Anda di halaman 1dari 26

Kondisi Stabil Atom Unsur

Kemiripan sifat unsur dalam suatu golongan terkait dengan konfigurasi


elektronnya. Fakta di alam menunjukkan gas mulia (Golongan VIIIA)
berada sebagai atom tunggal. Gas mulia dikatakan stabil karena
gasmulia sulit bereaksi dengan atom gas mulia atau unsur lain. Untuk
memahami hal ini, simak konfigurasi elektron gas mulia sebagai berikut:
Tabel 1.Konfigurasi Elektron Gas Mulia
Nomo

Jumlah Elektron Pada Kulit Atom

Unsur Gas

Mulia

atom

He
Ne
Ar
Kr
Xe

Z
2
10
18
36
54

2
2
2
2
2

8
8
8
8

8
18
18

8
18

Rn

86

18

32

18

Konfigurasi
Elektron

2
2,
2,
2,
2,
2,

8
8,
8,
8,
8,

8
18 , 8
18 ,18, 8
18 ,32,

18, 8

Berdasarkan konfigurasi elektron gas mulia di atas, unsur-unsur gas


mulia merupakan unsur yang sangat stabil karena memiliki 8 elektron
valensi (kecuali He). Dengan demikian unsur-unsur lain berusaha
memperoleh konfigurasi seperti gas mulia untuk mencapai kestabilan
(Aturan oktet).
Unsur gas mulia He memiliki 2 elektron valensi. Unsur-unsur dengan
nomor atom kecil, yakni H dan Li berusaha memiliki konfigurasi elektron
gas mulia terdekat, yaitu 2 elektron valensi seperti He untuk mencapai
kestabilan (Aturan Duplet).
Untuk memenuhi aturan oktet atau duplet, atom-atom dapat
melepas/ menerima elektron atau menggunakan elektron bersama
membentuk ikatan kimia.
Atom-atom yang melepas atau menerima elektron akan

membentuk ikatan ion.


Atom-atom yang menggunakan elektron bersama akan
membentuk ikatan kovalen.

Di

dalam

ikatan

kovalen,

elektron-elektron

yang

digunakan bersama dapat berasal dari satu atom saja,

ikatan ini disebut dengan ikatan kovalen koordinasi.


Atom-atom suatu unsur logam juga menggunakan
elektron bersama membentuk ikatan logam.
Selain itu, dikenal juga adanya ikatan lain yaitu:
a. Ikatan dipol-dipol
b. Ikatan hidrogen
c. Ikatan dipol sesaat-dipol terimbas/ gaya london

Lambang Lewis
Serah

terima

elektron

dapat

digambarkan dengan lambang lewis.

Tokoh

Kita

Lambang lewis dari suatu unsur dapat

G.N Lewis (1875-1946), ilmuwan amerika yang mengembangk

dinyatakan dengan lambang titik ()


atau tanda lainnya seperti tanda silang
().

Tanda

tersebut

menunjukkan

jumlah elektron valensi unsur tersebut.

Tabel 2. Contoh lambang lewis beberapa unsur

T
e
n
tu
k
a
lro
v
e
n
s
iuG
a
m
b
ru
n
s
y
g
d
ik
a
n
lT
T
tu
u
rlis
s
ie
e
lk
o
v
a
n
p
m
d
e
g
a
n
b

p
d
a
s
i
k
n
u
r
T
u
l
i
s
e
k
t
r
o
n
v
a
d
u
e
n
g
a
l
m
b

p
d
a
s
i
t
u
n
r
T
u
l
i
s
e
k
t
r
o
n
v
a
i
g
d
e
n
a
l
m
b
g

p
d
a
s
i
k
r
u
n
tro
n
v
a
e
m
p
td
n
g
a
lb

p
d
a
s
iw
h
u
n
r Jik
a
e
ltro
n
v
s
ib
h
d
a
re
m
p
t,u
lisk
ro
n
v
a
e
m
p
t,k
lia
e
n
m
tu
jh
d
a
k
e
lp
n
g
a
m
b

p
d
s
ik
a
n
,trd
b
a
w
h
Contoh penulisan lambang lewis :
1. Gambarkan struktur lewis dari unsur 8O!
Tentukan elektron valensi unsur
: 2, 6
elektron valensi = 6
8O
Gambar unsur yang diinginkan

Tulis elektron valensi pertama dengan lambang pada sisi kanan


unsur
3

Tulis elektron valensi kedua dengan lambangpada sisi atas unsur

Tulis elektron valensi ketiga dengan lambang pada sisi kiri unsur

Tulis elektron valensi keempat dengan lambang pada sisi bawah unsur

Jika elektron valensi lebih dari empat, tulis elektron valensi keempat,
kelima, keenam, ketujuh dan kedelapan dengan lambang pada sisi
kanan, atas, kiri dan bawah

