Anda di halaman 1dari 4

SANITASI UDARA DAN RUANG

2.1 SANITASI UDARA DAN RUANGAN


Sanitasi

Ruang

Produksi/ruang

pengolahan

makanan/dapur

juga

berperan penting dalam menentukan berhasil tidaknya upaya sanitasi


makanan secara keseluruhan. Dapur yang bersih dan dipelihara dengan baik
akan merupakan tempat yang higienis sekaligus menyenangkan sebagai
tempat kerja. Dapur seperti itu juga dapat menimbulkan citra (image) yang
baik bagi institusi yang bersangkutan. Dua hal yang menentukan dalam
menciptakan dapur yang saniter adalah konstruksi dapur dan tata letak
(layout) (DPHP, 2009).
2.2

PENTINGNYA

SANITASI

UDARA

DAN

RUANGAN

DALAM

IMPLEMENTASI KEAMANAN PANGAN


2. 3 SUMBER KONTAMINASI SANITASI UDARA DAN RUANGAN
Udara di dalam suatu ruangan dapat merupakan sumber kontaminasi
udara. Udara tidak mengandung mikroflora secara alami, akan tetapi
kontaminasi dari lingkungan sekitar mengakibatkan udara mengandung
berbagai mikroorganisme, misalnya debu, air, proses aerasi, dari penderita
yang mengalami infeksi saluran pencernaan dan dari ruangan yang
digunakan untuk fermentasi. Mikroorganisme yang terdapat dalam udara
biasanya melekat pada bahan padat, misalnya debu atau terdapat dalam
droplet air (Volk dan Whleer, 1984).
Dalam ruang pengolahan makanan harus ada pemisahan fisik antara
ruang bersih dan ruangan kotor, lokasi tidak dekat dengan pemukiman
padat, tidak di tengah sawah, tidak di daerah banjir/tergenang. Hal utama
yang perlu diperhatikan dalam merencanakan dapur yang baik, adalah
konstruksi bangunan yang anti tikus (rodentproof). Tikus merupakan
pembawa (carrier) mikrobia patogen, serta merusak bahan makanan selama
penyimpanan. Lubang lubang yang ada di dalam dapur yang dapat menjadi
pintu keluar masuk tikus harus ditutup dengan kawat kasa.

SANITASI PEKERJA
2.1 SANITASI
Sanitasi

adalah

suatu

usaha

pencegahan

penyakit

yang

menitikberatkan kegiatan pada usaha kesehatan lingkungan hidup manusia


(Widyati, 2002). Sanitasi adalah upaya kesehatan dengan cara memelihara
dan

melindungi

kebersihan

lingkungan

dari

subyeknya.

Misalnya

menyediakan air yang bersih untuk keperluan dibuang sembarangan.


Hygiene dan sanitasi tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lain karena
erat kaitannya. Misalnya hygiene sudah baik karena mau mencuci tangan,
tetapi sanitasinya tidak mendukung karena tidak cukup tersedia air bersih,
maka mencuci tangan tidak sempurna (Depkes RI, 2004).
2.2 PENTINGNYA SANITASI PEKERJA
Sanitasi

dan

higiene

pekerja

juga

perlu

diperhatikan.

Hal

ini

disebabkan karena pekerja merupakan sumber potensial dalam perpindahan


cemaran. Jadi program sanitasi dan higiene pekerja adalah hal yang mutlak.
Sanitasi pekerja meliputi kesehatan pekerja, kebersihan tubuh pekerja
sampai ke kebersihan semua perlengkapan yang digunakan oleh pekerja
(Hariadi dan Dewanti, 2009).
Tenaga

kerja

yang

telah

dilatih

sanitasi

dan

higiene

dapat

meningkatkan konsumen karena konsumen merasa mendapat kenyamanan.


Berbagai program dapat dilatihkan kepada tenaga kerja yaitu menjaga dan
merawat kebersihan diri sendiri yang meliputi kebersihan rambut, kuku, kulit,
dan pakaian. Selain itu program yang berkaitan dengan peralatan dan

berbagai fasilitas dijaga agar selalu bersih sehingga dapat menaikkan daya
pakai alat, menjaga dinding, lantai, langit-langit dari kerusakan. Selanjutnya
pengetahuan tentang bagaimana menangani makanan, teknik penyimpanan
yang dapat menurunkan kerusakan makanan (Prihastuti, 2010).
Higiene pekerja yang menangani makanan sangat penting peranannya
dalam

mencegah

perpindahan

penyakit

ke

dalam

bahan

makanan.

Persyaratan bagi pekerja yang penting adalah :


1. Kesehatan yang baik; untuk mengurangi kemungkinan pekerja
menjadi tempat penyimpanan bakteri patogen,
2. Kebersihan; untuk mengurangi kemungkinan penyebaran bakteri
oleh pekerja,
3. Kemauan untuk

mengerti

tentang

sanitasi;

merupakan

persyaratan agar program sanitasi berjalan dengan efektif (Jenie,


1989).
2.3 SUMBER KONTAMINASI PEKERJA
SUMBER KONTAMINASI DAN TEKNIK SANITASI Penyusun : Dr. Obin Rachmawan, Ir.,
MS Tim Program Keahlian Teknologi Hasil Pertanian Penanggung Jawab : Dr.Undang
Santosa,Ir.,SU DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL PROYEK PENGEMBANGAN
SISTEM DAN STANDAR PENGELOLAAN SMK DIREKTORAT PENDIDIKAN MENENGAH
KEJURUAN JAKARTA 2001

Anda mungkin juga menyukai