DINAS KESEHATAN
UPT PUSKESMAS BABAKAN KECAMATAN BABAKAN
Jl. P. Sutajaya No.48 Telp (0231) 8840040
Hotline sms: 082316515460 email:puskesmasbabakan@yahoo.co.id
45191
KEPUTUSAN KEPALA UPT PUSKESMAS BABAKAN
KECAMATAN BABAKAN TAHUN 2016
NOMOR :
TENTANG
PANDUAN TATALAKSANA TB PARU
DI UPT PUSKESMAS BABAKAN
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
KEPALA UPT PUSKESMAS BABAKAN,
Menimbang
Mengingat
:
3
4
5
M E M U T U S K A N
Menetapkan
PERTAMA
KEDUA
KETIGA
Ditetapkan di Babakan
Pada Tanggal 04 Januari
2016
Hj.KURNIA SUKMA.SKM,M.Kes
NIP. 19600124 198309 2 001
BAB I
DEFINISI
TUBERKULOSIS
A. Pengertian penyakit Tuberkulosis (TBC)
Penyakit TBC adalah suatu penyakit menular yang disebabkan oleh
kuman Mycobacterium Tubercullosis yang masuk melalui saluran pernafasan
kedalam paru-paru.
B. Tanda-tanda dan gejala penyakit Tbc
a. Gejala respiratorik
Batuk-batuk lebih dari 3 minggu
Batuk berdahak bercampur darah
Sesak Nafas
Nyeri Dada
b. Gejala Sistemik
Demam
Malaise
Keringat malam tanpa sebab
Anoreksia dan berat badan menurun
C. Cara Diagnose TBC
Disamping gejala-gejala tersebut di atas untuk menegakkan diagnosis
TBC Paru maka diperlukan pemeriksaan Mikroskopis yaitu dengan cara
pemeriksaan dahak tersangka penderita.
Pemeriksaan dahak tersangka penderita TBC, mengenai BTA ( Baksil Tahan
Asam ) sebanyak 3 kali, yaitu dahak sewaktu, dahak pagi dan dahak sewaktu
(SPS). Selain itu bila diperlukan maka dilakukan Rontgen dada / thorax foto.
D. Klasifikasi Penyakit TBC
Berdasarkan dari hasil pemeriksaan dahak penderita, Penyakit TBC Paru
dibagi dalam :
1. Tuberkulosis paru BTA positif, yaitu :
Sekurang-kurangnya 2 dari 3 specimen dahak SPS mununjukan hasil
positif
1 Specimen dahak SPS menunjuka BTA positif dan dari hasl foto
Rontgen dada menunjukan gambaran TBC aktif
2. Tuberkulosisi paru BTA Negati
Yaitu hasil pemeriksaan 3 specimen dahak SPS hasilnya negative dan
hasil foto Rontgen dada menunjukan gambaran Tuberkulosis aktif.
Tuberkulosis BTA negative ini dapat dibagi berdasarkan tingkat keparahan
penyakitnya, yaitu bentuk penyakit berat dan ringan.
Bentuk penyakit TBC berat jika digambaran foto dada memperlihatkan
gambaran kerusakan jaringan paru yang luas (Millier) atau keadaan
umum penderita buruk / payah.
Sedangkan bentuk ringan dalam gambaran hasil Rontgen dada hanya
menunjukan adanya Tuberkulosis aktif saja.
3. Kambuh
Yaitu Pend yg sudah di nyatakan sembuh tp beberpa bulan kmudian
timbul lg gjala Tbc dan setelah diperiksa BTA positif kmbali
4. Tuberkulosis Extra Paru
TBC Extra paru dibagi dalam :
A. TBC extra paru ringan
BAB II
RUANG LINGKUP
Penanggulangan TB di Indonesia dilaksanakan sesuai dengan azas
desentralisasi dengan Kabupaten/Kota sebagai titik berat manajemen program
dalam kerangka otonomi yang meliputi: perencanaan, pelaksanaan, monitoring
dan evaluasi serta menjamin ketresediaan sumber daya (dana, tenaga, sasaran
dan prasarana). Penanggulangan TB dilaksankan dengan menggunakan strategi
DOTS. Penguatan kebijakan untuk meningkatkan komitmen daerah terhadap
program penanggulangan TB.
oleh
seluruh
Unit Pelayanan
Kesehatan
(UPK), meluputi
Puskesmas, Rumah Sakit Pemerintah dan Swasta, Rumah Sakit Paru (RSP),
Balai Pengobatan Penyakit Paru-Paru (BP4), Klinik pengobatan lain serta Dokter
Praktek Swasta (DPS).
Penanggulangan TB dilaksanakan melalui promosi, penggalangan kerja
sama dan kemitraan dengan program terkait, sector pemerintah, non pemerintah
dan swasta dalam wujud Gerakan Terpadu Nasional Penanggulangan TB
(Gerdunas TB). Peningkatan kemampuan laboratorium diberbagai tingkat
pelayanan ditujukan untuk peningkatan mutu pelayanan dan jejaring. Obat Anti
Tuberkulosis (OAT)cuntuk penanggulangan TB diberikan kepada pasien secara
Cuma-Cuma dan dijamin ketersediaannya. Ketersediaan sumber daya manusia
yang kompeten dalam jumlah yang memadai untuk meningkatkan dan
mempertahankan kinerja program. Penanggulangan TB lebih di prioritaskan
kepada kelompok miskin dan kelompok rentan terhadap TB. Penanggulangan TB
harus berkolaborasi dengan penanggulangan HIV. Pasien Tb tidak dijauhkan dari
keluarga, masyarakat dan pekerjaannya.
