Anda di halaman 1dari 3

Grafik Absorbansi Larutan Standar BSA terhadap Konsentrasi pada = 600 nm

0.8
0.7
0.6 f(x) = 0.25x - 0.33
0.5

Absorbansi 0.4
0.3
0.2
0.1
0
0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4 4.5

Kadar Protein BSA (mg)

Grafik Absorbansi Larutan Standar BSA terhadap Konsentrasi pada = 600 nm


0.8
0.7
0.6 f(x) = 0.25x - 0.33
0.5

Absorbansi 0.4
0.3
0.2
0.1
0
0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4 4.5

Kadar Protein BSA (mg)


Tempe
0,251 = 0.2484x - 0.328
X = 2,33
%protein=2,33:10x1000x100%=233%
Tahu
0.396 = 0.2484x - 0.328
X = 2,915
Telur
0,211 = 0.2484x - 0.328
X = 2,169

Analisis Percobaan
Modul praktikum ini berjudul ekstraksi dan kuantitasi protein dari sumber makanan
dan bertujuan menentukan konsentrasi protein dari suatu sampel yang tidak
diketahui. Praktikum kali ini menggunkan berbagai alat, yaitu spektrofotometer,
gelas beaker, tabung reaksi, pipet, mikropipet, spatula kaca, dan vortex. Sedangkan
bahan-bahan yang digunakan ialah sampel (tempe, tahu, dan telur), larutan standar
BSA , Na2CO3, N NaOH, Nak tartrat, CuSO4.5H2O, dan reagen Folin-Phenol 2N.
Langkah pertama yang dilakukan pada percobaan kali ini adalah menyiapkan alat
dan bahan terlebih dahulu. Larutan A (2% Na2co3 dalam o,o1 N Naoh), Larutan B
(1% Nak Tartrat dalam h2o), dan larutan C (0,5% CuSo4.5H2o dalam H2o) dicampur
menjadi larutan D dengan komposisi berturut2 sebanyak 48 ml, 1 ml, dan 1 ml.
Larutan sampel tempe, tahu, dan telur yang telah diekstraksi diambil sebanyak 1ml
dan mengencerkannya dengan aquades hingga bervolume 100ml. Lalu, mengambil
sampel yang telah diekstraksi tersebut masingmasing sebanyak 5ml, kemudian
memasukkannya ke tabung reaksi. Praktikan juga menyiapkan larutan BSA yang
diencerkan terlebih dahulu dengan 4 konsentrasi yang berbeda, yaitu masing-
masing berturut2 1 ml, 2ml, 3ml, dan 4ml, lalu mengencerkannya hingga
bervolume 5 ml. Dari ketujuh tabung tersebut dimasukkan larutan D masing2
sebanyak 2 ml. Larutan D ini juga berfungsi sebagai reagen yang dapat mendeteksi
protein. Setelah dimasukkan larutan D, inkubasi semua tabung selama 10 menit
pada suhu ruangan. Ini dilakukan agar sampel dengan reagen dapat saling bereaksi
hingga sempurna.
Setelah inkubasi selesai, praktikan menyiapkan regain folin-phenol yang diencerkan
terlebih dahulu dengan perbandingan 1:1 dengan aquades. Lalu, memasukkannya
ke dalam semua tabung reaksi masingmasing sebanyak 0,2 ml, kemudian vortex
semua tabung tersebut dengan segera. Ini dilakukan agar sampel dan reagen dapat
lebih cepat tercampur dengan sempurna. Kemudian menginkubasi kembali selama
30 menit dengan suhu ruangan agar sampel dan reagen dapat bereaksi hingga
sempurna.
Setelah proses inkubasi kedua selesai, praktikan mengecek absorbansi dari semua
larutan standar BSA menggunakan spektrofotometer pada panjang gelombang 600
nm. setelah itu, mengecek pula absorbansi pada sampel tempe tahu dan telur
dengan panjang gelombang yang sama dengan larutan standar BSA. Ini dilakukan
agar kita dapat membandingkan absorbansi pada larutan BSA dan sampel sehingga
kita dapat membuat plot kurva kalibrasi dan menentukan konsentrasi protein dari
masing-masing sampel.
Analisis Hasil dan Grafik
Pada percobaan ini, didapatkan data berupa absorbansi dari larutan standard dan
sampel. Kemudian data tersebut diolah dalam bentuk kurva kalibrasi dari
absorbansi larutan standar bsa terhadap kadar protein. Dari kurva kalibrasi
tersebut, didaptkan persamaan garis yang bisa digunakan utuk menentuka kadar
protein pada sampel.
Dilihat dari grafik yang terbentuk bahwa semakin besar kadar protein semakin
besar pula absorbansi yang dihasilkan. Ini terjadi karena dengan semakin
banyaknya kadar protein maka semakin banyak pula molekul-molekul yang bersifat
dapat menyerap cahaya pada spektrofotometer. Persamaan garis yang didapat dari
grafik tersebut dapat digunakan untuk menentukan konsentrasi dari sampel, yaitu
dengan memasukkan nilai absorbansi masing-masing ke persamaan tersebut.
Sehingga dari pengolahan data tersebut didapatkan kadar protein pada tempe
sebesar 2,33mg. Sedngkan pada tahu sebesar 2,95mg, dan pada telur sebesar
2,169mg. dengan hasil tersebut dapat kita perkirakan bahwa kandungan protein
yang paling besar ialah pada tempe. Sedangkan kandungan protein yang paling
kecil ialah pada telur.
Analisis kesalahan
Pada praktikum kali ini, keasalahan yang mungkin dapat mempengaruhi hasil
percobaan ialah :
1. kurang tepatnya penakaran atau pengukuran pada setiap larutan atau sampel
yang digunakan
2. kurang cermat dalam mengecek absorbansi menggunakan spektrofotometer
3. praktikan kurang teliti dalam membersihkan alat-alat sehingga dapat
mempengaruhi larutan atau sampel yang digunakan
Jawab pertanyaan
1. jelaskan prinsip kerja dari metode LOWrydalam menentukan konsentrasi protein
2. jelaskan mengenai keterbatasan metode lowry ini

Anda mungkin juga menyukai