Iski Ristiani 1), Devi Ika Kurnianingtyas S 2), Desi Sri Rejeki 3)
Prodi S1 Farmasi, STIKES Bhakti Mandala Husada Slawi 52416, Tegal, Indonesia
Abstrak
Toksisitas adalah suatu keadaan yang menandakan adanya efek toksik atau
racun yang terdapat pada suatu bahan yang dapat menyebabkan kerusakan. Uji
Brine Shrimp Lethality Test (BSLT) merupakan metode awal yang digunakan
untuk melihat adanya toksisitas. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui efek
toksisitas ekstrak etanol daun cengkeh dan daun pepaya terhadap larva Artemia
salina Leach. Serbuk daun cengkeh dan daun pepaya dimaserasi dengan etanol
96% selama 3x24 jam. Efek toksisitas diuji dengan metode BSLT dengan
konsentrasi 25 ppm, 50 ppm, 100 ppm, 150 ppm, 200 ppm, dan 300 ppm. Daun
cengkeh mengandung senyawa flavonoid, alkaloid, saponin, tanin dan steroid,
sedangkan daun pepaya mengandung senyawa flavonoid, alkaloid, saponin,
steroid, dan triterpenoid yang memiliki efek toksisitas. Toksisitas terhadap larva
udang Artemia salina Leach diamati setelah 24 jam. Presentase kematian larva
Artemia salina Leach pada masing-masing kelompok dilakukan analisis deskriptif
sehingga didapat LC50. Nilai LC50 dari ekstrak etanol daun cengkeh, daun pepaya
dan kombinasi ekstrak daun cengkeh dan daun pepaya dengan perbandingan (1:1)
berturut-turut 89,841 µg/mL; 38,244 µg/mL; dan 73,229 µg/mL. Hasil LC50
kurang dari 1000 µg/mL maka ketiga bahan uji dapat dinyatakan memiliki
aktivitas toksisitas. Kombinasi ekstrak daun cengkeh dan daun pepaya dengan
perbandingan (1:1) memiliki nilai LC50 lebih rendah dibandingkan dengan ekstrak
tunggal daun pepaya dan lebih besar di bandingkan ekstrak tunggal daun cengkeh.
Kata Kunci : Brine Shrimp Lethality Test (BSLT), Cengkeh, Pepaya, Artemia salina
Leach, Toksisitas
Abstract
The Brine Shrimp Lethality Test (BSLT) test is the initial method used to
see toxicity. The purpose of this study was to determine the toxicity effects of
ethanol extract of clove leaves and papaya leaves on Artemia salina Leach larvae.
Clove leaf powder and papaya leaves are macerated with 96% ethanol for 3x24
hours. Clove leaves contain flavonoids, alkaloids, saponins, tannins and steroids,
while papaya leaves contain compounds of flavonoids, alkaloids, saponins,
steroids, and triterpenoids which have a toxic effect. Toxicity effects were tested
by the BSLT method with concentrations of 25 ppm, 50 ppm, 100 ppm, 150 ppm,
200 ppm and 300 ppm. Toxicity to shrimp larvae Artemia salina Leach was
observed after 24 hours. Percentage of mortality data analyzed probitly with
SPSS to obtain LC50 was analyzed by Kolmogorov-Smirnov test and continued
with ANOVA test. LC50 values from the ethanol extract of clove leaves, papaya
leaves and a combination of clove leaf extract and papaya leaves by comparison
(1: 1) were 89.841 µg / mL respectively; 38,244 µg / mL; and 73,229 µg / mL.
LC50 results are less than 1000 µg / mL, so the three test materials can be stated
to have toxicity activities. the combination of clove leaf extract and papaya leaves
by comparison (1: 1) has a lower LC50 value compared to the single extract of
papaya leaves and is greater than the single extract of clove leaves.
Keywords : Brine Shrimp Lethality Test (BSLT), Clove, Papaya, Artemia salina Leach,
Toxicity
PENDAHULUAN
Toksisitas adalah suatu keadaan yang menandakan adanya efek toksik atau racun
yang terdapat pada suatu bahan yang dapat menyebabkan kerusakan (Hodgson, 2010).
Toksisitas terdapat dua macam uji diantaranya toksisitas umum dan khusus. Toksisitas
umum untuk mengevaluasi keseluruhan efek suatu obat pada hewan uji sedangkan
toksisitas khusus untuk mengevaluasi seperti uji teratogenik, uji mutagenik, uji
karsinogenik, dan uji efek adisi (Hodgson, 2010).
