Anda di halaman 1dari 25

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur saya panjatkan kepada tuhan yang maha
esa, karena atas berkat dan limpahan rahmatnyalah maka saya boleh
menyelesaikan sebuah karya tulis dengan tepat waktu. Berikut ini
penulis mempersembahkan sebuah makalah dengan judul " Studi pada
Sintesis dan opioid agonistik Kegiatan Mitragynine-Terkait Indole
Alkaloid: Penemuan Opioid Agonis struktural yang berbeda dari lainnya
Opioid Ligan, yang menurut saya dapat memberikan manfaat yang
besar bagi kita untuk mempelajari seluruh wawasan. Melalui kata
pengantar ini penulis lebih dahulu meminta maaf dan memohon
permakluman bila mana isi makalah ini ada kekurangan dan ada
tulisan yang saya buat kurang tepat atau menyinggu perasaan
pembaca. Dengan ini saya mempersembahkan makalah ini dengan
penuh rasa terima kasih dan semoga allah SWT memberkahi makalah
ini sehingga dapat memberikan manfaat.

Slawi, 18 Oktober 2016

Penulis

BAB 1
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Jika mengingat, overdosis opioid (narkotika), heroin(diacetylmorphine) mungkin
adalah obat pertama yang terlintas dalam pikiran,dan kita membayangkan
pengguna jangka panjang penyalahguna narkobaadalah kebiasaan dari rendahnya
status sosial ekonomi. Asosiasi inisebenarnya dibenarkan, karena korban
overdosis opioid mungkin di semuausia dan mewakili semua tingkat sosial dan
ekonomi, dan obat dapat diperolehdengan cara haram atau secara hukum
diperoleh dengan resep dokter.Ini muncul bahwa, meskipun jumlah penyalahguna
opioid(diperkirakan 500.000 orang Amerika) tinggi Frekuensi keseluruhan
kunjungan gawat darurat yang melibatkan agen-agen ini telah mencapa idataran
tinggi (26). Lebih baru semisintetik dan sintetis opioid telahmendapatkan
popularitas sebagai penyalahgunaan obat Sebagai contoh,gelombang ' dan blues
pelecehan yang dimulai pada akhir 1970-an melibatkan kombinasi penta+ocine
t(aiwan) dan tripelennamine(pyribenzamine). contoh lain dari jalan farmakologi
adalah penggunaankombinasi glutethimide (coriden) dan kodein, yang dikenal
sebagai luatan atau bentengan menggabungkan opioid dan obat yang bekerja
sentral lainnya, korban menderita pengalaman toksisitas akut sejumlah yang lebih
besar dari efek selain itu, propolyphene, ditenoksilat, kodein, dan metadonterus
dihadapi dalam intoksikasi akut, baik dari konsumsi disengaja obat yang
digunakan secara sah, serta dari penggunaan terlarang. overdosis morfin atau
heroin, dan korban harus menerima tindakan perlakuan yang sama untuk
menjamin pemulihan mereka.banyak upaya telah dilakukan untuk
mengembangkan analgesik yangampuh dan efektif sebagai morfin, tetapi tidak
memiliki tindakan depresi permasalahn signifikan dan kurang mungkin untuk
menghasilkan. Mitragynine (1) adalah komponen alkaloid utama dalam
ramuan obat tradisional Thailand, Mitragyna speciosa, dan telah

terbukti menunjukkan aktivitas analgesik dimediasi oleh reseptor


opioid. Dengan memanfaatkan produk alami ini sebagai senyawa
utama, sintesis beberapa turunan, evaluasi hubungan strukturaktivitas, dan survei dari kegiatan intrinsik dan potensi pada reseptor
opioid dilakukan dengan guinea pig ileum. Afinitas dari beberapa
senyawa untuk -, -, dan -reseptor ditentukan dalam uji mengikat
reseptor. Gugus struktural penting dalam jenis Corynanthe alkaloid
indol untuk mendorong aktivitas atletik opioid juga diklarifikasi.
Derivatif oksidatif mitragynine, yaitu, mitragynine pseudoindoxyl (2)
dan 7-hydroxymitragynine (12), ditemukan sebagai agonis opioid
dengan potensi yang lebih tinggi daripada morfin dalam percobaan
dengan guinea pig ileum. Selain itu, 2 diinduksi aktivitas analgesik
dalam tes ekor flick pada tikus.
Dalam studi chemical dan pharmacological baru pada tanaman
Rubiaceous, Mitragyna speciosa, yang telah digunakan secara
tradisional di daerah tropis sebagai pengganti opium, kami telah
menemukan bahwa mitragy- sembilan , utama Corynanthe jenis
alkaloid indol dari tanaman ini, menimbulkan aktivitas analgesik kuat
terutama melalui
receptors.-opioid Selain itu, mitragynine indoxyl pseudo , 16 turunan
oksidatif dari 1, ditemukan menunjukkan aktivitas atletik opioid ampuh
dalam ileum guinea pig dan tikus vas deferens. Potensi pada reseptor
-opioid dalam guinea pig ileum sekitar 100- dan 20 kali lipat lebih
tinggi dari morfin , masing-masing. Selain itu, potensinya pada
reseptor -opioid pada tikus vas deferens sekitar 700- dan 35- kali lipat
lebih tinggi dari 1 dan 4, masing-masing. Mitragyna ini alkaloid dari
jamu Thai memiliki struktur kimia yang berbeda dibandingkan dengan
kerangka morfin. Temuan ini mendorong kami untuk memulai
penciptaan senyawa timbal novel berdasarkan kerangka mitragynine,
yang dapat dimanfaatkan untuk pengembangan analgesik praktis dan
sebagai jenis baru probe untuk studi sistem reseptor opioid. Dalam
tulisan ini, temuan kami pada survei dari hubungan aktivitas-struktur

menggunakan derivatif alami dan semisintetik dari 1 serta ampuh dan


unik agonistik opioid dan aktivitas antagonis

RUMUSAN MASALAH
Dari latar belakang diatas, dapat dirumuskaan permasalahan sebagai
berikut :
1. Apa saja jenis dan contoh opioid
2. Apa saja kandungan dan manfaat dari tumbuhan myraginnesa

B. TUJUAN
Tujuan dari pembuatan makalah ini sebagai berikut :
1. Untuk menjelaskan macam -,acam opioid
2. Menjelaskan mekanisme kerja
3. Untukmenjelaskan ada kandungan pada tanaman myreginnesa
C. MANFAAT
Manfaat pada pembuatan maklaah ini adalah sebagai berikut :
1.dapat mengetahui jenis dan contoh dari opioid
2.dapat mengetahui kandungan yang ada [ada tanaman myreginesa
3. dapat mengetahui metode atau cara untuk mencari suatu kandungan
pada suatu tanaman.

