D P P
Pendidikan Kepramukaan adalah proses pembentukan
kepribadian, kecakapan hidup, dan akhlak mulia pramuka melalui
penghayatan dan pengamalan nilai-nilai kepramukaan.
[ Anggaran Rumah Tangga Gerakan Pramuka]
G P
Sebagai seorang pramuka, berarti kamu menjadi anggota
dari organisasi besar bernama Gerakan Pramuka
(disingkat GP). GP juga menjadi anggota dari organisasi
kepramukaan internasional, WOSM (World Organization of
Scout Movement) yang kini bermarkas di Malaysia.
GP memiliki kepengurusan berjenjang yang disebut
kwartir. Mulai dari Kwartir Nasional untuk tingkat nasional
di Jakarta, kwartir daerah untuk tingkat propinsi, kwartir
-- M D P P
cabang untuk tingkat kabupaten/ kota dan kwartir ranting
untuk tingkat kecamatan. Sedangkan ujung tombak GP
ada di tingkat paling bawah, yaitu gugusdepan (gudep).
Setiap anggota muda dalam GP harus bergabung menjadi
anggota salah satu gugusdepan. Ada 2 macam gudep,
gudep berbasis satuan pendidikan yang berpangkalan di
sekolah-sekolah dan gudep berbasis komunitas yang
berpangkalan sesuai komunitasnya. Gudep berbasis
komunitas keagamaan bisa berpangkalan di masjid, gereja,
vihara dan tempat ibadah lainnya. Gudep berbasis
komunitas kewilayahan bisa berpangkalan di kantir
kelurahan/ balai desa, kantor kecamatan dan sebagainya.
P
Pramuka adalah sebutan bagi anggota GP. Pramuka
dikelompokkan berdasarkan usianya.
1) Anggota dewasa adalah pramuka yang berusia 26
tahun ke atas atau yang sudah menikah. Anggota
dewasa bisa menjadi pembina, pelatih, andalan
(pengurus
kwartir),
majelis
pembimbing,
dan
sebagainya.
2) Anggota muda adalah pramuka yang berusia 7 25
tahun dan belum menikah. Dalam kegiatan
kepramukaan, anggota muda biasa disebut peserta
didik. Anggota muda dibagi lagi dalam 4 kelompok:
a. pramuka siaga (7-10 tahun),
b. pramuka penggalang (11-15 tahun),
c. pramuka penegak (15-20 tahun), dan
d. pramuka pandega (21-25 tahun).
-- M D P P
Saat ini dikenal juga anggota muda yang berusia di
bawah 7 tahun dengan sebutan pra siaga.
M P
Bagi remaja seusiamu, menjadi pramuka penggalang
adalah pilihan yang tepat. Kamu nggak akan rugi menjadi
pramuka penggalang dan akan menyesal jika tidak
merasakan kegiatan kepramukaan.
Pendidikan kepramukaan punya beberapa kelebihan yang
sayang untuk kamu lewatkan. Diantaranya:
1. Sistem
beregu.
Dalam
kegiatannya,
pramuka
penggalang membentuk regu bersama kawan-kawan
sesuai pilihannya. Jadi, kamu bisa berkegiatan bersama
sahabat karibmu. Dalam regu, kamu dan kawankawanmu secara bergantian bisa merasakan menjadi
pemimpin.
2. Saat belajar dengan kepramukaan, kamu tidak akan
dipaksa mempelajari sesuatu yang tidak kamu sukai.
Akan tetapi kamu diberi kesempatan untuk mengetahui
dan memilih apa yang kamu butuhkan dan kesempatan
mempelajarinya secara praktis, bukan teoritis. Artinya,
kamu akan lebih sering belajar di alam terbuka dengan
suasana yang menantang dan menyenangkan. Belajar
dalam kepramukaan sering dikemas dalam bentuk
permainan, simulasi dan perlombaan/ kompetisi.
3. Syarat Kecakapan Umum. Ada persyaratan kecakapan
minimal yang harus dikuasai oleh semua anggota muda
pramuka. Kecakapan tersebut dikumpulkan dalam buku
SKU (syarat kecakapan umum). Jika kamu bisa
memenuhi semua syaratnya, kamu akan naik jenjang
dari calon penggalang, penggalang ramu, penggalang
3
-- M D P P
rakit dan penggalang terap, serta jejang tertinggi
menjadi Pramuka Garuda.
4. Syarat Kecakapan Khusus. Kepramukaan menghargai
minat dan bakatmu. Misal, kamu suka bermusik dan
rajin bermain alat music, maka kamu punya
kesempatan untuk mendapatkan TKK (tanda kecakapan
khusus) di bidang tersebut.
5. Kegiatan di alam terbuka. Melalui kegiatan
kepramukaan kamu akan merasaka kegiatan di alam
terbuka yang jauh dari keramaian. Entah itu berupa
perkemahan, penjelajahan atau sekedar outing/ wisata.
Nah, sekarang kamu sudah mengerti apa itu Gerakan
Pramuka siapa itu pramuka. Selanjutnya, kamu akan
mempelajari lebih jauh tentang apa saja yang perlu
dikuasai oleh seorang pramuka penggalang melalui buku
pegangan ini.
Buku ini terbagi menjadi 2 bagian.
Bagian pertama adalah TEKNIK KEPRAMUKAAN
(TEKPRAM), yaitu pengetahuan tentang dasar-dasar
kepramukaan, bagaimana pendidikan kepramukaan
semestinya dilaksanakan dan peraturan-peraturan
dalam kepramukaan khususnya dalam Gerakan
pramuka.
Bagian kedua adalah KETERAMPILAN KEPRAMUKAAN
(SCOUTCRAFT), yaitu kecakapan-kecakapan yang perlu
kamu kuasai sebagai seorang pramuka. Kecakapan
tersebut meliputi SOFT SKILLS (karakter) dan HARD
SKILLS. Dalam buku ini kamu akan lebih banyak
mempelajari HARD SKILLS sambil menemukan SOFT
SKILLS apa saja yang dapat kamu kembangkan saat
mempelajari HARD SKILLS.
4
-- M D P P
BAGIAN I
-- M D P P
K K P P
Kode Kehormatan merupakan janji serta komitmen diri serta
ketentuan moral Pramuka dalam Pendidikan Kepramukaan.
[ Anggaran Dasar Gerakan Pramuka]
-- M D P P
diucapkan, namun juga harus diamalkan. Karena Trisatya
itulah yang menjadi dasar pengembangan dirimu, baik
sebagai individu maupun ketikan hidup dalam masyarakat.
Trisatya di atas hanya digunakan oleh pramuka
penggalang saja. Sebelumnya, jika kamu pernah menjadi
pramuka siaga, kamu pasti pernah mengenal Dwisatya.
Sedangkan kelak jika kamu telah menjadi pramuka
penegak kamu akan mengenal Trisatya untuk pramuka
penegak, pramuka pandega dan anggota dewasa.
Namanya dan isinya sama denga Trisatya-mu saat ini.
Tetapi kata ... dan mempersiapkan diri membangun
masyarakat. diganti menjadi ... dan ikut serta
membangun masyarakat.
Demi kehormatanku kehormatan adalah inti dari
keberadaanmu sebagai manusia. Kehormatanmu
bukan dinilai dari keturunan, jabatan atau
kekayaan. Melainkan dinilai dari akhlakmu,
bagaimana kamu bergaul dengan orang lain dan
bagaimana kamu bersikap.
aku berjanji akan bersungguh-sungguh kamu
akan
berusaha
sekuat-kuatnya
untuk
melaksanakan janjimu meskipun ada rintangan
yang berat.
menjalankan kewajibanku terhadap Tuhan YME
pengabdian terbesar manusia adalah kepada
Tuhannya,
yang
menciptakan
kamu
dan
memberimu kehidupan. Setiap orang yang
beragama pasti tahu cara mengabdi pada Tuhan
-- M D P P
adalah
dengan
bertaqwa
kepada-Nya.
Menjalankan semua perintah-Nya dan menjauhi
larangan-Nya.
dan Negara Kesatuan Republik Indonesia
menjadi warga Negara yang baik, meneruskan
perjuangan para pahlawan membangun negeri.
Salah satunya dengan mentaati peraturan yang
berlaku serta menjadi pelajar yang rajin dan
berprestasi.
mengamalkan Pancasila Pancasila adalah dasar
dan falsafah hidup bangsa Indonesia yang harus
selalu kamu junjung tinggi, lebih-lebih dicerminkan
dalam perbuatanmu.
menolong sesama hidup dengan membantu
orang lain dan lingkungan dimanapun kamu
berada, berarti kamu turut dunia lebih baik. Dengan
janji ini, kamu harus selalu ingat untuk mau
membantu orang lain sesuai kemampuanmu
dengan ikhlas meskipun sulit dan tidak perlu
menunggu dimintai bantuan.
dan
mempersiapkan
diri
membangun
masyarakat pada usiamu saat ini, kewajiban
utama adalah belajar agar nanti ketika beranjak
dewasa, kamu menjadi pribadi yang bisa turut
serta
memberikan
sumbangsih
pada
pembangunan masyarakat.
-- M D P P
serta menepati Dasadarma Dasadarma adalah
komitmen akan sikap dan perbuatan yang selalu
dipegang oleh setiap pramuka.
Kemudian, pramuka penggalang memiliki sepuluh poin
ketentuan moral yang merupakan nilai-nilai yang
mendasari pengembangan pribadi dan akhlakmu yang
disebut Dasadarma. Berikut ini adalah teks Dasadarma
menurut Anggaran Rumah Tangga Gerakan Pramuka yang
terbaru:
DASADARMA
1.
Takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
2.
Cinta alam dan kasih sayang sesama manusia.
3.
Patriot yang sopan dan kesatria.
4.
Patuh dan suka bermusyawarah.
5.
Rela menolong dan tabah.
6.
Rajin, terampil, dan gembira.
7.
Hemat, cermat, dan bersahaja.
8.
Disiplin, berani, dan setia.
9.
Bertanggungjawab dan dapat dipercaya.
10. Suci dalam pikiran, perkataan, dan perbuatan.
Setiap pramuka, termasuk pramuka penggalang harus
memegang janjinya sesuai dengan Trisatya dan bersikap
mulia sesuai dengan Dasadarma di atas.
Trisatya dan Dasadarma di atas dibuat mengacu pada
tulisan Baden-Powell dalam buku Scouting for Boys.
Trisatya dalam buku itu disebut Scout Promise dan
Dasadarma disebut Scout Law. [Scouting for Boys Camp
Fire Yarn No. 3]
9
-- M D P P
M L G P
Moto adalah kalimat/ frasa yang digunakan sebagai
semboyan, pedoman atau prinsip. Gerakan Pramuka
memiliki moto:
Satyaku kudarmakan, darmaku kubaktikan.
[ART Gerakan Pramuka Pasal 22]
Maksudnya, janji Trisatya harus dipegang teguh dengan
cara mengamalkan Dasadarma. Pengamalan berarti
dilakukan dalam bentuk praktek nyata dalam kehidupan
sehari-hari.
Sebagai contoh, Dalam Trisatya kamu telah berjanji akan
menjalankan kewajibanmu terhadap Tuhan Yang Maha
Esa. Sejalan dengan itu, dalam Dasadarma poin pertama
kamu dituntut untuk taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Maka pengamalan nyatanya adalah dengan beribadah
secara rutin tanpa perlu dipaksa, rajin mempelajari ajaranajaran agamamu, rajin turut serta membantu peringatan/
acara keagamaan sesuai dengan agamamu, dan jika perlu
aktif menjadi pengurus kerohanian baik di sekolah maupun
di lingkunganmu.
Bagi pramuka di seluruh dunia juga memiliki moto, yaitu:
Be Prepared
(Bersiapsedia)
Moto tersebut unik, karena bisa disingkat menjadi B-P
dimana singkatan tersebut sama dengan singkatan dari
-- M D P P
nama Bapak Pendiri Gerakan Kepramukaan (founder of
scouting), Baden-Powell.
Arti dari moto tersebut adalah bahwa setiap pramuka
harus selalu siap sedia baik jiwa maupun raganya untuk
menjalankan tugas.
Be Prepared In Mind berarti kamu harus senantiasa
berlatih agar selalu berani menghadapi tugasmu sebagai
pramuka dan tidak mudah putus asa. Terutama jika kamu
harus menghadapi rintangan/ kesulitan. Jika kamu telah
siap-sedia, kamu akan mempu menghadapinya dengan
tenang dan selalu tahu apa tindakan yang tepat, serta
punya kemauan dan keberanian untuk melakukannya.
Be Prepared In Body berarti kamu harus senantiasa
menjaga kesehatan tubuhmu, berlatih agar tulang dan
ototmu cukup kuat dan cekatan sebagai modal utama
dalam mengerjakan tugas. Salah satu tugas seorang
pramuka penggalang adalah peduli dan mau menolong
sesama.
***
Lambang Gerakan Pramuka adalah tunas kelapa, yang
bermakna bahwa setiap anggota Gerakan Pramuka
hendaknya berguna, seperti kegunaan seluruh bagian
pohon kelapa. Lambang Gerakan Pramuka digunakan
pada berbagai alat dan tanda pengenal Gerakan Pramuka,
yang warnanya disesuaikan. [ART Gerakan Pramuka Pasal
120]
Lambang tersebut dahulu disebut siluet tunas kelapa.
Namun redaksi pada ART Gerakan Pramuka yang terbaru
cukup disebut tunas kelapa saja.
-- M D P P
Lambang tunas kelapa diciptakan oleh R.
Soenardjo Atmodipoerwo (Februari 1909
Mei 1979), seorang pandu yang bekerja
sebagai pejabat di Departemen Pertanian.
Pada buku-buku namanya sering ditulis
Sunarjo Atmodipuro. Namun berdasarkan
konfirmasi dari keluarganya, nama yang tepat
adalah yang saya tulis di awal.
Tunas kelapa dipilih karena menjadi ciri khas Nusantara
yang merupakan negara maritim dengan banyak pantai.
Tumbuhan yang ditemukan di setiap pantai adalah pohon
kelapa/ nyiur. Selain itu, yang lebih penting, pohon kelapa/
nyiur adalah pohon yang setiap bagiannya bisa
dimanfaatkan manusia.
Lambang tersebut pertama kali digunakan pada Panji
Gerakan Pendidikan Kepanduan Nasional Indonesia yang
dianugerahkan kepada Gerakan Pramuka pada 14 Agustus
1961 oleh Presiden Soekarno. Penganugerahan tersebut
disahkan dengan Keppres No. 448 tahun 1961.
Pada Keputusan Kwarnas Nomor 06/KN/72 dijelaskan
gambar siluet tunas kelapa dan uraian arti kiasannya
sebagai berikut:
Satu
-- M D P P
Dua
Tiga
Empat :
Lima
-- M D P P
Enam
-- M D P P
bendera kwartir dan nomor gugus depan untuk bendera
gugus depan.
Bendera gugusdepan berkururan panjang 135 cm dan
lebar 90 cm (3:2).
-- M D P P
saya akan sedikit memperkenalkan
digunakan oleh WOSM.
lambang
yang
-- M D P P
-- M D P P
P
Salam Pramuka adalah perwujudan sikap seorang
pramuka yang menghargai seseorang atau sesuatu. Salam
pramuka juga berfungsi sebagai cara menyapa sesama
pramuka.
Ada 3 macam salam pramuka menurut pengunaannya:
1) Salam biasa, digunakan untuk menyapa pramuka yang
lain. Pada salam biasa, orang yang memberi salam lebih
dahulu adalah pramuka yang pertama kali melihat atau
berkesempatan memberi salam (misal: pembina
upacara). Yang pertama kali memberi salam tidak harus
yang lebih tua atau lebih muda, yang lebih tinggi
jabatannya atau sebaliknya.
2) Salam hormat, diberikan kepada seseorang atau
sesuatu yang berkedudukan lebih tinggi atau perlu
dihormati. Antara lain:
Bendera kebangsaan pada waktu dinaikkan/
diturunkan/ dibawa masuk/ keluar dalam suatu
upacara.
Jenazah yang sedang lewat atau dimakamkan.
Kepala negara, wakil kepala negara, panglima tinggi,
duta besar, menteri atau pejabat lainnya.
Saat
lagu
kebangsaan
Indonesia
Raya
dikumandangkan.
Saat masuk/ keluar taman makam pahlawan
3) Salam janji, dilakukan saat mengucapkan Trisatya
dalam upacara pelantikan atau renungan ulang janji.
Pramuka penggalang belum boleh mengikuti renungan
ulang janji. Yang bisa mengikuti renungan tersebut
8
-- M D P P
adalah pramuka penegak dan pandega serta anggota
dewasa.
Cara pemberian salam pramuka adalah dengan sikap
hormat menggunakan tangan kanan dan kelima jari
terbuka rapat. Lima jari tangan melambangkan Pancasila.