Cara menuliskan lambang lewis suatu


senyawa

T
e
n
t
u
k
a
o
m
p
s
t
d
a
n
o
m
e
r
i
a
l
H
i
t
u
n
g
j
m
l
a
h
e
k
t
r
o
n
v
l
s
i
d
a
r
e
m
u
t
o
d
a
l
m
e
k
u
/
i
o
n
.
B
iT
e
ia
r
k
a
n
m
s
g
n
e
p
a
s
g
l
k
t
r
o
n
u
s
e
i
a
p
k
t
n
S
l
r
o
d
g
u
a
t
k
m
e
b
u
a
s
t
o
m
e
r
i
n
a
l
c
p
o
k
t
e
m
b
h
k
n
s
ie
ltro
n
,jik
a
m
s
h
d
,k
e
p
a
.A
t
m
s
b
ilo
p
u
a
tb
e
lm
o
k
,ta
rip
s
n
g
e
lk
tro
b
a
s
d
ito
m
e
rn
a
lu
tk
m
e
b
n
u
ik
a
trn
g
p
d
e
a
to
m
p
u
s
Gambarkan struktur Lewis dari NH3
1. Menentukan atom pusat dan atom terminal
7N = 2 , 5
1H = 1
N adalah atom pusat dan H adalah atom terminal.

H
H

2. Tentukan jumlah total elektron valensi.

1 atom Nitrogen (N) = 5 elektron valensi


3 atom Hidrogen (H)
Total

= 3 elektron valensi

= 8 elektron valensi / 4 pasangan elektron

3. Berikan masing-masing sepasang elektron untuk setiap ikatan.

4. Sisa elektron digunakan untuk membuat semua atom terminal


mencapai oktet
- atom H hanya menerima sepasang elektron
5. Tambahkan sisa elektron, jika masih ada, kepada atom pusat.

6. Apabila atom pusat belum oktet, tarik pasangan elektron bebas dari
atom terminal untuk membentuk ikatan rangkap dengan atom pusat
- Atom pusat telah oktet

Ikatan Ion
Ikatan ion umumnya terjadi antara unsur logam dan non logam. Hal ini
terkait dengan kecenderungan atom unsur logam untuk melepas
elektron membentuk ion positif, muatan positif ini biasa disebut
dengan kation. dan kecenderungan atom unsur non-logam untuk
menerima elektron membentuk ion negatif.
Atom-atom membentuk ikatan ion karena masing-masing atom ingin
mencapai keseimbangan/kestabilan seperti struktur elektron gas mulia.
Ikatan ion terbentuk antara:
1. Ion positif dengan ion negatif,
2. Atom-atom berenergi potensial

ionisasi

kecil

dengan

atom-

atomberafinitas elektron besar (Atom-atom unsur golongan IA, IIA


denganatom-atom unsur golongan VIA, VIIA),
3. Atom-atom dengan keelektronegatifan kecil dengan atom-atom yang
mempunyai keelektronegatifan besar.
Contoh ikatan ion : Ikatan antara

Na dengan

11

Cl

17

Na

11

2, 8, 1

Melepas 1 elektron, membentuk Na+ : 2, 8


Cl

17

2, 8, 7

Menerima 1 elektron, membentuk Cl : 2, 8, 8


Na
Na+ + e
Cl + e Cl
Na + Cl
Na+ + Cl
Na+ + Clmembentuk ikatan ion NaCl (natrium klorida)

Gambar 1. Garam Dapur

Gambar 2. Lambang lewis pembentukan NaCl

Pengecualian Aturan Oktet Untuk Ikatan Ion


Aturan oktet untuk ikatan ion hanya berlaku untuk unsur-unsur logam
golongan IA dan IIA, serta unsur-unsur non logam. Akan tetapi, aturan
oktet tidak dapat diterapkan untuk :
1. Unsur-unsur logam transisi
Sebagai contoh logam Fe dapat membentuk ion Fe 2+ dan Fe3+.
Konfigurasi

elektron

kedua

ion

tersebut

tidak

sama

seperti

konfigurasi elektron gas mulia terdekat dengan logam Fe.


2. Unsur-unsur logam setelah golongan transisi
Sebagai contoh, logam Sn dapat membentuk ion Sn 2+ dan Sn4+.
Konfigurasi kedua ion tersebut tidak sama dengan konfigurasi
elektron gas mulia terdekat dengan logam Sn.
Sifat-sifat senyawa ion sebagai berikut :
a. Dalam bentuk padatan tidak menghantar listrik karena partikelpartikel ionnya terikat kuat pada kisi, sehingga tidak ada elektron
yang bebasbergerak.
b. Leburan dan larutannya menghantarkan listrik.
c. Umumnya berupa zat padat kristal yang permukaannya keras dan
sukar digores.

d. Titik leleh dan titik didihnya tinggi.