BAB II
PEMBAHASAN

A. ANALGESIK OPIOID DAN NON OPIOID


Analgesik: senyawa yang pada dosis terapetik meringankan atau
menekan rasa nyeri tanpa memiliki kerja anastesi umum. analgesik
berasal dari kata Yunani an- (tanpa) dan -algia (nyeri).
2.1 Patogenesis
Nyeri adalah suatu gejala yang berfungsi untuk melindungi dan
memberikan tanda bahaya tentang adanya gangguan-gangguan pada tubuh;
seperti peradangan, infeksi-infeksi kuman, dan kejang otot. Sehingga
sesungguhnya rasa nyeri berguna sebgai alarm bahwa ada yang salah
pada tubuh. Misalnya, saat seseorang tidak sengaja menginjak pecahan
kaca, dan kakinya tertusuk, maka ia akan merasakan rasa nyeri pada kakinya
dan segera ia memindahkan kakinya. Tetapi adakalanya nyeri yang
merupakan pertanda ini dirasakan sangat menggangu apalagi bila
berlangsung dalam waktu yang lama, misalnya pada penderita kanker.
Penyebab timbulnya rasa nyeri :
Adanya rangsangan-rangsangan mekanis/kimiawi (kalor/listrik) yang dapat
menimbulkan kerusakan-kerusakan pada jaringan dan melepaskan zat-zat
tertentu yang disebut mediator-mediator nyeri.
Mediator nyeri antara lain : histamin, serotonin, plasmakinin-plasmakinin,
prostaglandin-prostaglandin, ion-ion kalium. Zat-zat ini merangsang reseptorreseptor nyeri pada ujung saraf bebas di kulit, selaput lendir,dan jaringan, lalu
dialirkan melalui saraf sensoris ke susunan syaraf pusat (SSP) melalui
sumsum tulang belakang ke talamus dan ke pusat nyeri di otak besar
(rangsangan sebagai nyeri).
Penggolongan Nyeri
Umumnya nyeri digolongkan menjadi 2 jenis:
1. Nyeri akut : nyeri yang tidak berlangsung lama. Berdasarkan sumber nyeri,
umumnya nyeri ini dibagi menjadi tiga, yaitu:
Nyeri permukaan: sumbernya adalah luka luar, iritasi bahan kimia, dan
rangsangan termal, yang hanya permukaan kulit saja.
Nyeri somatis dalam: biasanya bersumber dari luka/iritasi dari dalam tubuh,
seperti karena injeksi atau dari ischemia.
Nyeri viseral: nyeri ini berasal dari organ-organ besar dalam tubuh, seperti
hati, paru-paru, usus, dll.
Acute pain of visceral origin is most often associated with inflammation.
2. Nyeri kronis: nyeri ini berlangsung sangat lama, bisa menahun, yang
kadang sumbernya tidak diketahui. Nyeri kronis sering diasosiasikan dengan
penyakit kanker dan arthritis. Salah satu tipe nyeri akut adalah neuropathic
pain yang disebabkan oleh suatu kelainan di sepanjang suatu jalur saraf.
Suatu kelainan akan mengganggu sinyal saraf, yang kemudian akan diartikan
secara salah oleh otak. Nyeri neuropatik bisa menyebabkan suatu sakit

dalam atau rasa terbakar dan rasa lainnya (misalnya hipersensitivitas


terhadap sentuhan). Beberapa sumber yang dapat menyebabkan nyeri
neuropati ini adalah herpes zoster, dan phantom limb pain, dimana seseorang
yang lengan atau tungkainya telah diamputasi merasakan nyeri pada lengan
atau tungkai yang sudah tidak ada.
Chronic pain is often associated with diseases such as cancer and arthritis.
Pemberantasan rasa nyeri
Merintangi pembentukan rangsangan dalam reseptor nyeri perifer, oleh
analgetika perifer atau anestetika lokal.
Merintangi penyaluran rangsangan nyeri dalam syaraf-syaraf sensoris oleh
anestetika lokal.
Blokade pusat nyeri pada SSP dengan analgetika sentral (narkotika) atau
anestetika umum.
2.2 PENGGOLONGAN ANALGETIK
Berdasarkan aksinya, obat-abat analgetik dibagi menjadi 2 golongan :
1. Analgesik nonopioid, dan
2. Analgesik opioid.
Kedua jenis analgetik ini berbeda dalam hal mekanisme dan target aksinya.
1. Analgesik Nonopioid/Perifer (NON-OPIOID ANALGESICS)
Obat-obatan dalam kelompok ini memiliki target aksi pada enzim, yaitu enzim
siklooksigenase (COX). COX berperan dalam sintesis mediator nyeri, salah
satunya adalah prostaglandin. Mekanisme umum dari analgetik jenis ini
adalah mengeblok pembentukan prostaglandin dengan jalan menginhibisi
enzim COX pada daerah yang terluka dengan demikian mengurangi
pembentukan mediator nyeri . Mekanismenya tidak berbeda dengan NSAID
dan COX-2 inhibitors.
Efek samping yang paling umum dari golongan obat ini adalah gangguan
lambung usus, kerusakan darah, kerusakan hati dan ginjal serta reaksi alergi
di kulit. Efek samping biasanya disebabkan oleh penggunaan dalam jangka
waktu lama dan dosis besar.
Obat- obat Nonopioid Analgesics ( Generic name )
Acetaminophen, Aspirin, Celecoxib, Diclofenac, Etodolac, Fenoprofen,
Flurbiprofen Ibuprofen, Indomethacin, Ketoprofen, Ketorolac, Meclofenamate,
Mefanamic acid Nabumetone, Naproxen, Oxaprozin, Oxyphenbutazone,
Phenylbutazone, Piroxicam Rofecoxib, Sulindac, Tolmetin.
Deskripsi Obat Analgesik Non-opioid
a. Salicylates
Contoh obatnya: Aspirin, mempunyai kemampuan menghambat biosintesis
prostaglandin. Kerjanya menghambat enzim siklooksigenase secara
ireversibel, pada dosis yang tepat,obat ini akan menurunkan pembentukan
prostaglandin maupun tromboksan A2, pada dosis yang biasa efek
sampingnya adalah gangguan lambung (intoleransi). Efek ini dapat diperkecil
dengan penyangga yang cocok (minum aspirin bersama makanan yang
diikuti oleh segelas air atau antasid).
b. Aminophenol Derivatives

Contoh obatnya : Acetaminophen (Tylenol) adalah metabolit dari fenasetin.