Penjelasan lengkap tentang cara menghormat, baik tanpa
tongkat atau menggunakan tongkat akan kamu temukan
pada bagian Keterampilan Baris-berbaris.
Pada salam biasa, orang yang pertama menyapa
mengucapkan Salam Pramuka!. Lalu yang disapa
membalas salam sambil mengucapkan Salam!
Salam hormat dan salam janji harus dilakukan dengan
sikap sempurna. Kecuali jika kondisi benar-benar tidak
memungkinkan.
Sedangkan salam biasa lebih fleksibel. Bisa dilakukan
sambil berjalan, duduk atau di atas kendaraan tanpa perlu
turun/ menghentikan laju kendaraan. Apabila tangan
kanan sedang membawa barang, maka barang tersebut
bisa dialihkan ke tangan kiri dan memberi salam tetap
menggunakan tangan kanan. Jika benda berat atau tidak
memungkinkan memberikan salam dengan tangan kanan,
maka salam biasa bisa dilakukan tanpa sikap hormat.
Cukup menolehkan muka ke arah orang yang kamu sapa.
Jika sedang menyandang tongkat, tak perlu melepasnya.
Cukup pegang tali sandang dengan kanan dan tangan kiri
disilangkan horizontal di depan dada (seperti saat salam
biasa menggunakan tongkat dengan sikap sempurna).
9
-- M D P P
Sebagai tambahan pengetahuan. Cara memberikan Salam
Pramuka kita berbeda dengan pramuka di luar negeri. Kita
telah menyesuaikan Salam Pramuka dengan budaya kita
dan filosofi Pancasila. Pramuka di negara lain masih
melakukan Salam Pramuka (Scout Salute) dengan cara
seperti yang dilakukan Baden-Powell. Yaitu mengangkat
tangan kanan dengan posisi 3 jari di tengah terbuka rapat.
Sedangkan ibu jari dan kelungking ditekuk bertemu di
depan telapak tangan. 3 jari tersebut melambangkan
Trisatya dan ibu jari dan kelingking melambangkan ikatan
kekeluargaan antar pramuka.
-- M D P P
P
P P
Pakaian seragam pramuka diatur oleh Kwartir Nasional
melalui Petunjuk Penyelenggaraan Pakaian Seragam
Anggota Gerakan Pramuka. Aturan yang terbaru adalah
Keputusan Kwarnas Nomor 174 Tahun 2012.
Ada 4 macam seragam pramuka:
1.
Pakaian Seragam Harian
Pakaian seragam harian adalah pakaian yang
dikenakan anggota Gerakan Pramuka pada waktu
melakukan kegiatan kepramukaan harian. Pakaian
seragam harian juga digunakan pada waktu
mengikuti upacara.
Untuk mengetahui lebih detail tentang ketentuan
bentuk/ model pakaian seragam harian, kamu bisa
membacanya pada Keputusan Kwarnas Nomor 174
tahun 2012 tentang PetunjukPenyelenggaraan
Pakaian Seragam Anggota Gerakan Pramuka.
-- M D P P
-- M D P P
2.
3)
4.
-- M D P P
pramuka putri muslim yang berjilbab dan pramuka
putra muslim yang pangkalannya mewajibkan
memakai celana panjang dan baju berlengan
panjang.
Untuk pramuka putri yang beragama Islam, karena
adanya kewajiban menutup aurat maka bisa
memakai pakaian seragam khusus berjilbab saat
kegiatan apapun. Sedangkan untuk pramuka putra
yang beragama Islam hanya boleh mengenakan
pakaian
seragam
khusus
ini
jika
situasi
mengharuskan. Misalnya jika gugusdepannya
berpangkalan pada sekolah Islam/ pondok pesantren
yang mengharuskan siswa/ guru/ pegawainya selalu
mengenakan baju berlengan panjang.
Pakaian seragam khusus lainnya adalah pakaian
seragam tambahan. Pakaian Seragam Tambahan
pada dasarnya bersifat situasional, dapat dikenakan
oleh seluruh anggota Gerakan Pramuka. Pakaian
Seragam Tambahan tersebut dapat berupa
jas/blazer, jaket, rompi dilengkapi dengan tandatanda Gerakan Pramuka dan setangan leher yang
harus terlihat. Khusus untuk di daerah dingin atau
musim dingin bagi Pramuka Penggalang dapat
memakai celana panjang warna coklat tua. Untuk
kegiatan nasional atau daerah yang bukan upacara
resmi dapat menggunakan seragam dengan ciri
kedaerahan dengan tetap menggunakan setangan
leher. Misalnya memakai ikat sesuai adat Sunda atau
blangkon sesuai adat Jawa.
4
-- M D P P
L
Setangan leher untuk putra dan putri sama, dengan
ketentuan:
Dibuat dari bahan warna putih bergaris tepi bahan warna
merah selebar 5 cm. Berbentuk segitiga siku-siku sama
kaki dengan sisi panjang 100-120 cm (panjang
disesuaikan dengan tinggi badan pemakai sampai di
pinggang). Setangan leher dilipat sedemikian rupa (lebar
lipatan 5 cm) sehingga warna merah putih tampak
dengan jelas, dan pemakaiannya tampak rapi. Dikenakan
dengan cincin (ring) setangan leher. Dikenakan di bawah
kerah baju.
Salah kaprah yang terjadi adalah soal penyebutan. Dalam
KBBI, setangan berarti kepala kain yg bentuknya seperti
saputangan besar atau segi-tiga untuk mengikat atau
menutup rambut di kepala. Oleh karena itu di beberapa
daerah biasa disebut kacu. Ada juga yang menyebut
dengan istilah hasduk. Pada dasarnya hasduk adalah kain
segitiga besar. Sedangkan dalam bahasa Inggris, kain
yang dilingkarkan di leher biasa disebut scarf atau
neckerchief.
Jadi kata setangan leher, kacu, hasduk, scarf dan
neckerchief semua berarti sama. Setangan leher berwarna
putih dengan garis tepi merah adalah setangan leher yang
digunakan untuk tanda umum pada pakaian seragam
pramuka, baik pakaian seragam harian, kegiatan, upacara
maupun khusus. Karena ciri khas kepramukaan adalah
setangan leher, maka semua pramuka di seluruh dunia
menggunakan setangan leher dengan berbagai kombinasi
warna. Pada umumnya berbentuk segitiga.
5
-- M D P P
Kita bisa memakai setangan leher selain yang digunakan
sebagai tanda umum. Misalnya setangan leher dengan
warna tertentu untuk menunjukkan identitas satuan,
komunitas atau kegiatan.
L B P
Warna coklat muda dan coklat tua dipilih karena warna itu
banyak dipakai oleh para pejuang kemerdekaan (19451949). Ada yang mengatakan warna pakaian para pejuang
itu sebenarnya krem. Namun karena terkena debu dan
noda darah saat peperangan, warnanya berubah menjadi
coklat muda dan coklat tua.
Secara filosofis, warna tersebut menggambarkan bumi
Nusantara yang subur. Warna celana/ rok coklat tua
melambangkan warna tanah berhumus yang subur.
Sedangkan warna baju coklat muda melambangkan warna
air sungai di daerah pertanian yang subur.
Sedangkan setangan leher memakai warna merah dan
putih menunjukkan wujud identitas kita sebagai warga
negara Indonesia. Warna itu sama dengan warna bendera
kebangsaan kita, Sang Merah-Putih.
P G P
Pada pakaian seragam harian disematkan beberapa tanda
yang pemakaiannnya juga diatur oleh Kwartir nasional.
Aturan tersebut diantaranya:
-- M D P P
-- M D P P
Tanda pengenal nama diri berbentuk persegi panjang
dengan ukuran 10 cm X 1,5 cm. Warna dasar coklat muda.
Huruf dan garis tepi selebar 1 mm warna hitam. Tanda ini
dipasanng tepat di atas saku kanan.
Tanda Satuan pramuka penggalang terdiri atas:
Pita Wilayah. Untuk tingkat kwartir
cabang ke bawah bertuliskan nama
kabupaten/ kota. Untuk tingkat
kwartir daerah bertiskan KWARTIR
DAERAH dan tingkat nasional
bertuliskan KWARTIR NASIONAL.
Warna dasar putih, tulisan merah.
Pita Nomor. Bertuliskan 2 digit
nomor kwartir ranting diikuti 3 digit
nomor gugusdepan. Warna dsar
putih,
tulisan
merah.
Hanya
dikenakan anggota/ pembina/ majelis pembimbing
gugusdepan.
Lencana Wilayah adalah badge berbentuk perisai yang
berisi gambar lambang kwartir daerah. Untuk tingkat
nasional bergambar Garuda Pancasila dan tulisan
INDONESIA.
Tanda Regu (satuan terkecil pramuka penggalang)
berbentuk persegi dengan ukuran 4 cm X 4 cm berisi
gambar yang mewakili nama regu. Warna tanda regu
tidak ditentukan.
Pita wilayah, pita nomor dan lencana wilayah ditempel
pada lengan kanan baju dengan urutan seperti gambar di
atas. Jarak pita wilayah dengan jahitan bahu sekitar 5 cm.
8
-- M D P P
Sedangkan tanda regu ditempel pada lengan kiri baju di
atas tanda kecakapan umum (TKU).
Tanda jabatan pramuka penggalang berbentuk persegi
panjang dengan warna dasar coklat muda. Di dalamnya
terdapat persegi panjang (bentuk janur) merah (dengan
ketentuan:
1 janur merah untuk wakil pemimpin regu
2 janur merah untuk pemimpin regu
3 janur merah untuk pemimpin regu utama/ pratama
-- M D P P
dari tepi tetampan. Panjang tetampan menyesuaikan
postur tubuh pemakai.
Aturan penggunaan tetampan diatur dalam sebagai
berikut:
Jika memiliki lebih dari 5 buah TKK, maka disematkan
pada tetampan bagian depan (dada). Tetampan
dikenakan melintang dari bahu kanan ke pinggang
kiri.
Jika bagian depan sudah penuh, maka disematkan
pada tetampan bagian belakang (punggung)
Jika masih belum cukup, maka bisa menggunakan
tetampan kedua yang dikenakan melintang dari bahu
kiri ke pinggang kanan. Tetampan kedia dipasang di
bawah (tertindih) tetampan pertama. Aturannya
sama dengan tetampan pertama, badian depan
dahulu sampai penuh, baru bagian belakang.
Tanda Pramuka Garuda (TPG) untuk pramuka
penggalang berupa medali berbentuk segilima dengan
warna dasar merah. Medali tersebut dilengkapi pita
merah bergaris tepi warna putih untuk dikalungkan.
Medali ini hanya digunakan pada saat mengikuti
upacara. Untuk pemakaian sehari-hari menggunakan
tanda harian yang terbuat dari kain. Tanda harian
pramuka garuda ditempelkan di atas saku kanan pada
posisi paling atas.
Tanda penghargaan bagi pramuka penggalang adalah:
Tanda ikut serta kegiatan (TISKA) yang diberikan
kepada pramuka penggalang sebagai penghargaan atas
keikutsertaan dan keaktifannya dalam suatu kegiatan.
30
-- M D P P
-- M D P P
Tiska atau tigor dikenakan di atas saku kanan. Tanda
harian tiska/ tigor ditempel di atas tanda WOSM. Jika
kamu mengenakan bintang tahunan, maka ditempel di atas
bintang tahunan. Jika punya lebih dari satu tiska/ tigor,
maka penempelannya setiap baris maksimal 3 buah. Jika
sudah penuh, ditempel pada baris baru di atasnya. Tiska /
tigor berlaku selama maksimal 6 bulan sejak diberikan.
Bintang tahunan ditempelkan di atas tanda WOSM. Berjejer
dari kiri ke kanan: siaga, penggalang, penegak dan
pandega. Dalam satu golongan hanya perlu memakai satu
bintang tahunan tertinggi (angka terbesar).
Lencana Wiratama dan Lencana Teladan disematkan di
atas saku kiri. Lencana ini hanya dipakai saat mengikuti
upacara. Tanda harian dipasang di atas saku kiri.
-- M D P P
O P P
B
Pada bagian awal buku ini, kamu sudah mengetahui bahwa
setiap pramuka penggalang harus bergabung dalam
gugusdepan.
Di dalam gugusdepan yang lengkap, terdapat:
perindukan siaga,
pasukan penggalang,
ambalan penagak, dan
racana pandega.
Namun, jika gudepmu berbasis pada satuan pendidikan
(berpangkalan di sekolah setingkat SMP) biasanya hanya
memiliki pasukan penggalang saja. Maka gudep seperti itu
disebut gugusdepan tidak lengkap. Hal tersebut
disebabkan gudep tersebut hanya menerima anggota dari
siswa yang bersekolah di pangkalannya. Padahal
semestinya gudep bersifat terbuka dan menerima setiap
pemuda yang berminat menjadi anggota gudep.
Kegiatan kepramukaan dilakukan dengan cara satuan
terpisah. Maka kamu pasti menyadari kalau di
pangkalanmu biasanya berdiri 2 gudep. 1 gudep putra dan
1 gudep putri.
B P
Setiap pramuka penggalang boleh membentuk regu
dengan anggota sesuai pilihannya sendiri. Dengan aturan,
jumlah anggota 6 8 orang.
33
-- M D P P
Terbentuknya regu ini dimaksudkan untuk membantu
proses pembelajaran dan mendidik kepemimpinan. Maka
dalam regu, mereka harus memilih sendiri siapa yang
menjadi pinru (pemimpin regu). Lalu pinru memilih siapa
yang menjadi wapinru (wakil pemimpin regu). Secara
periodik, regumu perlu melakukan pemilihan pinru agar
setiap anggota regu pernah merasakan menerima
tanggung jawab sebagai pemimpin.
Regu
pramuka
penggalang
putra
diberi
nama
menggunakan
nama
binatang
sedangkan
putri
menggunakan nama bunga atau tumbuhan (tidak terbatas
nama bunga saja). Kamu boleh sekreatif mungkin memilih
nama regu, asalkan memiliki arti filosofis yang baik.
Tujuan sebenarnya dari dibentuknya regu adalah untuk
menjalankan proses pembelajaran menggunakan sistem
beregu. Dalam kepramukaan, pembelajaran yang baik tidak
diberikan secara teoritis di kelas, tetapi dengan penugasan
yang lebih mudah jika dilakukan secara beregu. Sehingga
kamu dan regumu perlu mempelajari hal-hal baru untuk
menyelesaikan tugas-tugas tersebut.
Misalnya, regumu diberi tugas oleh Pembina untuk
membuat peta perjalanan dari sekolah ke rumahmu. Maka
kamu dan kawan-kawanmu perlu mempelajari tentang
menaksir, menggunakan kompas, membuat peta pita dan
peta panorama terlebih dahulu.
Dalam mengelola regu dan menjalankan tugas apalagi jika
akan berkemah, regumu perlu memiliki perlengkapan
tertentu. Maka dalam regumu perlu dibentuk dewan regu.
34
-- M D P P
Dalam dewan regu, anggota selain pinru dan wapinru diberi
tugas sebagai: sekretaris, bendahara, sie konsumsi, sie
perlengkapan dan sebagainya yang dibutuhkan oleh
regumu.
P P
Setiap regu yang terbentuk, nantinya dikumpulkan dalam
pasukan-pasukan penggalang. Istilah pasukan diambil dari
kata pasukuan yang melambangkan bangsa Indonesia
terdiri dari banyak suku yang memperkaya khasanah
budayanya. Setiap satu pasukan terdiri dari 2 4 regu,
sehingga setiap pasukan beragootakan maksimal 32
orang. Dalam pasukan tersebut dipilih satu orang pinru
untuk menjadi pemimpin regu utama atau pratama yang
bertugas memimpin pasukan.
Setiap pasukan penggalang dipimpin oleh seorang
PEMBINA PASUKAN PENGGALANG yang berusia minimal
21 tahun. Pembina pasukan penggalang bisa dibantu 2
(dua) pembina lain yang menjabat sebagai PEMBANTU
PEMBINA. Jadi, baik pembina maupun pembantu pembina
keduanya harus seorang pembina (bukan pesertadidik,
misalnya penggalang yang lebih senior atau pramuka
penegak).
D P
Pinru dan wapinru yang ada dalam satu pasukan
dikumpulkan menjadi Dewan Pasukan Penggalang (biasa
disingkat Dewan Penggalang atau DP). DP memiliki
kepengurusan seperti ketua, sekrearis, bendahara serta
35
-- M D P P
beberapa sekdi jika dibutuhkan. Ketua DP juga disebut
pratama.
Pembina dan pembantu Pembina juga menjadi bagian dari
DP dan menjabat sebagai pembimbing, pengarah dan
penasehat. Pembina berhak menentukan keputusan
terakhir.