BAB III
TATALAKSANA
Penatalaksanaan pasien TB menggunakan srategi DOTS meliputi upaya
penemuan dan pengobatan. Penemuan pasien merupakan kegiatan awal dan
utama dalam program penanggulangan TB, dengan menemukan semua pasien
TB paru BTA Positif baru (menular), dengan tetap memperhatikan penemuan
pasien TB lainnya. Kegiatan penemuan pasien terdiri dari penjaringan suspek,
menetapkan diagnosis TB dan menentukan klasifikasi penyakit serta tipe pasien
TB.
A. Penemuan Pasien TB
1. Startegi penemuan pasien TB
Penemuan pasien TB dilakukan secara pasif dengan promosi aktif,
pemeriksaan terhadap kontak erat pasien TB terutama kontak erat pasien
BTA positif. Apabila di jumpai pasien TB anak harus di cari sumber
penularnya.
2. Identifikasi suspek TB
Biasanya suspek TB datang ke Pasyankes dengan berbagai keluhan dan
gejala yang mungkin akan menunjukkan bahwa yang bersangkutan
termasuk suspek, diantaranya batuk berdahak selama 2 minggu atau lebih
kadang disertai darah, sesak nafas, rasa nyri dada, badan lemah, nafsu
makan menurun, berat badan turun dan berkeringat pada malam hari
walaupun tanpa kegiatan serta demam meriang yang berulang lebih dari
sebulan.
B. Pemeriksaan dahak mikroscopis dan keamanan kerja di laboratorium
1.
Pengumpulan dahak
Dahak dikumpulkan atau ditampung dalam pot dahak yang transparan,
bermulut lebar, berpenampang 6cm atau lebih, tutup berulir, tidak mudah
pecah dan bocor. Diagnosis TB ditegakkan dengan pemeriksaan 3
spesimen dahak Sewaktu Pagi Sewaktu (SPS). Specimen dahak idealnya
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
BAB IV
DOKUMENTASI
Pencatatan dan Pelaporan TB Paru banyak menggunakan formulirformulir,diantaranya adalah:
A. Formulir TB.01(kartu pengobatan pasien Tb)
Kartu ini di simpan di unit pelayanan kesehatan (puskesmas,RS,BBKPM/
BKPM/ BP4, dan lain-lain) dimana penderita tersebut mendapat
pengobatan.
B. Formulir TB.02 (kartu identitas pasien)
Kartu TB.02 di simpan oleh pasien.Selain mencatat identitas pasien ,kartu
ini dipakai juga untuk mencatat paduan obat yang diberikan kepada
pasien, jumlah obat yang telah diberikan kepada pasien,tanggal harus
kembali, tanggal pemeriksaan ulang dahak,dan catatan lain oleh dokter
atau perawat.
C. Formulir TB.03 (Register TB Kabupaten
Buku ini di pakai oleh wasor
TB.05
(Formulir
permohonan
laboratorium
TBC
untuk
pemeriksaan dahak)
Formulir ini diisi oleh petugas yang meminta pemeriksaan dahak untuk
bagian atas,dan bagian bawah diisi oleh petugas yang membaca sediaan
dahak.Satu penderita menggunakan satu formulir.Satu formulir digunakan
untuk 3 spesimen(untuk diagnosis) atau untuk 2 spesimen(untuk follou-up
pengobatan).
F. Formulir TB.06 (daftar suspek yang diperiksa SPS)
Formulir ini merupakan buku bantu bagi petugas TB di UPK yang
mengobati penderita.
G. Formulir TB.07 (laporan triwulan penemuan dan pengobatan pasien TB)
Laporan ini dibuat oleh petugas kabupaten/kota, sumber data dari buku
register TB kabupaten/kota (TB.03) .Laporan ini dikirim ke provinsi setiap
triwulan.TB.
H. Formulir TB.08 (laporan triwulan hasil pengobatan penderita TB yang
terdaftar 12-15 bulan lalu)
Laporan ini dibuat oleh petugas kabupaten/kota.Sumber data berasal dari
buku register TB kabupaten TB.03).Laporan dibuat pada setiap permulaan
triwulan untuk melaporkan bagaimana hasil pengobatan kelompok pasien
yang terdaftar dalam buku register TB kabupaten pada 12-15 bulan yang
lalu.
I. Formulir TB.09 (formulir rujukan / pindah pasien TB)
Formulir ini digunakan bila ada seorang pasien akan di rujuk atau pindah
berobat ke UPK di luar wilayah kabupaten/kota.Formulir ini perlu untuk
UPK yang baru ,sehingga pengobatan dapat dilanjutkan dengan mudah.
ini
diisi
oleh
unit
pengobatan
yang
menerima
pasien