Mu Reframing BK

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 5

Teknik membuat frame ulang (Reframing)

Reframing adalah membingkai ulang suatu kejadian dengan merubah


sudut pandang, tanpa mengubah kejadian itu sendiri (Daurie, 2010).
Reframing adalah salah satu dari teknik kognitif yang digunakan pada
pendekatan REBT (Rational Emotive Behavioral Therapy.
Langkah-langkah melakukan Reframing, yaitu :
1. Identifikasi masalah, perilaku, respon yang akan diubah.
2. Membangun komunikasi pada bagian yang bertanggung jawab
untuk perilaku, masalah atau respon.
3. Menanyakan pada diri, apakah bisa diterima atau tidak jika
dilakukan pengubahan perspektif terhadap suatu hal yang
mnyebabkan masalah, perilaku, ataupun respon.
4. Meminta orang lain untuk memberikan berbagai alternative
perspektif.
5. Menanyakan pada diri sendiri apakah diri setuju atau sepakat jika
menerapkan alternative perspektif lain terhadap suatu hal.
6. Memeriksa kembali apakah ada bagian dari dalam diri yang
keberatan dengan menerapkan alternative perspektif lain.

Contoh kasus
A adalah seorang karyawan di salah satu perusahaan swasta di Jakarta.
Ia sudah bekerja di perusahaan tersebut selama 2 tahun. A merupakan
pegawai yang cukup aktif dan selalu mengerjakan tugas-tugasnya
dengan baik. A memiliki seorang istri dan setiap hari A selalu pulang
pergi ke kantor menggunakan angkutan umum. A merasa kesal dengan
bosnya karena akhir-akhir ini ia sering diberikan banyak tugas oleh
bosnya dan dalam seminggu terakhir ini ia selalu lembur dan pulang
larut malam dari hari senin hingga hari jumat. A sering kesulitan mencari
angkutan umum ketika pulang lembur dan ketika tiba di rumah ia
dimarahi istrinya karena pulang telalu larut malam. A merasa
diperlakukan tidak adil oleh bosnya karena melihat karyawan lainnya
tidak diberikan banyak tugas dan lembur seperti dirinya. Akhirnya ia
mengerjakan tugas-tugasnya tidak sungguh-sungguh.

Analisis ABC-D (REBT)


A (activating event) : akhir-akhir ini saya sering diberikan banyak tugas
oleh bos saya, saya juga harus kerja lembur dan
sering pulang larut malam, saya sangat kesal
ketika harus pulang kerja lembur, saya sulit
menemukan angkutan umum untuk pulang ke
rumah, dan ketika sampai di rumah, saya sering
dimarahi istri saya karena pulang terlalu malam

Dalam seminggu terakhir A sering diberikan


Banyak tugas dan ia harus kerja lembur dan
sering pulang malam dan A sering kesulitan
mencari angkutan umum ketika pulang lembur

dan ketika di rumah ia dimarahi istrinya karena


pulang telalu larut malam.

B (belief)

: saya merasa bos saya memperlakukan saya


Secara tidak adil, karena saya melihan teman
karyawan saya lainnya tidak dibeikan banyak
tugas dan kerja lembur di kantor

C (consequences)

: emosi : A merasa kesal dengan bos-nya


Perilaku : A mengerjakan tugas tidak sungguhsungguh

D (dispute)

- bos hanya memberikan banyak tugas hanya kepada saya berarti bos
percaya saya dapat menyelesaikannya

- saya seharusnya lebih sabar karena mungkin ini merupakan langkah


untuk mendapatkan promosi atau naik jabatan

Tahap-tahap REBT
1. Menyadarkan konseli perilaku irasionalnya, dan penyadaran
bahwa perilaku irasionalnya masih dapat diubah.
Perilaku irasional A : yang tidak bersungguh-sungguh dalam
mengerjakan

tugas

kantornya

karena

ia

berpikir

bosnya

memperlakukan dirinya secara tidak adil dan ia melihat karyawan


lainnya tidak diberikan banyak tugas dan lembur seperti dirinya
2. Pada tahap ini konseli dibantu untuk yakin bahwa pemikiran dan
perasaan negative tersebut dapat ditantang diubah.
Konselor menanyakan beberapa pertanyaan seperti :

Apa benar bos anda memberikan banyak pekerjaan kepada anda


karena dia membenci anda tanpa alasan tertentu yang baik?
Pernahkah anda berpikir bahwa bos anda memberikan banyak
tugas pada anda agar anda dapat mendapatkan promosi atau
kenaikan jabatan?
3. Pada tahap ini konseli dibantu untuk terus mengembangkan
pemikiran rasional serta mengembangkan filosofi hidup yang
rasional sehingga tidak terjebak pada masalah yang disebabkan
oleh pemikiran irasional.

Langkah-langkah penyelesaian menggunakan teknik Reframing, yaitu:


1. Mengidentifikasi masalah, perilaku, respon yang akan diubah
Perilaku yang akan diubah : bekerja tidak sungguh-sungguh
Respon yang akan diubah

: merasa kesal dan marah dengan

bosnya
2. Membangun komunikasi pada bagian yang bertanggung jawab
untuk perilaku, masalah atau respon
Konselor menanyakan pada A apakah tindakannya yang tidak
bersungguh-sungguh

dalam

mengerjakan

tugas

kantornya

merupakan perilaku yang bertanggung jawab dan meminta A


untuk melihat masalahnya dari sudut pandang yang lain.
3. Menanyakan pada diri, apakah bisa diterima atau tidak jika
dilakukan pengubahan perspektif terhadap suatu hal yang
mnyebabkan masalah, perilaku, ataupun respon.
setelah A melihat masalahnya dari sudut pandang yang lain, yang
berpikir positif atas kejadian/peristiwa yang dialaminya A bertanya
pada dirinya apakah tindakannya yang tidak bersungguh-sungguhsungguh dalam mengerjakan tugasnya dan sering kesal terhadap
bosnya patut dipertahankan dan memberi manfaat padanya?.

4. Setelah konseli menyadari perilaku atau tindakan maupun


pemikiran

irasional

dipertahankan.

Berarti

yang

dimilikinya

teknik

reframing

dilaksanakan dan proses konseling berakhir.

tidak

seharusnya

sudah

berhasil

Anda mungkin juga menyukai