Obat ini menghambat prostaglandin yang lemah pada jaringan perifer dan
tidak memiliki efek anti-inflamasi yang bermakna. Obat ini berguna untuk
nyeri ringan sampai sedang seperti nyeri kepala, mialgia, nyeri pasca
persalinan dan keadaan lain. Efek samping kadang-kadang timbul
peningkatan ringan enzim hati. Pada dosis besar dapat menimbulkan
pusing,mudah terangsang, dan disorientasi.
c. Indoles and Related Compounds
Contoh obatnya : Indomethacin (Indocin), obat ini lebih efektif daripada
aspirin, merupakan obat penghambat prostaglandin terkuat. Efek samping
menimbulkan efek terhadap saluran cerna seperti nyeri abdomen, diare,
pendarahan saluran cerna, dan pancreatitis, serta menimbulkan nyeri kepala,
dan jarang terjadi kelainan hati.
d. Fenamates
Contoh obatnya : Meclofenamate (Meclomen), merupakan turunan asam
fenamat, mempunyai waktu paruh pendek, efek samping yang serupa dengan
obat-obat AINS baru yang lain dan tak ada keuntungan lain yang melebihinya.
Obat ini meningkatkan efek antikoagulan oral. Dikontraindikasikan pada
kehamilan.
e. Arylpropionic Acid Derivatives
Contoh obatnya : Ibuprofen (Advil), tersedia bebas dalam dosis rendah
dengan berbagai nama dagang. Obat ini dikontraindikasikan pada mereka
yang menderita polip hidung, angioedema, dan reaktivitas bronkospastik
terhadap aspirin. Efek samping: gejala saluran cerna.
f. Pyrazolone Derivatives
Contoh obatnya : Phenylbutazone (Butazolidin) untuk pengobatan artristis
rmatoid, dan berbagai kelainan otot rangka. Obat ini mempunya efek antiinflamasi yang kuat. Tetapi memiliki efek samping yang serius seperti
agranulositosis, anemia aplastik, anemia hemolitik, dan nekrosis tubulus
ginjal.
g. Oxicam Derivatives
Contoh obatnya : Piroxicam (Feldene), obat AINS dengan struktur baru.
Waktu paruhnya panjang untuk pengobatan artristis rmatoid, dan berbagai
kelainan otot rangka. Efek sampingnya meliputi tinitus, nyeri kepala, dan rash.
h. Acetic Acid Derivatives
Contoh obatnya : Diclofenac (Voltaren), obat ini adalah penghambat
siklooksigenase yang kuat dengan efek antiinflamasi, analgetik, dan
antipiretik. Waktu parunya pendek. Dianjurkan untuk pengobatan artristis
rematoid, dan berbagai kelainan otot rangka. Efek sampingnya distres
saluran cerna, perdarahan saluran cerna, dan tukak lambung.
i. Miscellaneous Agents
Contoh obatnya : Oxaprozin (Daypro), obat ini mempunyai waktu paruh yang
panjang. Obat ini memiliki beberapa keuntungan dan resiko yang berkaitan
dengan obat AINS lain.
2. Analgetik opioid
Analgetik opoid merupakan golongan obat yang memiliki sifat seperti
opium/morfin. Sifat dari analgesik opiad yaitu menimbulkan adiksi: habituasi

dan ketergantungan fisik. Oleh karena itu, diperlukan usaha untuk


mendapatkan analgesik ideal:
1. Potensi analgesik yg sama kuat dengan morfin
2. Tanpa bahaya adiksi
- Obat yang berasal dari opium-morfin
- Senyawa semisintetik morfin
- Senyawa sintetik yang berefek seperti morfin
Analgetik opioid mempunyai daya penghalang nyeri yang sangat kuat dengan
titik kerja yang terletak di susunan syaraf pusat (SSP). Umumnya dapat
mengurangi kesadaran dan menimbulkan perasaan nyaman (euforia)..
Analgetik opioid ini merupakan pereda nyeri yang paling kuat dan sangat
efektif untuk mengatasi nyeri yang hebat.
Tubuh sebenarnya memiliki sistem penghambat nyeri tubuh sendiri
(endogen), terutama dalam batang otak dan sumsum tulang belakang yang
mempersulit penerusan impuls nyeri. Dengan sistem ini dapat dimengerti
mengapa nyeri dalam situasi tertekan, misalnya luka pada kecelakaan lalu
lintas mula-mula tidak terasa dan baru disadari beberapa saat kemudian.
Senyawa-senyawa yang dikeluarkan oleh sistem endogen ini disebut opioid
endogen. Beberapa senyawa yang termasuk dalam penghambat nyeri
endogen antara lain: enkefalin, endorfin, dan dinorfin.
Opioid endogen ini berhubungan dengan beberapa fungsi penting tubuh
seperti fluktuasi hormonal, produksi analgesia, termoregulasi, mediasi stress
dan kegelisahan, dan pengembangan toleransi dan ketergantungan opioid.
Opioid endogen mengatur homeostatis, mengaplifikasi sinyal dari permukaan
tubuk ke otak, dan bertindak juga sebagai neuromodulator dari respon tubuh
terhadap rangsang eksternal.
Baik opioid endogen dan analgesik opioid bekerja pada reseptor opioid,
berbeda dengan analgesik nonopioid yang target aksinya pada enzim. Ada
beberapa jenis Reseptor opioid yang telah diketahui dan diteliti, yaitu reseptor
opioid , , , , . (dan yang terbaru ditemukan adalah N/OFQ receptor,
initially called the opioid-receptor-like 1 (ORL-1) receptor or orphan opioid
receptor dan e-receptor, namun belum jelas fungsinya).
Reseptor memediasi efek analgesik dan euforia dari opioid, dan
ketergantungan fisik dari opioid. Sedangkan reseptor 2 memediasi efek
depresan pernafasan.
Reseptor yang sekurangnya memiliki 2 subtipe berperan dalam memediasi
efek analgesik dan berhubungan dengan toleransi terhadap opioid. reseptor
telah diketahui dan berperan dalam efek analgesik, miosis, sedatif, dan
diuresis. Reseptor opioid ini tersebar dalam otak dan sumsum tulang
belakang. Reseptor dan reseptor menunjukan selektifitas untuk ekekfalin
dan dinorfin, sedangkan reseptor selektif untuk opioid analgesic.
Mekanisme umumnya :
Terikatnya opioid pada reseptor menghasilkan pengurangan masuknya ion
Ca2+ ke dalam sel, selain itu mengakibatkan pula hiperpolarisasi dengan
meningkatkan masuknya ion K+ ke dalam sel. Hasil dari berkurangnya kadar
ion kalsium dalam sel adalah terjadinya pengurangan terlepasnya dopamin,