e. Larut dalam pelarut polar dan tidak larut dalam pelarut nonpolar

Ikatan Kovalen
Ikatan kovalen umumnya terjadi antara atom non logam dan atom non
logam. Ikatan kovalen terjadi karena adanya pemakaian elektron
bersama antar atom non logam. Gabungan atom-atom melalui ikatan
kovalen dinamakan molekul. Jika atom-atom tersebut berasal dari atom
yang sejenis, maka disebut molekul unsur. Misalnya, hidrogen (H 2),
nitrogen (N2), oksigen (O2), Florin (F2), clorin (Cl2), bromin (Br2), dan iodin
(I2). Molekul unsur akan bergabung membentuk unsur. Sedangkan atomatom yang berasal dari unsur yang berbeda jenis akan membentuk
molekul senyawa. Misalnya, asam klorida (HCl), karbondioksida (CO 2)
dan gas metana (CH4). Molekul senyawa merupakan penyusun senyawa
kovalen.

Jenis Ikatan Kovalen berdasarkan jumlah ikatannya

a. Ikatan kovalen tunggal ()


Ikatan kovalen tunggal melibatkan penggunaan 1 pasangan elektron
oleh dua atom yang berikatan. Dengan kata lain hanya ada satu
pasangan elektron ikatan.
Contoh : Ikatan yang terjadi pada molekul H2

HH H

b. Ikatan kovalen rangkap


Ikatan kovalen rangkap adalah ikatan kovalen yang melibatkan
penggunaan bersama 2 atau lebih pasangan elektron ikatan oleh
dua atom yang berikatan. Kita mengenal ikatan rangkap dua dan
ikatan rangkap tiga. Ikatan kovalen rangkap dapat terjadi antara
unsur-unsur yang sejenis atau berbeda
1) Ikatan kovalen rangkapdua (=)

Ikatan kovalen rangkap dua melibatkan penggunaan 2 pasangan


elektron oleh dua atom yang berikatan. Dengan kata lain ada dua
pasangan elektron ikatan.
Contoh
: Ikatan yang terjadi pada molekul O2

HO =O
2) Ikatan kovalen rangkap tiga( )
Ikatan kovalen rangkap tiga melibatkan penggunaan 3 pasangan
elektron oleh dua atom yang berikatan. Dengan kata lain ada tiga
pasangan elektron ikatan
Contoh
: Ikatan yang terjadi pada molekul N2

HN N
Kepolaran Ikatan Kovalen
Apabila dua atom H berikatan secara kovalen, masing-masing atom H
akan menggunakan pasangan elektron ikatan secara seimbang dalam
ikatannya. Hal ini dikarenakan pasangan elektron tersebut tertarik sama
kuat oleh kedua inti atom. Akan tetapi, apabila atom H berikatan secara
kovalen dengan atom Cl, maka pasangan elektron ikatan dalam ikatan
kovalennya akan digunakan secara tidak seimbang. Posisi pasangan
elektron ikatan pada ikatan kovalen H-H dan H-Cl.

Pada ikatan kovalen H-H, gaya tarik-menarik inti seimbang terhadap


pasangan elektron ikatan sehingga tidak terjadi pengutuban atau
kepolaran muatan. Ikatan kovalen demikian disebut ikatan kovalen
non-polar. Sebaliknya, pada ikatan H-Cl, terdapat gaya tarik-menarik
inti yang tidak seimbang atau terjadi pengkutuban atau kepolaran
muatan. Hal ini dikarenakan keelektronegatifan atom Cl lebih besar
dibandingkan atom H. Akibatnya, pasangan elektron dalam ikatan
kovalen tersebut akan bergerak menuju ke atom Cl. Ujung atom Cl akan
9

memiliki kelebihan muatan negatif parsial sebesar q; sedangkan ujung


atom H akan kekurangan muatan negatif atau kelebihan muatan positif
parsial sebesar +q. Adanya +q dan q pada ujung-ujung ikatan
menyebabkan

terjadinya

pengkutuban

atau

kepolaran.

Ikatan

kovalen di mana atom-atomnya memiliki muatan parsial positif dan


negatif ini disebut ikatan kovalen polar (atau ikatan dipol/dwi
kutub). Pembentukan muatan parsial pada ikatan kovalen H-H dan HCl, sebagai berikut:

Tingkat kepolaran ikatan kovalen dinyatakan secara kuantitatif oleh


momen dipol (). Momen dipol () adalah hasil kali jumlah muatan
pada salah satu ujung (q) dengan jarak antara kedua muatan (r)
tersebut adalah:
=qxr
Satuan dari adalah Debye, dengan 1 = 3,336 x 10-30 Coulomb-meter
dengan:

= momen dipol dalam satuan Debye


Q = muatan dalam satuan s. e. s (satuan elektrostatis)
r = jarak dalam satuan (angstrom)

Perhatikan, ikatan kovalen non-polar seperti pada H 2 dan Cl2 memiliki


nilai sama dengan 0. Sedangkan ikatan kovalen polar seperti pada HCl
dan HF memiliki nilai 0.

