PENDAHULUAN
1.1 Pendahuluan
Syarat media tanam untuk hidroponik adalah mampu menyerap dan menghantarkan air,
tidak mudah busuk, tidak mempengaruhi pH, steril, dll. Media tanam yang bisa digunakan dapat
berupa gambut, sabut kelapa, sekam bakar, rockwool (serabut bebatuan). Kemudian isi kantung
plastik, polibag, pot plastik, karung plastik, atau bantalan plastik dengan media tanam yang
sudah disiapkan.Media yang digunakan lebih banyak yang sengaja dibuat khusus. Demikian juga
dengan wadah- wadah yang digunakan, seperti pot. Ada yang sengaja dibuat khusus lengkap
dengan alat penunjuk kebutuhan air, ada pula yang khusus seperti kerikil sintesis.
Ditinjau dari segi sains, hidroponik telah membuktikan bahwa tanah tidak diperlukan untuk
menumbuhkan tanaman, kecuali unsur- unsur, mineral dan zat- zat makanan seperti dalam tanah.
Dengan mengeliminasi tanah berarti juga mengeliminasi hama atau penyakit yang ada didalam
tanah dan mengurangi pengendalian tanah secara teliti nutrisi tanaman. Dalam larutan hidroponik
telah tersedia zat- zat makanan untuk tumbuhan dengan perbandingan yang tepat, sehingga dapat
mengurangi stress pada tanaman, lebih cepat matang dan panenpun akan lebih bagus kualitasnya.
Media tanam hidroponik berfungsi sebagai penegak tanaman agar tidak roboh dan juga sebagai
penghantar cairan unsur hara. Jadi, ada beberapa jenis media tanam yang boleh dipakai, seperti
pasir, tembikar, arang, dan sabut kelapa. Hanya, media yang akan kita gunakan itu harus kita
sesuaikan dengan tanamannya.
Salah satu media yang dapat digunakan untuk sistem hidroponik adalah gel. Pengaturan
ukuran gel dalam media tanam sangat diperlukan, karena dapat mempercepat proses penyerapan
air dan penyimpanan air oleh media. Selain itu ukuran gel juga mempengaruhi penyediaan ruang
untuk pengakaran tanaman. Keuntungan lain penggunaan gel dapat menghindarkan adanya
hewan tanah, dapat diberi pewarna sehingga dapat mempercantik untuk tanaman hias.
1.2 Tujuan
Melatih mahasiswa membuat pupuk daun atau larutan hidroponik dan mengvaluasi pengaruh
larutan hidroponik terhadap pertumbuhan tanaman hortikultura yang ditanam secara
hidroponik.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Menurut Sundstrom 1982 dalam Wijayanti (2013) dengan sistem hidroponik dapat diatur
kondisi lingkungannya seperti suhu, kelembaban relatif dan intensitas cahaya, bahkan faktor
curah hujan dapat dihilangkan sama sekali dan serangan hama penyakit dapat diperkecil. teknik
budidaya tanaman secara hidroponik dapat dilakukan dengan menggunakan media (substrat)
maupun tidak menggunakan media, seperti halnya yang telah dikatakan oleh Wariyono dan Yani
(2012), Hidroponik substrat tidak menggunakan air sebagai media, tetapi menggunakan media
padat (bukan tanah) yang dapat menyerap atau menyediakan nutrisi, air, dan oksigen serta
mendukung akar tanaman seperti halnya fungsi tanah. Media yang dapat digunakan substrat ini
antara lain batu apung, pasir, sertbuk gergaji, sabut kelapa atau gambut. Metode yang tergolong
berhasil dan mudah diterapkan adalah metode pasir dan non subtrat yang menggunakan cair.