serotonin, dan peptida penghantar nyeri, seperti contohnya substansi P, dan


mengakibatkan transmisi rangsang nyeri terhambat.
Efek-efek yang ditimbulkan dari perangsangan reseptor opioid diantaranya:
Analgesik
medullary effect
Miosis
immune function and Histamine
Antitussive effect
Hypothalamic effect
GI effect
Efek samping yang dapat terjadi:
Toleransi dan ketergantungan
Depresi pernafasan
Hipotensi
dll
Atas dasar kerjanya pada reseptor opioid, analgetik opioid dibagi menjadi:
1. Agonis opioid menyerupai morfin (pada reseptor , ). Contoh: Morfin,
fentanil
2. Antagonis opioid. Contoh: Nalokson
3. Menurunkan ambang nyeri pd pasien yg ambang nyerinya tinggi
4. Opioid dengan kerja campur. Contoh: Nalorfin, pentazosin, buprenorfin,
malbufin, butorfanol
Obat-obat Opioid Analgesics ( Generic name )
Alfentanil,
Benzonatate,
Buprenorphine,
Butorphanol,
Codeine,
Dextromethorphan Dezocine, Difenoxin, Dihydrocodeine, Diphenoxylate,
Fentanyl, Heroin Hydrocodone, Hydromorphone, LAAM, Levopropoxyphene,
Levorphanol Loperamide, Meperidine, Methadone, Morphine, Nalbuphine,
Nalmefene, Naloxone, Naltrexone, Noscapine Oxycodone, Oxymorphone,
Pentazocine, Propoxyphene , Sufentanil.
Deskripsi Obat Analgesik opioid
1. Agonis Kuat
a. Fenantren
Morfin, Hidromorfin, dan oksimorfon merupakan agonis kuat yang bermanfaat
dalam pengobatan nyeri hebat. Heroin adalah agonis yang kuat dan bekerja
cepat.
b. Fenilheptilamin
Metadon mempunyai profil sama dengan morfin tetapi masa kerjanya sedikit
lebih panjang. Dalam keadaan nyeri akut, potensi analgesik dan efikasinya
paling tidak sebanding dengan morfin. Levometadil asetat merupakan turunan
Metadon yang mempunyai waktu paruh lebih panjang daripada metadon
c. Fenilpiperidin
Meperidin dan Fentanil adalah yang paling luas digunakan diantara opioid
sintetik yang ada ,mempunyai efek antimuskarinik. Subgrup fentanil yang
sekarang terdiri dari sufentanil dan alventanil.
d. Morfinan
Levorfanol adalah preparat analgesik opioid sintetik yang kerjanya mirip
dengan morfin namun manfaatnya tidak menguntungkan dari morfin.

2. Agonis Ringan sampai sedang


a. Fenantren
Kodein, Oksikodoa, dihidrokodein, dan hidrokodon, semuanya mempunyai
efikasi yang kurang dibanding morfin, atau efek sampingnya membatasi dosis
maksimum yang dapat diberikan untuk memperoleh efek analgesik yang
sebanding dengan morfin, penggunaan dengan kombinasi dalam formulasiformulasi yang mengandung aspirin atau asetaminofen dan obat-obat lain.
b. Fenilheptilamin
Propoksifen aktivitas analgesiknya rendah, misalnya 120 mg propoksifen= 60
mg kodein
c. Fenilpiperidin
Difenoksilat dan metabolitnya, difenoksin digunakan sebagai obat diare dan
tidak untuk analgesik, digunakan sebagai kombinasi dengan atropin.
Loperamid adalah turunan fenilpiperidin yang digunakan untuk mengontrol
diare.Potensi disalahgunakan rendah karena kemampuannya rendah untuk
masuk ke dalam otak.
3. Mixed Opioid AgonistAntagonists or Partial Agonists
a. Fenantren
Nalbufin adalah agonis kuat reseptor kapa dan antagonis reseptor mu. Pada
dosis tinggi terjadi depresi pernafasan.
Buprenorfin adalah turunan fenantren yang kuat dan bekerja lama dan
merupakan suatu agonis parsial reseptor mu. Penggunaan klinik lebih banyak
menyerupai nalbufin, mendetoksifikasi dan mempertahankan penderita
penyalahgunaan heroin.
b. Morfinan
Butorfanol efek analgesik ekivalen dengan nalbufin dan buprenorfin, tetapi
menghasilkan efek sedasi pada dosis ekivalen, merupakan suatu agonis
reseptor kapa.
c. Benzomorfan
Pentazosin adalah agonis reseptor kapa dengan sifat-sifat antagonis reseptor
mu yang lemah. Obat ini merupakan preparat campuran agonis-antagonis
yang tertua.
Dezosin adalah senyawa yang struktur kimianya berhubungan dengan
pentazosin, mempunyai aktivitas yang kuat terhadap reseptor mu dan kurang
bereaksi dengan reseptor kappa, mempunyai efikasi yang ekivalen dengan
morfin.
4. Antagonis Opioid
Nalokson dan Naltrekson merupakan turunan morfin dengan gugusan
pengganti pada posisi N, mempunyai afinitas tinggi untuk berikatan dengan
reseptor mu, dan afinitasnya kurang berikatan dengan reseptor lain.
Penggunan utama nalokson adalah untuk pengobatan keracunan akut opioid,
masa kerja nalokson relatif singkat, sedangkan naltrekson masa kerjanya
panjang, untuk program pengobatan penderita pecandu. Individu yang
mengalami depresi akut akibat kelebihan dosis suatu opioid, antagonis akan
efektif menormalkan pernapasan, tingkat kesadaran, ukuran pupil aktivitas
usus, dan lain-lain.
5. Drugs Used Predominantly as Antitussives

Analgesic opioid adalah obat yang paling efektif dari semua analgesic yang
ada untuk menekan batuk. Efek ini dicapai pada dosis dibawah dari dosis
yang diperlukan untuk menghasilkan efek analgesik. Contoh obatnya adalah
Dekstrometrofan, Kodein, Levopropoksifen.

2.3 SEJARAH MITRAGYNESA


Mitragyna speciosa Korth. (juga dikenal sebagai kratom atau ketum),
adalah pohon cemara tropis di keluarga kopi ( Rubiaceae ) asli Asia
Tenggara di Indochina dan Malaysia phytochoria (daerah raya). M.
speciosa adalah adat untuk Thailand , Indonesia , dan Malaysia , Myanmar
, dan Papua Nugini . Kratom memiliki beberapa opiat dan stimulan seperti
properti.
Pada 2013 ada uji klinis yang telah dilakukan untuk memahami efek
kesehatan kratom dan itu tidak ada telah menyetujui penggunaan medis.
Di daerah di mana tanaman tumbuh, telah digunakan dalam pengobatan
tradisional setidaknya sejak abad kesembilan belas . abad Beberapa orang
mengambil untuk mengelola rasa sakit kronis , untuk mengobati penarikan
opioid gejala, atau - lebih baru-baru - untuk tujuan rekreasi . Onset efek
biasanya dimulai dalam 5 sampai 10 menit dan terakhir 2 sampai 5 jam.
senyawa aktif pabrik dan metabolit tidak terdeteksi oleh tes skrining obat
khas, namun dapat dideteksi dengan tes yang lebih khusus.
Efek samping ringan mungkin termasuk gatal, muntah, dan sembelit Efek
samping yang lebih berat dapat termasuk depresi pernafasan (penurunan
pernapasan), kejang , kecanduan , dan psikosis . Efek samping lain
termasuk denyut jantung tinggi dan darah tekanan, toksisitas hati, dan
kesulitan tidur. Ketika penggunaan dihentikan penarikan dapat
terjadiKetika dicampur dengan bahan lain, penggunaan kratom telah
mengakibatkan kematian. di Amerika Serikat, ada lima belas kematian
terkait kratom antara tahun 2014 dan 2016
Pada 2015 ada perhatian internasional tentang kemungkinan ancaman
terhadap kesehatan masyarakat dari penggunaan kratom. Dalam beberapa
yurisdiksi Dijual dan impor telah dibatasi, dan sejumlah otoritas kesehatan