Momen dipol adalah vektor yang dinyatakan oleh anak panah


dengan ekor (+). Anak panahmengarah ke muatan negatif.
10

Kepolaran dari kedua ikatan H-H dan H-Cl di atas dapat digambarkan
sebagai berikut.

Secara umum, kepolaran ikatan kovalen dapat dirangkum sebagai


berikut:

Ikatan kovalen bersifat non-polar apabila pasangan elektron ikatan


digunakan secara seimbang oleh kedua inti atom yang berikatan
sehingga tidak terjadi pengkutuban atau kepolaran muatan. Nilai

momen dipol = 0.
Ikatan kovalen bersifat polar apabila pasangan elektron ikatan
digunakan tidak seimbang oleh kedua inti atom yang berikatan
sehingga terjadi

pengkutuban atau kepolaran muatan. Ikatan ini

memiliki momen dipol 0.


Kepolaran Molekul
Molekul diatom H2 dengan ikatan kovalen non-polar, H-H, bersifat nonpolar. Sedangkan molekul diatom HCl dengan ikatan kovalen polar H-Cl,
bersifat polar.
Molekul ppoliatom dengan lebih dari satu ikatan kovalen dapat bersifat
non-polar atau polar. Hal ini tergantung dari bentuk molekulnya, yang
menentukan resultan momen dipol ikatan-ikatan kovalennya, atau net
dipol .

Apabila net dipol = 0, maka molekul bersifat non-polar. Sebagai


contoh P4 dan CCl4. Molekul P4 bersifat non-polar karena keempat
ikatan kovalennya P-P bersifat non-polar sehingga net dipol = 0.
Molekul CCl4 juga bersifat non-polar karena meski memiliki 4 ikatan
kovalen polar C-Cl namun karena bentuk molekul tetragonal simetris,
maka net dipolnya = 0.

11

Apabila net dipol 0, maka molekul bersifat polar. Sebagai


contoh, molekul H2O dan CHCl3. Molekul H2O bersifat polar karena
bentuk molekulnya bengkok sehingga kedua ikatan kovalennya O-H
tidak saling meniadakan atau net dipol 0. Molekul CHCl 3 juga
bersifat polar karena memiliki dua jenis ikatan kovalen polar beda,
yakni 3 ikatan C-C dan 1 ikatan C-H yang menghasilkan net dipol
0.

Ikatan Kovalen Koordinasi


Ikatan

kovalen

koordinasi

adalah

ikatan

kovalen

yang

terjadi

karenapasangan elektron yang dipakai bersama berasal dari salah satu


atomyang berikatan.

Tanda

()

menyatakan

sumber

pasangan

elektron

yang

dipakai

bersama. Ikatan kovalen koordinat dapat terjadi antara suatu atom


yangmempunyai

pasangan

elektron

bebas

dan

sudah

mencapai

konfigurasioktet dengan atom lain yang membutuhkan dua elektron dan


belummencapai konfigurasi oktet. Ikatan kovalen koordinasi terjadi pada
molekul NH4 dan SO3
: 2, 8, 6
15S

: 2, 6

12

Gambar 5.Strukur lewis SO3


http://rumushitung.com/2013/09/04/ikatan-kovalen-sifat-senyawa-kovalen/

Sifat-sifat senyawa kovalen sebagai berikut :


a. Pada suhu kamar umumnya berupa gas (misal H 2, O2, N2, Cl2,
CO2), cair(misalnya: H2O dan HCl), ataupun berupa padatan.
b. Titik didih dan titik lelehnya rendah, karena gaya tarik-menarik
antarmolekulnya lemah meskipun ikatan antaratomnya kuat.
c. Larut dalam pelarut nonpolar dan beberapa di antaranya dapat
berinteraksi dengan pelarut polar.
d. Larutannya dalam air ada yang menghantar arus listrik (misal
HCl) tetapi sebagian besar tidak dapat menghantarkan arus
listrik, baik padatan, leburan, atau larutannya.

Pengecualian Dan Kegagalan Aturan Oktet


Walaupun aturan oktet banyak membantu dalam meramalkan rumus
kimia senyawa biner sederhana, akan tetapi aturan itu ternyata banyak
dilanggar dangagal dalam meramalkan rumus kimia senyawa dari
unsur-unsur transisi danpostransisi.
1. Pengecualian Aturan Oktet
Pengecualian aturan oktet dapat dibagi dalam tiga kelompok sebagai
berikut.
a. Senyawa yang tidak mencapai aturan oktet.
13

Senyawa yang atom pusatnya mempunyai elektron valensi kurang


dari 4termasuk dalam kelompok ini. Hal ini menyebabkan setelah
semuaelektron valensinya dipasangkan tetap belum mencapai
oktet. Contohnya adalah BeCl2, BCl3, dan AlBr3.

