Anda di halaman 1dari 5

Nama

: Indriani Pratiwi

Tanggal

: 20 September 2016

NPM

: 1506675781

Paraf Asisten :

Kelompok

:3

Baterai Kimia
I.

Outline
A. Jenis-jenis baterai kimia
1. Baterai Primer
2. Baterai Sekunder
B. Mekanisme kerja baterai kimia
II.
Pembahasan
Baterai merupakan sebuah alat yang dapat merubah energi kimia yang tersimpan
di dalamnya menjadi energi listrik. Energi listrik yang dihasilkan oleh baterai dapat
digunakan secara praktis untuk mengoperasikan berbagai perangkat elektronik.
Baterai juga merupakan contoh penerapan dari prinsip kerja sel volta. Sebagaimana
kita ketahui bersama, beberapa dekade terakhir ini, teknologi elektronik berkembang
pesat. Berbagai jenis dan ukuran baterai kini tersedia. Banyak inovasi-inovasi baru
dalam pengembangan baterai berkinerja tinggi. Dengan adanya baterai, kita tidak
perlu menyambungkan kabel listrik untuk dapat mengaktifkan dan mengoperasikan
perangkat elektronik kita, sehingga kita dapat lebih mudah membawa perangkat
elektronik kita kemana saja.
A. Jenis-Jenis Baterai Kimia
Setiap baterai terdiri dari tiga komponen, yaitu katoda yang biasa disebut
terminal positif , anoda yang biasa disebut terminal negatif, dan elektrolit
yang berguna sebagai penghantar. Output arus listrik dari baterai adalah arus
searah atau disebut arus DC (Direct Current).
Berdasarkan bisa atau tidak bisanya baterai diisi ulang, baterai kimia tersebut
dapat digolongkan ke dalam dua jenis baterai, yaitu:
1. Baterai Primer (Single Use Battery)
Baterai primer merupakan baterai yang hanya dapat dipakai sekali
dan tidak dapat diisi ulang. Baterai ini merupakan baterai yang paling
sering ditemukan di pasaran. Hampir di semua tempat kita dapat
menemukan baterai primer. Hal ini dikarenakan penggunaannya yang
luas dan harganya yang lebih terjangkau. Baterai jenis ini pada
umumnya memberikan tegangan sekitar 1,5 volt. Walaupun begitu,
terdapat juga baterai primer dengan tegangan 6 sampai 9 volt.
Biasanya baterai primer memiliki berbagi jenis ukuran, seperti AAA
(sangat kecil), AA (kecil), C (medium), dan D (besar). Berikut
merupakan yang termasuk dalam baterai primer ialah sebagai berikut:
a. Baterai kering (baterai seng-karbon)
Baterai kering terdiri dari tiga komponen penting, yaitu
batang karbon, seng, dan pasta kimia. Batang karbon pada baterai
berperan sebagai anoda atau kutub positif baterai, sedangkan seng

berperan sebagai katoda atau kutub negatif baterai yang juga


merangkap sebagai wadah daripada baterai. Pasta kimia
merupakan elektrolit pada baterai ini yang berfungsi sebagai
penghantar. Pasta kimia pada baterai kering berisi campuran batu
kawi (MnO2), salmiak (NH4Cl), serbuk karbon (C), dan sedikit
air.

.
Gambar 1. Bagian-bagian baterai
Sumber : www.prinsipkerja.com
Potensial satu sel Leclanche ialah 1,5 volt. Keunggulan dari
baterai ini ialah harganya relatif murah, praktis, dan aman (tidak
mudah rusak/bocor). Walaupun begitu, baterai kering juga
memiliki kelemahan, yaitu dayanya menurun dengan cepat jika
digunakan untuk arus yang relatif besar. Hal ini terjadi karena ionion yang terbentuk memerlukan waktu untuk berdifusi menjauhi
elektrodenya. Jika penggunaannya dihentikan sementara, maka
kemampuannya akan meningkat kembali karena ion-ion sudah
berdifusi.
b. Baterai Alkalin
Pada dasarnya baterai alkalin sama seperti baterai kering
sel Leclanche, hanya saja elektrolit yang digunakan bersifat basa
yaitu KOH. Elektrolit yang berasal dari unsur alkali ini yang
menyebabkan nama baterai ini baterai alkalin. Anoda dan katoda
pada baterai ini sama seperti pada baterai kering Leclanche.
Potensial dari baterai alkalin ini juga 1,5 volt, tetapi baterai
ini dapat menghasilkan arus yang lebih besar untuk waktu yang
lebih lama daripada baterai kering biasa. Hal ini terjadi karena
reaksi selnya tidak menghasilkan ion-ion di sekitar elektrodenya
yang harus berdifusi seperti pada baterai kering. Oleh karena itu,
baterai ini cocok digunakan untuk peralatan yang memerlukan arus
lebih besar, seperti kamera atau recorder.
c. Baterai lithium
Lithium merupakan logam yang sangat ringan dan
mempunyai potensial reduksi rendah dibandingkan logam zink
yang merupakan keunggulan dari logam lithium untuk digunakan