masyarakat telah mengangkat peringatan. Beberapa versi dari produk


mengandung opioid lainnya.
B. Deskripsi
Mitragyna speciosa adalah pohon cemara yang dapat tumbuh hingga
ketinggian 25 m (82 kaki) dan bagasi dapat tumbuh ke 3 ft (0,91 m)
diameter. Batangnya umumnya lurus dan kulit luar yang halus dan abuabu. daun hijau gelap dan mengkilap, dan dapat tumbuh lebih dari 14-20
cm (5,5-7,9 in) panjang dan 7-12 cm (2,8-4,7 in) lebar ketika terbuka
penuh, yang bulat telur -acuminate dalam bentuk, dan berlawanan dalam
pola pertumbuhan, dengan 12-17 pasang pembuluh darah. bunga-bunga
tumbuh dalam kelompok tiga di ujung cabang. The kelopak -tube adalah 2
mm (0,079 in) panjang dan memiliki 5 lobus; corolla-tabung adalah 2,5-3
milimeter (0,098-0,118) panjang
C. penggunaan
Amerika Serikat Drug Enforcement Administration menyatakan pada
tahun 2013: "Tidak ada penggunaan medis yang sah untuk kratom".
Kratom telah menjadi populer sebagai obat rekreasi dan telah
dipromosikan dengan klaim bahwa hal itu dapat meningkatkan mood,
mengurangi rasa sakit dan membantu dengan opiat kecanduan . pada 2013
kratom dan ekstrak kunci telah dipelajari dalam sel dan pada hewan tetapi
tidak ada uji klinis telah dilakukan.

D. penarikan opioid
Pada 1836, kratom dilaporkan digunakan sebagai pengganti opium di
Malaysia. Kratom juga digunakan sebagai pengganti opium di Thailand
pada abad kesembilan belas.
Data pada seberapa sering digunakan di seluruh dunia kurang karena tidak
terdeteksi oleh tes skrining obat khas. Tarif penggunaan kratom tampaknya
meningkat di antara mereka yang telah diri mengelola nyeri kronis dengan
opioid dibeli tanpa resep dan bersepeda (tapi tidak berhenti)

penggunaannya. pada 2011 , tidak ada uji formal untuk mempelajari


efektivitas atau keamanan kratom untuk mengobati kecanduan opioid.
E. penggunaan tradisional
daun Kratom Dalam budaya di mana tanaman tumbuh, telah digunakan
dalam pengobatan tradisional . Daun dikunyah untuk meringankan nyeri
muskuloskeletal, meningkatkan energi, nafsu makan, dan hasrat seksual
dengan cara yang mirip dengan khat dan coca . daun atau ekstrak dari
mereka yang digunakan untuk menyembuhkan luka dan sebagai anestesi
lokal. Ekstrak dan daun telah digunakan untuk mengobati batuk, diare, dan
infeksi usus. Kratom sering digunakan oleh pekerja di profesi melelahkan
atau monoton untuk mencegah kelelahan serta pendorong mood dan / atau
obat penghilang rasa sakit . di Thailand, kratom itu "digunakan sebagai
makanan ringan untuk menerima tamu dan merupakan bagian dari ritual
pemujaan leluhur dan dewa." ramuan ini sangat pahit dan umumnya
dikombinasikan dengan pemanis.
penggunaan rekreasi
Di Asia Tenggara, khususnya di Thailand, di tahun 2010-an koktail teh
berbasis dikenal sebagai 4 100 menjadi populer di kalangan beberapa
orang yang lebih muda. Ini adalah campuran dari daun kratom, sirup obat
batuk, Coca-Cola, dan es; pada 2011 orang yang mengkonsumsi ini sering
dipandang lebih negatif dari pengguna kratom tradisional, tapi tidak
negatif sebagai pengguna heroin. Pada 2012, penggunaan koktail adalah
masalah berat di kalangan pemuda di tiga provinsi di sepanjang perbatasan
dengan Malaysia.
Di AS pada 2015 kratom yang tersedia di toko-toko kepala dan melalui
internet; prevalensi penggunaan tidak diketahui pada saat itu.
Dampak buruk
Pada dosis yang relatif rendah (1-5 g daun mentah) di mana ada sebagian
besar efek stimulan, efek samping termasuk dikontrak murid dan merona;

efek samping yang berkaitan dengan rangsangan termasuk kecemasan dan


agitasi, dan efek-terkait opioid seperti gatal-gatal, mual, kehilangan nafsu
makan, dan sering buang air kecil mulai muncul. Pada moderat (5 sampai
15 g daun mentah) dosis dan lebih tinggi, di mana efek opioid umumnya
muncul, tambahan merugikan mempengaruhi termasuk takikardia
(meningkatkan efek stimulan) serta efek samping opioid sembelit, pusing,
hipotensi, mulut kering, dan berkeringat. Sering menggunakan dosis tinggi
kratom dapat menyebabkan tremor, anoreksia , penurunan berat badan,
kejang, dan psikosis. Jika pengguna berat mencoba untuk berhenti
menggunakan kratom mereka mungkin mengalami gejala penarikan
termasuk lekas marah, perasaan tertekan, mual, hipertensi, insomnia, pilek,
nyeri otot dan sendi, dan diare.
Toksisitas serius adalah relatif jarang dan umumnya muncul pada dosis
tinggi atau ketika kratom digunakan dengan bahan lain.
Pada bulan Juli 2016, yang Centers for Disease Control (CDC)
mengeluarkan laporan yang menyatakan bahwa antara tahun 2010 dan
2015 Pusat Poison US menerima 660 laporan dari paparan kratom. hasil
medis yang berhubungan dengan paparan kratom dilaporkan sebagai
minor (tanda-tanda minimal atau gejala, yang diselesaikan dengan cepat
tanpa cacat residual) untuk 162 (24,5%) eksposur, sedang (nonmengancam kehidupan, tanpa cacat sisa, tetapi membutuhkan beberapa
bentuk pengobatan ) untuk 275 (41,7%) eksposur, dan besar (mengancam
jiwa tanda-tanda atau gejala, dengan beberapa cacat residual) untuk 49
(7,4%) eksposur. Salah satu kematian dilaporkan pada orang yang terkena
obat paroxetine ( antidepresan) dan lamotrigin (antikonvulsan dan suasana
hati stabilizer) selain kratom. Untuk 173 (26,2%) panggilan paparan, tidak
ada efek dilaporkan, atau anggota staf pusat racun tidak dapat
menindaklanjuti lagi mengenai efek.
Overdosis kratom dikelola mirip dengan overdosis opioid, dan nalokson
dapat dianggap untuk mengobati overdosis yang menghasilkan upaya