(atom B belum oktet)

b. Senyawa dengan jumlah elektron valensi ganjil.


Contohnya adalah NO2, yang mempunyai elektron valensi (5 + 6 +
6) = 17. Kemungkinan rumus Lewis untuk NO2 sebagai berikut.

c. Senyawa yang melampaui aturan oktet.


Ini terjadi pada unsur-unsur periode 3 atau lebih yang dapat
menampunglebih dari 8 elektron pada kulit terluarnya (ingat, kulit
M dapat menampunghingga 18 elektron). Beberapa contoh adalah
PCl5, SF6, ClF3, IF7, danSbCl5.Perhatikan rumus Lewis dari PCl5, SF6,
dan ClF3 berikut ini.

2. Kegagalan Aturan Oktet


Aturan oktet gagal meramalkan rumus kimia senyawa dari unsur
transisimaupun postransisi. Unsur postransisi adalah unsur logam
setelah unsur transisi,misalnya Ga, Sn, dan Bi. Sn mempunyai 4
elektron valensi, tetapi senyawanyalebih banyak dengan tingkat
oksidasi +2. Begitu juga Bi yang mempunyai 5elektron valensi, tetapi
14

senyawanya lebih banyak dengan tingkat oksidasi +1dan +3. Pada


umumnya, unsur transisi maupun unsur postransisi tidakmemenuhi
aturan oktet.

Ikatan Logam
Ikatan logam terjadi karena gaya tarik-menarik antara ion-ion positif
dengan elektron-elektron pada kulit valensi dari suatu atom unsur
logam.Contoh: logam besi, seng, dan perak. Ikatan logam bukanlah
ikatan ion atau ikatan kovalen. Salah satu teori yang dikemukakan untuk
menjelaskan ikatan logam adalah teori lautan elektron.
Tempat kedudukan elektron valensi dari suatu atom besi (Fe) dapat
saling tumpang tindih dengan tempat kedudukan elektron valensi dari
atom-atom Fe yang lain. Tumpang tindih antarelektron valensi ini
memungkinkan elektron valensi dari setiap atom Fe bergerak bebas
dalam ruang di antara ion-ion Fe2+ membentuk lautan elektron. Karena
muatannya berlawanan (Fe2+ dan 2e), maka terjadi gaya tarik-menarik
antara ion-ion Fe2+ dan elektron-elektron bebas ini. Akibatnya terbentuk
ikatan yang disebut ikatan logam.

Gambar 7.Ikatan logam


http://kimia.upi.edu/staf/nurul/web2012/0901955/materi_ikatan_logam.html

Sifat-sifat ikatan logam:


a. Titik didih dan titik lelehnya tinggi

15

b. Pada suhu kamar berwujud padat, kecuali Hg;


c. Keras tapi lentur/dapat ditempa;

d. Mempunyai titik didih dan titik leleh yang tinggi;


e. Penghantar listrik dan panas yang baik;
f. Mengkilap

Bentuk Geometri Molekul


Bentuk molekul berkaitan dengan susunan ruang atom-atom dalam
molekul. Kita dapat menentukan bentuk molekul dari hasil percobaan
maupun dengan cara meramalkan bentuk molekul melalui pemahaman
struktur elektron dalam molekul. Pada subbab ini, kita akan membahas
cara meramalkan bentuk molekul berdasarkan teori tolak-menolak
elektron-elektron pada kulit luar atom pusatnya.
1. Teori VSEPR (Valence Shell Electron Pair Repulsion)
Teori
VSEPR
(Valence
Shell
Electron
Pair

Repulsion)

menyatakanbahwa pasangan elektron dalam ikatan kimia ataupun


pasangan elektronyang tidak dipakai bersama (yaitu pasangan
elektron

mandiri)

saling

tolakmenolak,

pasangan

elektron

cenderung untuk berjauhan satu sama lain.Menurut asas Pauli, jika


sepasang elektron menempati suatu orbital, makaelektron lain
16

bagaimanapun rotasinya tidak dapat berdekatan denganpasangan


tersebut. Teori ini menggambarkan arah pasangan elektron terhadap
inti suatu atom. Gaya tolak-menolak antara dua pasang elektron akan
semakin kuat dengan semakin kecilnya jarak antara kedua pasang
elektron tersebut.Gaya tolakan akan menjadi semakin kuat jika sudut
di antara kedua pasang elektron tersebut besarnya 90. Selain itu,
tolakan yang melibatkan pasangan elektron mandiri lebih kuat
daripada yang melibatkan pasangan ikatan (Ralph H. Petrucci, 1985
dalam Utami Budi dkk, 2009). Berikut ini adalah urutan besarnya
gaya tolakan antara dua pasang elektron.