Perlu kamu pahami, jika gudepmu berpangkalan pada SMP
atau MTs, biasanya ada sebagian siswa kelas VIII yang
membantu pembina pasukan dalam menyampaikan
materi/ berlatih. Mereka sebenarnya bukanlah Dewan
Pasukan Penggalang, meskipun banyak yang salah paham
dan lazim menyebut mereka sebagai DP. Baik siswa kelas
VII maupun siswa kelas VIII keduanya sama-sama
pesertadidik
dan
sama-sama
punya
keharusan
membentuk pasukan penggalang dan dewan pasukan
penggalang sendiri.
D K P
Pinru dan wapinru serta Pembina dan pembantu Pembina
juga
dikumpulkan
menjadi
Dewan
Kehormatan
Penggalang. Ketua Dewan Kehormatan dijabat oleh
pembina dan wakilnya dijabat oleh pembantu Pembina,
sedangkan sekretaris dijabat oleh salah satu pinru.
Tugas Dewan Kehormatan Penggalang adalah:
1) Pelantikan dan pemberian TKK dan tanda penghargaan.
2) Pelantikan pinru, wapinru dan pratama.
3) Mengambil sikap jika ada pramuka penggalang yang
melanggar kode kehormatan.
3
-- M D P P
4) Merehabilitasi/ menerima kembali anggota pasukan
penggalang yang pernah dikeluarkan.
M P
Semua anggota pasukan berhak menjadi anggota majelis
penggalang. Majelis pengalang mengadakan pertemuan
minimal 6 bulan sekali untuk membahas:
1) Peraturan-peraturan yang mengikat bagi seluruh
pramuka penggalang dalam pasukan.
2) Membuat rencana program kerja dan sasaran tahunan
sebagai bahan untuk dibahas di Musyawarah Gugus
Depan.
Dalam majelis penggalang, bertindak atas nama dirinya
sendiri sebagai anggota gugusdepan, bukan mewakili regu
atau pasukan penggalang.
-- M D P P
K, KK & PG
Pada dasarnya pendidikan kepramukaan memiliki tujuan
utama membentuk karakter (soft skills), seperti
kepemimpinan, kedisiplinan, tanggung jawab dan akhlaq
yang baik. Itu semua perlu diwujudkan dengan kecakapan
yang nyata (hard skills).
Kecakapan tersebut dibagi dalam 2 (dua) kelompok,
kecakapan umum dan kecakapan khusus. Kecakapan
umum adalah kecakapan yang harus dikuasai oleh
pramuka penggalang untuk naik tingkatan dari calon
penggalang, penggalang ramu, penggalang rakit hingga
penggalang terap. Kecakapan khusus adalah kecakapan
yang disesuaikan dengan minat dan bakatmu. Dari setiap
kecakapan yang telah kamu kuasai akan diberi pengakuan
dan penghargaan berupa tanda kecakapan yang bisa kamu
tempelkan di seragammu. Untuk mendapatkan tanda
tersebut, kamu harus lulus ujian sesuai dengan syarat
kecakapan yang ada.
Ada 3 jenis syarat kecakapan, yaitu SKU (syarat kecakapan
umum), SKK (syarat kecakapan khusus) dan SPG (syarat
pramuka garuda). SPG diujikan setelah kamu mencapai
tingkatan pramuka penggalang terap.
SKU dikelompokkan menjadi 5 kelompok: spiritual, social,
emosional, intelektual dan fisik. Sehingga jika kamu lulus
ujian SKU kamu akan menjadi remaja yang taat beribadah,
mampu bergaul dengan baik, lebih dewasa dan tidak
38
-- M D P P
mudah terbawa emosi, memiliki pengetahuan yang cukup
dan sehat jasmani serta rohani.
SKK bagi pramuka penggalang dikelompokkan menjadi 5
bidang:
1) Agama, mental, spiritual, pembentukan pribadi dan
watak. (warna dasar TKK kuning)
2) Patriotisme dan seni budaya. (warna dasar TKK merah)
3) Keterampilan dan teknik pembangunan. (warna dasar
TKK hijau)
4) Kesehatan dan ketangkasan (warna dasar TKK putih)
5) Sosial, perikemanusiaan, gotong-royong, ketertiban
masyarakat, perdamaian dunia, dan lingkungan hidup.
(warna dasar TKK biru)
Setiap kelompok memiliki beberapa jenis kecakapan
dimana setiap kecakapan terdapat 3 tingkatan dengan
syarat berbeda. Dari paling rendah, Madya Purwa
Utama.
Pramuka penggalang yang telah lulus ujian SKK berhak
menerima Surat Keterangan dan Tanda Kecakapan Khusus
(TKK). TKK bisa dikenakan pada pakaian seragam
pramuka sesuai dengan aturan yang telah kita bahas pada
bab sebelumnya.
P G
Tingkatan tertinggi pramuka penggalang adalah pramuka
garuda. Untuk menjalani ujian pramuka garuda, kamu
harus menjadi penggalang terap terlebih dahulu dan
memiliki TKK dengan ketentuan:
minimal 10 buah TKK
39
-- M D P P
minimal 1 TKK tingkat utama dan 2 TKK tingkat madya.
Minimal 5 buah TKK wajib dan 5 buah TKK pilihan.
TKK wajib ada 10 buah:
Pertolongan pertama, Pengatur rumah, Juru masak,
Berkemah, Penabung, Penjahit, Juru kebun,
Pengaman kampong, Pengamat, Salah satu TKK
bidang olahraga
Jika sudah memenuhi syarat di atas, pembinamu akan
mengusulkan pengujian pramuka garuda ke kwartir
dengan ujian:
Membuat hasta karya minimal menggunakan 5 jenis
bahan.
Pernah mengikuti jamboree, kemah bakti atau lomba
tingkat.
Membuktikan bahwa kamu rajin menabung dengan
teratur.
Dapat menunjukkan kecakapan di bidang seni budaya di
depan umum.
Dapat membuktikan mampu melakukan salah satu
cabang olahraga.
Melakukan kegiatan pengabdian masyarakat.
P P
Kenaikan tingkat setelah menempuh ujian SKU dilakukan
dengan upacara pelantikan. Upacara pelantikan ini bisa
dilakukan dengan tatacara bervariasi tergantung
pembinamu. Namun harus mengandung unsur-unsur:
Terdapat bendera Merah-Putih.
Wawancara untuk memastikan bahwa kamu siap
dilantik.
40
-- M D P P
Pengucapan Trisatya.
Doa.
Pelaksanaan pelantikan harus dengan tata cara yang rapi
dan hikmat. Pelantikan pramuka garuda biasanya
dilakukan pada hari-hari istimewa. Misalnya pada upacara
peringatan Hari Pramuka.
Pengujian kecakapan, baik kecakapan umum maupun
kecakapan khusus adalah kegiatan individu. Masingmasing pramuka penggalang tidak hasrus menempun
ujian yang seragam dan bersama-sama. Maka bisa saja
dalam satu regu anggotanya memiliki tingkatan yang
berbeda-beda. Dalam setiap latihan bisa juga hanya ada
satu atau dua penggalang yang dilantik naik tingkat.
Dalam menempuh ujian juga tidak harus urut sesuai butirbutir syarat pada SKU/SKK. Akan tetapi untuk tingkatan
ramu-rakit-terap
atau
purwa-madya-utama
harus
ditempuh secara urut.
-- M D P P
BAGIAN II
KEERAMPILAN KEPRAMKAAN
CO-CRAF
-- M D P P
K B-
Pedoman yang digunakan dalam baris-berbaris di
Indonesia (termasuk Gerakan Pramuka) adalah Buku
Peraturan Baris-berbaris Angkatan Bersenjata (PBB-AB)
yang dikeluarkan dengan Surat Keputusan Pangab Nomor
SKEP/611/X/1985. Namun ada sedikit perubahan pada
tahun 1992, yaitu pada tempo langkah biasa dan langkah
tegap yang semula 96 langkah permenit menjadi 120
langkah permenit. Sedangkan cara melakukan salam
pramuka (penghormatan) merujuk pada Pasal 5 Buku
Peraturan Penghormatan Militer Angkatan Bersenjata
(PPM-AB) yang dikeluarkan dengan Surat Keputusan
Pangab Nomor SKEP/610/VIII/1985.
Kwarnas Gerakan Pramuka mengeluarkan petunjuk yang
berkaitan dengan keterampilan baris-berbaris, yaitu:
Petunjuk Pelaksanaan Baris-berbaris yang diambil dari
Juklak No. 03/JAMNAS 81 tentang Lomba Ketangkasan
Baris-berbaris (LKBB).
Pedoman Penggunaan Tongkat Pramuka
Tata cara gerakan baris-berbaris berikut ini bersumber
pada aturan-aturan di atas. Jika ada perbedaan antara
yang kamu baca di sini dengan yang pernah kamu ketahui,
bisa dicek kebenarannya langsung pada aturan-aturan
tersebut.
Untuk memudahkan buku ini menggunakan istilah
pemimpin pasukan
untuk menyebut orang yang
43
-- M D P P
memberi aba-aba dan pasukan untuk barisan yang diberi
aba-aba.
A-
Aba-aba adalah perintah yang diberikan oleh pemimpin
pasukan kepada pasukan untuk dilaksanakan pada
waktunya secara serentak atau berturut-turut.
Aba-aba terdiri atas 3 bagian dengan urutan:
a. Aba-aba petunjuk
Aba-aba petunjuk dipergunakan jika perlu untuk
menegaskan
maksud
dari
aba-aba
peringatan/pelaksanaan.
contoh:
1. Untuk perhatian Istirahat di tempat = GERAK
2. Untuk istirahat Bubar = JALAN
3. Jika aba-aba ditujukan khusus terhadap salah satu
bagian dari keutuhan pasukan: Regu Rajawali Siap
= GERAK
4. Kecuali di dalam upacara: aba-aba petunjuk pada
penyampaian penghormatan terhadap seseorang,
cukup menyebutkan jabatan orang yang diberi
hormat.
contoh: Kepada pembina upacara Hormat = GERAK
b. Aba-aba peringatan
Aba-aba peringatan adalah inti dari perintah yang
cukup jelas untuk dapat dilaksanakan tanpa ragu-ragu.
Contoh:
1. Lencang kanan = GERAK dan bukan LENCANG =
KANAN
2. Istirahat di tempat = GERAK dan bukan Di tempat =
ISRIRAHAT
44
-- M D P P
c. Aba-aba pelaksanaan
Aba-aba pelaksanaan adalah ketegasan mengenai saat
untuk melaksanakan aba-aba petunjuk/peringatan
dengan cara serentak atau berturut-turut. Aba-aba
pelaksanaan yang dipakai adalah:
1. GERAK: untuk gerakan-gerakan tanpa meninggalkan
tempat yang menggunakan kaki dan gerakan-gerakan
yang memakai anggota tubuh lain, baik dalam keadaan
berjalan maupun berhenti.
contoh:
1) Jalan di tempat = GERAK,
2)Siap = GERAK,
3) Hormat kanan = GERAK,
4) Hormat = GERAK
2. JALAN: untuk gerakan-gerakan kaki yang dilakukan
dengan meninggalkan tempat.
contoh:
1) Haluan kanan/kiri = JALAN,
2) Dua langkah ke depan = JALAN,
3) Tiga langkah ke kiri = JALAN,
4) Satu langkah ke belakang = JALAN
catatan:
Apabila gerakan meninggalkan tempat itu tidak dibatasi
jaraknya, maka aba-aba pelaksanaan harus didahului
dengan aba-aba peringatan: MAJU
contoh:
1) Maju = JALAN
2) Haluan kanan/kiri Maju = JALAN
3) Melintang kanan/kiri Maju = JALAN
3. MULAI: dipakai pada pelaksanaan perintah yang harus
dikerjakan berturut-turut.
contoh:
1) Hitung = MULAI
2) Berbanjar/Bersaf Kumpul = MULAI
45
-- M D P P
B
Apabila seorang pemimpin pasukan ingin mengumpulkan
anggota secara bebas, maka pemimpin memberi aba-aba:
Berhimpun = MULAI
Pelaksanaan:
Pada waktu aba-aba peringatan seluruh anggota
mengambil sikap sempurna dan menghadap kepada
yang memberi aba-aba.
Pada aba-aba pelaksanaan seluruh anggota mengambil
sikap lari, selanjutnya lari menuju ke depan pemimpin
pasukan, di mana ia berada dengan jarak 3 langkah.
Pada waktu datang di depan pemimpin pasukan,
mengambil sikap sempurna, kemudian mengambil
sikap istirahat tanpa melakukan penghormatan/ salam.
Setelah aba-aba SELESAI, seluruh anggota mengambil
sikap sempurna, balik kanan selanjutnya menuju
tempat masing-masing (juga tanpa penghormatan).
Yang dimaksud dengan berhimpun adalah semua anggota
datang di depan pemimin dengan berdiri bebas, dengan
jarak tiga langkah.
B
Pemimpin pasukan menunjuk seorang anggota untuk
berdiri kurang lebih 4 langkah di depannya, orang ini
dinamakan penjuru.
Dengan cara memberikan perintah: Pandu sebagai
penjuru (bila penjuru bernama Pandu).
Penjuru mengambil sikap sempurna dan menghadap
penuh kepada yang memberi perintah, selanjutnya
mengulangi perintah sebagai berikut: Siap Pandu
sebagai penjuru.
4
-- M D P P
Penjuru mengambil sikap untuk lari menuju tempat
pemimpin pasukan yang memberi perintah.
Pada waktu aba-aba peringatan misalnya Tiga Bersaf/
Berbanjar Kumpul maka anggota lain mengambil sikap
sempurna dan menghadap penuh pada pemimpin
pasukan.
Pada aba-aba pelaksanaan anggota lainnya dengan
serentak mengambil sikap lari, selanjutnya penjuru
memberi isyarat LURUSKAN, anggota secara berturutturut meluruskan diri.
Cara meluruskan diri ke samping (bila bersaf) dengan
lencang kanan (tanpa aba-aba). Penjuru yang ditunjuk
pada waktu berkumpul melihat ke kiri, setelah barisan
terlihat lurus maka penjuru memberikan isyarat dengan
perkataan LURUS. Pada isyarat ini penjuru melihat ke
depan serta yang lain serentak menurunkan lengan
kanan, melihat ke depan dan kembali ke sikap
sempurna.
Cara meluruskan diri ke depan (bila berbanjar) dengan
lencang depan (tanpa aba-aba). Setelah orang yang
paling belakang banjar kanan melihat barisannya sudah
lurus,
maka ia
memberikan
isyarat
dengan
mengucapkan LURUS, pada isyarat ini serentak
menurunkan lengan kanan dan kembali ke sikap
sempurna.
Catatan : Bila lebih dari 9 orang selalu berkumpul dalam
bersaf tiga atau berbanjar tiga, kalau kurang dari 9 orang
menjadi bersaf/berbanjar satu. Meluruskan ke depan
hanya digunakan dalam bentuk berbanjar.
-- M D P P
M B
Apabila pemimpin pasukan memberikan perintah kepada
seseorang dari barisannya, terlebih dahulu ia memanggil
orang itu ke luar barisan dan memberikan perintahnya
apabila orang tersebut telah berdiri dalam sikap sempurna.
Orang yang menerima perintah ini harus mengulangi
perintah tersebut sebelum melaksanakannya dan
mengerjakan perintah itu dengan bersemangat.
Tata cara keluar barisan:
a. Bila keluar bersaf:
Untuk saf depan, tidak perlu balik, tetapi langsung
menuju arah yang memanggil.
Untuk saf tengah dan belakang, balik kanan kemudian
melalui saf paling belakang selanjutnya memilih
jalan yang terdekat menuju arah yang memanggil.
Bagi orang yang berada di ujung kanan maupun kiri,
tanpa balik kanan langsung menuju arah yang
memanggil (termasuk saf 2 dan 3).
b. Bila pasukan berbanjar:
Untuk saf depan tidak perlu balik kanan, langsung
menuju arah yang memanggil.
Untuk saf tengah dan belakang, balik kanan kemudian
melalui saf paling belakang selanjutnya memilih
jalan yang terdekat menuju arah yang memanggil.
c. Cara menyampaikan laporan dan penghormatan apabila
anggota dipanggil sedang dalam barisan sebagai
berikut:
Pemimpin pasukan memanggil: Pandu tampil ke
depan setelah selesai dipanggil orang yang
dipanggil tersebut mengucapkan kata-kata Siap
48
-- M D P P
-- M D P P
menghadap 6 langkah di depan pemimpin pasukan,
menghormat dan laporan sebagai berikut: Lapor, Ke
belakang selesai Laporan selesai. Setelah ada perintah
dari pemimpin pasukan Masuk barisan maka orang
tersebut mengulangi perintah kemudian menghormat, balik
kanan dan kembali ke barisannya pada kedudukan semula.
