Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN RESMI

PRAKTIKUM FARMAKOGNOSI
IDENTIFIKASI AMYLUM

DI SUSUN OLEH :
NAMA

: ISKI RISTIANI

NIM

: E0015049

KELOMPOK

: III (TIGA)

DOSEN PENGAMPU

: Agung Nur Cahyani, S.Si.,Apt


Oktariani Pramiastuti, S,Si.,Apt

STIKES BHAKTI MANDALA HUSADA SLAWI


SEMESTER II
2016

BAB 1
PENDAHULUAN

A. TUJUAN
Mahasiswa mampu mengetahui dan membedakan macam-macam amylum
yang umum di gunakan dalam sediaan farmasi`
B. LATAR BELAKANG
Pati atau amylum merupakan simpanan energy di dalam sel-sel tumbuhan.
Berbentuk butiran-butiran kecil mikroskopik dengan diameter berkisar antara 5.50
nm. Di dalam pati banyak terkandung dalam beras, gandum, jagung, biji, umbiumbian dan berbagai jenis umbi-umbian.
Dalam berbagai produk jangan, pati umumnya akan terbentuk dari dua
polimer glukosa rantai panjang yang tidak bercabang. Sedangkan amilopektin
merupakan polimer glukosa dengan susunan yang bercabang-cabang.
Penampang amylum pada berbagai tanaman tentu berbeda-beda karena itu
pada praktikum kali ini, akan membahas tentang perbedaan jenis amylum pada
tumbuhan, seperti amylum beras (Oryza Sativa), amylum jagung (Zea Mays),
amylum singkong, (Manihot Uttilisima) dan amylum gandum (Triticum Aestivum
L).

BAB II

KAJIAN TEORI
A. AMYLUM
Amylum adalah jenis polisakarida yang banyak terdapat di alam yaitu
sebagian besar tumbuhan terdapat pada umbi, daun, batang, dan biji-bijian.
Amylum terdiri dari dua macam polisakarida yang kedua-duanya adalah polimer dari
glukosa, yaitu amilosa (kira-kira 20-28%) dan sisanya amilopektin.
Secara umum, amylum terdiri-dari 20% bagian yang larut air (amilopektin) hidrolisis
amylum oleh asam mineral menghasilkan glukosa sebagai produk akhir secara hampir
kuantitatif.
B. KLASIFIKASI DAN MORFOLOGI TANAMAN
1. Singkong (Manihot Uttilisima)
Klasifikasi :
Kingdom
Divisi
Kelas
Ordo
Famili
Bangsa
Genus
Spesies

Plantae
Magnoliophyta
Magnoliopsida
Malpigiales
Euphorbiaceae
Manihoteae
Manihot
Manihot uttilisima

Morfologi :
Tanaman singkong tidak memiliki bunga termasuk tanaman berkormus karena
memiliki akar, batang, daun sejati, tinggi tanaman 235 cm, berumur 2 bulan.
Sistem perakaranya serabut dan berwarna putih kekuningan termasuk tumbuhan
dikotil, akar mengembun berupa cadangan makanan. Batangnya beruas-ruas,
permukaan daun rata, tulang daun menjari, jenis daun tunggal, bentuk daun
lingkaran.
2. Gandum (Triticum Aestivum L)
Klasifikasi :
Kingdom
Divisi
Kelas
Ordo
Family
Genus
Spesies

Plantae
Magnoliophyta
Liliopsida
Poales
Poaceae
Triticium
T. Aestivum .L

Morfologi :
Gandum memiliki tekstur yang keras. Biji gandum terdiri-dari tiga bagian
yaitu, kulit, endosperma dan lembaga.
3. Jagung (Zea Mays)
Klasifikasi :
Kingdom
Divisi
Kelas
Ordo
Family
Genus
Spesies

Plantae
Magnoliophyta
Liliopsida
Poales
Poaceae
Zea
Zea mays. L

Morfologi :
Jagung merupakan tanaman semusim. Akar jagung tergolong serabut
batangnya beruas-ruas. Batang jagung banyak mengandung lignin daun jagung
memanjang, tulang daun sejajar dengan ibu tulang daun.