2. Teori Domain Elektron


Teori domain elektron

merupakan

penyempurnaan

dari

teori

VSEPR.Domain elektron berarti kedudukan elektron atau daerah


keberadaan elektron, dengan jumlah domain ditentukan sebagai
berikut (Ralph H. Petrucci, 1985 dalam Utami Budi dkk, 2009).
a. Setiap elektron ikatan (baik itu ikatan tunggal, rangkap, atau
rangkap tiga) berarti 1 domain.
b. Setiap pasangan elektron bebas berarti 1 domain.
Teori domain elektron mempunyai prinsip-prinsip dasar sebagai
berikut(Ralph H. Petrucci, 1985 dalam Utami Budi dkk, 2009).
a. Antar domain elektron pada kulit luar atom pusat saling tolakmenolak
sehingga domain elektron akan mengatur diri (mengambil formasi)
sedemikian rupa, sehingga tolak-menolak di antaranya menjadi
minimum. Susunan ruang domain elektron yang berjumlah 2
hingga 6 domain yang memberi tolakan minimum, dapat dilihat
pada Tabel 02.
Tabel 02. Jumlah Domain Elektron dalam Beberapa Senyawa

17

(Sumber; Utami Budi dkk, 2009)


b. Urutan kekuatan tolak-menolak di antara domain elektron adalah:
tolakan antar domain elektron bebas > tolakan antara domain
elektron bebas dengan domain elektron ikatan > tolakan antar
domain elektron ikatan. Perbedaan daya tolak ini terjadi karena
pasangan elektron bebas hanya terikat pada satu atom saja,
sehingga bergerak lebih leluasa dan menempati ruang lebih besar
daripada pasangan elektron ikatan. Akibat dari perbedaan daya
tolak tersebut adalah mengecilnya sudut ikatan karena desakan
dari pasangan elektron bebas. Hal ini juga terjadi dengan domain
yang mempunyai ikatan rangkap atau rangkap tiga, yang pasti
mempunyai daya tolak lebih besar daripada domain yang hanya
terdiri dari sepasang elektron.
c. Bentuk molekul hanya ditentukan oleh pasangan elektron terikat.
Tabel 03. Susunan Ruang Domain Elektron yang
Menghasilkan Tolakan Minimum

(Sumber; Utami Budi dkk, 2009)


Jumlah domain (pasangan elektron) dalam suatu molekul dapat
dinyatakan sebagai berikut.
Atom pusat dinyatakan dengan lambang A.
18

Domain elektron ikatan dinyatakan dengan X.


Domain elektron bebas dinyatakan dengan E.

Tabel 04. Berbagai Kemungkinan Bentuk Molekul

(Sumber; Utami Budi dkk, 2009)


Langkah-langkah yang dilakukan untuk meramalkan geometri
molekul adalah:

Menentukan tipe molekul.


Menggambarkan susunan ruang domain-domain elektron di

sekitar atom pusat yang memberi tolakan minimum.


Menetapkan pasangan terikat dengan menuliskan lambang atom

yang bersangkutan.
Menentukan geometri

molekul

setelah

mempertimbangkan

pengaruh pasangan elektron bebas.


Contoh:
Molekul air, H2O
Langkah 1: Tipe molekul adalah AX2E2 (4 domain).
Langkah 2: Susunan ruang pasangan-pasangan elektron yang
memberi
tolakan minimum adalah tetrahedron.

19

Langkah 3: Menentukan pasangan terikat dengan menuliskan


lambang atom yang terikat (atom H).
Langkah 4: Molekul berbentuk V (bentuk bengkok).
Hasil percobaan menunjukkan bahwa sudut ikatan HOH dalam
airadalah 104,5, sedikit lebih kecil daripada sudut tetrahedron
(109,5).Hal ini terjadi karena desakan pasangan elektron
bebas.
3. Teori Hibridisasi
Teori domain elektron dapat digunakan untuk meramalkan bentuk
molekul,tetapi teori ini tidak dapat digunakan untuk mengetahui
penyebab suatu molekul dapat berbentuk seperti itu. Sebagai contoh,
teori domain elektron meramalkan molekul metana (CH4) berbentuk
tetrahedron

dengan

eksperimen

juga

sesuai

ikatan

C-H

dengan

yang

ramalan

ekuivalen
tersebut,

dan

fakta

akantetapi

mengapa molekul CH4 dapat berbentuk tetrahedron?


Pada tingkat dasar, atom C (nomor atom = 6) mempunyai konfigurasi
elektron sebagai berikut.

Dengan konfigurasi elektron seperti itu, atom C hanya dapat


membentuk2 ikatan kovalen (ingat, hanya elektron tunggal yang
dapat dipasangkan untuk membentuk ikatan kovalen). Oleh karena
ternyata C membentuk 4 ikatan kovalen, dapat dianggap bahwa 1
elektron dari orbital 2s dipromosikan keorbital 2p, sehingga C
mempunyai 4 elektron tunggal sebagai berikut.