mengurangi bernapas meskipun hasil yang beragam untuk utilitas pada


model hewan.
depresi pernafasan
Depresi pernafasan merupakan risiko utama dengan opioid, terutama
mereka yang memiliki aktivitas di reseptor mu-opioid . Ini adalah
penyebab utama kematian dari penggunaan opioid. Dalam penelitian
hewan pada dosis yang sangat tinggi, mitragynine disebabkan depresi
pernafasan, tetapi kurang dari morfin atau kodein.: Efek pernapasan dari
kratom dan utamanya komponen bioaktif belum diteliti pada orang.
Sebuah 2016 laporan CDC pada eksposur kratom tidak daftar depresi
pernafasan sebagai risiko kratom, atau melakukan 2013 DEA laporan. The
Food and Drug Administration pada bulan Juli 2016 laporan namun tidak
daftar depresi pernafasan antara salah satu perhatian . beberapa literatur
artikel tidak daftar depresi pernafasan; tinjauan literatur namun lain dan
beberapa buku teks kedokteran lakukan depresi pernafasan nama sebagai
risiko.
Kematian
Kratom telah menjadi subjek perhatian di banyak negara karena
meningkatnya jumlah kunjungan ke rumah sakit dan laporan kematian
terkait dengan penggunanya. Menurut 2016 ulasan: "Meskipun kematian
telah dikaitkan dengan penggunaan kratom, tidak ada yang solid bukti
bahwa kratom adalah satu-satunya penyumbang kematian individu "; ada
bukti bahwa hal itu telah memberikan kontribusi untuk kematian. 15
kematian di Amerika Serikat antara tahun 2014 dan 2016 yang kratom
terkait Contoh zat lain yang ditemukan di otopsi bersama dengan kratom
telah mencantumkan: propylhexedrine ; acetaminophen , morfin , dan
prometazin ; temazepam , diphenhydramine , dan dekstrometorfan .
(Dalam kasus terakhir ini, tingkat mitragynine lebih tinggi daripada obat
lain, dan ada edema paru dan tanda-tanda lain dari keracunan opioid , dan
kratom dinyatakan sebagai penyebab kematian). Dalam kasus tambahan
ada tingkat tinggi mitragynine dan tanda-tanda toksisitas opioid di otopsi.

Ada sembilan kasus kematian dilaporkan di Swedia pada tahun 2010 dan
2011 yang berkaitan dengan penggunaan Krypton, yang kratom dicampur
dengan O-Desmethyltramadol .
Kimia
Senyawa psikoaktif utama dalam M. speciosa adalah mitragynine dan 7hydroxymitragynine (7-HMG), tetapi ada lebih dari 40 senyawa dalam M.
speciosa daun, termasuk sekitar 25 alkaloid selain mitragynine dan 7hydroxymitragynine termasuk mitraphylline , pseudoindoxyl mitragynine ,
dan Rhynchophylline . bahan kimia aktif lainnya di M. speciosa termasuk
raubasine (paling dikenal dari pule pandak ) dan Pausinystalia Johimbe
alkaloid seperti corynantheidine .
Mitragynine adalah sekitar 60% dari ekstraksi alkaloid, sedangkan 7hydroxymitragynine adalah sekitar 2%.
Struktur kimia mitragynines menggabungkan inti dari tryptamine , dan ini
mungkin bertanggung jawab untuk molekul diamati dalam serotonin dan
adrenergik sistem . Mitragynine secara struktural mirip dengan yohimbine
dan voacangine .
ilmu farmasi
Pada 2015, sebagian besar farmakologi dari kratom tidak dipahami dengan
baik. Kratom mengandung 7-hydroxymitragynine yang telah terbukti 13x
lebih kuat dari morfin sebagai agen antinociceptive pada tikus. Kratom
tampaknya memiliki efek stimulan pada dosis rendah dan dan opioid efek
-seperti pada dosis yang lebih tinggi; varietas yang berbeda dari kratom
mungkin memiliki stimulan yang lebih kuat atau efek opioid.
Kedua mitragynine dan 7-HMG yang selektif agonis penuh dari reseptor
-opioid ; 7-HMG tampaknya memiliki tinggi afinitas . Efek stimulan
muncul dimediasi melalui pencegahan aktivasi serotonin 5-HT reseptor 2A
dan postsynaptic 2 reseptor adrenergik .Rhynchophylline merupakan
antagonis NMDA non-kompetitif yang terdapat di kratom.

Mitragynine yang dimetabolisme pada manusia melalui tahap I dan tahap


II mekanisme dengan yang dihasilkan metabolit diekskresikan dalam urin .
Dalam in vitro percobaan, ekstrak kratom menghambat CYP3A4 ,
CYP2D6 , dan CYP1A2 enzim , yang mengakibatkan potensi signifikan
untuk interaksi obat .

Deteksi dalam cairan tubuh


Konsentrasi mitragynine darah diharapkan berada dalam kisaran 10-50 mg
/ L pada orang menggunakan obat rekreasional. Deteksi dalam cairan
tubuh biasanya dengan cairan spektrometri kromatografi-mass
Taksonomi dan etimologi
Mitragyna speciosa pertama kali secara resmi dijelaskan oleh kolonial
Belanda botani Pieter Korthals pada tahun dan kemudian di publikasi
tahun 1897 oleh George Haviland . Genus bernama Mitragyna oleh
Korthals karena stigma pada spesies pertama ia diperiksa menyerupai
bentuk dari uskup mitra . Hal ini botanikal terkait dengan genera
Corynanthe dan Uncaria .
persiapan Kratom mengandung beberapa phytochemical dalam rasio
yang bervariasi render evaluasi farmakologis yang tepat sulit. studi
klinis manusia yang langka.
Secara umum, efek kratom pada manusia yang tergantung dosis: dosis
kecil menghasilkan 'kokain seperti' stimulasi sementara dosis yang
lebih besar menyebabkan 'morfin seperti' efek sedatif-narkotika.
Setelah mengambil beberapa gram daun kering, efek menyegarkan
dan euforia yang dirasakan dalam waktu 10 menit dan berlangsung
selama satu sampai satu setengah jam. pengguna Kratom melaporkan
peningkatan kapasitas kerja, kewaspadaan, sosialisasi dan hasrat
seksual kadang-kadang tinggi. Para murid biasanya normal atau sangat
sedikit dikontrak; memerah dapat dicatat. Dalam salah satu dari