Aba-aba: Siap = GERAK
Pelaksanaan:
Pada aba-aba pelaksanaan badan/tubuh berdiri tegap,
kedua tumit rapat, kedua kaki merupakan sudut 45, lutut
lurus dan paha dirapatkan, berat badan dibagi atas kedua
kaki. Perut ditarik sedikit dan dada dibusungkan, pundak
ditarik ke belakang sedikit dan tidak dinaikkan. Lengan
rapat pada badan, pergelangan tangan lurus, jari-jari
tangan menggenggam tidak terpaksa dirapatkan pada
paha, punggung ibu jari menghadap ke depan, mulut
ditutup, mata memandang lurus ke depan, bernapas
sewajarnya.
I
Aba-aba: Istirahat di tempat = GERAK
Pelaksanaan:
1. Pada aba-aba pelaksanaan, kaki kiri dipindahkan ke
samping kiri dengan jarak sepanjang telapak kaki (30
cm).
2. Kedua belah lengan dibawa ke belakang di pinggang,
punggung tangan kanan di atas telapak tangan kiri,
tangan kanan dikepalkan dengan dilemaskan, tangan
kiri memegang pergelangan tangan kanan di antara ibu
50
-- M D P P
jari dan telunjuk serta kedua lengan dilemaskan, badan
dapat bergerak.
Catatan:
Dalam keadaan parade di mana diperlukan pemusatan
pikiran dan kerapihan istirahat dilakukan atas aba-aba
Parade Istirahat di tempat = GERAK.
Pelaksanaan sama dengan tersebut di atas, hanya
tangan ditarik ke atas sedikit, tidak boleh bergerak,
tidak berbicara, dan pandangan tetap ke depan.
Dalam keadaan parade maupun bukan parade apabila
akan diberikan suatu amanat atau sambutan oleh
atasan/pembina, maka istirahat dilakukan atas abaaba: Untuk perhatian Istirahat di tempat = GERAK.
Pelaksanaan sama dengan tersebut dalam titik a, dan
pandangan ditujukan kepada pemberi perhatian/
amanat/sambutan.
P K
Aba-aba: Periksa kerapihan = MULAI
Periksa kerapihan dimaksudkan untuk merapihkan
perlengkapan yang dipakai pada saat itu dan pasukan
dalam keadaan istirahat
Pelaksanaan:
Pada aba-aba peringatan, pasukan secara serentak
mengambil sikap sempurna.
Pada saat aba-aba pelaksanaan dengan serentak
membungkukkan
badan
masing-masing,
mulai
memeriksa atau membetulkan perlengkapannya dari
bawah (ujung kaki ke atas sampai ke tutup kepala).
Setelah yakin sudah rapih, masing-masing anggota
pasukan mengambil sikap sempurna.
5
-- M D P P
Setelah pemimpin pasukan melihat semua pasukannya
sudah selesai (sudah dalam keadaan sikap sempurna)
maka pemimpin pasukan memberi aba-aba = SELESAI.
Pasukan dengan serentak mengambil sikap istirahat.
L K K
Aba-aba: Lencang kanan/kiri = GERAK.
Pelaksanaan lencang kanan (untuk lencang kiri
sebaliknya):
Gerakan ini dijalankan dalam sikap sempurna. Pada
aba-aba pelaksanaan semua mengangkat lengan kanan
ke
samping
kanan,
jari-jari
tangan
kanan
menggenggam, punggung tangan menghadap ke atas.
Bersamaan dengan ini kepala dipalingkan ke kanan
dengan tidak terpaksa kecuali penjuru kanan tetap
menghadap ke depan.
Masing-masing meluruskan diri hingga dapat melihat
dada orang yang ada di sebelah kanan sampai kepada
penjuru kanannya.
Jarak ke samping harus sedemikian rupa, hingga
masingmasing jari menyentuh bahu kiri orang yang ada
di sebelah kanannya. Penjuru kanan tidak berubah
tempat.
Kalau bersaf tiga mereka yang berada di saf tengah dan
belakang kecuali penjuru, setelah meluruskan ke depan
dengan pandangan mata, ikut pula memalingkan muka
ke samping kanan dengan tidak mengangkat tangan.
Penjuru pada saf tengah dan belakang mengambil jarak
ke depan sepanjang satu lengan ditambah dua kepal
dan setelah lurus menurunkan tangan. Setelah masingmasing anggota berdiri lurus dalam barisan, maka
semuanya berdiri di tempatnya dan kepala tetap
5
-- M D P P
dipalingkan ke kanan. Semua gerakan dikerjakan
dengan badan tegak seperti dalam sikap sempurna.
Pada aba-aba Tegak = GERAK semua anggota dengan
serentak menurunkan lengan dan memalingkan muka
kembali ke depan dan berdiri dalam sikap sempurna.
Pada waktu pemimpin pasukan memberikan aba-aba
lencang kanan dan barisan sedang meluruskan safnya,
pemimpin memeriksa kelurusan saf dari sebelah kanan
pasukan, dengan menitik beratkan kepada kelurusan
tumit (bukan ujung depan sepatu).
L K K
Aba-aba: Setengah lengan lencang kanan/ kiri = GERAK
Pelaksanaan
setengah
lencang
kanan
(untuk
setengahlencang kiri sebaliknya):
Seperti lencang kanan, tetapi tangan kanan di pinggang
(bertolak pinggang) dengan siku menyentuh lengan
orang yang berdiri di sebelah kanannya, pergelangan
tangan lurus, ibu jari di sebelah belakang dan empat jari
lainnya rapat satu sama lainnya di sebelah depan.
Pada aba-aba Tegak = GERAK semua serentak
menurunkan lengan memalingkan muka kembali ke
depan dan berdiri dalam sikap sempurna.
L D H D B B
Aba-aba: Lencang depan = GERAK
Pelaksanaan:
Penjuru tetap sikap sempurna, banjar kanan nomor dua
dan seterusnya meluruskan ke depan dengan
mengangkat tangan.
53
-- M D P P
Telapak tangan kana mengepal mengambil jarak 2 (dua)
kepal dari bahu orang di depannya.
Bila berbanjar tiga maka saf depan mengambil jarak
satu/setengah lengan di samping kanan, setelah lurus
menurunkan tangan, serta menegakkan kepala kembali
dengan serentak. Anggota-anggota yang ada di banjar
tengah dan kiri melaksanakannya tanpa mengangkat
tangan.
B
Aba-aba: Hitung = MULAI
Pelaksanaan:
Jika bersaf, maka pada aba-aba peringatan penjuru
tetap melihat ke depan, sedangkan anggota lainnya
pada saf depan memalingkan muka ke kanan.
Pada abaaba pelaksanaan, berturut-turut tiap pasukan
mulai dari penjuru kanan menyebut nomornya sambil
memalingkan muka kembali ke depan.
Jika berbanjar, maka pada aba-aba peringatan semua
pasukan tetap dalam sikap sempurna. Pada aba-aba
pelaksanaan tiap pasukan mulai dari penjuru kanan
depan berturut-turut ke belakang menyebutkan
nomornya
masing-masing,
penyebutan
nomor
diucapkan penuh.
Setelah selesai berhitung, orang paling kiri-belakanh
mengucapkan LENGKAP jika barisan lengkap atau
KURANG .... jika ada kekosongan barisan.
P A
1. Hadap Kanan/Kiri
Aba-aba: Hadap kanan/kiri = GERAK
54
-- M D P P
Pelaksanaan:
a. Kaki kanan/kiri diajukan melintang di depan kaki
kanan/kiri, lekuk kaki kiri/kanan berada di ujung kaki
kanan/kiri, berat badan berpindah ke kaki kiri/kanan.
b. Tumit kaki kanan/kiri dengan badan diputar ke
kanan/kiri 90.
c. Kaki kiri/kanan dirapatkan kembali ke kaki kanan/kiri
seperti dalam keadaan sikap sempurna.
2. Hadap serong kanan/kiri
Aba-aba: Hadap serong kanan/kiri = GERAK
Pelaksanaan:
a. Kaki kanan/kiri diajukan ke muka berjajar dengan
kaki kiri/kanan.
b. Berputar arah 45 ke kanan/kiri
c. Kaki kiri/kanan dirapatkan kembali ke kaki
kanan/kiri.
3. Balik kanan
Aba-aba: Balik kanan = GERAK
Pelaksanaan:
Pada aba-aba pelaksanaan kaki kiri diajukan melintang
(lebih dalam dari hadap kanan) di depan kaki kanan.
Tumit kaki kanan beserta dengan badan diputar kek
kanan 180. Kaki kiri dirapatkan pada kaki kanan.
M M B
1. Buka barisan (3 berbanjar)
Aba-aba: Buka barisan = JALAN
Pelaksanaan:
Pada aba-aba pelaksanaan banjar kanan dan kiri
masing-masing membuat satu langkah ke kanan dan
kiri, sedangkan banjar tengah tetap di tempat.
2. Tutup barisan (3 berbanjar)
55
-- M D P P
Aba-aba: Tutup barisan = JALAN
Pelaksanaan:
Pada aba-aba pelaksanaan regu kanan dan kiri masingmasing membuat satu langkah kembali ke kiri dan
kanan, sedangkan regu tengah tetap di tempat.
B
Aba-aba: Bubar = JALAN
Pelaksanaan:
Aba-aba tiap pasukan menyampaikan penghormatan
kepada pemimpin pasukan, sesudah dibalas kembali
dalam sikap sempurna kemudian melakukan balik kanan
dan setelah menghitung dua hitungan dalam hati,
melaksanakan gerakan seperti langkah pertama dalam
gerakan maju jalan, selanjutnya bubar menuju tempat
masing-masing.
P, , M L
Langkah dapat dibeda-bedakan sebagai berikut:
No
1 Langkah biasa
2 Langkah tegap
3 Langkah perlahan
4 Langkah ke kanan/kiri
5 Langkah ke belakang
6 Langkah ke depan
7 Langkah di waktu lari
Panj. langkah
65 cm
65 cm
40 cm
40 cm
40 cm
60 cm
80 cm
Panj. Tempo
110 tiap menit
110 tiap menit
30 tiap menit
70 tiap menit
70 tiap menit
70 tiap menit
165 tiap menit
-- M D P P
M J
Dari sikap sempurna
Aba-aba: Maju = JALAN
Pelaksanaan:
a. Pada aba-aba pelaksanaan kaki kiri diajukan ke depan,
lutut lurus, telapak kaki diangkat rata sejajar dengan
tanah setinggi 20 cm, kemudian dihentakkan ke tanah
dengan jarak satu langkah dan selanjutnya berjalan
dengan langkah biasa.
b. Langkah pertama dilakukan dengan melangkah, lengan
kanan ke depan 90, lengan kiri ke belakang 30 ke
belakang dengan tangan menggenggam. Pada langkahlangkah selanjutnya lengan kanan dan kiri lurus
dilenggangkan ke depan 45 dan ke belakang 30,
banjar kanan depan mengambil dua titik yang terletak
dalam satu garis sebagai arah barisan. Seluruh anggota
meluruskan barisan ke depan dengan melihat pada
belakang leher.
Dilarang keras: - Berbicara
- Melihat ke kiri atau
kanan
Pada waktu melenggangkan lengan supaya jangan
kaku.
L B
Pada waktu berjalan, kepala dan badan seperti pada
waktu sikap sempurna. Waktu mengayunkan kaki ke
depan lutut kaki dibengkokan sedikit (kaki tidak boleh
diseret). Kemudian diletakkan ke tanah menurut jarak
yang telah ditentukan.
Cara melangkahkan kaki seperti pada waktu berjalan
biasa. Pertama tumit diletakkan di tanah selanjutnya
5
-- M D P P
seluruh kaki. Lengan dilenggangkan dengan sewajarnya
lurus ke depan dan ke belakang di samping badan, ke
depan 45 dan ke belakang 30. Jari-jari tangan
digenggam dengan tidak terpaksa, punggung ibu jari
menghadap ke atas.
Bila berjalan dengan hubungan pasukan agar
menggunakan hitungan irama langkah (untuk kendali
kesamaan langkah).
L
1. Dari sikap sempurna
Aba-aba: Langkah tegap maju = JALAN
Pelaksanaan:
Mulai berjalan dengan kaki kiri, langkah pertama selebar
satu langkah, selanjutnya seperti jalan biasa (panjang
dan tempo) dengan cara kaki dihentakkan terusmenerus tetapi tidak berlebihan, telapak kaki rapat dan
sejajar dengan tanah, lutut lurus, kaki tidak boleh
diangkat tinggi. Bersamaan dengan langkah pertama
tangan menggenggam, punggung tangan menghadap
ke samping luar, ibu jari tangan menghadap ke atas,
lenggang lengan 90 ke depan dan 30 ke belakang.
2. Dari langkah biasa
Aba-aba: Langkah tegap = JALAN
Pelaksanaan:
Aba-aba pelaksanaan diberikan pada waktu kaki kiri
jatuh di tanah, ditambah satu langkah selanjutnya
berjalan langkah tegap.
3. Kembali ke langkah biasa (sedang berjalan)
Aba-aba: Langkah biasa = JALAN
Pelaksanaan:
58
-- M D P P
Aba-aba pelaksanaan diberikan pada waktu kaki kanan
atau kiri jatuh di tanahditambah satu langkah dan mulai
berjalan dengan langkah biasa, hanya dengan langkah
biasa, hanya langkah pertama dihentakkan selanjutnya
berjalan langkah biasa.
Catatan: Dalam keadaan sedang berjalan cukup
menggunakan aba-aba peringatan: Langkah tegap atau
Langkah biasa = JALAN pada tiap-tiap perubahan langkah
(tanpa kata maju).
L P
1. Untuk berkabung (mengantar jenazah).
Aba-aba: Langkah perlahan Maju = JALAN
Pelaksanaan:
a. Gerakan dilakukan dengan sikap sempurna
b. Pada aba-aba JALAN kaki kiri dilangkahkan ke
depan, kaki kiri ditarik ke depan dan ditahan sebentar
di sebelah mata kaki kiri, kemudian dilanjutkan
ditapakkan di depan kaki kiri dilangkahkan ke depan,
setelah kaki kiri menapak segera disusul dengan kaki
kanan ditari ke depan dan ditahan sebentar di mata
kaki kiri, kemudian dilanjutkan di depan kaki kiri.
c. Gerakan selanjutnya melakukan gerakan-gerakan
seperti semula.
Catatan:
a. Dalam sedang berjalan, aba-aba adalah langkah
perlahan = JALAN yang diberikan pada waktu kaki
kanan atau kiri jatuh di tanah ditambah satu
langkah dan kemudian mulai berjalan dengan
langkah perlahan.
59
-- M D P P
b. Tapak kaki pada saat melangkah (menginjak
tanah) tidak dihentakkan rata-rata untuk lebih
khidmat.
2. Berhenti dari langkah perlahan
Aba-aba: Henti = GERAK
Pelaksanaan:
Aba-aba pelaksanaan diberikan pada waktu kaki kanan
atau kiri dirapatkan pada kaki kanan atau kiri menurut
irama langkah biasa dan mengambil sikap sempurna.
L
Aba-aba: ... Langkah ke kanan/kiri = JALAN (maksimal 4
langkah)
Pelaksanaan:
Pada aba-aba pelaksanaan kaki kanan/kiri dilangkahkan
ke kanan/kiri sepanjang 40 cm. Selanjutnya kaki
kanan/kiri dirapatkan pada kaki kiri/kanan, sikap akan
tetap seperti pada sikap sempurna. Sebanyak-banyaknya
hanya boleh dilakukan empat langkah.
L B
Aba-aba: ... Langkah ke belakang = JALAN (maksimal 4
langkah)
Pelaksanaan:
Pada aba-aba pelaksanaan melangkah ke belakang mulai
dengan kaki kiri menurut panjangnya langkah dan sesuai
tempo yang telah ditentukan, menurut jumlah langkah
yang diperintahkan. Lengan tidak boleh dilenggangkan dan
sikap badan seperti dalam sikap sempurna. Sebanyakbanyaknya, hanya boleh dilakukan empat langkah.
-- M D P P
L D
Aba-aba: ... Langkah ke depan = JALAN (maksimal 4
langkah)
Pelaksanaan:
Pada aba-aba pelaksanaan melangkah ke depan mulai
dengan kaki kiri menurut panjangn langkah 60 cm dan
tempo langkah 70 tiap menit, menurut jumlah langkah
yang diperintahkan. Gerakan kaki seperti kaki langkah
tegap dan dihentakkan terus-menerus. Lengan tidak boleh
dilenggangkan dan sikap seperti sikap sempurna.
Sebanyak-banyaknya, boleh dilakukan empat langkah.