20

menjadi

Namun demikian, keempat elektron tersebut tidaklah ekuivalen


dengansatu pada satu orbital 2s dan tiga pada orbital 2p, sehingga
tidak dapatmenjelaskan penyebab C pada CH4 dapat membentuk 4
ikatan ekuivalen yang equivalen. Untuk menjelaskan hal ini, maka
dikatakan bahwa ketika atom karbon membentuk ikatan kovalen
dengan H membentuk CH4, orbital 2s danketiga orbital 2p mengalami
hibridisasi membentuk 4 orbital yang setingkat.Orbital hibridanya
ditandai dengan sp3 untuk menyatakan asalnya, yaitu satuorbital s
dan 3 orbital p.
6C: 1s2 2s1 2p3 mengalami hibridisasi menjadi 6C : 1s2 (2sp3)4
Hibridisasi tidak hanya menyangkut tingkat energi,tetapi juga bentuk
orbital

gambar.Sekarang,

dengan

orbital

hibrida

sp3,

dapatmembentuk 4 ikatan kovalen yang equivalen. Jadi, hibridisasi


adalah peleburan orbital-orbital dari tingkat energi yang berbeda
menjadi orbital-orbital yang setingkat.

Gambar 13. Bentuk Molekul CH4


(Sumber; Utami Budi dkk, 2009)
Jumlah orbital hibrida (hasil hibridisasi) sama dengan jumlah orbital
yang terlihat pada hibridasi itu. Berbagai tipe hibridisasi disajikan
dalam tabel 05.
Tabel 05. Berbagai Macam Hibridisasi
21

.
Kepolaran molekul poliatom ditentukan oleh: a) kepolaran ikatan dan
b) struktur ruang molekul. Mari kita perhatikan molekul CCl 4, yang
mempunyai bentuk molekul tetrahedaral dengan atom C sebagai
pusatdan atom-atom Cl pada sudut-sudutnya. Sekalipun ikatan C
Clbersifat polar, karena struktur molekul tersebut simetris maka
momen dipol yang terjadi saling meniadakan dan bersifat non-polar.
Apabila salah satu atom Cl diganti oleh atom lain misalnya H, maka
diperoleh molekul yang bersifat polar.
Pada molekul CO2, atom O lebih elektronegatif daripada atom
C,sehingga elektron akan lebih mendekat ke atom O. Akan tetapi,
karena momen dipol ke arah kedua atom oksigen ini berlawanan
maka akansaling meniadakan sehingga molekul CO2 bersifat nonpolar dengan bentuk molekul linier. Pada molekul H2O, kedua momen
dipol tidak saling meniadakan karena molekul ini mempunyai bentuk
V dengansudut 105o, sehingga H2O merupakan molekul yang polar.

22

Gambar 14. Molekul CCl4 (non-polar), molekul CO2 (non-polar)


dan molekul H2O (polar)

Gaya Antar-Molekul
Kepolaran molekul menentukan interaksi moleku-molekul dalam zat
(unsur atau senyawa) melalui gaya elektrostatis yang disebut gaya
antar molekul. Ada 3 gaya antar molekul, yakni gaya tarik menarik
dipol-dipol, ikatan hidrogen, dan gaya tarik-menarik dipol sesaat-dipol
terimbas (gaya london)
1. Gaya Tarik-Menarik Dipol-Dipol
Gaya tarik menarik dipol-dipol berlaku untuk molekul yang bersifat
polar. Seperti telah dijelaskan, molekul-molekul polar mempunyai
dua kutub (+) dan (-). Kedua kutub ini erupakan dipol permanen.
Dipol-dipol molekul tersebut selanjutnya akan saling tarik-menarik
pada

kutub-kutub

dengan

muatan

berlawanan.

Pada

saat

bersamaan, juga tejadi gaya tolak-menolak pada kutub yang sejenis.


Secara keseluruhan, gaya tarik menarik yang terjadi lebih besar
dibandingkan dengan gaya tolak menolak. Akibatnya, terdapat suatu
netto tarik menarik antar molekul. Inilah yang disebut dengan gaya
tarik menarik dipol-dipol.