menjadi anoda pada sel volta. Baterai lithium sudah terdapat dalam
berbagai macam jenis, salah satunya ialah baterai lithium mangan
dioksida. Katode yang dipakai ialah MnO2, dan elektrolitnya
terdiri dari suatu garam lithium, misalnya lithium perklorat
(LiClO4) yang dilarutkan dalam campuran propilena karbonat dan
dimetoksietana.
Baterai lithium memiliki potensial dua kali lebih besar
daripada baterai kering, yaitu sebesar 3,4 volt, tetapi selama
pemakaian dapat turun hingga 2,8 volt. Oleh karena lithium
memiliki massa jenis yang relatif kecil, baterai lithium dapat
menghasilkan energi lebih dari dua kali lipat dibandingkan baterai
kering biasa untuk massa yang sama. Baterai lithium dapat
disimpan untuk jangka waktu lebih dari 10 tahun dan dapat bekerja
pada suhu yang sangat rendah. Dibandingkan dengan baterai
kering biasa, baterai lithium dapat menghasilkan arus yang lebih
besar.
d. Baterai Perak Oksida
Baterai perak oksida terdiri atas Zn sebagai anoda, perak
oksida (AgO2) sebagai katoda, dan KOH sebagai pasta atau
elektrolit bada baterai. Potensial sel baterai ini ialah 1,5 volt.
Baterai ini tergolong mahal karena harga perak yang tinggi.
Walaupun begitu, baterai perak oksida dapat menghasilkan energi
yang tinggi dalam bentuk yang relatif kecil dan ringan. Biasanya,
baterai ini dibuat dalam bentuk baterai koin yang biasa digunakan
pada arloji dan kalkulator. Baterai ini juga memiliki ketahanan
dalam jangka waktu yang cukup lama.
2. Baterai Sekunder (Rechargeable)
Pada prinsipnya, cara baterai sekunder menghasilkan arus listrik
sama dengan baterai primer. Reaksi kimia pada baterai sekunder dapat
berlangsung secara reversibel. Pada saat baterai digunakan
(discharge), elektron akan mengalir dari anoda ke katoda. Sedangkan
pada saat sumber energi luar dihubungkan (charge), elektron akan
mengalir dari katoda ke anoda sehingga terjadi pengisian muatan pada
baterai. Berikut merupakan yang tergolong baterai sekunder, yaitu :
a. Baterai Ni-Cd (Nikel-Kadmium)
Baterai Ni-Cd menggunakan nikel (IV) oksida (NiO 2)
sebagai katoda dan logam nikel sebagai anoda. Elektrolitnya terdiri
dari nickel oxide hydroxide dan logam kadmium sebagai
elektrolitnya. Baterai nikad dapat menghasilkan energi yang besar
dengan ukuran yang relatif kecil. Baterai ini memiliki kemampuan
beroperasi dalam jangkauan suhu yang luas dan daya tahan yang
lama. Pemakaian baterai nikad sudah semakin berkurang. Hal ini
dikarenakan cadmium merupakan logam berat yang beracun dan
dapat mencemari lingkungan.

b. Baterai Ni-MH (Nikel-Metal Hidrida)