L L
1. Dari sikap sempurna
Aba-aba: Lari Maju = JALAN
Pelaksanaan:
Pada aba-aba peringatan dua tangan dikepalkan
dengan lemas dan diletakkan di pinggang sebelah
depan, dengan punggung tangan menghadap ke luar,
kedua siku sedikit ke belakang, badan agak condongkan
ke depan. Pada aba-aba pelaksanaan dimulai lari
dengan panjang langkah 80 cm dan tempo langkah 165
tiap menit dengan cara kaki diangkat secukupnya,
telapak kaki diletakkan dengan ujung telapak kaki
terlebih dahulu, lengan dilenggangkan secara tidak
kaku.
2. Dari langkah biasa
Aba-aba: Lari = JALAN
Pelaksanaan:
Pada aba-aba peringatan pelaksanaannya sama
dengan aba-aba peringatan nomor 1 di atas. Aba-aba
-- M D P P
pelaksanaan diberikan pada waktu kaki kanan/kiri jatuh
ke tanah. Kemudian ditambah satu langkah. selanjutnya
berlari menurut ketentuan yang ada.
3. Kembali ke langkah biasa
Aba-aba: Langkah biasa = JALAN
Pelaksanaan:
Aba-aba pelaksanaan diberikan pada waktu kaki kiri
jatuh ke tanah ditambah 3 langkah, kemudian berjalan
dengan langkah biasa, dimulai dengan kaki kiri
dihentakkan, bersamaan dengan itu kedua lengan
dilenggangkan.
Catatan: Untuk berhenti dengan keadaan berlari,
diberikan aba-aba: Henti = GERAK.
Aba-aba pelaksanaan diberikan pada waktu kaki kanan
atau kiri jatuh di tanah ditambah 3 langkah, selanjutnya
kaki dirapatkan kemudian kedua kepalan tangan
diturunkan untuk mengambil sikap sempurna.
L M
1. Dari langkah biasa
Aba-aba: Langkah merdeka = JALAN
Pelaksanaan:
Anggota berjalan bebas tanpa terikat ketentuan
panjang, macam, dan tempo langkah. Atas
pertimbangan pemimpin pasukan, anggota dapat
diijinkan untuk berbuat sesuatu yang dalam keadaan
lain terlarang (antara lain: berbicara, buka topi, dan
menghapus keringat).
Catatan:
Langkah merdeka biasanya dilakukan untuk menempuh
jalan jauh atau lapangan yang tidak rata. Anggota tetap
dilarang meninggalkan barisan.
-- M D P P
2. Kembali ke langkah biasa
Untuk melakukan gerakan ini lebih dahulu harus
diberikan petunjuk samakan langkah. Setelah langkah
sama, komandan dapat memberikan aba-aba
peringatan dan pelaksanaan.
Aba-aba: Langkah biasa = JALAN
Pelaksanaan:
Aba-aba pelaksanaan diberikan pada waktu kaki
kiri/kanan jatuh di tanah kemudian di tambah satu
langkah dan mulai berjalan dengan langkah biasa,
hanya langkah pertama dihentakkan.
G L
Aba-aba: Ganti langkah = JALAN
Pelaksanaan:
Gerakan dapat dilakukan pada waktu langkah biasa/tegap.
Aba-aba pelaksanaan diberikan pada waktu kaki kanan/kiri
jatuh di tanah ditambah satu langkah. Sesudah itu ujung
kaki kanan atau kiri yang sedang di belakang dirapatkan
kepada tumit kaki sebelahnya. Bersamaan dengan itu
lenggang tangan dihentikan tanpa dirapatkan
pada badan. Untuk selanjutnya disesuaikan dengan
langkah baru yang disamakan.
Langkah pertama tetap sepanjang satu langkah. Kedua
gerakan ini dilakukan dalam satu hitungan.
J
1. Dari sikap sempurna
Aba-aba: Jalan di tempat = GERAK
Pelaksanaan:
-- M D P P
Gerakan dimulai dengan kaki kiri, lutut bergantian
diangkat setinggi paha ratarata (horisontal), ujung kaki
menuju bawah dan tempo langkah sesuai dengan
tempo langkah biasa. Badan tegak pandangan mata
tetap ke depan, lengan tetap lurus dirapatkan pada
badan (tidak dilenggangkan).
2. Dari langkah biasa
Aba-aba: Jalan di tempat = GERAK
Pelaksanaan:
Aba-aba pelaksanaan diberikan pada waktu kaki kanan
atau kiri jatuh di tanah., kemudian ditambah satu
langkah, selanjutnya di mulai dengan kaki kanan/kiri
berjalan di tempat, selanjutnya gerakan di tempat.
3. Dari jalan di tempat ke langkah biasa
Aba-aba: Maju = JALAN
Pelaksanaan:
Aba-aba pelaksanaan diberikan pada waktu kaki kiri
jatuh ke tanah, kemudian di tambah satu langkah di
tempat dan mulai berjalan dengan menghentakkan kaki
kiri satu langkah ke depan dan selanjutnya berjalan
langkah biasa.
4. Dari jalan di tempat ke berhenti
Aba-aba: Henti = GERAK
Pelaksanaan:
Aba-aba pelaksanaan diberikan pada waktu kaki
kanan.kiri jatuh di tanah lalu ditambah satu langkah.
Selanjutnya kaki kanan/kiri dirapatkan pada kaki kanan
menurut irama langkah biasa mengambil sikap
sempurna.
B
Aba-aba: Henti = GERAK
4
-- M D P P
Pelaksanaan:
Aba-aba pelaksanaan dibrikan pada waktu kaki kanan/kiri
jatuh di tanah. Setelah ditambah satu langkah selanjutnya
kaki kanan/kiri dirapatkan kemudian mengambil sikap
sempurna.
H KK
1. Gerakan hormat kanan/kiri
Aba-aba: Hormat kanan/kiri = GERAK
Pelaksanaan:
Gerakan ini dilakukan pada waktu berjalan dengan
langkah tegap. Aba-aba pelaksanaan diberikan pada
waktu kaki kanan jatuh di tanah, kemudian ditambah
satu langkah, langkah berikutnya kepala dipalingkan
dan pandangan mata diarahkan kepada yang diberi
hormat sampai hingga ada aba-aba Tegak = GERAK.
Penjuru kanan/kiri tetap melihat ke depan untuk
memelihara arah.
Setelah arah pandangan yang diberi hormat mencapai
sudut 45 dari pada pandangan lurus ke depan, maka
kepala dan pandangan mata tetap pada arah tersebut
hingga dapat aba-aba Tegak = GERAK.
Catatan:
Pada saat penghormatan apabila bersenjata/pundak
bersenjata, tangan kanan tetap melenggang. Apabila
tidak bersenjata, lengan kiri tidak melenggang tangan
kanan menyampaikan penghormatan.
2. Gerakan selesai menghormat
Aba-aba: Tegak = GERAK
Pelaksanaan:
-- M D P P
Aba-aba pelaksanaan diberikan pada waktu kaki kanan
jatuh di tanah. Setelah ditambah satu langkah, lengan
dilenggangkan (kembali langkah tegap).
P A B B
1. Ke hadap kanan/kiri maju jalan
Aba-aba: Hadap kanan/kiri Maju = JALAN
Pelaksanaan:
Membuat gerakan hadap kanan/kiri. Pada hitungan
ketiga kaki kiri/kanan tidak dirapatkan tetapi
dilangkahkan seperti gerakan maju jalan.
2. Ke hadap serong kanan/kiri maju jalan
Aba-aba: Hadap serong kanan/kiri Maju = JALAN
Pelaksanaan:
Membuat gerakan hadap serong kanan/kiri. Pada
hitungan ketiga kaki kiri/kanan tidak dirapatkan tetapi
dilangkahkan seperti gerakan maju jalan.
3. Ke balik kanan maju jalan
Aba-aba: Balik kanan Maju = JALAN
Pelaksanaan:
Membuat gerakan Balik kanan. Gerakan selanjutnya
pada hitungan ketiga mulai melangkah dengan kaki kiri
dan dilanjutkan dengan langkah biasa.
4. Ke belok kanan/kiri maju jalan
Aba-aba: Belok kanan/kiri Maju = JALAN
Pelaksanaan:
Penjuru depan merubah arah 90 ke kanan/kiri dan
mulai berjalan ke arah tertentu. Pasukan lainnya
mengikuti gerakan-gerakan ini setibanya pada tempat
belokan tersebut (tempat penjuru berbelok).
Catatan:
-- M D P P
Aba-aba dua kali belok kanan/kiri maju = JALAN dan
tiap-tiap banjar dua kali belok kanan/kiri maju = JALAN.
P A B B
1. Ke hadap kanan/kiri maju jalan
Aba-aba: Hadap kanan/kiri Maju = JALAN
Pelaksanaan:
Aba-aba pelaksanaan dijatuhkan pada waktu kaki
kiri/kanan jatuh di tanah, kemudian ditambah satu
langkah, gerakan selanjutnya seperti tersebut pada
pasal 34 ayat 1.
2. Ke hadap serong kanan/kiri maju jalan
Aba-aba: Hadap serong kanan/kiri Maju = JALAN
Pelaksanaan:
Aba-aba pelaksanaan dijatuhkan pada waktu kaki
kiri/kanan jatuh di tanah, kemudian ditambah satu
langkah, gerakan selanjutnya seperti tersebut pada
pasal 34 ayat 2.
3. Ke balik kanan maju jalan
Aba-aba: Balik kanan Maju = JALAN
Pelaksanaan:
Aba-aba pelaksanaan dijatuhkan pada waktu kaki
kiri/kanan jatuh di tanah, kemudian ditambah satu/dua
langkah, gerakan selanjutnya kaki kiri melintang ke
depan kaki kanan secara bersamaan tumit kaki, tangan,
dan badan diputar ke kanan sebesar 180, kaki kiri
dihentakkan seperti langkah pertama, selanjutnya
berjalan seperti langkah biasa.
4. Ke belok kanan/kiri maju jalan
Aba-aba: Belok kanan/kiri Maju = JALAN
Pelaksanaan:
-- M D P P
Aba-aba pelaksanaan dijatuhkan pada waktu kaki
kiri/kanan jatuh di tanah, kemudian ditambah satu
langkah, kemudian penjuru depan merubah arah 90 ke
kanan/kiri dan mulai berjalan ke arah yang baru.
Pasukan lainnya mengikuti gerakan-gerakan ini
setibanya pada tempat belokan tersebut (tempat
penjuru berbelok).
Catatan:
a. Aba-aba: dua kali belok kanan/kiri maju = JALAN
Pelaksanaan:
Seperti tersebut di atas yang selanjutnya setelah dua
langkah berjalan kemudian melakukan gerakan belok
kanan/kiri jalan lagi.
b. Aba-aba: tiap-tiap banjar dua kali belok kanan/kiri
maju = JALAN.
Pelaksanaan:
Seperti tersebut di atas tetapi tiap-tiap banjar
membuat langsung dua kali belok kanan/kiri pada
tempat di mana aba-aba pelaksanaan diberikan.
Perubahan arah kiri 180. Tujuan gerakan dari
catatan a dan b guna membelokkan pasukan di
ruang/lapangan yang sempit.
P A D B K B
1. Ke hadap kanan/kiri berhenti
Aba-aba: Hadap kanan/kiri Henti = GERAK
Pelaksanaan:
Aba-aba pelaksanaan dijatuhkan pada waktu kaki
kiri/kanan jatuh di tanah, kemudian ditambahkan satu
langkah, gerakan selanjutnya seperti gerakan hadap
kanan/kiri.
8
-- M D P P
2. Ke hadap serong kanan/kiri berhenti
Aba-aba: Hadap serong kanan/kiri Henti = GERAK
Pelaksanaan:
Aba-aba pelaksanaan dijatuhkan pada waktu kaki
kiri/kanan jatuh di tanah, kemudian ditambahkan satu
langkah, gerakan selanjutnya seperti gerakan hadap
serong kanan/kiri.
3. Ke balik kanan berhenti
Aba-aba: Balik kanan Henti = GERAK
Pelaksanaan:
Aba-aba pelaksanaan diberikan pada waktu kaki
kiri/kanan jatuh di tanah, kemudian ditambahkan
satu/dua langkah, gerakan selanjutnya kaki kiri
melintang ke depan kaki kanan secara bersamaan tumit
kaki, tangan, dan badan diputar ke kanan sebesar 180,
selanjutnya kaki kiri dirapatkan dengan kaki kanan
(sikap sempurna).
P A P B
Perubahan arah pada waktu berjalan dapat dilakukan juga
oleh pasukan dalam keadaan berlari dengan perbedaan
bukan ditambah satu langkah tetapi tiga langkah.
H KK
Gerakan ini hanya dilakukan dalam bentuk bersaf, guna
merubah arah tanpa merubah bentuk.
1. Berhenti ke berhenti
Aba-aba: Haluan kanan/kiri = JALAN
Pelaksanaan:
Setelah aba-aba pelaksanaan, penjuru kanan/kiri
berjalan di tempat dengan memutar arah secara
9
-- M D P P
perlahan hingga merubah sampai sebesar 90.
Bersamaan dengan itu masing-masing saf mulai maju
jalan dengan rapih (dengan tidak melenggang) sambil
meluruskan safnya hingga merubah arah sebesar 90,
kemudian berjalan di tempat. Setelah penjuru kanan/kiri
depan melihat safnya lurus memberi isyarat: Lurus,
kemudian komandan memberi aba-aba: Henti =
GERAK, yang diucapkan pada waktu kaki kiri/kanan
jatuh di tanah. Setelah ditambahkan satu langkah
kemudian seluruh pasukan berhenti.
2. Berhenti ke berjalan
Aba-aba: Haluan kanan/kiri Maju = JALAN
Pelaksanaan:
Seperti haluan kanan/kiri dari berhenti ke berhenti
kemudian setelah aba-aba Maju = JALAN, pasukan
maju jalan yang gerakannya sama dengan gerakan
langkah biasa.
Catatan:
Setelah ada isyarat lurus dari penjuru, komandan
langsung memberikan Maju = JALAN (pasukan tidak
berhenti dulu).
3. Berjalan ke berhenti
Aba-aba: Haluan kanan/kiri = JALAN
Pelaksanaan:
Aba-aba diberikan pada waktu kaki kanan/kiri jatuh di
tanah kemudian ditambah satu langkah. Selanjutnya
barisan melakukan gerakan seperti haluan kanan/kiri
dari berhenti ke berhenti.
4. Berjalan ke berjalan
Aba-aba: Haluan kanan/kiri = JALAN
Pelaksanaan:
0
-- M D P P
Aba-aba diberikan pada waktu kaki kanan/kiri jatuh di
tanah kemudian ditambah satu langkah. Selanjutnya
barisan melakukan gerakan seperti haluan kanan/kiri
dari berhenti ke berjalan.
Catatan: Pada pelaksanaan haluan lengan tidak
melenggang.
M KK
Gerakan ini hanya dilakukan dalam bentuk berbanjar, guna
merubah bentuk pasukan menjadi bersaf dalam arah tetap.
1. Berhenti ke berhenti
Aba-aba: Melintang kanan/kiri = JALAN
Pelaksanaan:
Setelah aba-aba pelaksanaan melakukan gerakan
Hadap kanan/kiri, kemudian barisan membuat
gerakan Haluan kiri/kanan dari berhenti ke berhenti.
2. Berjalan ke berjalan
Aba-aba: Melintang kanan/kiri = JALAN
Pelaksanaan:
Setelah aba-aba pelaksanaan, ditambah satu langkah,
barisan melakukan gerakan seperti gerakan melintang
kanan/kiri berhenti ke berhenti. Kemudian setelah diberi
aba-aba Maju = JALAN, barisan melakukan gerakan
Maju = JALAN.
Catatan:
Setelah ada isyarat lurus dari penjuru, komandan
langsung memberikan aba-aba maju = JALAN (Pasukan
tidak berhenti dulu).
3. Berhenti ke berjalan
Aba-aba: Melintang kanan/kiri Maju = JALAN
Pelaksanaan:
-- M D P P
Setelah aba-aba pelaksanaan, melakukan gerakan
seperti gerakan melintang kanan/kiri berhenti ke
berhenti. kemudian setelah diberi aba-aba Maju =
JALAN, barisan melakukan gerakan Maju = JALAN.
Catatan:
Setelah ada isyarat lurus dari penjuru,
komandan langsung memberikan aba-aba maju =
JALAN (Pasukan tidak berhenti dulu).
P
Tata cara penghormatan tanpa senjata berdasarkan pada
Pasal 5 PPM-AB:
Bertutup Kepala
Dengan gerakan cepat tangan kanan diangkat kearah
pelipis kanan siku-siku lima belas derajat serong ke
depan kelima jari lurus dan rapat satu sama lain,
telapak kanan serong ke bawah dan ke kiri, ujung jari
tengah dan telunjuk mengenai pinggir bawah dari tutup
kepala setinggi pelipis kanan.
Pergelangan tangan lurus, bahu tetap seperti dalam
sikap sempurna, pandangan mata tertuju kepada yang
diberi hormat.