Menurut Sundstrom 1982 dalam Wijayanti (2013) dengan sistem hidroponik dapat diatur
kondisi lingkungannya seperti suhu, kelembaban relatif dan intensitas cahaya, bahkan faktor
curah hujan dapat dihilangkan sama sekali dan serangan hama penyakit dapat diperkecil. teknik
budidaya tanaman secara hidroponik dapat dilakukan dengan menggunakan media (substrat)
maupun tidak menggunakan media, seperti halnya yang telah dikatakan oleh Wariyono dan Yani
(2012), Hidroponik substrat tidak menggunakan air sebagai media, tetapi menggunakan media
padat (bukan tanah) yang dapat menyerap atau menyediakan nutrisi, air, dan oksigen serta
mendukung akar tanaman seperti halnya fungsi tanah. Media yang dapat digunakan substrat ini
antara lain batu apung, pasir, sertbuk gergaji, sabut kelapa atau gambut. Metode yang tergolong
berhasil dan mudah diterapkan adalah metode pasir dan non subtrat yang menggunakan cair.
Dengan pengembangan teknologi, kombinasi sistem hidroponik dengan membran mampu
mendayagunakan air, nutrisi, pestisida secara nyata lebih efisien (minimalis system)
dibandingkan dengan kultur tanah (terutama untuk tanaman berumur pendek) (Masud, 2012).
Tanaman juga membutuhkan makanan untuk hidup. Di dalam sistem hidroponik menurut
Mikrajuddin, dkk (2011), Makanan tanaman yang ditanam secara hidroponik diperoleh dari air
yang mengandung zat-zat anorganik yang diberikan melalui pipa-pipa air atau dengan cara
disiramkan.
BAB III
METODOLOGI
3.1 Bahan dan Alat
3.1.1 Bahan
1) Benih Kacang hijau
2) Pupuk NPK
3) Dolomit
4) Larutan stok unsure hara makro
5) Larutan stok unsure hara mikro
6) ZPT
3.2 Prosedur Kerja
8) Mengamati gejala defisiensi unsure hara dan mengukur pertumbuhan tanaman anda
(tinggi tanaman,jumlah daun, berat kering).
9) Membandingkan hasil pengamatan dan membahasnya dalam laporan(mengaitkan
kebutuhan tanaman terhadap unsure hara).
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
4.2 Pembahasan
Pada penamatan yang telah kami laksanakan dapat dilihat bahwa pengamatan kami UNIB-1
dan UNIB-2 mengalami kematian hal ini terjadi karna tanaman tidak mendapatkan unsure hara
yang pas terhadap tanaman. Keterangan fisiologis tanaman pada UNIB-1 dengan media pasir
,hanya pada minggu ke-1 tanaman segar dan tinggi tanaman 5 cm,pada minggu ke-2 tanaman
sudah tidak sesegar pada minggu pertama akan tetapi tinggi tanaman bertambah menjadi 7
cm.pada minggu ke-3, ke-4, dan ke-5 tanaman sudah layu hingga mengalami kematian.
Pada UNIB-2 dengan media pasir di minggu ke-1 tinggi tanaman mencapai 7 cm dan daun
masih segar,demikian juga dengan minggu ke-2 tinggi tanaman 8 cm akan tetapi daun sudah
mengalami kelayuan dan sudah layu hingga mati pada minggu ke-3, ke-4, ke-5.
Tumbuhan dan tanaman sangat membutuhkan unsur hara untuk pertumbuhan dan
perkembangannya demi kelangsungan hidupnya. Unsur hara yang kurang menyebabkan tanmaan
mengalami kelayuan hingga kematian. Unsur hara yang sangat dibutuhkan oleh tanaman yaitu
unsur hara makro seperti : C, H, O, N, S, P, K,Ca,Mg dan unsur hara mikro misalnya : Cl, Mn,
dan Fe,Zn,B,Cu,Mo. semua unsur hara tersebut harus dapat dipenuhi oleh tanaman, apabila tidak
tercukupi atau kekurangan salah satu unsur hara maka tanaman akan menampakkan tanda-tanda
tanaman tersebut kekurangan atau defisiensi.