Kanker merupakan suatu penyakit yang menyebabkan kematian di negara-negara
berkembang. Penyakit ini ditandai dengan pertumbuhan sel yang tidak terkendali dan
menyerang jaringan biologis lainya (Ramdhini, 2010). Berdasarkan data International
Agencyfor Research on Cancer (IARC) pada tahun 2012 terdapat 14,1 juta kasus kanker
dan 8,2 juta kematian akibat kanker, jumlah tersebut meningkat dibandingkan tahun 2008
dimana terdapat 12,7 juta kasus baru dan 7,6 juta kematian (Anonim, 2013). Kanker
merupakan penyakit kedua yang mematikan setelah penyakit jantung salah satu penyakit
kronis yang peningkatanya cukup tinggi saat ini. Menurut World Health Organization
atau WHO (2014) kanker merupakan suatu istilah umum ya`ng menggambarkan penyakit
pada manusia berupa munculnya sel-sel abnormal dalam tubuh yang melampaui batas
yang dapat menyerang sel-sel tubuh lain.
Pengobatan kanker dapat dilakukan dengan operasi, radiasi dan kemoterapi. Selain itu
penggunaan obat-obatan belum selektif dalam membunuh sel kanker sehingga sel tubuh
yang normal juga mati, memiliki banyak efek samping dan biaya pengobatan pasien
relatif mahal, sehingga masyarakat mulai menggunakan obat tradisional sebagai alternatif
pengobatan kanker (Wijaya, 2012).
Salah satu metode awal yang digunakan untuk mencari senyawa bioaktif hayati
sebagai antikanker baru yang berasal dari tanaman adalah Brine Shrimp Lethality Test
(BSLT) yang selanjutnya dapat dilakukan uji sitotoksik menggunakan biakan sel kanker.
Metode BSLT merupakan metode uji hayati yang sederhana, cepat, mudah dan dapat
dipercaya (Meyer, dkk., 1982).
Masyarakat Indonesia telah lama memanfaatkan bahan alam sebagai obat tradisional
untuk menangani berbagai masalah kesehatan (Cut, dkk., 2009). Khasiat obat tradisional
telah turun menurun, bahan baku mudah diperoleh, lebih murah dan memiliki efek
samping yang relatif kecil dibandingkan dengan obat sintetik. Maka dapat dilakukan
penelitian lebih lanjut karena banyak tanaman yang belum diketahui kadar toksisitasnya
(Putri, 2010; Muaja, dkk., 2013).
Tanaman di Indonesia yang dimanfaatkan sebagai obat alami adalah daun Cengkeh
dan daun Pepaya. Banyak penelitian yang telah dilakukan baik secara in vivo maupun in
vitro pada daun Cengkeh dan daun Pepaya. Daun Cengkeh (Syzygium aromaticum)
berdasarkan uji fitokimia mengandung senyawa tanin, flavonoid, saponin, alkaloid,
steroid dan triterpenoid yang merupakan antioksidan (Khalaf, dkk., 2007). Daun Pepaya
(Carica papaya L) mengandung senyawa metabolit sekunder alkaloid yang cukup banyak
dan juga mengandung enzim papain sebagai antioksidan (Dalimartha, 2003; Tietze,
2002). Daun Pepaya mempunyai efek sitotoksik karena mempunyai nilai LC50<1000 ppm
yaitu, 66,61 ppm dan menurut (Meyer, dkk., 1982) menya takan bahwa fraksi N-heksan,
fraksi etil asetat dan fraksi air menunjukkan toksisitas yang relatif lebih rendah memiliki
nilai LC50 untuk fraksi N-heksan 92,93 μg/mL, fraksi etil asetat sebesar 97,25μg/mL, dan
fraksi air 134,02 μg/mL. Hal ini menunjukkan bahwa potensi toksisitas yang diperoleh
lebih besar pada ekstrak etanol sebelum dilakukannya pemisahan dengan cara fraksinasi.
Penelitian mengenai daun Cengkeh dan daun Pepaya banyak dilakukan namun
penelitian kombinasi kedua jenis tanaman tersebut sebagai toksisitas belum pernah
dilakukan. Penelitian ini bertujuan untuk menguji toksisitas kombinasi ekstrak etanol
daun Cengkeh (Syzygium aromaticum L) dan daun Pepaya (Carica papaya L). Untuk
mengetahui potensi ekstrak yang bersifat aktif dilakukan pengujian bioaktivitasnya
dengan uji toksisitas terhadap larva Artemia salina Leach dengan metode Brine Shrimp
lethality Test (BSLT) (Meyer, dkk., 1982).
METODE PENELITIAN
1. Waktu Dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan selama 6 bulan di laboratorium Farmakologi S1
Farmasi STIKes Bhakti Mandala Husada Slawi.
2. Alat dan Bahan
Alat-alat yang digunakan adalah blender (Philips), timbangan analitik (Ohaus),
alat maserasi, waterbath (DFS), alat-alat gelas (pyrex) meliputi gelas beaker, gelas
ukur, erlenmeyer, corong, batang pengaduk, cawan, tabung reaksi, rak tabung reaksi,
pipet tetes, mikropipet (Dragon Lab), penjepit kayu, alumunium foil, botol bekas air
mineral, lampu 40 watt (Philips), seperangkat alat penetasan telur udang.
