PENDAHULUAN
1.1. Pendahuluan
Anemia adalah suatu keadaan adanya penurunan kadar hemoglobin, hematokrit dan
jumlah eritrosit dibawah nilai normal. Anemia defisiensi besi adalah anemia yang
disebabkan oleh kurangnya zat besi dalam tubuh, sehingga kebutuhan zat besi (Fe) untuk
eritropoesis tidak cukup, yang ditandai dengan gambaran sel darah merah mikrositik
hipokromik, kadar besi serum (Serum iron = SI) dan saturasi transferin menurun,
kapasitas ikat besi total (Total Iron Binding Capacity = TIBC) meningkat dan cadangan
besi dalam sumsum tulang serta ditempat yang lain sangat kurang atau tidak ada sama
sekali. Anemia defisiensi besi dalam kehamilan adalah kondisi ibu dengan kadar
hemoglobin di bawah 11 gr% pada trimester I dan III atau kadar hemoglobin < 10,5 gr%
pada trimester II dan merupakan salah satu penyebab kematian pada ibu hamil.1,2,3
Anemia pada ibu hamil sering terjadi akibat defisiensi zat besi karena terjadi
peningkatan kebutuhan zat besi dua kali lipat akibat peningkatan volume darah tanpa
ekspansi volume plasma, untuk memenuhi kebutuhan ibu (mencegah kehilangan darah
pada saat melahirkan) dan pertumbuhan janin.4 Banyak faktor yang dapat menyebabkan
timbulnya anemia defisiensi besi, antara lain, kurangnya asupan zat besi dan protein dari
makanan, adanya gangguan absorbsi diusus, perdarahan akut maupun kronis, dan
meningkatnya kebutuhan zat besi seperti pada wanita hamil, masa pertumbuhan, dan
masa penyembuhan dari penyakit.5
Badan kesehatan dunia WHO (World Health Organization) melaporkan prevalensi
ibu hamil yang mengalami defisiensi besi sekitar 35- 75% semakin meningkat seiring
dengan pertambahan usia kehamilan. Hasil penelitian menunjukkan, dari 40 ibu hamil
yang berkunjung ke Puskesmas Bahu Manado, didapatkan 13 (32.5%) ibu hamil
mengalami anemia.6,7
Kejadian anemia pada ibu hamil yang masih tinggi menunjukkan bahwa anemia
bukanlah masalah yang mudah ditanggulangi, karena tidak hanya menyangkut aspek
medis tetapi juga nonmedis yaitu: faktor ekonomi, sosial budaya, perilaku dan
ketidaktahuan. Perilaku dipengaruhi oleh tingkat pengetahuan ibu hamil tersebut.
1
Anemia defisiensi besi pada wanita hamil mempunyai dampak yang buruk, baik
pada ibunya maupun terhadap janinnya. Ibu hamil dengan anemia berat lebih
memungkinkan terjadinya partus prematur dan memiliki bayi dengan berat badan lahir
rendah serta dapat meningkatkan kematian perinatal. Menurut WHO 40% kematian ibu
dinegara berkembang berkaitan dengan anemia pada kehamilan dan kebanyakan anemia
pada kehamilan disebabkan oleh defisiensi besi dan perdarahan akut, bahkan tidak jarang
keduanya saling berinteraksi.8
Mengingat besarnya dampak buruk dari anemia defisiensi zat besi pada wanita
hamil dan janin, oleh karena itu perlu kiranya perhatian yang cukup terhadap masalah ini.
Dengan diagnosa yang cepat serta penatalaksanaan yang tepat komplikasi dapat diatasi
serta akan mendapatkan prognosa yang lebih baik.
Nama
Pendidikan
: S1
Pekerjaan
: Karyawan
Suku
: Sunda
Agama
: Islam
Golongan Darah : O
Alamat
No. RM
: 35.83.28
: Ny. R
Identitas Suami
Nama
: Tn. Y
Pendidikan
: S1
Pekerjaan
: Lettu
Suku
: Jawa
Agama
: Islam
Golongan Darah : B
Alamat
B. Anamesis
Informasi didapatkan dari anamnesis pasien pada tanggal 26 Agustus 2016 jam 7.30 WIB
Keluhan utama
Keluhan tambahan
: 13 tahun
Siklus
: Tidak teratur
Lama haid
: 7 hari
Volume haid
HPHT
: 9 Februari 2016
Riwayat Obstetri
G1P0A0
Riwayat Pernikahan
Menikah 1 kali, lama pernikahan 7 bulan dan merupakan pernikahan pertama.
Riwayat KB
Tidak munggunakan KB
Riwayat Penyakit Dahulu
Hipertensi
: disangkal
DM
: disangkal
Asma
: disangkal
Alergi
: disangkal
Perdarahan
Operasi
: disangkal
: disangkal
DM
: disangkal
Asma
: disangkal
4
Alergi
: disangkal
Lainnya
C. PEMERIKSAAN FISIK
Status Generalis
Status Gizi
:
o Berat Badan
o Tinggi Badan
o IMT
: 65 kg
: 164 cm
: 25.76
Kepala
o Normocephal, rambut hitam, distribusi merata dan tidak mudah dicabut.