Jika tutup kepala mempunyai Klep, maka jari tengah
mengenai pinggir klep.
Jika selesai menghormat, maka lengan dikembalikan
secara cepat kesikap sempurna lagi.
Tidak Bertutup Kepala
Dengan gerakan cepat tangan kanan diangkat kearah
pelipis kanan siku-siku lima belas derajat serong
kedepan kelima jari-jari tangan rapat satu sama lain,
-- M D P P
telapak tangan serong kebawah dan kekiri, ujung jari
tengah dan telunjuk mengenai pelipis kanan.
Pergelangan tangan lurus, bahu tetap seperti dalam
sikap sempurna, pandangan mata tetap tertuju kepada
yang diberi hormat.
Jika selesai menghormat maka lengan kanan
dikembalikan secara cepat kesikap sempurna lagi.
P B- M
Pemimpin regu pramuka penggalang senantiasa
membawa tongkat pramuka (tongkat sepanjang 160 cm)
yang diberi bendera regu. Sedangkan anggotanya, ada
kalanya membawa jika diperlukan saja. Maka dari itu,
dalam kepramukaan diatur cara melakukan baris-berbaris
dengan menggunakan tongkat.
Aturan penggunaan tongkat dalam baris-berbaris ada 8
poin:
1. Sikap Sempurna
Posisi seperti sikap sempurna tanpa tongkat.
Tongkat dipegang dengan tangan kanan seperti
memegang pensil. (dengan ibu jari dan telunjuk).
Tongkat berditi tegak lurus dengan lantai/ tanah di
samping telapak kaki kanan.
2. Sikap Istirahat
Seperti gerakan istirahat tanpa tongkat.
Tangan kanan menggenggam tongkat di sebelah
kanan.
Tongkat agak dimiringkan ke kanan agak ke depan.
Siku dibengkokkan santai tegak lurus.
3
-- M D P P
-- M D P P
4. Sikap Berjalan/ Lari
Sikap ini dilakukan saat gerakan berjalan atau lari.
Dalam melakukan sikap ini tidak diperlukan aba-aba
tambahan. Cukup langsung aba-aba Maju = JALAN
atau Lari maju =JALAN. Maka otomatis pasukan
melakukan sikap ini.
Untuk persiapan melakukan gerakan, sikap ini di ambil
setelah aba-aba peringatan sebelum aba-aba
pelaksanaan.
Tangan kanan menggenggam tongkat setinggi ikat
pinggang (siku ditekuk tegak lurus).
Tangan kiri menggenggam tongkat di depan dada kiri.
Jadi tongkat miring ke kiri di sebelah atas di depan
dada.
Sikap ini bukan sandang tongkat. Jika melihat buku
PBB-AB maka sikap ini lebih tepat jika disebut depan
tongkat (di buku PBB-AB ada sikap depan senjata).
5. Lencang
Jika lencang menggunakan tangan kanan, maka
tongkat dipegang miring digenggam tangan kiri di
depan dada. Posisi tongkat masih menyentuh tanah
5
-- M D P P
seperti saat salam hormat, tetapi kadang diangkat
sedikit jika perlu bergeser.
6. Salam Biasa
Tongkat diangkat dengan posisi tetap tegak lurus
lantai/ tanah.
Tangan kanan diangkat hingga telapak tangan yang
menggenggam tongkat sejajar pinggang.
Tangan kiri diletakkan mendatar ratarata air di depan
dada.
Telapak tangan kiri terbuka menghadap ke bawah,
jari-jari rapat dan ibu jari menempel pada tongkat.
Bagian yang sering dilupakan adalah ibu jari menempel
pada tongkat.
-- M D P P
A- M P
Keterangan: agar mudah dibaca, bunyi peluit pendek saya
lambangkan dengan tanda * dan bunyi peluit panjang
saya lambangkan dengan tanda =. Setiap pemberian
aba-aba selalu dihahului aba-aba siap/ perhatian dengan
satu kali pelut panjang.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
Berkumpul
Berpisah
Berbaris
Siap, awas, perhatian
Maju
Berhenti
Balik kanan
Lari maju
Berhitung
Lencang Kanan
Hadap kiri
Hadap kanan
: *********** dst
: ========= dst
:*=**
:=
:**
:*
:***
: *===*
:****
:=*=
:*=
:=*
-- M D P P
13. Belok kiri
14. Belok kanan
15. Istirahat
:*==
:==*
:**=
-- M D P P
Tangan kanan diacungkan lurus ke atas lalu digerakkan
(dilambaikan) kedepan hingga ke lutut.
Berdiri
Seperti perintah berjongkok tetapi telapak tangan
menghadap ke atas dan gerakan diawali dari bawah.
Belok Kanan/ Kiri
Tangan kanan/ kiri direntangkan ke luar.
SETENGAH LINGKARAN
BERDERET
PANAH/ RUJI-RUJI
LINGKARAN BESAR
LINGKARAN KECIL
BARISAN TERBUKA
BARISAN TERTUTUP
-- M D P P
BARISAN PERLOMBAAN
BARISAN RODA
80
-- M D P P
P P
Kep. Kwarnas No. 178 Tahun 1979 tentang Petunjuk Penyelenggaraan
Upacara di Dalam Gerakan Pramuka
P L P P
-- M D P P
Pembina
Upacara
(Pembina
Penggalang)
mengucapkan terimakasih kepada para pembantunya
terus
siap
melaksanakan
latihan.
Pratama
membubarkan barisan, terus siap mengikuti kegiatan
latihan.
P L P P
-- M D P P
P C P
M P R
-- M D P P
-- M D P P
P K K
-- M D P P
-- M D P P
-- M D P P
Mereka berhasil membangun 556 menara pengirim
semaphore yang saling terhubung secara visual hingga
mecapai total jarak 4.800 km. Perangkat ini digunakan
untuk kebutuhan militer dan komunikasi nasional hingga
tahun 1850.
Perangkat ini berupa menara dengan tiang berlengan.
Posisi lengan pada tiang berubah-ubah yang bisa
diterjemahkan menjadi huruf atau pesan tertentu. Cara ini
dinilai sangat efektif pada masa itu. Jauh lebih cepat
dibandingkan dengan pengiriman berita menggunakan
kurir berkuda. Namun cara ini memiliki kelemahan, yaitu
mahal (perlu membuat banyak tower) dan tidak ada
kerahasiaan. Maka pada awal abad ke 19, setelah
ditemukan telegrap listrik, perangkat ini tidak digunakan
lagi.
Perangkat semaphore ciptaan Chappe ini pada masanya
diadopsi oleh banyak negara. Hingga saat ini, perangkat
yang mirip masih dipakai sebagai alat komunikasi pada
jalur kereta api. Pengembangan yang lain adalah
pengiriman semaphore menggunakan tangan seperti yang
kamu kenal dalam kegiatan-kegiatan kepramukaan.
I K
Isyarat semaphore yang lazim digunakan dalam kegiatan
kepramukaan diambil dari angkatan laut dan berlaku
secara internasional. Gerakan Pramuka tidak membuat
standar tersendiri, Jadi, karakter huruf dan tata cara
pengiriman isyarat semaphore di seluruh dunia sebagian
besar sama. Kecuali negara tertentu yang menggunakan
selain huruf latin, misalnya Jepang.
88
-- M D P P
B
Yang paling sering kita temui berupa bendera persegi 40
cm X 40 cm yang terdiri dari dua buah segitiga siku-siku
berwarna merah dan kuning. Sering timbul perbedaan
pendapat apakah warna merah atau kuning yang
menempel pada tongkat. Sebenarnya versi yang manapun
tidak salah, karena prinsipnya penggunaan bendera
tersebut adalah agar lebih mudah dilihat. Tetapi, yang
lazim di kalangan angkatan laut adalah warna kuning lah
yang menempel pada tongkat.
I M F
Bentuk bendera merah-oranye untuk mengirim semaphore
sebenarnya berasal dari International Maritime Signal
Flags. Yaitu sinyal bendera yang berlaku internasional
berupa berbagai macam pola dan warna bendera
berbentuk persegi. Setiap pola bendera mewakili satu
huruf, A (alpha), B (bravo), C (charlie), D (delta), dan
seterusnya.
Bendera yang kamu kenal sebagai bendera
semaphore adalah bendera oscar mewakili
huruf O. Perhatikanlah sisi kiri (yang menempel
pada tongkat) adalah sisi kuning. Angkatan laut
memilih bendera Oscar karena warnanya yang dinilai
kontras dengan latar belakang biru langit dan air laut.
Sedangkan untuk pengiriman isyarat di darat
biasanya menggunakan bendera papa mewakili
huruf P. Namun, dalam kegiatan kepramukaan di
sekitar kita hal ini tidak lazim digunakan. Sekali
89
-- M D P P
lagi saya ingatkan, hal ini tidak salah atau menjadi
masalah. Karena prinsipnya adalah memanfaatkan benda
yang menolok sehingga isyarat semaphore yang dikimkan
bisa terlihat dengan jelas.
Yang salah adalah memaksakan menggunakan bendera
merah-kuning saat latar belakang pengirim tidak kontras
dengan warna tersebut. Juga hal yang salah jika ada orang
yang melarang penggunaan benda lain selain bendera
oscar.
C B
Posisi tubuh yang baik adalah berdiri tegak menghadap ke
penerima.
Tujuannya agar mudah dan jelas dilihat. Dua orang yang
saling berkirim informasi sudah tentu harus saling
berhadapan, karena ada komunikasi 2 arah di sini. Bendera
(atau benda lain) merupakan perpanjangan tangan, maka
harus dipegang sedemikian rupa selalu
lurus segaris dengan tangan. Lengan atas dan bawah juga
harus selalu lurus, yang berputar adalah sendi pada bahu,
bukan sikut.
Sebelum mengirim pesan, pengirim mencari perhatian
penerima pesan dengan mengepak-ngepakkan
bendera seperti gerakan gunting di atas kepala. Tunggu
hingga penerima siap dengan mengirimkan pesan huruf
K .
Setelah siap menerima pesan, penerima membuat
posisi huruf K . Setelah itu pengirim baru bisa mulai
mengirimkan pesan.
90
-- M D P P
Kirimkan satu huruf ke huruf berikutnya secara berlanjut
tanpa diselingi gerakan lain. Jika pengirim perlu waktu
memikirkan huruf berikutnya, saat berfikir posisinya
tetap diam pada huruf tersebut.
Untuk memisahkan setiap kata gunakan isyarat spasi,
yaitu menyilangkan tangan/ bendera di posisi bawah.
Jika ada huruf yang sama dan berurutan dalam satu
kata, gunakan juga isyarat spasi. Caranya, setelah huruf
kembar pertama, lakukan isyarat spasi dengan cepat
dan lansung kembali ke posisi huruf kembar itu lagi.
Penerima akan mengirim isyarat huruf C untuk
menandakan dia mengerti setiap kata yang dikirimkan.
Jika tiba-tiba penerima mengirimkan isyarat huruf I-MI, artinya kata terakhir belum dimengerti / terbaca.
Pengirim cukup mengulangi mengirim kata tersebut.
Jika pengirim membuat kesalahan, berhenti lalu
mengirim isyarat error dengan huruf E dan tangan
yang di atas digerak-gerakkan membentuk angka
delapan kecil. Ulangi hanya kata yang salah tersebut
dari awal.
Untuk mengirim pesan berupa angka, buat isyarat
angka terlebih dahulu. Bentuk isyarat angka adalah satu
bendera di atas dan satunya di kanan atas.
Jika sudah selesai, pengirim memberikan isyarat A-R
secara
berulang-ulang. Penerima, jika memahami seluruh
pesannya membalas dengan isyarat R .
C M I
Semaphore sebenarnya
penyederhanaan
mudah
dihapalkan,
dengan
-- M D P P
dan selalu diulang-ulang. Posisi bendera / tangan dalam
semaphore dapat dikelompokkan menjadi 5 kelompok
lingkaran.
Lingkaran Pertama. Huruf A G
Lingkaran Kedua. Huruf H N (kecuali huruf J)
Lingkaran Ketiga. Huruf O S
Lingkaran Keempat. T, U dan Y.
Pelengkap J, V, W, X dan Z.
Pada lingkaran pertama sering disebut, single flag
(bendera tunggal) karena satu bendera di bawah dianggap
tidak ada untuk menyederhanakan.
Cara menghapalkannya adalah dengan berlatih langsung
bertahap. Mulai dari mengulang-ulang lingkaran pertama,
kedua, ketiga dan sisanya sekaligus.
Pada saat membaca isyarat semaphore, perhatikan kunci
posisi bendera yang pertama (jangan perhatikan tangan
yang memegang). Jika satu bendera posisinya di bawah,
sudah
pasti
itu
lingkaran
pertama.
Untuk
menyederhanakannya, kita anggap posisi bawah itu nomor
1, kanan bawah nomor 2, kanan nomor 3 dan seterusnya
hinggan nomor 8. Kuncinya adalah perhatikan nomor
posisi terkecil.
Lingkaran Pertama, nomor terkecil adalah angka 1. Jadi A
= 1 -2, B = 1 -3, dan seterusnya. Lingkaran kedua, nomor
terkecil adalah nomor 2. Jadi H = 2-3, I = 2-4, K = 2-5 dan
seterusnya. Ingat, selalu letakkan posisi nomor yang lebih
kecil di depan.
9
-- M D P P
93
-- M D P P
K M
Kode morse adalah cara pengiriman informasi berupa
huruf, angka, tanda baca dan sinyal dalam bentuk titik dan
garis. Kode ini diciptakan oleh Samuel F. B. Morse dan
Alfred Vail pada tahun 1836. Hingga saat ini kode morse
tetap populer di kalangan pengguna radio amatir.
Penggunaan paling terkenal adalah untuk mengirimkan
sinyal darurat SOS . SOS bukan sebuah singkatan, tetapi
dipilih karena mudah dikirim dengan kode morse, 3 titik 3
garis 3 titik.
B
Sejak 1836, Fisikawan asal Amerika Serikat Samuel F. B.
Morse dan Alfred Vail mengembangkan sebuah telegrap
elektrik. Telegrap ini mengirimkan sinyal arus listrik melalui
kabel yang dihubungkan dari pengirim ke penerima. Untuk
itu, ia perlu mengembangkan sebuah kode agar sinyal
tersebut dapat diartikan menjadi huruf. Dari kebutuhan
inilah Morse mengembangkan kode morse yang menjadi
dasar kode morse modern yang dipakai saat ini secara
internasional.
Kode Morse mulai dikembangkan, sehinga operator
penerima pesan dapat meerjemahkan pola pada pita
kertas menjadi rangkaian huruf.
Awalnya, morse hanya direncanakan untuk mengirimkan
angka saja dan dari kombinasi angka-angka tersebut
diterjemahkan menjadi huruf menggunakan buku manual.
Tetapi, selanjutnya kode tersebut
94
-- M D P P
dikembangkan oleh Alfred Vail dengan memasukkan kode
untuk huruf, sehingga lebih mudah penggunaannya. Vail
meneliti frekuensi penggunaan (sering atau jarang) tiap
huruf dalam alfabet berdasarkan huruf-huruf yang
digunakan untuk mencetak sebuah surat kabar di
Morristown. Huruf yang paling sering digunakan sengaja
dirancang dengan kombinasi titik dan garis sependek
mungkin. Itulah kenapa pola huruf dalam kode morse
dibuat tidak urut abjad.
P L J
Pada tahun 1890, kode morse mulai banyak digunakan
untuk komunikasi radio, sebelum teknologi radio bisa
mengirimkan suara. pada akhir abad ke-19 dan awal abad
ke-20 komunikas kilat kebanyakan menggunakan kode
morse, baik yang dikirim menggunakan kabel telegrap,
saluran kabel bawah laut, maupun sinyal radio. Dari tahun
1910 hingga 1930-an banyak yang mulai mencoba
berkomunikasi menggunakan kode morse dari pesawat
terbang.
Hingga pada awal tahun 1930-an, baik pilot militer maupun
sipil memanfaatkan kode morse berupa kombinasi 2 atau 3
huruf untuk identifikasi pesawat mereka. Identifikasi itu
dibutuhkan untuk mengetahui lokasi tiap pesawat pada
peta.
Pada Perang Dunia kedua, kode morse menjadi kode yang
sangat vital. Untuk mengirimkan pesan antar pasukan, dari
kapal perang dengan pelabuhan, hingga yang terpenting
para mata-mata untuk melapor langsung ke markas.
Penggunaan kode ini dinilai murah. tentu saja setiap
95
-- M D P P
negara memiliki kode enkripsi sendiri-sendiri (semacam
sandi-sandi dalam Pramuka).