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah daun pepaya (Carica papaya
L), daun cengkeh (Syzygium aromaticum),Larva Artemia Salina Leach, etanol 96%,
NH3, H2SO4, pereaksi meyer, pereaksi wagner, CH3COOH, akuades.
3. Rancangan Penelitian
Penelitian ini merupakan jenis penelitian eksperimental dengan rancangan
penelitian berupa post-test only control grup design teknik sampling dilakukan secara
simple random sampling. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah konsentrasi
ekstrak etanol daun Cengkeh (Syzygium aromaticum) dan daun Pepaya (Carica
papaya L) yang di ujikan pada Larva Artemia salina leach. Variabel terikat dalam
penelitian ini adalah jumlah kematian Larva Artemia salina leach. Variabel terkontrol
adalah teknik maserasi, umur Larva Artemia Salina Leach, metode Brine Shrimp
Lethality Test (BSLT).
4. Prosedur Penelitian
a) Pengambilan Sampel
Sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah daun cengkeh (Syzygium
aromaticum L) dan daun pepaya (Carica papaya L) dalam penelitian ini diperoleh
di Desa Mendelem, Kecamatan Belik, Kabupaten Pemalang.
b) Determinasi Tanaman
Determinasi dilakukan untuk memastikan kebenaran identitas dari tanaman
yang akan diteliti dan menghindari kesalahan dalam pengambilan bahan tanaman
Determinasi dilakukan di Laboratorium Biologi Prodi S1 Farmasi Stikes Bhamada
Slawi
c) Penyiapan Bahan
Sebanyak 2 kilogram daun tumbuhan cengkeh (Syzygium aromaticum) dan daun
pepaya (Carica papaya L) segar disortasi basah kemudian dicuci dengan air
mengalir untuk menghilangkan kotoran-kotoran atau benda asing. Dikeringkan di
bawah sinar matahari dengan di tutup kain hitam. Daun yang telah kering diblender
sehingga di dapatkan sampel daun tumbuhan cengkeh (Syzygium aromaticum) dan
daun pepaya (Carica papaya L) dalam bentuk serbuk (Harbone, 1987).
d) Pembuatan Ekstrak daun cengkeh dan Ekstrak daun pepaya
Sebanyak 500 gram serbuk daun cengkeh dimaserasi menggunakan pelarut
etanol 96% didalam wadah kaca selama 3 x 24 jam. Perbandingan antara serbuk
daun cengkeh dengan etanol 96% adalah 1 : 5, sesekali diaduk. Hasil maserasi
disaring kembali menggunakan kapas kemudian disaring kembali menggunakan
kertas saring 2 lapis. Filtrat yang diperoleh diuapkan menggunakan rotary
evaporator sehingga diperoleh ekstrak, kemudian ekstrak dihilangkan pelarutnya
diatas waterbath sehingga diperoleh ekstrak bebas pelarut. Ekstrak yang diperoleh
kemudian di timbang dan di hitung rendemenya terhadap berat awal (Harbone,
1987).
e) Standardisasi Ekstrak
1. Organoleptik
Dilakukan dengan mengamati bentuk, warna, bau, dan rasa dari ekstrak
(Harbone, 1987).
2. Susut pengeringan
Sebanyak 1 gram ekstrak dimasukan dalam botol timbang yang sebelumnya
telah dioven padaa suhu 1050C selama 30 menit. Kemudian ekstrak diratakan
dalam botol ditimbang dengan menggoyangkan botol atau dengan
menggunakan batang pengaduk. Kemudian dimasukan ke oven dan dibuka
tutupnya, dikeringkan pada suhu 1050C hingga bobot tetap. Kemudian
dimasukan dalam eksikator hingga suhu kamar dan ditimbang (Harbone, 1987).
3. Kadar air
Ekstrak sebanyak 0,5 gram dibungkus alumunium foil, kemudian kadar air
diukur menggunakan alat moisture analyzer balance yang sudah ditara. Kadar
air yang baik adalah kurang dari 10% karena dapat menghambat pertumbuhan
mikroorganisme (Harbone, 1987).
4. Kadar abu
1) Kadar abu total, sebanyak 1 g ekstrak ditimbang seksama (W1). Kemudian
dimasukkan dalam krus silikat yang telah dipijarkan dan ditimbang (W0).
Kemudian ekstrak dipijarkan hingga arang habis, didinginkan dan ditimbang
(W2). Dihitung kadar abu bahan yang telah dikeringkan.
2) Kadar abu tidak larut asam, dilarutkan abu dari hasil penetapan kadar abu
total sebanyak 25 mL asam sulfat encer P didihkan selama 5 menit.
