet untuk mengambil darah pada jari yang telah
diolesi alkohol.
d) Dibuang darah pertama yang menetes, selanjutnya tetesan darah kedua
diambil dengan menggunakan microcuvet.
e) Dilakukan pemeriksaan pada alat Hemocue.

8. Prosedur Kerja Pemeriksaan Zeng


Adapun langkah-langkah pemeriksaan Seng yaitu:
a) Disemprotkan 3-5 ml ZnSO4 0,1% ke dalam mulut responden dengan
menggunakan alat suntik tanpa jarum.
b) Dibiarkan cairan dalam mulut selama 10 detik, kemudian dibuang.
c) Ditanyakan apa yang dirasakan oleh responden.
Responden dibagi ke dalam 4 kategori :
1) Tidak merasakan apa-apa/seperti merasakan air biasa walaupun
telah ditunggu 10 detik.
2) Mula-mula tidak merasakan sesuatu dengan pasti, tetapi dalam
beberapa detik kemudian terasa kering, kesat atau manis.
3) Segera merasakan sesuatu dengan pasti tetapi tidak sampai
menyakitkan atau mengganggu rasa tersebut makin lama
makin kuat.
4) Segera timbul rasa yang kuat dan mengganggu sehingga
responden langsung meringis. Responden yang termasuk
kategori 1 dan 2 adalah yang menderita defisiensi seng.
Sedangkan yang termasuk kategori 3 dan 4 adalah normal.

Anda mungkin juga menyukai