PRAKTIKUM FARMAKOGNOSI
IDENTIFIKASI AMYLUM
DI SUSUN OLEH :
NAMA
: ISKI RISTIANI
NIM
: E0015049
KELOMPOK
: III (TIGA)
DOSEN PENGAMPU
BAB 1
PENDAHULUAN
A. TUJUAN
Mahasiswa mampu mengetahui dan membedakan macam-macam amylum
yang umum di gunakan dalam sediaan farmasi`
B. LATAR BELAKANG
Pati atau amylum merupakan simpanan energy di dalam sel-sel tumbuhan.
Berbentuk butiran-butiran kecil mikroskopik dengan diameter berkisar antara 5.50
nm. Di dalam pati banyak terkandung dalam beras, gandum, jagung, biji, umbiumbian dan berbagai jenis umbi-umbian.
Dalam berbagai produk jangan, pati umumnya akan terbentuk dari dua
polimer glukosa rantai panjang yang tidak bercabang. Sedangkan amilopektin
merupakan polimer glukosa dengan susunan yang bercabang-cabang.
Penampang amylum pada berbagai tanaman tentu berbeda-beda karena itu
pada praktikum kali ini, akan membahas tentang perbedaan jenis amylum pada
tumbuhan, seperti amylum beras (Oryza Sativa), amylum jagung (Zea Mays),
amylum singkong, (Manihot Uttilisima) dan amylum gandum (Triticum Aestivum
L).
BAB II
KAJIAN TEORI
A. AMYLUM
Amylum adalah jenis polisakarida yang banyak terdapat di alam yaitu
sebagian besar tumbuhan terdapat pada umbi, daun, batang, dan biji-bijian.
Amylum terdiri dari dua macam polisakarida yang kedua-duanya adalah polimer dari
glukosa, yaitu amilosa (kira-kira 20-28%) dan sisanya amilopektin.
Secara umum, amylum terdiri-dari 20% bagian yang larut air (amilopektin) hidrolisis
amylum oleh asam mineral menghasilkan glukosa sebagai produk akhir secara hampir
kuantitatif.
B. KLASIFIKASI DAN MORFOLOGI TANAMAN
1. Singkong (Manihot Uttilisima)
Klasifikasi :
Kingdom
Divisi
Kelas
Ordo
Famili
Bangsa
Genus
Spesies
Plantae
Magnoliophyta
Magnoliopsida
Malpigiales
Euphorbiaceae
Manihoteae
Manihot
Manihot uttilisima
Morfologi :
Tanaman singkong tidak memiliki bunga termasuk tanaman berkormus karena
memiliki akar, batang, daun sejati, tinggi tanaman 235 cm, berumur 2 bulan.
Sistem perakaranya serabut dan berwarna putih kekuningan termasuk tumbuhan
dikotil, akar mengembun berupa cadangan makanan. Batangnya beruas-ruas,
permukaan daun rata, tulang daun menjari, jenis daun tunggal, bentuk daun
lingkaran.
2. Gandum (Triticum Aestivum L)
Klasifikasi :
Kingdom
Divisi
Kelas
Ordo
Family
Genus
Spesies
Plantae
Magnoliophyta
Liliopsida
Poales
Poaceae
Triticium
T. Aestivum .L
Morfologi :
Gandum memiliki tekstur yang keras. Biji gandum terdiri-dari tiga bagian
yaitu, kulit, endosperma dan lembaga.
3. Jagung (Zea Mays)
Klasifikasi :
Kingdom
Divisi
Kelas
Ordo
Family
Genus
Spesies
Plantae
Magnoliophyta
Liliopsida
Poales
Poaceae
Zea
Zea mays. L
Morfologi :
Jagung merupakan tanaman semusim. Akar jagung tergolong serabut
batangnya beruas-ruas. Batang jagung banyak mengandung lignin daun jagung
memanjang, tulang daun sejajar dengan ibu tulang daun.
Kingdom
Divisi
Kelas
Ordo
Family
Genus
Plantae
Magnoliophyta
Magnoliopsida
Solanales
Solanaceae
S. ruberosum
C. IDENTIFIKASI AMYLUM
1. Amylum manihot (singkong)
Serbuk sangat halus, butiran tunggal agak bulat, tidak larut dalam air dingin dan
dalam etanol.
2. Amylum gandum
Bentuk cakram besar atau seperti ginjal, butir persegi banyak atau bulatan kecil.
