Anda di halaman 1dari 2

BAB 1.

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Salak (Salacca edulis,Reinw) merupakan tanaman asli Indonesia yang termasuk
dalam famili palmae dengan buah yang bisa dimakan. Konsumen umumnya menyukai
salak yang daging buahnya tebal, rasanya manis dan bijinya kecil. Sebagai salah satu
buah tropis, salak disukai konsumen di benua Eropa dan Amerika yang dikenal
menyukai citarasa buah eksotis. Salak merupakan tanaman yang berbuah sepanjang
tahun, meskipun panen raya buah salak terjadi pada akhir tahun.
Menurut penelitian Hartanto (2000), kandungan terbanyak dalam buah salak pada
kondisi segar adalah sukrosa, glukosa dan fruktosa (Aralas, 2009). Buah salak (Salacca
edulis, Reinw) dari Bangkok, Thailand diketahui memiliki kapasitas antioksidan dan
total polifenol yang lebih tinggi daripada buah manggis (Garcinia mangostana)
(Leontowicz et al., 2006; 2007) dan buah kiwi (Actinida chinensis) (Gorinstein et al.,
2009). Kelebihan tersebut membuat buah salak memiliki sisi fungsional yang dapat
memberikan manfaat bagi kesehatan.
Buah salak segar mempunyai daya simpan yang tidak lama dan mudah mengalami
kerusakan, karena buah salak mengandung kadar air yang tinggi yaitu dalam 100 gram
buah salak mengandung air sebanyak 78%, maka perlu penanganan khusus untuk
mempertahankan kualitas buah salak. Selain kadar air yang cukup tinggi, dalam buah
salak terdapat senyawa tanin yang memberikan rasa sepat dan perubahan warna coklat
pada daging buah salak yang terkena udara (Depkes RI, 1979). Rasa sepat pada buah
salak inilah yang menjadi kendala dalam pemasaran buah salak untuk bisa masuk pasar
internasional, kecuali salak varietas gula pasir (Yamada, 1994).
Selain untuk dikonsumsi sebagai buah segar, dengan berkembangnya teknologi
pengolahan pangan, buah salak kini juga diolah menjadi berbagai jenis produk olahan.
Produk-produk yang dihasilkan dari buah salak seperti keripik salak, dodol salak, selai
salak, manisan salak, kerupuk salak. Pengolahan buah salak juga dapat membantu
petani ketika panen raya yang dapat menurunkan harga salak (Sujatmiko 2012).
Salak memiliki banyak manfaat, salah satunya memiliki kandungan antioksidan
untuk mencegah radikal bebas. Untuk mencegah buah salak dari kerusakan dan
kebusukan, maka salak dapat dikembangkan menjadi berbagai jenis produk pangan
yang memiliki manfaat bagi tubuh, seperti dikembangkan menjadi produk pangan
fungsional. Maka dari itu makalah ini dibuat untuk mengetahui olahan-olahan dari
buah salak, kandungan pada buah salak, dan manfaat dari buah salak untuk tubuh.

1.2 Tujuan
Tujuan dari makalah ini, yaitu
1. Mengetahui olahan dari buah salak
2. Mengetahui kandungan dan manfaat buat salak.

DAFTAR PUSTAKA

Daud, I. (2001). Salak, palem berduri asli anak negeri. www.


indomedia.com/intisari/salak-palem.

Gorinstein, S., Haruenkit, R., Poovarodom, S., Park, Y., Vearasilp, S., Suhaj, M., Ham,
K., Heo, B., Cho, J. dan Jang, H.G. (2009). The comparative characteristics of
snake and kiwi fruits. Food and Chemical Toxicology 47: 1884-1891.

Leontowicz, H., Leontowicz, M., Drzewiecki, J., Haruenkit, R., Poovarodom, S., Park,
Y-S., Jung, S-T., Kang, S., Trakhtenberg, S. dan Gorinstein, S. (2006).
Bioactive properties of Snake fruit (Salacca edulis Reinw) and Mangosteen
(Garcinia mangostana) and their influence on plasma lipid profile and
antioxidant activity in rats fed cholesterol. European Food Research and
Technology 223: 697-703.

Leontowicz, M., Leontowicz, H., Drzewiecki, J., Jastrzebski, Z., Haruenkit, R.,
Poovarodom, S., Park, Y-S., Jung, S-T., Kang, S., Trakhtenberg, S. dan
Gorinstein, S. (2007). Two exotic fruits positively affect rat’s plasma
composition. Food Chemistry 102: 192-200.

Anda mungkin juga menyukai