Kemudian disaring menggunakan kertas saring yang sebelumnya telah
ditimbang (C). Kemudian kertas saring tersebut dicuci dengan air panas dan
dimasukkan dalam krus silikat. Kemudian ekstrak dipijarkan dan ditimbang
(W3). Dihitung kadar abu tidak larut asam pada bahan yang telah
dikeringkan (Harbone, 1987).
f) Skrining Fitokimia
1. Uji Senyawa Alkaloid
0,5 gram ekstrak daun cengkeh dan daun pepaya dimasukan dalam tabung
reaksi, ditambah 1 mL asam sulfat H2SO42N dipanaskan selama 30 menit.
Didiamkan hingga larutan memisah, lapisan asam sulfat diambil dibagi kedalam
3 tabung reaksi. Tabung 1 ditambah 2 tetes pereaksi wagner, hasil positif
ditandai adanya endapan coklat. Tabung 2 ditambah 2 tetes pereaksi meyer,
hasil positif ditandai adanya endapan putih. Tabung 3 ditambah 2 tetes pereaksi
dragendorff, hasil positif ditandai adanya endapan jingga (Harbone, 1987).
DAFTAR PUSTAKA
Alam, G. (2002). Bhrine Shrimp Letholity Test (BSLT) Sebagai Senyawa Bioaktif dari
Bahan Alam. Majalah Farmasi dan Farmakologi. Jurusan Farmasi MIPA
Universitas Hasanuddin. 6(2): 432-435.
Anas Y, Puspitasari N, Nuria MC,(2013). Aktivitas Stimulansia Ekstrak Etanol dan Daun
Cengkeh Pada Mencit Jantan Galur Swiss Beserta Identifikasi Golongan
Senyawa Aktifnya. Publikasi Ilmiah.10:13.
Evirza TD, (2013). Daya Hambat Ekstrak Bunga Cengkeh (Syzygium aromaticum)
Terhadap Trichophyton mentagrophytes Dan Candida albicans Secara In Vitro.
Jakarta: Fakultas Farmasi Universitas Pancasila. Skripsi. h.38.
Lisdawati, V. Wiryowidagdo, S., and Kardono, L.B.S. (2006). Brine Shrimp Lethality
Test (BSLT) dari Berbagai Fraksi Ekstrak Daging Buah dan Kulit Biji Mahkota
Dewa (Phaleri macrocarpa). Buletin Penelitian Kesehatan. 34(3). 111-118.
Mahmood, A.A., Sidik, K., Salmah, I. (2005). Wound healing activity of Carica papaya
leaf extract in rats. International Journal of Molecular Medicine and Advance
Sciences, 1(4), 398-401.
Mangan, Y.(2009). Solusi Sehat Mencegah dan Mengatasi Kanker Cetakan Pertama.
Jakarta : Agromedia Pustaka. Halaman viii dan 1.
Meyer, B.N. (1982). Brine shrimp: a convinient general bioassay for active plant
constituent. Planta Medica., 45: 31-4
Meyer, B.N, Ferrigni N.R, Putnam J.E, Nichols D.E, and Mc Laughlin J.L. (1982). Brine
Shrimp: A Convenient General Bioassay for Active Plant Constituents. Journal of
Medicinal Plant Research. Vol. 4.
Otsuki, Dang, Kumagai, Kondo, Iwata, Morimoto. (2010). Aqueous extract of Carica
papaya leaves exhibits anti-tumor activity and immunomodulatory effects.
Journal Ethnopharmacol, 127(3), 760-7.
Rorong JA. (2008). Uji Aktivitas Antioksidan Dari Daun Cengkeh (Eugenia
carryophyllus) Dengan Metode DPPH. Chemistry Progress; 1:111.
Sukardiman & Ekasari W. (2006). Uji Anti Kanker dan Induksi Apoptosis Fraksi
Kloroform dari Daun Pepaya (Carica papaya) Terhadap Kultur Sel Kanker.
Penelitian Kesehatan no 24. Fakultas Farmasi Universitas Airlangga.
Sukardiman., R. Abdul dan P.N. Fatma. (2004). Uji Praskrining Aktivitas Antikanker
Ekstrak Eter dan Ekstrak Metanol Marchantia planiloba Stephdengan Metode
Uji Kematian Larva Udang dan Profil DensitometriEkstrakAktif. Majalah
Farmasi Airlangga.
Sukandar, D., Hermanto. S., Lestari. E. (2009). Uji Potensi Aktivitas Anti Kanker Ekstrak
Daun Pandan Wangi (Pandanus amaryllifolius Roxb.) Dengan Metode Brine
Shrimp Lethality Test (BSLT). Jurnal KaryaTulis Ilmiah. 11(1): 32-38.