BARISAN FUNGSI
Bila pada bab-bab sebelumnya kita membahas fungsi sebagai sebuah objek
individual, maka pada bab ini dan selanjutnya kita akan membahas keluarga fungsi
yang membentuk suatu barisan. Dalam aplikasi, barisan fungsi muncul ketika kita
berupaya menghampiri sebuah fungsi dengan keluarga fungsi yang kita kenal baik.
Sebuah barisan fungsi adalah suatu pengaitan n 7 fn , n N, yang kita tuliskan
sebagai hfn i. Di sini fn merupakan fungsi dan untuk tiap n N kita asumsikan bahwa
fn mempunyai daerah asal yang sama, sebutlah A R.
Seperti pada pembahasan barisan bilangan real, ketika dihadapkan dengan sebuah barisan fungsi hfn i kita akan tertarik untuk membahas perilaku fn apabila
n . Dalam perkataan lain, kita ingin mempelajari kekonvergenan barisan hfn i
pada A.
Mengingat bahwa untuk tiap x A, fn (x) membentuk suatu barisan bilangan
real, maka kekonvergenan barisan fungsi hfn i dapat didefinisikan melalui kekonvergenan barisan bilangan hfn (x)i. Bila untuk tiap x A, barisan hfn (x)i konvergen
ke suatu bilangan (yang secara umum bergantung pada x), sebutlah Lx , maka kita
peroleh sebuah fungsi f : A R dengan f (x) = Lx . Jadi, untuk tiap x A, kita
mempunyai
fn (x) f (x),
n .
Dalam hal ini, kita katakan bahwa hfn i konvergen titik demi titik ke f , dan kita
tuliskan
fn f (titik demi titik),
n .
Fungsi f di sini disebut sebagai limit (titik demi titik) barisan hfn i.
123
124
Hendra Gunawan
x [0, 1].
Maka, barisan fungsi hfn i konvergen titik demi titik ke fungsi f dengan
0, 0 x < 1;
f (x) :=
1, x = 1.
Untuk mendapatkan gambaran tentang apa yang terjadi, gambarlah grafik beberapa
buah fungsi fn dan juga grafik fungsi f , pada sebuah sistem koordinat yang sama.
Dalam Contoh 1 kita melihat bahwa fn kontinu pada [0, 1] untuk tiap n N,
namun f tidak kontinu pada [0, 1]. Jadi, kekonvergenan titik demi titik secara umum
tidak mempertahankan sifat kekontinuan fungsi. Padahal, dalam aplikasinya, ini
merupakan salah satu isu penting. Oleh karena itu, dalam pembahasan berikutnya,
kita akan mempelajari jenis kekonvergenan barisan fungsi yang lebih kuat, yang mempertahankan antara lain sifat kekontinuan fungsi.
Soal Latihan
1. Tinjau barisan fungsi hfn i yang dibahas dalam Contoh 1. Diberikan x [0, 1]
dan > 0, tentukan N N sedemikian sehingga untuk setiap n N berlaku
|fn (x) f (x)| < . (Catatan. Kasus x = 1 perlu ditangani tersendiri.)
2. Untuk masing-masing barisan fungsi di bawah ini, tentukan sebuah fungsi f
yang merupakan limitnya (titik demi titik).
(a) fn (x) :=
xn
n ,
x [0, 1].
x
n,
(d) fn (x) :=
x2n
1+x2n ,
(e) fn (x) :=
sinnx
,
n x
x R.
x R.
x > 0.
P
3. Deret fungsi k=1 fk didefinisikan sebagai limit titik demi titik dari barisan
Pn
jumlah parsial
Jika
k=1 fk , bila barisan jumlah parsial ini konvergen.
125
barisan jumlah parsial tersebut konvergen titik demi titik ke fungsi s pada A,
maka s disebut sebagai jumlah deret pada A. Dalam hal ini, kita tuliskan
fk (x) = s(x), x A.
k=1
Pn
jumlah parsial
k=0 fk (x) konvergen, dan tentukan pula jumlahnya.
n .
126
Hendra Gunawan
127
.
3
+ + = .
3 3 3
xn
n ,
x [0, 1].
x
n,
(d) fn (x) :=
x2n
1+x2n ,
(e) fn (x) :=
sinnx
,
n x
x R.
x R.
x > 0.
2. Buktikan jika hfn i dan hgn i konvergen seragam ke f dan g pada A (berturutturut), maka hfn + gn i konvergen seragam ke f + g pada A.
3. Misalkan fn (x) := x + n1 dan f (x) = x, x R. Buktikan bahwa hfn i konvergen
seragam ke f pada R, namun hfn2 i tidak konvergen seragam ke f 2 pada R.
128
Hendra Gunawan
Dengan menggunakan Lemma 5, kita juga dapat membuktikan ketidakkonvergenan seragam barisan fungsi dalam Contoh 2, dengan menghitung bahwa
kfn f k[0,1] = 1
untuk tiap n N.
Dengan menggunakan norma seragam, kita peroleh pula kriteria berikut untuk
kekonvergenan seragam suatu barisan fungsi.
Teorema 6 (Kriteria Cauchy untuk Kekonvergenan Seragam). Misalkan fn
terbatas pada A untuk tiap n N. Maka, barisan hfn i konvergen seragam ke suatu
fungsi terbatas f pada A jika dan hanya jika untuk setiap > 0 terdapat N N
sedemikian sehingga untuk sembarang m, n N berlaku kfm fn k < .
Bukti. Misalkan hfn i konvergen seragam ke f pada A. Diberikan > 0 sembarang,
pilih N N sedemikian sehingga untuk setiap n N berlaku kfn f kA < 2 .
Akibatnya, jika m, n N , maka
|fm (x) fn (x)| |fm (x) f (x)| + |fn (x) f (x)| < + =
2 2
untuk tiap x A. Jadi kfm fn kA < untuk m, n N .
Sebaliknya, misalkan untuk setiap > 0 terdapat N N sedemikian sehingga
untuk m, n N kita mempunyai kfm fn kA < . Maka, untuk setiap x A, berlaku
|fm (x) fn (x)| kfm fn kA < ,
129
untuk m, n N . Ini berarti bahwa hfn (x)i merupakan barisan Cauchy di R, dan
karenanya ia merupakan barisan yang konvergen, katakanlah ke f (x). Selanjutnya,
untuk setiap x A, kita mempunyai
|fm (x) f (x)| = lim |fm (x) fn (x)| ,
n