Susunan baterai ini mirip dengan baterai nikad, kecuali
pada reaktan dalam anodanya, yaitu hidrogen. Hidrogen tersebut
diabsorpsi oleh logam Ni dalam jumlah yang memadai. Gas
hydrogen yang terabsorpsi dapat dilibatkan dalam suatu reaksi
redoks reversible. Jadi, istilah metal-hidrida dimaksudkan untuk
hydrogen yang diabsorpsi logam. Katoda pada baterai ini ialah
NiO(OH). Elektrolitnya ialah KOH.
Keunggulan baterai Ni-MH dibandingkan baterai nikad
ialah baterai Ni-MH dapat menghasilkan energi 50% lebih banyak
dengan volum yang sama. Akan tetapi, baterai Ni-MH memiliki
kelemahan yaitu tidak dapat disimpan atau dibuang sembarangan,
melainkan harus dilakukan daur ulang.
c. Baterai Li-Ion (Lithium Ion)
Penggunaan logam lithium sebagai anoda baterai lithium
dinilai kurang aman, karena baterai lithium dapat meledak setelah
berulang kali diisi ulang. Kelemahan ini kemudian dapat diatasi
berkat penemuan baterai ion lithium, Baterai ini menggunakan ion
lithium sebagai anodanya. Karena menggunakan ion lithium, maka
pada hakekatnya reaksi sel yang terjadi bukanlah reaksi redoks,
melainkan hanya pergerakan ion lithium melalui elektrolit dari satu
elektrode ke elektrode lainnya yaitu berupa grafit pada anoda dan
LiCoO2 pada katoda. Pergerakan ion lithium terjadi di antara
kristal grafit dan LiCoO2. Sebagai elektrolit digunakan bahan cair
yang biasanya mengandung LiPF6 (mengandung Li+ dan PF6-).
Baterai ion lithium diproduksi dalam keadaan kosong tidak ada ion
lithium. Ketika dilakukan pengisian, ion lithium LiCoO 2 akan
bergerak melalui elektrolit menuju elektrode grafit. Sedangkan
ketika baterai dipakai, maka ion lithium bergerak secara spontan
dari grafit ke elektrode LiCoO2.
Baterai ion lithium menghasilkan potensial sebesar 3,7 volt.
Baterai ini juga dapat menghasilkan energi dua kali lipat daripada
baterai nikad dengan massa yang sama. Baterai ion lithium
merupakan baterai yang ramah lingkungan. Sama seperti baterai
Ni-MH, meskipun tidak memiliki zat berbahaya seperti kadmium,
baterai ini tetap mengandung sedikit zat berbahaya yang dapat
merusak kesehatan manusia dan lingkungan hidup, sehingga perlu
didaur ulang dan tidak boleh dibuang di sembarang tempat.
B. Mekanisme Kerja Baterai Kimia
Walaupun baterai memiliki banyak macam jenis, tetapi sebenarnya konsep
dasar fungsi semua jenis baterai pada dasarnya ialah sama. Bila sebuah alat
tersambung ke baterai akan menimbulkan reaksi yang menghasilkan energi
listrik. Hal ini yang dikenal sebagai reaksi elektrokimia.

Semua baterai memiliki dua terminal, yaitu terminal positif dan terminal
negatif. Biasanya terminal ini terletak di ujung baterai. Jika kita
menghubungkan kabel di antara dua terminal tersebut, maka elektron akan
mengalir dari ujung negatif ke ujung positif dengan kecepatan yang besar. Hal
ini akan membuat arus yang besar dan berbahaya, terutama pada baterai
dengan ukuran besar. Oleh karena itu, untuk memanfaatkan muatan listrik
yang dihasilkan oleh baterai, kita harus menghubungkannya ke beban. Beban
ini dapat berupa alat elektronik ataupun sirkuit elektronik. Komponenkomponen katoda dan anoda dipisahkan oleh elektolit guna mencegah
elektroda ini saling bersentuhan sementara dan memungkinkan muatan listrik
mengalir diantara katoda dan anoda. Baru setelah itu, kolektor mengalirkan
muatan ke luar baterai yang kemudian melalui beban.
Dalam banyak perangkat yang menggunakan baterai, biasanya tidak hanya
menggunakan satu buah baterai saja. Pada tempat baterai biasanya terdapat
wadah untuk mengisi beberapa baterai dengan susunan tertentu. Susunan
baterai serial untuk meningkatkan tegangan atau susunan paralel untuk
meningkatkan arus. Pada susunan paralel, baterai akan menghasilkan tegangan
satu sel tetapi dengan kapasitas empat kali lipat dari satu sel. Daya tahan
muatan listrik yang dihasilkan di dalamnya juga lebih lama empat kali lipat.
Sedangkan pada susunan serial, baterai bersama-sama akan menghsilkan arus
satu sel tetapi tegangan yang dihasilkan adalah empat kali lipat dari satu sel.
Jadi, jika satu baterai memiliki tegangan 1,5 V, maka susunan tersebut akan
menghasilkan tegangan 6 V.

Gambar 2. Jenis Susunan Baterai


Sumber : www.carakerja.com
III.

Daftar pustaka
Skoog, A. Douglas. 2014. Fundamental of Analytical Chemistry, Ninth Edition.
Brooks/Cole: USA.
Purba, Michael. 2006. Kimia. Erlangga: Jakarta.
http://teknikelektronika.com/pengertian-baterai-jenis-jenis-baterai/.
Pengertian
Baterai dan Jenis-Jenis Baterai. Diakses pada 18 September 2016.

Anda mungkin juga menyukai