4. Padi (Oryza Sativa)


Klasifikasi :
Kingdom
Plantae
Divisi
Magnoliophyta
Kelas
Liliopsida
Ordo
Poales
Family
Poaceae
Genus
Zea
Spesies
Zea mays. L
Morfologi :
Tanaman padi termasuk tanaman setahun, sistem perakaranya serabut.
Batangnya tersusun dalam rangkaian beruas-ruas. Daunya termasuk daun tunggal
yang terdiri-dari helaian daun dan pelepah daun tulang yang sejajar. Bunganya
termasuk bunga majemuk.
5. Kentang (S.ruberosum)
Klasifikasi :

Kingdom
Divisi
Kelas
Ordo
Family
Genus

Plantae
Magnoliophyta
Magnoliopsida
Solanales
Solanaceae
S. ruberosum

C. IDENTIFIKASI AMYLUM
1. Amylum manihot (singkong)
Serbuk sangat halus, butiran tunggal agak bulat, tidak larut dalam air dingin dan
dalam etanol.
2. Amylum gandum
Bentuk cakram besar atau seperti ginjal, butir persegi banyak atau bulatan kecil.
3. Amylum jagung
Butir persegi banyak, hilus di tengah, tidak terlihat jelas, tidak ada lamela
konsentris.
4. Amylum beras
Butir bersegi banyak, hilus di tengah, tidak terlihat jelas, tidak ada lamella
konsentris.

BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN
A. ALAT DAN BAHAN
1. Alat :
Gelas obyek
Gelas penutup
Mikroskop
Beker gelas
Pipet tetes
Tabung reaksi
Kasa
Kaki tiga
2. Bahan :
Pati beras
Pati jagung
Pati singkong
Pati kentang
Aquades
Larutan iodium

B. CARA KERJA
1. Pemeriksaan amylum dengan larutan iodium
Di buat larutan amylum 2% di panaskan 5 menit lalu di dinginkan untuk
semua jenis amylum yang di periksa di masukan dalam tabung reaksi.

Di tambahkan 3 tetes larutan iodium.

Di catat warna yang terjadi saat di panaskan dan di dinginkan untuk


masing-masing jenis amylum.
2. Pemeriksaan amylum secara mikroskopi
Di ambil sedikit amylum di letakan di atas gelas obyek, di tetesi dengan
sedikit air dan di tutupi dengan gelas penutup.

Di ambil di bawah mikroskop dengan pembesar lemah dan


kuat

Di analisa bentuk amylum dari masing-masing spesies tanaman.

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN


A. HASIL PRAKTIKUM
1. Pengamatan secara kimiawi
Sampel
1 tetes aquades, 1 tetes

Reaksi
Warna ungu

Keterangan
(-)

amylum oryzae (beras)


1 tetes aquades, 1 tetes

Biru tua

(+)

amylum manihot
1 tetes aquades, 1 tetes

Biru

(+)

amylum solani (kentang)


1 tetes aquades, 1 tetes

Biru

(+)

amylum maydis (jagung)

2. Pengamatan secara mikroskop

Pati singkong

keterangan

Pati jagung

keterangan

Pati kentang

keterangan

Pati beras

keterangan

B. PEMBAHASAN
Simplisia merupakan bahan alami yang digunakan sebagai obat yang belum
mengalami pengolahan apapun juga dan kecuali dinyatakan lain, berupa bahan yang
telah dikeringkan. Simplisia terbagi 2 jenis, yaitu simplisia nabati dan simplisia
hewani. Simplisia nabati adalah simplisia yang berupa tanaman utuh, bagian dari
tanaman atau isi sel dengan cara tertentu dipisahkan dari tanamannya dan belum