Mata
o Edema palpebra (-/-), konjungtiva anemis (+/+), sklera ikterik (-/-), kornea
jernih, refleks cahaya langsung (+/+), refleks cahaya tidak langsung (+/+),
pupil isokor
Telinga
o Bentuk normal, simetris, liang lapang, serumen (-/-)
Hidung
o Bentuk normal, deviasi septum (-), pernafasan cuping hidung (-), sekret (-)
Tenggorokan
o Uvula di tengah, tonsi T1/T1, faring tidak hiperemis
Leher
o Tidak ada kelainan bentuk leher, pergerakan leher ke segala arah, kelenjar
getah bening tidak teraba. Trakea berada di tengah, tidak ada deviasi.
Kelenjar tiroid tidak teraba. Tidak teraba massa lainnya
Thorax
o Paru
Inspeksi
Kiri
Depan
Pergerakan dada simetris
Belakang
Pergerakan dada simetris
5
Palpasi
Perkusi
dan kanan
Sonor
Auskultasi Kiri
Kanan
Suara vesikuler
o Jantung
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
batas jantung kiri di sela iga V linea midklavikula sinistra, batas atas
jantung di sela iga III linea parasternalis sinistra
Abdomen
Ekstremitas
Ekstremitas superior dan inferior, sinistra dan dekstra tidak tampak deformitas,
akral teraba hangat, gerakan aktif dan tidak terbatas, eutrofi, normotonus, tidak
ditemukan adanya edema ataupun sianosis, tidak ada jari tabuh, turgor kulit baik,
capillary refill time < 2 detik.
Status Obstetrikus
Pemeriksaan Luar:
Abdomen
Inspeksi
umbilikus.
Genitalia
: Tidak dilakukan
Pemeriksaan dalam : Tidak dilakukan
D. Pemeriksaan Penunjang
Laboratorium
KETERANGAN
HASIL
23/08/2016
RUJUKAN
Hemoglobin
8,1
12-16 g/dl
Hematokrit
26
37-47%
Eritrosit
3,5
4.3-6.0 juta/L
Leukosit
10050
4,800-10,800/L
Trombosit
312000
150,000-400,000 /L
MCV
75
80-96 fL
MCH
23
27-32 pg
MCHC
31
32-36 g/dL
Hematologi
Imunoserologi
Ferritin
10-200 ng/mL
HbSAg (rapid)
Non reaktif
Non reaktif
Besi (Fe/iron)
52
62-173 g/dl
TIBC
167
253-435g/dl
Warna
Kuning
Kuning
Kejernihan
Jernih
Jernih
Berat jenis
1,005
1000-1030
KETERANGAN
RUJUKAN
pH
HASIL
23/08/2016
6,0
Protein
Glukosa
Keton
Darah
Bilirubin
Urobilinogen
0,1
0,1-1,0 Mg/dl
Nitrit
Leukosit esterase
Leukosit
1-2-1
< 5/ LPB
Eritrosit
2-3-2
< 2/ LPB
Silinder
Kimia Klinik
Urin Lengkap
5,0-8,0
Sedimen urin
Epitel
Kristal
Lain-lain
E. Ringkasan
Pasien, wanita 29 tahun, datang ke IGD RSPAD Gatot Subroto pada tanggal 23
Agustus 2016 dengan keluhan kunang-kunang sejak satu hari sebelum masuk RS. Pasien
juga mengeluh sesak setelah berjalan ke kamar mandi dan mual-mual sejak satu hari
sebelum masuk RS. Dari pemeriksaan fisik didapatkan tanda vital dengan TD : 100/70
mmHg, N : 91x/menit, RR : 23x menit, Suhu: 36 0C, status generalis di dapatkan
konjungtiva anemis, Status obstetrikus: dari pemeriksaan luar didapatkan TFU 28 cm,
DJJ 140 x/menit reguler. Pada pemeriksaan laboratorium darah hemoglobin 8,1 g/dl,
Hematokrit 26 %, Eritrosit 3,5 juta/L, MCV 75 fl, MCH 23 pg, Besi (Fe/iron) 52 g/dl,
TIBC 167 g/dl.
F. Diagnosa
Ibu
Janin
G. Penatalaksanaan
Farmakologis
Sangobion 3x1
Asam folat 1x1
Kalk 2x1
Trasnfusi PRC 500 mL
H. Prognosis
Ibu
Quo ad vitam
: Dubia ad bonam
Quo ad Functionam : Dubia ad bonam
Quo ad Sanationam : Dubia ad bonam
9
Janin
Quo ad vitam
: Dubia
Quo ad Functionam : Dubia
Quo ad Sanationam : Dubia
10