3. Amylum jagung
Butir persegi banyak, hilus di tengah, tidak terlihat jelas, tidak ada lamela
konsentris.
4. Amylum beras
Butir bersegi banyak, hilus di tengah, tidak terlihat jelas, tidak ada lamella
konsentris.
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN
A. ALAT DAN BAHAN
1. Alat :
Gelas obyek
Gelas penutup
Mikroskop
Beker gelas
Pipet tetes
Tabung reaksi
Kasa
Kaki tiga
2. Bahan :
Pati beras
Pati jagung
Pati singkong
Pati kentang
Aquades
Larutan iodium
B. CARA KERJA
1. Pemeriksaan amylum dengan larutan iodium
Di buat larutan amylum 2% di panaskan 5 menit lalu di dinginkan untuk
semua jenis amylum yang di periksa di masukan dalam tabung reaksi.
BAB IV
Reaksi
Warna ungu
Keterangan
(-)
Biru tua
(+)
amylum manihot
1 tetes aquades, 1 tetes
Biru
(+)
Biru
(+)
Pati singkong
keterangan
Pati jagung
keterangan
Pati kentang
keterangan
Pati beras
keterangan
B. PEMBAHASAN
Simplisia merupakan bahan alami yang digunakan sebagai obat yang belum
mengalami pengolahan apapun juga dan kecuali dinyatakan lain, berupa bahan yang
telah dikeringkan. Simplisia terbagi 2 jenis, yaitu simplisia nabati dan simplisia
hewani. Simplisia nabati adalah simplisia yang berupa tanaman utuh, bagian dari
tanaman atau isi sel dengan cara tertentu dipisahkan dari tanamannya dan belum
berupa zat kimia murni. Sedangkan simplisia hewani adalah simplisia yang berupa
hewan utuh, bagian hewan, atau zat-zat berguna yang dihasilkan oleh hewan dan
belum berupa zat kimia murni. Selain itu juga terdapat simplisia pelican (mineral),
yaitu simplisia yang berupa bahan-bahan pelikan/mineral yang belum diolah atau
telah diolah dengan cara sederhana dan belum berupa zat kimia murni.
Simplisia nabati harus bebas dari serangga, fragmen hewan/ kotoran hewan,
tidak menyimpan bau dan warna, tidak mengandung cendawan, tidak mengandung
bahan lain yang beracun dan berbahaya. Jika simplisia tidak memenuhi persyaratanpersyaratan yang telah ditetapkan maka simplisia dianggap bermutu rendah, terutama
persyaratan kadarnya. Hal yang menyebabkan simplisia bermutu rendah yaitu
tanaman asal, cara panen, dan pengeringan yang salah, pemyimpanan terlalu lama,
kelembaban atau panas, atau isinya telah disari dengan cara pelarutan dan
penyulingan. Secara garis besar ada beberapa macam cara pemeriksaan dalam menilai
simplisia yaitu secara organoleptik, secara mikroskopik, secara fisika, secara hayati,
dan secara makroskopik.
Pemeriksaan mutu simplisia dilakukan pada waktu penerimaan atau pembelian
dari pengumpul / pedagang simplisia. Pemeriksaan organolpetik dan makroskopik
dilakukan dengan mengguankan indra manusia. Pemeriksaan mikroskopik dilakukan
dengan menggunakan mikroskop dengan mengamati ciri-ciri anatomi histologi
terutama untuk menegaskan keaslian simplisia dan pemeriksaan untuk menetapkan
mutu berdasarkan senyawa aktifnya, umumnya meliputi pengamatan terhadap serbuk.
Amylum adalah jenis polisakarida yang banyak terdapat dialam, yaitu
sebagian besar tumbuhan terdapat pada umbi, daun, batang, dan biji-bijian. Amylum
terdiri dari dua macam polisakarida yang kedua-duanya adalah polimer dari glukosa,
yaitu amilosa (kira-kira 20 28 %) dan sisanya amilopektin. Amilosa: Terdiri atas
250-300 unit D-glukosa yang berikatan dengan ikatan 1,4 glikosidik. Jadi
molekulnya menyerupai rantai terbuka. Amilopektin:Terdiri atas molekul D-glukosa
yang sebagian besar mempunyai ikatan 1,4- glikosidik dan sebagian ikatan 1,6glikosidik. adanya ikatan 1,6-glikosidik menyebabkan terjadinya cabang, sehingga
molekul amilopektin berbentuk rantai terbuka dan bercabang. Molekul amilopektin
lebih besar dari pada molekul amilosa karena terdiri atas lebih 1000 unit glukosa.