C M K M
Kode morse yang berupa ttik dan garis, sulit dihafalkan.
tetapi bila kita menggantinya dengan suatu kata akan lebih
mudah. Misalnya A = apel dan B = bola, dan seterusnya.
cara menghafal ini bisa dipraktekkan langsung kurang dari
15 menit, tetapi terbatas untuk
menulis kode morse. Sedangkan untuk membaca kode
morse dengan lancar kamu tetap harus menghafal dengan
cara biasa.
Kuncinya adalah mengganti kode morse dengan satu kata.
Setiap huruf vokal O untuk garis dan huruf vokal lainnya
untuk titik.
N = note
A = anno
O = ongono
B = bonaparte
P = pertolongan
C = cocacola
Q = qomokaro
D = domini
R = ramone
E = es
F = Father Johan S = sahara
T = tong
G = gondola
U = unesco
H = himalaya
V = versikaro
I = iris
W = winoto
J = jago loro
X = xoxendero
K = koridor
Y = yosimoto
L = lemonade
Z = Zoroaster
M = motor
-- M D P P
mahir mengirim dan menerima kode morse adalah dengan
menghapalkannya hingga di luar kepala. Agar mudah
dalam menghapal, kelompokkan huruf-huruf dengan kode
yang mirip dan berpola tertentu.
Berlawanan
Pola sandwich
-- M D P P
J G
Saat mengirimkan kode morse menggunakan suara atau
cahaya, jeda waktu antara titik dan garis sangat penting.
Lama waktu pengiriman sinyal titik sesuai selera pengirim,
asalkan wajar.
Pada umumnya lamanya sinyal (panjang) garis adalah 3
kali lamanya sinyal titik. Jarak hening antara titik-titik dan
garis-garis dalam satu huruf sama dengan jeda satu titik.
98
-- M D P P
Jarak hening antar dua kata sama dengan jeda satu garis.
Jarak hening antar dua kalimat sama dengan dua kali jeda
garis.
99
-- M D P P
M K
Cara sederhana membuat sandi adalah dengan membalik
penulisan kata yang semestinya dari kiri ke kanan menjadi
dari kanan kek kiri.
Contoh: Kalimat SAYA SUDAH TIBA ditulis menjadi AYAS
HADUS ABIT.
Karena tiap kata dibaca dari kanan, ada yang menyebutnya
cara seperti ini sandi Arab. Maka sandi model ini biasanya
dilengkapi dengan kunci yang berhubungan dengan kata
Arab. Misalnya: Kunci = Pesan dari padang pasir.
P H
Ada banyak variasi yang bisa digunakan. Misalnya
membuat pesan melompatlompat antar dua huruf.
00
-- M D P P
BERJALAN
LURUS
BREURSJKAELTAINMLUUR
KE
TIMUR
ditulis
-- M D P P
A
Angka bisa menggantikan urutan huruf
dalam alpabhet untuk menyembunyikan
sandi. Misalnya 1 = A, 2 = B, dan
seterusnya hingga 26 = Z. BALON ditulis
2 1 12 15 14
Bisa juga menggunakan angka pada
tombol HP atau telepon.
A = 2, B = 22, C = 222, D = 3, E = 33, dst.
Maka kata MERAPI bisa ditulis 6 33 777 2 7 444.
Angka 0 dan 1 bisa digunakan sebagai pemisah antar kata
dan antar kalimat.
Alternatif lain adalah menggunakan gambar dimana setiap
bagian gambar mewakili sebuah bilangan. Nantinya
bilangan-bilangan dalam gambar dijumlahkan dan
hasilnya mewakili sebuah huruf dalam alpabhet. Dari
gambar yang terbentuk, kamu bisa membuat gambarnya
berbentuk bunga, garis-garis atau seolah-olah bentuk
huruf kanji (jepang).
M A
Cara ini dilakukan dengan merubah susunan huruf dalam
alpabhet. Ada banyak alternatif, misalnya:
Membalik langsung A = Z, B = Y, C = X dan seterusnya.
Membagi 26 huruf menjadi 2 kelompok A M dan N
Z. lalu memasangkannya menjadi A = N, B = O, C = P
dan seterusnya.
-- M D P P
Jika menggunakan alpabhet huruf jawa, cara kedua
menjadi.
Ha = Pa, Na = Da, Ca = Ja, Ra = Ya, Ka = Nya, Da = Ma,
Ta = Ga, Sa = Ba, Wa = Tha, La = Nga.
Sandi ini populer menjadi bahasa gaul di tahun 70-an.
Sandi ini juga gunakan untuk merk kaos khas Jogja.
Kata MATAMU ditulis menjadi DAGADU.
Menggeser huruf awal. Misalnya jika huruf awal digeser
jadi F, maka aturannya menjadi: A=F, B=G, C=H, Y=D,
dan Z=E.
Menggunakan kata kunci. Caranya ambil satu kata yang
terdiri dari beberapa huruf berbeda. Misal kata SUNGAI.
Urutan alpabhet yang seharusnya ABCDEFGHIJKLM
menjadi SUNGAIBCDEFHJKLMOP Perhatikan setelah
huruf F langsung
H karena huruf G sudah dipindah di depan. A=S, B=U,
C=N, D=G, E=A, F=I, G=B, H=C dan seterusnya.
K M
Ada banyak sandi yang menggunakan kode morse sebagai
kuncinya. Diantaranya:
Sandi kimia, memanfaatkan huruf vokal sebagai titik
dan konsonan
sebagai garis. A = Ar, B=CO3, C=MgHO dan seterusnya.
03
-- M D P P
Menggunakan angka ganjil sebagai titik dan genap
sebagai koma. A=36, B=4133, C=8783 dan seterusnya.
Bisa juga angka prima sebagai titik dan lainnya sebagai
garis atau dengan variasi lain yang lebih sulit.
Menggunakan bentuk gambar tertentu sebagai titik dan
garis. Misalnya sandi kotak di atas bisa kita rubah
menjadi morse. Semua gambar dari bentuk kotak
sebagai titik dan dari bentuk silang jadi garis. Cara ini
bisa mempersulit sandi, karena pada awalnya penerima
mengira sandi berupa sandi kotak, padahal sebenarnya
sandi dengan kode morse.
Sandi rumput. Caranya menggambar rumput dengan
ketentuan pendek = titik dan tinggi = garis.
Mambuat sandi tidak melulu dengan variasi huruf dan
angka sebagai kunci. Sandi tongkat memanfaatkan
tongkat yang selalu dibawa pramuka penggalang. Caranya
menggunakan pita kertas yang dililitkan pada tongkat, lalu
menuliskan pesan secara mendatar sepanjang tongkat
sehingga jika pita kertas di lepas, huruf yang ditulis akan
terpisah dengan jarak tertentu. Sebagai pengecoh tulislah
beberapa huruf lain.
Cara membaca sandi ini tentu saja menggunakan tongkat
yang seukuran dengan tongkat pembuat sandi. Jika
dililitkan dengan cara yang tepat, maka kalimat
tersembunyi akan mudah terbaca.
Gunakan susu sebagai tinta dan kuas lukis (atau cotton
bud). Saat baru saja ditulis, kertas masih basah dengan
04
-- M D P P
susu dan mudah dibaca. Tetapi begitu mongering, pesan
tak akan terlihat. Cara melihatnya adalah dengan
memanaskan kertas (tapi jangan sampai terbakar) di atas
lilin. Bisa juga dilakukan dengan menyeterikanya. Susu
bisa diganti dengan cairan jeruk, cairan yodium atau bisa
juga dengan baking soda. Cara menulis dan melihat isi
pesannya sama.
Trik lainnya adalah menggunakan krayon/ pensil warna
yang berwarna putih. Jika digoreskan pada kertas putih,
tulisan akan sulit dibaca. Untuk membacanya cukup kamu
gunakan krayon/ pensil warna dengan warna apa saja
(selain putih). Arsir seluruh bagian kertas yang ada
pesannya. Misalnya kamu menggunakan krayon berwarna
merah, maka pada bagian tulisan tersembunyi warnanya
akan menjadi merah muda.
Kamu juga bisa menggunakan pisang yang sudah matang
dan segar. Tulis pesan pada kulit pisang dengan cara
menusuk-nusukkan tusuk gigi. Awalnya pesan tidak akan
terlihat. Segera sampaikan pisang ke penerima pesan.
Maka, sekitar 1 jam kemudian, bagian kulit yang ditusuk
akan berubah warna menjadi coklat membentuk tulisan
yang kamu buat.
05
-- M D P P
P
Pioneering berasal dari kata bahasa inggris pioneer.
Baden-Powell menggambarkan seorang pramuka dididik
seperti seorang pionner. Yaitu orang/ kelompok yang
bertugas/ hidup di wilayah yang belum pernah dihuni
manusia sebelumnya. Untuk dapat hidup di tempat itu,
mereka harus mampu memanfaatkan peralatan seadanya.
Mereka harus bisa membangun tempat tinggal, jembatan,
dan perlengkapan lain untuk mendukung kehidupannya.
Kebanyakan pioneer pada jaman dahulu hanya berbekal
senjata tajam (misalnya kapak) dan membuat bangunan/
peralatan lainnya menggunakan bahan kayu dan tali yang
dibuat dari kulit atau akr pohon.
Pioneering bisa diartikan keterampilan membuat struktur
menggunakan tali dan kayu. Yang dimaksud struktur
adalah perangkat yang berfungsi membantu kehidupan
manusia. Struktur itu bisa berukuran kecil, seperti kakai
tiga, rak piring, meja, kursi, dsb. Bisa juga yang berukuran
besar seperti menara, tenda/ tempat tinggal sementara,
jembatan, dsb. Struktur tersebut harus memiliki nilai guna
dalam mendukung kehidupan manusia sehari-hari.
Tujuan utama berlatih keterampilan pioneering adalah
melatih kecakapan fisik, kerjasama tim dan problem
solving. Bayangkan, ketika kamu berkemah, kamu hanya
membawa tongkat dan tenda. Sementara selama kamu
berkemah perlu membuat jemuran baju, tempat sepatu,
tempat alat makan, pagar dan gapura, perlengkapan untuk
memasak dan sebagainya. Maka, kecakapan dan
0
-- M D P P
kreatifitas sangat dibutuhkan untuk mampu merancang
perlengkapan tersebut. Untuk struktur yang lebih besar,
sangat membutuhkan kerjasama tim yang baik.
Dalam berlatih pioneering biasanya menggunakan bahan
tongkat dan tali. Maka, terlebih dahulu saya akan
memperkenalkan tongkat yang lazim disebut tongkat
pramuka dan simpul/ ikatan dasar yang perlu kamu
kuasai.
P P
Tongkat pramuka yang paling lazim kita temui adalah
tongkat sepanjang 160 cm yang biasa dibawa oleh
pramuka penggalang. Tongkat tersebut identik dengan
pramuka penggalang karena hanya pramuka pengalang
yang selalu membawa tongkat dalam setiap latihan dan
kegiatan di luar ruangan.
Memang hanya pada regu pramuka penggalang yang
memiliki aturan dimana pinru (pemimpin regu) dilengkapi
dengan tongkat. Bahan yang digunakan biasanya bambu
berdiameter kecil dan dicat dengan warna merah dan
putih. Namun sebenarnya tidak ada aturan yang
menentukan keharusan menggunakan bahan dan warna
tertentu. Bahan bambu dipilih karena murah, ringan, kuat
dan ulet.
Panjang tongkat 160 cm dan dicat dengan 2 warna
sebenarnya berkaitan dengan fungsi tongkat sebagai alat
ukur. Bagian tengah tongkat berukuran 1 meter sebagai
ukuran yang lazim digunakan di indonesia. Sedangkan
0
-- M D P P
ujung-ujungnya dicat dengan warna berbeda dari bagian
tengah berukuran 30 cm. Ukuran tersebut adalah ukuran
standar yang lazim digunakan di Eropa, yaitu 1 kaki (1
feet), dimana 1 kaki = 12 inch dan 1 inch = 2,54 cm. Tentu
kamu sering menemui penggaris yang dijual di toko alat
tulis kebanyakan berukuran 30 cm.
Tongkat memang seharusnya identik dengan pramuka.
Karena kegiatan pramuka semestinya tidak lepas dari
petualangan di alam terbuka. Entah sekedar kemping,
hiking atau menjelajah ke dalam hutan dengan lingkungan
yang kurang bersahabat. kalau sudah berkegiatan seperti
itu, tongkat menjadi perlengkapan wajib dan sangat
multifungsi.
Manfaat
tongkat
dalam
kegiatan
kepramukaan antara lain:
Alat bantu jalan. Jika kamu pernah melakukan
perjalanan jauh, pasti merasakan perbedaan berlajan
hanya dengan dua kaki dibandingkan dengan bantuan
tongkat. Apalagi jika melewati jalan yang terjal dan
mendaki. Selain lebih aman, berjalan dengan bantuan
tongkat juga lebih menghemat tenaga.
Alat perlindungan diri. Saat berjalan di alam terbuka,
misalnya di hutan, terkadang kita bertemu dengan
hewan liar yang membahayakan. Hewan tersebut bisa
kita usir atau bunuh dengan aman jika kita tongkat
yang panjang.
Alat bantu ketika menyeberangi sungai. Misalnya
ketika menyeberangi sungai, kita bisa memeriksa
kedalaman dan mencari tempat berpijak yang aman.
Alat bantu berjalan di tempat gelap. Dengan tongkat
kita bisa memeriksa daerah di sekitar kita saat gelap/
08
-- M D P P
-- M D P P
-
Ilmu tali-temali sebenarnya tidak terbatas digunakan untuk
pioneering saja. Selain untuk keperluan pioneering dan
berkemah, keterampilan tali temali juga digunakan oleh
pelaut, pemancing, pemanjat tebing, tim SAR. Keterampilan
tali-temali juga berguna dalam membantu kehidupan
sehari-hari, misalnya saat mengemas barang-barang. Talitemali juga bisa dipergunakan sebagai dekorasi, seperti
membuat gelang, gantungan kunci, tali peluit dan
sebagainya.
Kamu bisa mengeksplorasi tali-temali dengan membaca
buku atau browsing internet. Maka kamu akan menemukan
ribuan bentuk simpul, jerat dan ikatan. Namun, untuk
keperluan pioneering dan berkemah, kamu cukup
mempelajari beberapa simpul dasar terlebih dahulu.
Pertama, kamu perlu memahami perbedaan simpul, jerat
dan ikatan. Simpul adalah hubungan tali dengan tali. Jerat
adalah hubungan antara tali dengan sebuah benda
(misalnya tongkat). Ikatan adalah tali yang digunakan
untuk menggabungkan dua buah benda.
Dalam SKU pramuka penggalang ramu setidaknya kamu
perlu menguasai: 1) simpul mati, 2) simpul hidup, 3) simpul
anyam, 4) simpul tiang, 5) simpul pangkal, 6) menyusuk
tali, 7) ikatan (palang, silang dan kaki tiga), serta 8)
menyambung 2 tongkat.
-- M D P P
1. Menyusuk Ujung Tali
Menyusuk ujung tali
(whiping) berguna untuk
menjaga agar ujung tali
tetap rapi dan terurai.
Pada
gambar
di
samping
ditunjukkan
ujung tali yang terurai
sehingga
sulit
digunakan
saat
membuat simpul atau
ikatan.
Bila tali dari bahan plastik atau nilon yang bisa
meleleh, maka cara lain untuk merapikan dan menjaga
ujung tali agar tidak terurai adalah dengan cara
dibakar. Cara ini disebut metode fusing.
Cara paling sederhana
untuk
mengamankan
ujung
tali
adalah
menggunakan overhand
knot.Overhand
knot
adalah simpul paling sederhana yang dibuat dari
seutas tali. Kegunaannya untuk menjaga ujung tali
agar tidak terurai dan bisa juga menjadi stoper (simpul
yang membuat tali tidak bisa melewati lubang).
2. Simpul Mati
Simpul mati dalam istilah bahasa Inggrisnya dikenal
denga nama square knot atau reef knot. Kegunaan
simpul mati paling utama adalah menyambung 2 tali
-- M D P P
yang sama besar dan tidak licin. Simpul mati juga
sering digunakan untuk mengikatkan tali pada benda.
-- M D P P
Karena sifatnya itulah simpul hidup tidak boleh
digunakan untuk mengikat leher binatang, apalagi
pada leher manusia. Jika ditarik, simpul hidup bisa
menjerat leher dan membahayakan nyawa. Bahkan
ada beberapa aturan di luar negeri yang melarang
penggunaan gambar simpul hidup. Karena dinilai
berkesan ancaman dan berbahaya jika dipelajari oleh
orang yang tidak bertanggung jawab.
4. Simpul Anyam
Simpul anyam dalam bahasa Inggris dikenal dengan
nama sheet bend. Kegunaan simpul anyam adalah
untuk menyambung 2 tali khususnya yang berbeda
ukuran. Jika perbedaan ukuran terlalu besar, maka
digunakan simpul anyam ganda (double sheet bend).