berupa zat kimia murni. Sedangkan simplisia hewani adalah simplisia yang berupa
hewan utuh, bagian hewan, atau zat-zat berguna yang dihasilkan oleh hewan dan
belum berupa zat kimia murni. Selain itu juga terdapat simplisia pelican (mineral),
yaitu simplisia yang berupa bahan-bahan pelikan/mineral yang belum diolah atau
telah diolah dengan cara sederhana dan belum berupa zat kimia murni.
Simplisia nabati harus bebas dari serangga, fragmen hewan/ kotoran hewan,
tidak menyimpan bau dan warna, tidak mengandung cendawan, tidak mengandung
bahan lain yang beracun dan berbahaya. Jika simplisia tidak memenuhi persyaratanpersyaratan yang telah ditetapkan maka simplisia dianggap bermutu rendah, terutama
persyaratan kadarnya. Hal yang menyebabkan simplisia bermutu rendah yaitu
tanaman asal, cara panen, dan pengeringan yang salah, pemyimpanan terlalu lama,
kelembaban atau panas, atau isinya telah disari dengan cara pelarutan dan
penyulingan. Secara garis besar ada beberapa macam cara pemeriksaan dalam menilai
simplisia yaitu secara organoleptik, secara mikroskopik, secara fisika, secara hayati,
dan secara makroskopik.
Pemeriksaan mutu simplisia dilakukan pada waktu penerimaan atau pembelian
dari pengumpul / pedagang simplisia. Pemeriksaan organolpetik dan makroskopik
dilakukan dengan mengguankan indra manusia. Pemeriksaan mikroskopik dilakukan
dengan menggunakan mikroskop dengan mengamati ciri-ciri anatomi histologi
terutama untuk menegaskan keaslian simplisia dan pemeriksaan untuk menetapkan
mutu berdasarkan senyawa aktifnya, umumnya meliputi pengamatan terhadap serbuk.
Amylum adalah jenis polisakarida yang banyak terdapat dialam, yaitu
sebagian besar tumbuhan terdapat pada umbi, daun, batang, dan biji-bijian. Amylum
terdiri dari dua macam polisakarida yang kedua-duanya adalah polimer dari glukosa,
yaitu amilosa (kira-kira 20 28 %) dan sisanya amilopektin. Amilosa: Terdiri atas
250-300 unit D-glukosa yang berikatan dengan ikatan 1,4 glikosidik. Jadi
molekulnya menyerupai rantai terbuka. Amilopektin:Terdiri atas molekul D-glukosa
yang sebagian besar mempunyai ikatan 1,4- glikosidik dan sebagian ikatan 1,6glikosidik. adanya ikatan 1,6-glikosidik menyebabkan terjadinya cabang, sehingga
molekul amilopektin berbentuk rantai terbuka dan bercabang. Molekul amilopektin
lebih besar dari pada molekul amilosa karena terdiri atas lebih 1000 unit glukosa.

Amylum terdiri dari 20% bagian yang larut air (amilosa) dan 80% bagian yag
tidak larut air (amilopektin). Hidrolisis amylum oleh asam mineral menghasilkan
glukosa sebagai produk akhir secara hampir kuantitatif. Amylum dapat dihidrolisis
sempurna dengan menggunakan asam sehingga menghasilkan glukosa. Hidrolisis juga
dapat dilakukan dengan bantuan enzim amilase, dalam air ludah dan dalam cairan
yang dikeluarkan oleh pankreas terdapat amilase yang bekerja terhadap amylum yang
terdapat pada makanan kita oleh enzim amilase, amylum diubah menjadi maltosa
dalam bentuk maltose.
Identifikasi amilum secara mikroskopis dan secara kimiawi. Sampel yang
digunakan pada percobaan kali ini adalah Amylum manihot, Amylum maydis,
Amylum solani, Amylum oryzae, dan Amylum sago. Identifikasi secara kimiawi
kandungan amilum bertujuan untuk mengidentifikasi ada atau tidaknya amilum dalam
sampel yakni dengan cara uji iodine. Pada uji ini sampel yang mengandung amilum
akan berubah warna menjadi biru keunguan.
Sampel terlebih dahulu dipanaskan agar amilum dapat larut sempurna dnegan
air sehinggga lebih mudah dalam pendektisian kandungan amilum. Berdasarkan hasil
percobaan sampel yang telah dipanaskan kemudian ditetesi dengan iodine berubah
menjadi biru keunguan ini dikarenakan warna biru yang dihasilkan diperkirakan
adalah hasil dari ikatan kompleks antara amilum dengan iodin. Setelah berubah
menjadi warna biru keunguan sampel kemudian dipanaskan kembali dan warnanya
kembali menjadi bening, hal tersebut diakibatkan di dalam amilum terdiri dari dua
jenis amilum yaitu amilosa yang sifatnya tidak larut dalam air dingin dan amilopektin
yang larut dalam air dingin. Apabila sampel yang mengandung amilum dilarutkan
dalam air, amilosa akan membentuk micelles yaitu molekul-molekul yang
bergerombol. Micelles ini dapat mengikat I 2 yang terkandung dalam reagen iodium
dan memberikan warna biru khas pada larutan yang diuji. Pada saat sampel
dipanaskan, molekul-molekul akan saling menjauh sehingga micellespun tidak lagi
terbentuk sehingga tidak bisa lagi mengikat I 2. Akibatnya warna biru khas yang
ditimbulkan menjadi menghilang.
Tujuan dilakukannya identifikasi amilum secara mikroskopis agar kita lebih
mengetahui bentuk-bentuk yang khas dari masing-masing amilum pada sampel

sehingga kedepannya akan lebih memudahkan mahasiswa dalam membuat sediaan


farmasi.
Identifikasi amilum secara mikroskopis, pada amilum solani terlihat di
mikroskop pati tunggal yang telihat jelas hilus dan lamelanya , hilus berbentuk bulat
serta garis lamella yang mengelili hilus tersebut. Untuk amilum oryzae memiliki
bentuk pati majemuk sehingga hilus dan lamelanya tidak terlihat. Untuk amilum
maydis memiliki bentuk pati tunggal dan pati majemuk. Untuk amilum manihot
memiliki hilus berbentuk bintang yang terlihat jelas di mikroskop.
Bentuk dan ukuran granula pati jagung dipengaruhi oleh sifat biokimia dari
khloroplas atau amyloplasnya. Sifat birefringence adalah sifat granula pati yang dapat
merefleksi cahaya terpolarisasi sehingga di bawah mikroskop polarisasi membentuk
bidang berwarna biru dan kuning. Warna biru dan kuning pada permukaan granula
pati disebabkan oleh adanya perbedaan indeks refraktif yang dipengaruhi oleh struktur
molekuler amilosa dalam pati. Bentuk heliks dari amilosa dapat menyerap sebagian
cahaya yang melewati granula pati.
Bentuk granula merupakan ciri khas dari masing-masing pati. Tidak ada
hubungan yang nyata antara gelatinisasi dengan ukuran granula pati, tetapi suhu
gelatinisasi mempunyai hubungan dengan kekompakan granula, kadar amilosa, dan
amilopektin. Pati jagung mempunyai ukuran granula yang cukup besar dan tidak
homogen yaitu 1-7m untuk yang kecil dan 15-20 m untuk yang besar. Granula
besar berbentuk oval polyhedral dengan diameter 6-30 m. Granulapati yang lebih
kecil akan memperlihatkan ketahanan yang lebih kecil terhadap perlakuan panas dan
air dibanding granula yang besar.
Jagung normal mengandung 15,3-25,1% amilosa, jagung jenis waxy
hampirtidak beramilosa, jagung amilomize mengandung 42,6-67,8% amilosa, jagung
manis mengandung 22,8% amilosa. Amilosa memiliki 490 unit glukosa per molekul
dengan rantai lurus 1-4 a glukosida, sedangkan amilopektin memiliki 22 unit glukosa
per molekul dengan ikatan rantai lurus 1-4 a glukosida dan rantai cabang 1,6- a
glukosida.

Berdasarkan pengamatan pada pati jagung setelah ditambahkan larutan iodium


dan dipanaskan warnanya berubah menjadi biru. Hal ini menendakan bahwa terdapat
amilum pada pati jagung tersebut.
Kentang memiliki kadar air cukup tinggi, yaitu sekitar 80 persen. Itulah yang
menyebabkan kentang segar mudah rusak, sehingga harus disimpan dan ditangani
dengan baik. Pengolahan kentang menjadi kerupuk, tepung, dan pati, merupakan
upaya untuk memperpanjang daya guna umbi tersebut. Pati kentang mengandung
amilosa dan amilopektin dengan perbandingan 1:3. Dari tepung dan pati kentang,
selanjutnya dihasilkan berbagai produk pangan olahan dengan beragam citarasa yang
enak dan penampilan menarik.
Kandungan karbohidrat pada kentang mencapai sekitar 18 persen, protein 2,4
persen dan lemak 0,1 persen. Total energi yang diperoleh dari 100 gram kentang
adalah sekitar 80 kkal.Dibandingkan beras, kandungan karbohidrat, protein, lemak,
dan energi kentang lebih rendah. Namun, jika dibandingkan dengan umbi-umbian lain
seperti singkong, ubi jalar, dan talas, komposisi gizi kentang masih relatif lebih baik.
Kentang merupakan satu-satunya jenis umbi yang kaya vitamin C, kadarnya mencapai
31 miligram per 100 gram bagian kentang yang dapat dimakan. Umbi-umbian lainnya
sangat miskin akan vitamin C. Kebutuhan vitamin C sehari 60 mg, untuk
memenuhinya cukup dengan 200 gram kentang. Kadar vitamin lain yang cukup
menonjol adalah niasin dan B1 (tiamin). Dengan mengkonsumsi sebuah umbi kentang
yang berukuran sedang, sepertiga kebutuhan vitamin C (33 persen) telah tercapai.
Demikian juga halnya dengan sebagian besar kebutuhan akan vitamin B dan zat besi.