23

Susunan molekul polar di atas tidak teratur. Hal ini dikarenakan


adanya

tumbukan

antar

molekul

yang

menyebabkan

molekul

tersebut kehilangan orientasi. Akibatnya efektivitas tarik menarik


berkurang.
Gaya tarik enarik dipol-dipol ini jauh lebih lemah dibandingkan ikatan
kkovalen antar atom dalam masing-masing molekul itu sendiri, yakni
hanya sekitar 1%nya. Hal ini dikarenakan muatan yang terlibat
dalam gaya antar molekul ini adalah muatan parsial bukan muatan
penuh.
2. Ikatan Hidrogen
Ikatan hidrogen merupakan suatu gaya tarik menarik dipol-dipol
karena melibatkan molekul polar. Namun, ikatan hidrogen ini
dibedakan dengan gaya tarik menarik dipol-dipol karena ikatannya
sangat kuat, yaitu sekitar 5-10 kali lebih besar. Ikatan initerjadi jika
molekul polar mengandung satu atom hidrogenterikat pada atom
yang sangat elektronegatif seperti F, O, danN. Ikatan kovalen polar
antara hidrogen dan salah satu atomitu akan terpolarisasi dan
tarikan antara molekul-molekul itucukup kuat. Besar energi ikatannya
sekitar 13-30 kJ mol1.
Atom-atom yang dapat membentuk ikatan hidrogen adalah N dalam
NH3, O dalam H2O, dan F dalam HF. Hal ini dapat dipahami karena
ketiga atom tersebut memiliki elektronegativitas yang tertinggi.
Perhatikan gambar di bawah ini.

Pada umumnya terdapat hubungan antara titik didih suatu senyawa


dengan massa molekul relatifnya. Titik didih akan naik jika massa
molekul relatif juga naik, kecuali HF, H2O, dan NH3.Ketiga senyawa
tersebut mempunyai titik didih yang tinggi dibandingkan senyawa
lain dalam kelompoknya. Perhatikan Gambar berikut. Fakta tersebut
24

menunjukkan bahwa adanya gaya tarik-menarik antarmolekul HF,


H2O, dan NH3 bersifat polar,gaya dipol-dipolnya tidak cukup kuat
untuk menerangkan titik didih yang mencolok tersebut.

Peristiwa tersebut menunjukkan adanya ikatan hidrogen

pada

senyawa itu. Ikatan F-H, O-H, dan N-H bersifat sangat polar, atom H
dalam senyawa tersebut sangat positif. Akibatnya atom H dari satu
molekul

terikat

kuat

pada

atom

tetangganya

yang

memiliki

elektronegativitas tinggi
3. Gaya Tarik-Menarik Dipol Sesaat-Dipol Terimbas (Gaya London)
Elektron
akan
senantiasa
bergerak
dalam
orbital.
Perpindahanelektron dari satu orbital ke orbital lain mengakibatkan
suatu molekul yang tadinya bersifat nonpolar dapat menjadi
polar.Sehingga timbul dipol (polar) sesaat. Dipol tersebut disebut
sesaat karena dapat berubah jutaan kali setiap detiknya. Hal ini
disebabkan adanya tarikan antara elektron satu molekul dan inti
molekul lain.Suatu getaran dalam sebuah molekul mengimbas suatu
geseran dalam elektron-elektron molekul tetangga. Tarikan lemah ini
pertama kali diuraikan oleh ilmuwan fisika, berasal dari Jerman,Fritz
London (dikenal London), pada tahun 1930-an sehingga sering
disebut gaya London. Mekanismenya terlihat seperti gambar:

Berdasarkan gambar di atas dapat dijelaskan sebagai berikut.


25

1. Molekul nonpolar mempunyai sebaran muatan lautan elektron


setimbang

dan

simetris

dalam

keadaan

normal,

elektron

terdistribusi merata dalam molekul.


2. Pada waktu-waktu tertentu (sesaat) dapat terjadi pengutuban
atau pembentukan dipol yang disebut dipol sesaat.
3. Sisi bermuatan parsial negatif dari dipol sesaat

akan

mempengaruhi kerapatan elektron molekul terdekat sehingga


membentuk dipol, hal ini memungkinkan duamolekul membentuk
ikatan yang disebut gaya London.
4. Gaya tarik-menarik ini hanya berlangsung sesaat, dikarenakan
dipol sesaat dan terimbas muncul mengikuti fluktuasi elektron.

Molekul mempunyai sifat polarisabilitas berbeda-beda.Polarisabilitas


merupakan kemudahan suatu molekul untuk membentuk dipol
sesaat atau mengimbas suatu dipol. Polarisabilitas sangat erat
hubungannya dengan massa relatif molekul. Pada umumnya molekul
dengan jumlah elektron yang besar akan lebih mudah mengalami
polarisabilitas. Jika semakin besar nomor massa molekul relatif, maka
semakin kuat pula gaya London yang bekerja pada molekul itu. Misal,
dua molekul propana saling menarik dengan kuat dibandingkan dua
molekul metana. Molekul dengan distribusi elektron besar lebih kuat
saling menarik daripada molekul yang elektronnya kuat terikat. Misal
molekul I2 akan saling tarik-menarik lebih kuat daripada molekul F2
yang lebih kecil.Dengan demikian titik didih I2 akan lebih besar jika
dibandingkan dengan titik didih F2.

26

Anda mungkin juga menyukai