-- M D P P
Pada gambar di atas, sebelah kanan bawah adalah
simpul anyam berganda dengan tali kecil dilingkarkan
2 kali untuk menambah kekuatan simpul. Simpul ini
digunakan jika perbedaan diameter tali terlalu besar
atau talinya basah/ licin.
Simpul
lain
yang
bisa
digunakan
untuk
menyambung 2 tali yang sama
besar adalah simpul kembar/
simpul
inggris
(double
fisherman
knot).
Cara
membuatnya adalah dengan
membuat simpul hidup pada
masing-masing tali satu sama
lain. Menyambung dengan
simpul ini lebih rapi dibandingkan menggunakan
simpul mati.
5. Simpul Tiang
Simpul tiang (bowline knot) menghasilkan loop tali
yang tidak bisa membesar/ mengecil lagi.
Kegunaannya antara lain: Menambatkan tali pada
tiang/ benda. Mengikat leher binatang agar tidak
tercekik. Jika 2 simpul tiang dihubungkan bisa juga
digunakan untuk menyambung tali
-- M D P P
6. Simpul Pangkal
Ikatan
Pangkal
dalam
bahasa Inggris disebut juga
clove hitch yang berasal dari
kata
cleave
(mengikat/
menahan dengan cepat).
Kegunaan ikatan pangkal
paling utama adalah untuk
mengawali dan mengakhiri
saat membuat ikatan.
Misalnya saat membuat
ikatan palang, ikatan silang, manambatkan tali pada
pohon/ tiang. Kegunaan lainnya misalnya untuk
mengikat ujung karung/ tas karena ikatan pangkal jika
ditarik dengan kuat akan terikat kuat dan tidak mudah
selip.
Kelemahan ikatan ini adalah jika ikatan pangkal
menggunakan tali yang cukup kecil dan kencang maka
akan sulit dilepaskan. Kelemahan lainnya, jika tali yang
digunakan dari bahan sintetis yang licin atau tiang
yang diikat juga licin, maka ada kemungkinan ikatan
akan selip dan terlepas. Makanya ikatan pangkal lebih
tepat jika digunakan bersama ikatan lain (untuk
mengawali/ mengakhiri ikatan).
5
-- M D P P
7. Ikatan
Ikatan palang berguna untuk mengikat 2 benda/
tongkat yang posisinya tegak lurus atau mendekati
tegak lurus.
Ikatan Silang digunakan untuk mengikat 2 tongkat/
batang yang tidak membentuk sudut tegak lurus.
Ikatan Kaki Tiga. Sesuai namanya, ikatan kaki tiga
gunanya untuk mengikat tiga buah tongkat untuk
membuat kaki tiga.
-- M D P P
8. Menyambung Dua Tongkat
-- M D P P
N
Navigasi adalah seni menemukan arah. Sangat penting
bagi setiap pramuka penggalang menguasai keterampilan
ini. Hal pokok yang kamu lakukan dalam navigasi adalah
memperhatikan lingkungan sekitarmu dan mengambil
keputusan dengan tepat. Pada masa lalu, navigasi hanya
dilakukan dengan kompas, peta dan tanda-tanda alam.
Saat ini sudah ada alat canggih yang kita sebut GPS
(global positioning system). Bahkan banyak diantara kamu
yang sudah mempunyai smartphone dengan fitur GPS
untuk membantu navigasi.
M
Navigasi dimulai dengan memahami bentuk dan ukuran
lingkungan di sekitarmu. Dan yang harus kamu ketahui
paling awal adalah ukuran dirimu sendiri. Ukuran tubuhmu
yang perlu kamu hafalkan diantaranya: tinggi badan, lebar
jengkal, panjang lengan, lebar rentangan tangan, lebar
langkah.
Untuk mengetaui ukuran tubuhmu, kamu bisa mengukur
langsung mengunakan penggaris atau meteran yang biasa
digunakan penjahit. Untuk mengetahui lebar langkahmu,
perlu cara khusus. Caranya, ukurlah jarak sekitar 100
meter. Lalu berjalanlah biasa dengan langkah yang relatif
sama dan hitung berapa langkahmu. Bagi 100 meter
dengan jumlah langkahmu. Hasil bagi itulah rata-rata lebar
langkahmu.
-- M D P P
M J
Dengan mengetahui ukuran lebar langkahmu, kamu
sekarang bisa menaksir jarak. Kamu tinggal berjalan biasa
melalui jarak yang akan kamu taksir sambil menghitung
jumlah langkahmu. Selanjutnya, hanya dengan mengalikan
jumlah langkah X lebar langkah, kamu bisa mendapatkan
taksiran jarak.
Kenapa dengan lebar langkah? Bukan dengan meteran
panjang? Ingat, menaksir adalah mendapatkan ukuran
benda tanpa menggunakan alat yang sebenarnya. Jadi, jika
kamu mengukur jarak menggunakan meteran, itu namanya
bukan menaksir, tetapi mengukur. Sebagaimana nanti saat
menaksir tinggi, kamu tidak perlu menggunakan
klinometer.
Ada alternatif lain yang bisa digunakan untuk menaksir
jarak. Yaitu mengguakan tali yang sudah kamu ketahui
panjangnya. Jika belum kamu ketahui, kamu bisa menaksir
panjang tali terlebih dahulu menggunakan ukuran depa
lenganmu yang sudah kamu hafalkan.
M
Ada 2 cara sederhana untuk menaksir tinggi. Pertama,
kamu menggunakan tongkat kecil seperti pensil, ballpoint
atau benda lain yang sudah kamu ketahui panjangnya.
Jangan gunakan benda yang terlalu besar. Ambil jarak
yang agak jauh dengan benda yang akan kamu taksir
tingginya. Cara mengambil perspektif adalah dengan
menjulurkan lengan lurus ke depan dan bidik dengan satu
mata tertutup.
9
-- M D P P
Langkah berikutnya:
Misal kamu akan menaksir tinggi pohon menggunakan
pensil. Minta seorang kawanmu berdiri tepat di bawah
pohon tersebut.
Ambil perspektif dari jarak agak jauh menggunakan
pensil sehingga telapak kaki kawanmu terlihat di ujung
bawah pensil dan ujung kepalanya berada di ujung
atas pensil.
Dengan tanpa berpindah tempat, ambil perspektif
bagian pohon tepat di atas kepala temanmu
menggunakan pensil tadi. Ujung bawah pensil berada
di ujung atas kepala temanmu. Ingat posisi ujung atas
pensil pada pohon.
Selanjutnya dengan melakukan perspektif ujung bawah
pensil pada bagian pohon yang kamu ingat tadi dan
ingat posisi perspektif ujung atas pensil pada pohon.
Lakukan terus-menerus hingga ke puncak pohon.
Hitung berapa kali panjang pensil hingga kamu
mencapai puncak pohon. Kalikan angka itu dengan
tinggi badan kawanmu.
Cara kedua adalah menggunakan perspektif seperempat
lingkaran. Cara ini lebih mudah, namun hanya bisa
dilakukan untuk mengukur tinggi benda yang tidak terlalu
tinggi.
Caranya:
Misalnya kamua akan menaksir tinggi pohon
menggunakan pensil. Ambil perspektif pohon dengan
posisi ujung bawah pohon berada pada ujung bawah
pensil. Begitu juga ujung atas pohon berada pada
ujung atas pensil.
0
-- M D P P
M L
Biasanya yang ditaksir adalah lebar sungai, agar kita tidak
perlu menyeberanginya hanya untuk mengukur jarak tepi
sungai ke tepi di
seberang.
Ada 4 cara untuk menaksir lebar, yaitu:
Gelombang air. Caranya mudah, namun hanya bisa
dilakukan untuk sungai yang berair tenang. Kamu cukup
menjatuhkan batu tepat pada pinggir sungai sehingga
terbentuk gelombang air berupa setengah lingkaran.
Perhatikan saat gelombang menyentuh tepi seberang
sungai lalu segera lihat garis gelombang tersebut di
samping kanan/ kirimu. Ingat posisinya, lalu taksir
jaraknya menggunakan langkah kakimu.
Menggunakan perspektif topi/ telapak tangan. Caranya:
Berdirilah di tepi sungai.
Bidik tepi seberang sungai nenggunakan ujung topi/
telapak tanganmu.
Usahakan posisimu tetap tegak dan tidak berubah
tempat. Putar arah badanmu jadi menghadap ke
kanan/ kiri.
-- M D P P
-- M D P P
M
Kebanyakan orang kesulitan menaksir waktu karena
hitungannya (1, 2, 3, 4,.dst) terlalu cepat dibandingkan
waktu detik jika menghitung
menggunakan jam. Triknya adalah menambahkan kata di
belanagn setiap angka. Sehingga hitungannya menjadi 1
detik, 2 detik, 3 detik, 4 detik, dan seterusnya.
Kamu bisa mengganti kata detik dengan kata lain yang
lebih panjang menyesuaikan kebiasaan kecepatan
hitunganmu. Misalnya, 1 sepeda, 2 sepeda, 3 sepeda dan
seterusnya.
M A
Kamu bisa mengkombinasikan menaksir jarak dan waktu
untuk menaksir kecepatan arus sungai. Caranya, ambil
Gladian Pimpinan jarak tertentu menggunakan langkah
kakimu, misalnya 20 meter. Jatuhkan benda yang mudah
hanyut ke sungai, misalnya daun. Hitung waktu yang
dibutuhkan untuk melewati jarak 20 meter tadi. Kecepatan
arus sungai adalah 20 meter dibagi waktu yang kamu
taksir tadi.
M K
Kadangkala kamu perlu membuat suatu bangunan dengan
kemiringan tertentu atau harus mendatar. Kamu bisa
3
-- M D P P
menggunakan waterpass sederhana. Yaitu menggunakan
botol air yang bening. Permukaan air dalam botol akan
selalu mendatar.
K M A
Kompas adalah alat yang berfungsi untuk menunjukkan
arah mata angin
-- M D P P
Cara Mempergunakan Kompas :
Letakkan Kompas di atas permukaan yang datar,
setelah jarum Kompas tidak bergerak maka jarum
tersebut dan menunjukkan ARAH UTARA MAGNET
Bidik sasaran melalui Visir, melalui celah pada, kaca
pembesar, setelah itu miringkan kaca pembesar kira
kira bersudut 50o dengan kaca dial.
Kaca pembesar tersebut berfungsi sebagai :a.
Membidik ke arah Visir, membidik sasaran.b. Mengintai
derajat Kompas pada Dial.
Apabila Visir diragukan karena kurang jelas terlihat dari
kaca pembesar, luruskan garis yang terdapat pada
tutup Dial ke arah Visir, searah dengan sasaran bidik
agar mudah terlihat melalui kaca pembesar.
-- M D P P
-- M D P P
Jika pada materi di atas, kamu telah mengenal lingkungan
sekitarmu dengan menaksir ketinggian, jarak, dan arus
sungai. Maka kini saatnya menggambarkan keadaan
lingkungan sekitarmu. Saat berkemah, hal tersebut sangat
penting agar kamu benar-benar mengetahui dan
mengingat seluk-beluk keadaan di sekitar tempat
berkemahmu. Untuk itu kamu bisa melakukannya dengan
membuat: peta lapangan, peta pita, sketsa panorama dan
peta lapangan.
P L
Peta lapangan dibuat untuk menggambarkan keadaan
lingkungan dengan cara yang paling sederhana.
Tentu kamu pernah berkunjung ke tempat wisata yang
luas. Di dekat pintu masuk biasanya kamu akan menemui
peta atau denah tempat wisata itu. Kira-kira peta
semacam itulah yang akan kamu buat.
Untuk membuat peta lapangan kamu membutuhkan
peralatan:
Kompasuntuk membidik arah
Kertas, pensil, penghapus, penggaris dan busur derajat
untuk menggambar peta.
Alat untuk menaksir jarak, paling praktis menggunakan
tali. Bisa juga menggunakan tongkat atau langkah
kakimu.
Ada 2 cara membuat peta lapangan. Cara pertama adalah
dengan membidik dari titik di dalam wilayah yang akan
kamu petakan. Cara ini praktis digunakan jika wilayah itu
berupa tanah lapang sehingga tidak banyak penghalang
-- M D P P
untuk membidik ke segala arah. Berikut langkahlangkahnya:
Tandai titik di dalam wilayah sebagai titik
pembidikanmu. Usahakan berada di tengah-tengah
wilayah. Selanjutnya kita sebut sebagai titik pusat.
Tentukan titik-titik sudut wilayah yang akan kamu
petakan.
Bidik setiap titik dan catat berapa derajat arahnya.
Untuk memudahkan, beri nama setiap titik sudut
dengan huruf/ angka/ angka romawi dan catat benda
yang kamu bidik. Misal, titik sudut I = pohon cemara, II
= batu besar.
Ukur jarak setiap titik sudut dari tempat kamu
membidik dengan cara menaksir.
Gambar peta pada kertas. Arau utara (0O) adalah garis
vertikal ke atas. Sudut pada peta berputar searah
jarum jam, berarti arah timur adalah 90O, selatan
adalah 180O dan barat adalah 270O. Tandai setiap titik
sudut pada kertas lalu buat garis lurus dari titik pusat
ke titik sudut dengan ketentuan panjangnya adalah
jarak sebenarnya dibagi skala. Misal kamu akan
membuat peta dengan skala 1: 1000 sedangkan jarak
hasil taksiranmu100 meter. Biar mudah konversikan
100 meter menjadi 10000 cm. Lalu bagi dengan skala
(10000:500) maka hasilnya 10 cm. Berarti kamu
membuat garis sepanjang 10 cm.
Langkah terakhir adalah menghubungkan setiap ujung
garis (titik sudut wilayah) sehingga membentuk
bangun datar yang merupakan bentuk wilayah yang
kamu buat.
Bila perlu lengkapi dengan membidik benda-benda
penting di dalam lapangan.
8
-- M D P P
-- M D P P
30
-- M D P P
P P
Membuat peta pita pada prinsipnya sama dengan
membuat peta lapangan dengan cara kedua. Bedanya,
data yang kamu catat lebih banyak, karena tujuan
membuat peta pita adalah membuat gambaran/ denah
rute jalan yang kamu lewati.
Peta ini disebut peta pita karena digambar pada kertas
kecil dan panjang seperti pita. Kamu bisa membeli kertas
seperti ini di toko alat tulis. Biasanya kertas ini digunakan
untukmencetak nota pada mesin kasir. Atau kamu bisa
membuatnya sendiri dengan kertas A4 dengan
memotongnya
menjadi
dua
memanjang
lalu
menyambungnya. Selanjutnya gulung kertas sambungan
tersebut agar praktis.
Kenapa harus menggunakan kertas yang kecil? Karena
peta pita nantinya akan dibut peta perjalanan. Dimana
kertas itu akan dipotong-potong perbagian. Lebih
lengkapnya nanti akan kamu ketahui pada bagian peta
perjalanan.
Perangkat yang kamu butuhkan dalam membuat peta pita
selain kertas di atas adalah alat tulis dan papan alas
menggambar.
Kolom paling kiri adalah kolom waktu, yaitu waktu
disaat kamu membidik searah jalan yang akan kamu
lewati.
Kolom berikutnya adalah jarak, yaitu jarak dari titik
kamu membidik, kamu berjalan lurus hingga menemui
tikungan/ belokan. Pada tikungan itu kamu akan
3
-- M D P P
merubah arah, maka kamu perlu membidik kembali
dan menggambar peta pada baris berikutnya.
-- M D P P
P
Sebagai data pendukung dalam membuat peta perjalanan,
maka saat membuat peta pita kamu perlu membuat sketsa
panorama pada titik-titik yang penting. Hal ini diperlukan
untuk memastikan bahwa titik tersebut adalah lokasi yang
tepat jika di lain waktu kamu atau orang lain melakukan
perjalanan menggunakan panduan peta perjalanan yang
kamu buat.
Jadi, sketsa panorama bukanlah sebuah peta, tetapi data
pendukungpada peta perjalanan. Sketsa panorama juga
bukan untuk mengabadikan pemandangan yang indah.
Karena sketsa ini dibuat dengan sederhana namun bisa
menunjukkan data yang penting. Kesederhanaan itu
dengan tujuan agar dalam membuat sketsa tidak
menghabiskan waktu lama yang berarti menghambat
perjalanan.
-- M D P P
Sketches In Mafeking and East Afrika. Salah satunya
seperti gambar di atas.
Sedangkan sketsa panorama adalah seperti ini:
34
-- M D P P
Pada contoh sketsa di atas terdapat kesalahan, yaitu
pada area V (laut) seharusnya arsirannya jarang,
karena jaraknya paling jauh.
Peta Perjalanan
Peta perjalanan adalah turunan dari peta pita. Setelah
peta-pita dari contoh di atas dipotong-potong perbagian,
maka akan membentuk peta perjalanan seperti berikut ini:
-- M D P P
Catatan: