BAB 1
PENDAHULUAN
Salah satu pelayanan yang diberikan oleh rumah sakit merupakan pelayanan
IBS (instalasi bedah sentral), dimana hal tersebut diperuntukkan bagi pasien
yang memerlukan tindakan pembedahan. Kamar bedah merupakan suatu unit
yang memberikan proses pelayanan pembedahan yang banyak mengandung
risiko dan angka terjadinya kasus kecelakaan, jika dalam pelaksanaannya
tidak memperhatikan pasien, kesiapan pasien, prosedur, maka pasien akan
mengalami cedera.
Medical Centre, salah amputasi kaki dialami oleh Willie di Tampa, Florida
dan operasi otak yang salah dialami oleh wanita di Rhode Island Hospital
(Kompasiana, 2016).
Di Indonesia menurut penelitian Sumarianto (2013) data tentang medical
error secara pasti belum ada, namun pada data laporan insiden kecelakaan
pasien tahun 2010, sebanyak 46,1% dari 105 kasus terjadi pada pasien di
sejumlah rumah sakit. Di Indonesia kasus terkait tindakan operasi yaitu: kasa
tertinggal di ruang antara otot dan tulang dialami oleh Parjo di rumah sakit
Remen Waras dan salah amputasi kaki dialami oleh sawin di rumah sakit
Prima Graha (Media online, 2016).
Sejalan dengan penelitian Sandrawati et al (2013) angka insidensi kejadian
tidak diharapkan pertahun dari pasien yang mengalami pembedahan sebesar
3% dan separuh kasus tersebut dapat dicegah dengan menggunakan Surgical
safety checklist (SSCL). Menurut Sulastri (2015) Surgical safety checklist
merupakan alat komunikasi untuk keselamatan pasien yang digunakan oleh
tim professional di ruang operasi diantaranya dokter bedah, perawat, dokter
anestesi, perawat anestesi dan lainnya sehingga dapat meminimalkan setiap
resiko pembedahan yang yang tidak diinginkan seperti salah pasien, salah
prosedur, salah lokasi pembedahan maupun resiko pasien terjatuh dan resiko
terjadinya infeksi.
Keselamatan pasien di rumah sakit dipengaruhi oleh beberapa faktor antara
lain motivasi dan komitmen kerja. Motivasi adalah proses yang bersifat
internal atau ekternal bagi setiap pegawai yang menyebabkan timbulnya sikap
antusias dan persistensi dalam melaksanakan tugas ( Winardi,2011). Menurut
Stoner faktor
lainnya
menyatakan
bahwa
dikerjakan
atau
tidak
hasil
Pada fase time out perawat instrumen (Scrub) sangat berperan dalam
penghitungan alat instrumen dan penghitungan kasa serta jarum yang
dikeluarkan pada waktu sebelum dimulainya operasi.
Berdasarkan uraian diatas tersebut maka perlu dilakukan suatu penelitian
lebih lanjut tentang Hubungan motivasi dan komitmen dengan kepatuhan
perawat bedah pada pelaksanaan prosedur surgical safety checklist(SSCL).
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka dapat dirumuskan permasalahan
penelitian ini yaitu :
1.2.1 Apakah ada hubungan motivasi kerja perawat dengan kepatuhan
perawat bedah pada pelaksanaan surgical safety checklist(SSCL) di
1.2.2
1.2.3
Tujuan Khusus
1.3.2.1 Mengidentifikasi motivasi perawat bedah dengan kepatuhan
pada pelaksanaan Surgical safety checklist (SSCL) di IBS
RSUD Ulin Banjarmasin tahun 2016.
perawat
analitik dengan