Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas kuasaNya kami bisa menyelesaikan
makalah Perpindahan Kalor Konveksi dengan baik dan tepat waktu. Makalah ini dibuat atas
dasar pemicu PBL 2 dari mata kuliah Perpindahan kalor.
Kami juga berterima kasih kepada seluruh pihak yang terlibat baik secara langsung
maupun tidak langsung dalam penyelesaian laporan ilmiah ini, yaitu:
1 Dosen mata kuliah Kultur Sel, Ibu Dianursanti dan Ibu Tania yang telah membimbing
penulis selama proses penulisan laporan ini.
2 Asisten dosen mata kuliah Perpindahan Kalor, Kak Angelina. yang telah mengarahkan
kami selama proses penulisan makalah ini.
3 Seluruh rekan Teknologi Bioproses UI, seluruh angkatan, serta segala pihak yang telah
membantu penulis.
Kami menyadari banyaknya kekurangan yang terdapat dalam makalah ini. Oleh karena
itu, saran dan kritik yang membangun dari para pembaca sangat dibutuhkan untuk
penyempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.
Menentukan T lm
ln( T 1 / T 2 )
T 1 T 2
T lm=
( 20085 ) ( 9335 )
T lm=
115
ln( )58
T lm=83,3
Dari diagram heat exchanger untuk single-pass cross-flow, both fluid unmixed, dapat ditentukan
nilai F :
Grafik 2: Grafik F untuk Single Pass Cross-Flow Heat Exchanger (Fluids Unmixed)
Sumber: Holman, 2010
Sehingga, dapat diperkirakan nilai F adalah 0,92 untuk P = 0,303 dan R = 2,14.
Penghitungan luas area dengan metode LMTD
q=mC p air t=UAF T lm
Maka:
C 4877 4877
c= min = = =0,467
C max (2,5 . 4175 ) 10.437,5
Dan:
T h 1T h 2 20093
= = =0,648=64,8
T h 1T c 1 20035
Langkah selanjutnya adalah membaca grafik untuk menentukan nilai NTU
m
ethylene glycol = 75.000 lb/hr
Tc,in (ethylene glycol) = 1000F dan Tc,out (ethylene glycol) = 2000F
Th,in (steam) = 2500F dan T h,out (steam) = 2500F
*Asumsi:
Steam memiliki sifat yang sama dengan air untuk menentukan variabel intensifnya pada
suhu tertentu
Sistem terinsolasi sempurna (tidak ada kalor yang keluar ke lingkungan)
Steam (hot fluid) mengalir pada bagian tube, sedangkan ethylene glycol (cold fluid) pada
shell
Kalor yang dilepaskan oleh steam (yang dipindahkan ke ethylene glycol) hanya akan
merubah wujudnya menjadi cair (tidak menurunkan suhunya). Maka dari itu Th,in (steam) =
Th,out (steam)
Tidak ada penurunan tekanan pada aliran ethylene glycol maupun steam
Basis: 1 jam
*Solusi :
1 Langkah 1: Menentukan besarnya massa steam yang masuk dengan menggunakan
hukum Asas Black (kalor yang dilepas = kalor yang diterima)
cethylene glycol = 0,63 Btu/lb.0F
Lsteam = 900 Btu/lb
Qterima = m.c. T = 75.000 lb . (0,63 Btu/lb.0F) . (200-100)0F = 4.725.000 Btu
Qlepas (steam) = Qterima (ethylene glycol)
ms . L = me . c . T
ms. 900 Btu/lb = 4.725.000 Btu
msteam = 5.250 lb
Sehingga didapatkan at' (flow area per tube) = 0,268 in2 dan ID = 0,584 in = 0,049 ft
Re = ID . Gt / = = 5.678.507
Bisa dilihat melalui bilangan Reynoldnya bahwa aliran steam bersifat turbulen, sehingga
nilai koefisien perpindahan kalor steam (hio) adalah 1500 Btu/ft2.oF
.
m
Gs = ethylene glycol / as = (75.000 lb)/ 0,1677 ft2 = 447.227,2 lb/ft2
0,55 12 ft x 447.227,2lb / ft 2
13,31lb / ft
Re = De.Gs/ = = 1540
Dapat dilihat melalui bilangan Reynoldnya bahwa aliran ethylene glycol bersifat laminar,
sehingga untuk mencari koefisisen perpindahan kalornya, kita dapat menggunakan
persamaan:
k ethylene glycol c ethylene glycol x 13 0,1503 0,63 x 13,31 13
ho =JH ( De )( ) (
k ethylene glycol
=20 )(
0,55 /12 )
0,1503
=250,6 Btu /ft 2 . F
*Catatan : Nilai k ethylene glycol bisa didapat melalui tabel A.4 di bagian lampiran pada buku Heat
Transfer 10th edition, J.P.Holman
*Catatan : Nilai a bisa didapat melalui tabel 11 di bagian lampiran pada buku Process Heat
Transfer, D.Q.Kern
Q 4.725.000 Btu
73,79 Btu / ft 2 .o F
A . Tm 703,54 ft .91,02 F
2 o
U dirt =
Jadi nilai dirt factor dari alat penukar kalor ini adalah 0,0089 ft2 0F / Btu