Berdasarkan hasil pengamata pada kentang, setelah diteteskan iodium dan


dipanasi warnanya berubah menjadi biru. Hal ini mendakan terjadinya hidrolisisl.
Teori yang mendasari hidrolisis pati dan sukrosa adalah, pati (starch) tau amilum
merupakan polisakarida yang terdapat pada sebagian besar tanaman, terbagi menjadi
dua fraksi yaitu amilosa dan amilopektin. Amilosa (+- 20 %) memilki strusktur linier
dan dengan iodium memberikan warna biru serta larut dalam air. Fraksi yang tidak
larut disebut amilopektin (+- 80 %) dengan struktur bercabang. Dengan penambahan

iodium fraksi memberikan warna ungu sampai merah. Patai dalam suasana asam bila
dipanaskan akan terhidrolisis menjdi senyawa-senyawa yang lebih sederhana. Hasil
hidrolisis dapat dengan iodium dan menghasilkan warna biru sampai tidak berwarna.

BAB VI
PENUTUP

A. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil yaitu untuk membedakan macam-macam
amilum dilakukan 2 pengujian yaitu secara mikroskopis dan secara kimiawi, untuk uji

secara mikroskopis dapat diamati perbedaan bentuk pati dari tiap-tiap amilum dan
secara secara kimiawi yaitu mendeteksi kandungan amilum dengan perubahan warna
sampel menjadi biru keunguan setelah ditetesi dengan iodine.
B. Saran
Saran yang dapat diberikan yaitu saat mengamati amilum dibawah mikroskop,
sebaiknya medium yang digunakan jangan terlalu banyak, karena akan mempengaruhi
penampang yang diamati. Jika terlalu banyak medium, globul air akan mempersulit
kita untuk mengamati hilus dan lamella yang terbentuk.

DAFTAR PUSTAKA

Amin, Asni, 2010, Buku Ajar Materi Mediak dan Terapi, Farmasi UMI, Makassar.
Anonim, 2009, Farmakope Herbal Indonesia Edisi I, Departemen Kesahatan Republik
Indonesia, Jakarta.

Anonim, 1989, Materia Medika Indonesia Jilid V, Departemen Kesehatan Republik


Indonesia, Jakarta.
Ditjen POM, 1995. Farmakope Indonesia Edisi IV, Departemen Kesehatan Republik
Indonesia, Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai

  • Jurnal Skripsi
    Jurnal Skripsi
    Dokumen12 halaman
    Jurnal Skripsi
    Iski Ristiani Chinaxiadaaprilma
    Belum ada peringkat
  • Makalah Eksipien Sediaan Semisolid
    Makalah Eksipien Sediaan Semisolid
    Dokumen7 halaman
    Makalah Eksipien Sediaan Semisolid
    Iski Ristiani Chinaxiadaaprilma
    Belum ada peringkat
  • KKN RS Bu Devi
    KKN RS Bu Devi
    Dokumen66 halaman
    KKN RS Bu Devi
    Iski Ristiani Chinaxiadaaprilma
    Belum ada peringkat
  • Kelompok Rawat Inap
    Kelompok Rawat Inap
    Dokumen20 halaman
    Kelompok Rawat Inap
    Iski Ristiani Chinaxiadaaprilma
    Belum ada peringkat
  • File Priska
    File Priska
    Dokumen4 halaman
    File Priska
    Iski Ristiani Chinaxiadaaprilma
    Belum ada peringkat
  • Asuhan Keperawatan Pasien Anak Dengan Kejang Demam
    Asuhan Keperawatan Pasien Anak Dengan Kejang Demam
    Dokumen11 halaman
    Asuhan Keperawatan Pasien Anak Dengan Kejang Demam
    Iski Ristiani Chinaxiadaaprilma
    Belum ada peringkat
  • Bab I Wahyu
    Bab I Wahyu
    Dokumen15 halaman
    Bab I Wahyu
    Iski Ristiani Chinaxiadaaprilma
    Belum ada peringkat
  • PKM K
    PKM K
    Dokumen12 halaman
    PKM K
    Iski Ristiani Chinaxiadaaprilma
    Belum ada peringkat
  • Proposal Ad-Art Bem Bhamada
    Proposal Ad-Art Bem Bhamada
    Dokumen8 halaman
    Proposal Ad-Art Bem Bhamada
    Iski Ristiani Chinaxiadaaprilma
    100% (1)
  • Role Play Ronde Keperawatan
    Role Play Ronde Keperawatan
    Dokumen5 halaman
    Role Play Ronde Keperawatan
    Iski Ristiani Chinaxiadaaprilma
    Belum ada peringkat
  • KUNYIT
    KUNYIT
    Dokumen5 halaman
    KUNYIT
    Iski Ristiani Chinaxiadaaprilma
    Belum ada peringkat
  • PKM P
    PKM P
    Dokumen3 halaman
    PKM P
    Iski Ristiani Chinaxiadaaprilma
    Belum ada peringkat
  • Makalah Minyak Atsiri
    Makalah Minyak Atsiri
    Dokumen8 halaman
    Makalah Minyak Atsiri
    Iski Ristiani Chinaxiadaaprilma
    Belum ada peringkat
  • Secang
    Secang
    Dokumen3 halaman
    Secang
    Iski Ristiani Chinaxiadaaprilma
    Belum ada peringkat
  • Kompleks o Metri
    Kompleks o Metri
    Dokumen14 halaman
    Kompleks o Metri
    Iski Ristiani Chinaxiadaaprilma
    Belum ada peringkat
  • Laporan Praktikum Fitokimia I
    Laporan Praktikum Fitokimia I
    Dokumen24 halaman
    Laporan Praktikum Fitokimia I
    Arin Rizky
    0% (1)
  • Pa Agung
    Pa Agung
    Dokumen13 halaman
    Pa Agung
    Iski Ristiani Chinaxiadaaprilma
    Belum ada peringkat
  • Farmasetika Laporan
    Farmasetika Laporan
    Dokumen25 halaman
    Farmasetika Laporan
    Iski Ristiani Chinaxiadaaprilma
    Belum ada peringkat
  • Dasar Teori Gravimetri
    Dasar Teori Gravimetri
    Dokumen5 halaman
    Dasar Teori Gravimetri
    Martin C P Manurung
    100% (2)
  • Pif Iski
    Pif Iski
    Dokumen17 halaman
    Pif Iski
    Iski Ristiani Chinaxiadaaprilma
    Belum ada peringkat
  • Laporan Praktikum Kimia Organik Pembuatan Klorofom
    Laporan Praktikum Kimia Organik Pembuatan Klorofom
    Dokumen10 halaman
    Laporan Praktikum Kimia Organik Pembuatan Klorofom
    Anissa Florensia
    100% (1)
  • Laporan Praktikum Kimia Organik Pembuatan Klorofom
    Laporan Praktikum Kimia Organik Pembuatan Klorofom
    Dokumen10 halaman
    Laporan Praktikum Kimia Organik Pembuatan Klorofom
    Anissa Florensia
    100% (1)
  • Secang
    Secang
    Dokumen3 halaman
    Secang
    Iski Ristiani Chinaxiadaaprilma
    Belum ada peringkat
  • Laporan Praktikum Kimia Organik Pembuatan Klorofom
    Laporan Praktikum Kimia Organik Pembuatan Klorofom
    Dokumen10 halaman
    Laporan Praktikum Kimia Organik Pembuatan Klorofom
    Anissa Florensia
    100% (1)
  • Hukum Mendel
    Hukum Mendel
    Dokumen10 halaman
    Hukum Mendel
    Iski Ristiani Chinaxiadaaprilma
    Belum ada peringkat
  • Bab 1
    Bab 1
    Dokumen25 halaman
    Bab 1
    Iski Ristiani Chinaxiadaaprilma
    Belum ada peringkat
  • Malaria
    Malaria
    Dokumen12 halaman
    Malaria
    DhanyDesember
    Belum ada peringkat
  • Indri
    Indri
    Dokumen16 halaman
    Indri
    Iski Ristiani Chinaxiadaaprilma
    Belum ada peringkat
  • Kesmas
    Kesmas
    Dokumen16 halaman
    Kesmas
    Dhika Popy
    Belum ada peringkat