beberapa percobaan klinis pada manusia, dosis oral 50 mg mitragynine


diproduksi kegembiraan bermotor, diikuti oleh pusing, kehilangan
koordinasi motorik (tes positif Romberg), dan tremor ekstremitas dan
wajah. Untuk pengguna kratom biasa, kehilangan berat badan,
kelelahan, sembelit, dan hiperpigmentasi pipi mungkin efek samping
terkenal. Mekanisme farmakologis bertanggung jawab untuk kegiatan
stimulan tidak jelas.
Kratom diambil dalam jumlah besar, dosis penenang sesuai dengan 1025 g daun kering awalnya dapat menghasilkan berkeringat, pusing,
mual dan dysphoria tetapi efek ini tak lama digantikan dengan
ketenangan, euforia dan keadaan seperti mimpi yang berlangsung
selama enam jam. murid dikontrak (miosis) dicatat.
Mitragynine dan 7-hydroxymitragynine, dua alkaloid terutama
bertanggung jawab untuk efek kratom, adalah agonis selektif dan
penuh reseptor -subtipe opioid (MOR). Efek agonis reseptor alkaloid
kratom yang benci dengan opioid antagonis reseptor nalokson. Selain
itu, 5-HT2A dan 2-adrenergik reseptor pasca-sinaptik, serta saraf Ca2
+ saluran juga terlibat dalam aktivitas farmakologis dan perilaku yang
unik dari mitragynine.
Dalam penelitian hewan, antinociceptive dan batuk-penekan efek
mitragynine sebanding dengan yang dari kodein. Pada tikus, 7hydroxymitragynine itu beberapa kali analgesik lebih kuat daripada
morfin bahkan setelah pemberian oral.
Kratom sedikit beracun untuk hewan. Tikus kronis diobati dengan 7hydroxymitragynine dikembangkan toleransi, toleransi silang dengan
morfin dan penarikan tanda-tanda yang bisa dipicu oleh administrasi
nalokson.

penggunaan kratom biasa dapat menghasilkan ketergantungan. Gejala


penarikan pada manusia relatif ringan dan biasanya berkurang dalam
waktu seminggu. Keinginan, kelemahan dan kelesuan, kecemasan,
kegelisahan, rhinorrhea, mialgia, mual, berkeringat, nyeri otot, gerakan
dendeng dari anggota badan, tremor serta gangguan tidur dan
halusinasi mungkin terjadi. Pengobatan, jika diperlukan, mungkin
termasuk kombinasi dihydrocodeine-lofexidine, agen antiinflamasi nonsteroid, antidepresan dan / atau anxiolytics.
Metabolisme mitragynine pada manusia terjadi melalui hidrolisis sisirantai ester, O-demetilasi kelompok metoksi, oksidatif dan / atau
transformasi reduktif, dan pembentukan glukuronida dan sulfat
konjugat. Dalam seorang pria yang fatal overdosis propylhexedrine dan
kratom, konsentrasi mitragynine postmortem berkisar antara 0,01 mg /
kg menjadi 1,20 mg / l.
Konsumsi kratom bersamaan dengan obat lain dapat memprovokasi
efek samping yang serius. Bahkan, interaksi obat yang merugikan
melibatkan teh kratom diambil dengan carisoprodol, modafinil,
propylhexedrine atau Datura stramonium telah dilaporkan. Sebuah
kasus yang fatal di Amerika Serikat yang terlibat campuran kratom,
fentanyl, diphenhydramine, kafein dan morfin dijual sebagai obat
herbal.

Molecular structure: Mitragynine

rumus molekul: C23H30N2O4


berat molekul: 398,50 g / mol
Mitragynine adalah alkaloid yang paling melimpah di daun. Ini pertama
kali diisolasi pada tahun 1921 dan struktur kimianya sepenuhnya
dijelaskan pada tahun 1964. sistematis (Chemical Abstract) nama
adalah (E, 2S, 3S, 12bS) -3-etil-1,2,3,4,6,7, 12,12b-octahydro-8metoksi-- (methoxymethylene) -indolo [2,3-a] quinolizine-2-acetic acid
methyl ester (Tanda Daftar CAS: 4098-40-2). Nama lain: (E) -16,17didehydro-9,17-dimetoksi-17,18-seco-20-yohimban-16-karboksilat
asam metil ester, 9-methoxycorynantheidine, dan SK & F 12711.
Mitragynine tidak larut dalam air tetapi larut dalam pelarut organik
konvensional, termasuk aseton, asam asetat, alkohol, kloroform dan
dietil eter memberikan solusi neon. Mitragynine disuling pada 230-240

C pada 5 mmHg. Membentuk putih, kristal amorf yang meleleh pada


102-106 C. Titik leleh garam asam klorida mitragynine adalah 243
C; picrate mencair pada 223-224 C dan asetat pada 142 C.

Molecular structure: 7-hydroxymitragynine

rumus molekul: C23H30N2O5


berat molekul: 414,50 g / mol
7-Hydroxymitragynine hadir hanya dalam jumlah yang sangat kecil di
daun kratom dan diidentifikasi pada tahun 1993. Its sistematis
(Chemical Abstract) nama adalah (E, 2S, 3S, 7As, 12bS) -3-etil1,2,3,4 , 6,7,7a, 12b-octahydro-7a-hidroksi-8-metoksi-(methoxymethylene) -indolo [2,3-a] quinolizine-2-acetic acid methyl
ester (Tanda Daftar CAS: 174418-82- 7).

Total sintesis kimia dilaporkan untuk beberapa alkaloid kratom yang


terlalu rumit untuk digunakan untuk produksi ekonomi dari setiap
senyawa ini. Namun, mitragynine dapat berfungsi sebagai prekursor
kimia dengan lebih kuat 7-hydroxymitragynine.

BAB IV
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN

1. Mytragyna telah digunakan sebagai pengobatan tradisional


didaerah tropis sebagai pengganti opium.
2. Mytragyna memiliki aktivitas analgesik kuat tertutama pada
reseptor
3. kelompok metoksi pada C9 di 1 sangat penting untuk
memunculkan aktivitas analgesik
4. Analgetik opoid merupakan golongan obat yang memiliki sifat
seperti opium/morfin
3.2 SARAN
Selesainya makalah ini tidak terlepas dari banyaknya kekurangankekurangan pembahasannya dikarenakan oleh berbagai macam
faktor keterbatasan waktu waktu, pemikiran dan pengetahuan kami
yang terbatas, oleh karena itu untuk kesempernuan makalah ini
kami sangat membutuhkan saran-saran dan masukan yang bersifat
membangun kepada semua pembaca.