Amylum terdiri dari 20% bagian yang larut air (amilosa) dan 80% bagian yag
tidak larut air (amilopektin). Hidrolisis amylum oleh asam mineral menghasilkan
glukosa sebagai produk akhir secara hampir kuantitatif. Amylum dapat dihidrolisis
sempurna dengan menggunakan asam sehingga menghasilkan glukosa. Hidrolisis juga
dapat dilakukan dengan bantuan enzim amilase, dalam air ludah dan dalam cairan
yang dikeluarkan oleh pankreas terdapat amilase yang bekerja terhadap amylum yang
terdapat pada makanan kita oleh enzim amilase, amylum diubah menjadi maltosa
dalam bentuk maltose.
Identifikasi amilum secara mikroskopis dan secara kimiawi. Sampel yang
digunakan pada percobaan kali ini adalah Amylum manihot, Amylum maydis,
Amylum solani, Amylum oryzae, dan Amylum sago. Identifikasi secara kimiawi
kandungan amilum bertujuan untuk mengidentifikasi ada atau tidaknya amilum dalam
sampel yakni dengan cara uji iodine. Pada uji ini sampel yang mengandung amilum
akan berubah warna menjadi biru keunguan.
Sampel terlebih dahulu dipanaskan agar amilum dapat larut sempurna dnegan
air sehinggga lebih mudah dalam pendektisian kandungan amilum. Berdasarkan hasil
percobaan sampel yang telah dipanaskan kemudian ditetesi dengan iodine berubah
menjadi biru keunguan ini dikarenakan warna biru yang dihasilkan diperkirakan
adalah hasil dari ikatan kompleks antara amilum dengan iodin. Setelah berubah
menjadi warna biru keunguan sampel kemudian dipanaskan kembali dan warnanya
kembali menjadi bening, hal tersebut diakibatkan di dalam amilum terdiri dari dua
jenis amilum yaitu amilosa yang sifatnya tidak larut dalam air dingin dan amilopektin
yang larut dalam air dingin. Apabila sampel yang mengandung amilum dilarutkan
dalam air, amilosa akan membentuk micelles yaitu molekul-molekul yang
bergerombol. Micelles ini dapat mengikat I 2 yang terkandung dalam reagen iodium
dan memberikan warna biru khas pada larutan yang diuji. Pada saat sampel
dipanaskan, molekul-molekul akan saling menjauh sehingga micellespun tidak lagi
terbentuk sehingga tidak bisa lagi mengikat I 2. Akibatnya warna biru khas yang
ditimbulkan menjadi menghilang.
Tujuan dilakukannya identifikasi amilum secara mikroskopis agar kita lebih
mengetahui bentuk-bentuk yang khas dari masing-masing amilum pada sampel
iodium fraksi memberikan warna ungu sampai merah. Patai dalam suasana asam bila
dipanaskan akan terhidrolisis menjdi senyawa-senyawa yang lebih sederhana. Hasil
hidrolisis dapat dengan iodium dan menghasilkan warna biru sampai tidak berwarna.
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil yaitu untuk membedakan macam-macam
amilum dilakukan 2 pengujian yaitu secara mikroskopis dan secara kimiawi, untuk uji
secara mikroskopis dapat diamati perbedaan bentuk pati dari tiap-tiap amilum dan
secara secara kimiawi yaitu mendeteksi kandungan amilum dengan perubahan warna
sampel menjadi biru keunguan setelah ditetesi dengan iodine.
B. Saran
Saran yang dapat diberikan yaitu saat mengamati amilum dibawah mikroskop,
sebaiknya medium yang digunakan jangan terlalu banyak, karena akan mempengaruhi
penampang yang diamati. Jika terlalu banyak medium, globul air akan mempersulit
kita untuk mengamati hilus dan lamella yang terbentuk.
DAFTAR PUSTAKA
Amin, Asni, 2010, Buku Ajar Materi Mediak dan Terapi, Farmasi UMI, Makassar.
Anonim, 2009, Farmakope Herbal Indonesia Edisi I, Departemen Kesahatan Republik
Indonesia, Jakarta.