Tanaman yang tetap hidup hingga minggu terakhir pengamatan adalah UNIB-3.Hal ini
terjadi karna unsure hara karna hara komplit yang diberikan pada tanaman.Yaitu pada minggu
ke-1, ke-2, ke-3, ke-4, pada empat minggu penanaman daun masih segar,dan pada minggu ke-5
tanaman sudah mulai layu.oertumbuhan yang signifikan dapat kita lihat pada tinggi tanaman dan
jumlah daun yang terus bertambah,yaitu tinggi tanaman minggu ke-1: 11 cm, minggu ke-2: 14
cm, minggu ke-3: 17 cm, minggu ke-4: 18 cm,minggu ke-5:20 cm.
Hal ini juga terjadi pada UNIB-1. UNIB-2, dan UNIB-3 dengan media tanah. Semuanya
mengalami hal yang sama.Yaitu pada UNIB-1 tanaman juga mengalami kelayuan hingga
kematian pada minggu terakhir pengamatan. Pada UNIB-2 daun juga layu hingga mati pada
minggu ke-5. Dan pada UNIB-3 tanaman tetap tumbuh segar hingga minggu terakhir
pengamatan.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari hasil pengamatan yang telah dilaksanakan maka disimpulkan bahwa:
1. Mahasiswa mampu membuat pupuk dau atau larutan hidroponik.
2. Larutan hidroponik berpengaruh tanaman yang ditanam secara hidroponik.yaitu:
UNIB-3 tumbuh dengan subur karna unsure-hara mikro dan maro yang
komplit diberikan
UNIB-2 tanaman mengalami kematian karna hanya menggunakan unsure
DAFTAR PUSTAKA
Masud, H. 2012. Sistem Hidroponik dengan Nutrisi dan Media Tanaman Berbeda terhadap
Pertumbuhan dan Hasil Selada. Media Litbang Sulteng 2 (2) : 131136.
Mikrajuddin, dkk, 2011. Ipa Terpadu SMP dan MTs untuk Kelas IX Semester 1. Jakarta : Esis.
Susanto. 2011.Pupuk Organik Cair dan Padat, Pembuatan, Aplikasi, Penebar Swadaya, Jakarta.
Wariyono, S dan Yani, M. 2012. Mari Belajar Ilmu Alam Sekitar 3Untuk SMP/MTs Kelas IX.
Jakarta: CV Usaha Makmur.
Wijayanti, E dan Anas, D.S. 2013. Pertumbuhan dan Produksi Dua Varietas Tomat (Lycopersicon
esculentum Mill.) secara Hidroponik dengan beberapa Komposisi Media Tanam.
Agrohorti 1 (1) : 104 112.
OLEH :
Nama
: Roulina N.Nainggolan
Npm
: E1J014008
Shift
: Selasa,08.00-10.00 Agt C1
Co-ass
Dosen
Kelompok
: Prof.Widodo
: 1 (Satu)
LABORATORIUM AGRONOMI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2015
Pertanyaaan
1.mengapa pada media pasir tidak sebaiknya disiram dengan formula UNIB-1?
Oleh karena pasir memiliki pori-pori berukuran besar (pori-pori makro) maka pasir menjadi
mudah basah dan cepat kering oleh proses penguapan. Kohesi dan konsistensi (ketahanan
terhadap proses pemisahan) pasir sangat kecil sehingga mudah terkikis oleh air atau angin.
Dengan demikian, media pasir lebih membutuhkan pengairan dan :pemupukan yang lebih
intensif. Hal tersebut yang menyebabkan pasir jarang digunakan sebagai media tanam secara
tunggal.Sedangkan UNIB-1 hanya memiliki formula N-P-K dan dolomit sebagai formulanya
sehingga besar kemungkinan media pasir akan mehalami kekurangan unsure hara dengan cepat.
2.Apa kelebihan formula UNIB-3 dibandingkan formula UNIB-2?
Kelebihan UNIB-3 adalah formulanya yang sudah lengkap,yaitu dengan adanya larutan hara
makro dan mikro lengkap. Sedangkan UNIB-3 memiliki formula dari UNIB-1.Yaitu:N-PK,dolomite ditambah larutan hara mikro.