DAFTAR PUSTAKA
Deglin, Vallerand, 2005, Pedoman Obat Untuk Perawat, Jakarta, EGC
http://wiendypuspita.blogspot.com
Katzung, G.Bertram.,2007,Basic & Clinical Pharmacology 10th Ed.,The
McGraw-Hill Companies. Inc, New York.
Goodman and Gilman,2006,The Pharmacologic Basis of Therapeutics 11th
Ed.,McGraw-Hill Companies. Inc, New York.
Ganiswarna. 2007. Farmakologi dan Terapi Edisi V. Jakarta: Balai Penerbit
FKUI
http://habib.blog.ugm.ac.id/kuliah/analgetic-dan-obat-obatnya/

MAKALAH BUNDAOKTA TERCINTA DARI MAHASISWI


TERCANTIK IMUT MANIS KECEH LINCAH DAN
MEMPESONA. SEMOGA IBU SELALU BAHAGIA
WALAUPUN KAMI SEDANGMENDERITA HAHAHAH

NURLAILI KHAMIDAH
RANI HIDAYATUN
FUJA ANAMUSTIFA

: E0015058
:E0015060
: E0015046

Anda mungkin juga menyukai

  • Jurnal Skripsi
    Jurnal Skripsi
    Dokumen12 halaman
    Jurnal Skripsi
    Iski Ristiani Chinaxiadaaprilma
    Belum ada peringkat
  • Makalah Eksipien Sediaan Semisolid
    Makalah Eksipien Sediaan Semisolid
    Dokumen7 halaman
    Makalah Eksipien Sediaan Semisolid
    Iski Ristiani Chinaxiadaaprilma
    Belum ada peringkat
  • KKN RS Bu Devi
    KKN RS Bu Devi
    Dokumen66 halaman
    KKN RS Bu Devi
    Iski Ristiani Chinaxiadaaprilma
    Belum ada peringkat
  • Kelompok Rawat Inap
    Kelompok Rawat Inap
    Dokumen20 halaman
    Kelompok Rawat Inap
    Iski Ristiani Chinaxiadaaprilma
    Belum ada peringkat
  • File Priska
    File Priska
    Dokumen4 halaman
    File Priska
    Iski Ristiani Chinaxiadaaprilma
    Belum ada peringkat
  • Asuhan Keperawatan Pasien Anak Dengan Kejang Demam
    Asuhan Keperawatan Pasien Anak Dengan Kejang Demam
    Dokumen11 halaman
    Asuhan Keperawatan Pasien Anak Dengan Kejang Demam
    Iski Ristiani Chinaxiadaaprilma
    Belum ada peringkat
  • Bab I Wahyu
    Bab I Wahyu
    Dokumen15 halaman
    Bab I Wahyu
    Iski Ristiani Chinaxiadaaprilma
    Belum ada peringkat
  • PKM K
    PKM K
    Dokumen12 halaman
    PKM K
    Iski Ristiani Chinaxiadaaprilma
    Belum ada peringkat
  • Proposal Ad-Art Bem Bhamada
    Proposal Ad-Art Bem Bhamada
    Dokumen8 halaman
    Proposal Ad-Art Bem Bhamada
    Iski Ristiani Chinaxiadaaprilma
    100% (1)
  • Role Play Ronde Keperawatan
    Role Play Ronde Keperawatan
    Dokumen5 halaman
    Role Play Ronde Keperawatan
    Iski Ristiani Chinaxiadaaprilma
    Belum ada peringkat
  • KUNYIT
    KUNYIT
    Dokumen5 halaman
    KUNYIT
    Iski Ristiani Chinaxiadaaprilma
    Belum ada peringkat
  • PKM P
    PKM P
    Dokumen3 halaman
    PKM P
    Iski Ristiani Chinaxiadaaprilma
    Belum ada peringkat
  • Nosi 1
    Nosi 1
    Dokumen17 halaman
    Nosi 1
    Iski Ristiani Chinaxiadaaprilma
    Belum ada peringkat
  • Secang
    Secang
    Dokumen3 halaman
    Secang
    Iski Ristiani Chinaxiadaaprilma
    Belum ada peringkat
  • Pa Agung
    Pa Agung
    Dokumen13 halaman
    Pa Agung
    Iski Ristiani Chinaxiadaaprilma
    Belum ada peringkat
  • Pif Iski
    Pif Iski
    Dokumen17 halaman
    Pif Iski
    Iski Ristiani Chinaxiadaaprilma
    Belum ada peringkat
  • Dasar Teori Gravimetri
    Dasar Teori Gravimetri
    Dokumen5 halaman
    Dasar Teori Gravimetri
    Martin C P Manurung
    100% (2)
  • Makalah Minyak Atsiri
    Makalah Minyak Atsiri
    Dokumen8 halaman
    Makalah Minyak Atsiri
    Iski Ristiani Chinaxiadaaprilma
    Belum ada peringkat
  • Farmasetika Laporan
    Farmasetika Laporan
    Dokumen25 halaman
    Farmasetika Laporan
    Iski Ristiani Chinaxiadaaprilma
    Belum ada peringkat
  • Kompleks o Metri
    Kompleks o Metri
    Dokumen14 halaman
    Kompleks o Metri
    Iski Ristiani Chinaxiadaaprilma
    Belum ada peringkat
  • Secang
    Secang
    Dokumen3 halaman
    Secang
    Iski Ristiani Chinaxiadaaprilma
    Belum ada peringkat
  • Laporan Praktikum Fitokimia I
    Laporan Praktikum Fitokimia I
    Dokumen24 halaman
    Laporan Praktikum Fitokimia I
    Arin Rizky
    0% (1)
  • Laporan Praktikum Kimia Organik Pembuatan Klorofom
    Laporan Praktikum Kimia Organik Pembuatan Klorofom
    Dokumen10 halaman
    Laporan Praktikum Kimia Organik Pembuatan Klorofom
    Anissa Florensia
    100% (1)
  • Laporan Praktikum Kimia Organik Pembuatan Klorofom
    Laporan Praktikum Kimia Organik Pembuatan Klorofom
    Dokumen10 halaman
    Laporan Praktikum Kimia Organik Pembuatan Klorofom
    Anissa Florensia
    100% (1)
  • Hukum Mendel
    Hukum Mendel
    Dokumen10 halaman
    Hukum Mendel
    Iski Ristiani Chinaxiadaaprilma
    Belum ada peringkat
  • Laporan Praktikum Kimia Organik Pembuatan Klorofom
    Laporan Praktikum Kimia Organik Pembuatan Klorofom
    Dokumen10 halaman
    Laporan Praktikum Kimia Organik Pembuatan Klorofom
    Anissa Florensia
    100% (1)
  • Malaria
    Malaria
    Dokumen12 halaman
    Malaria
    DhanyDesember
    Belum ada peringkat
  • Indri
    Indri
    Dokumen16 halaman
    Indri
    Iski Ristiani Chinaxiadaaprilma
    Belum ada peringkat
  • Kesmas
    Kesmas
    Dokumen16 halaman
    Kesmas
    Dhika Popy
    Belum ada peringkat