Anda di halaman 1dari 41

ANATOMI & FISIOLOGI

SISTEM PERNAFASAN PADA MANUSIA


SISTEM SALURAN PERNAFASAN
DIBAGI 2:

SALURAN PERNAFASAN ATAS: hidung, rongga hidung, faring, laring,


trakea bagian atas
SALURAN PERNAFASAN BAWAH: trakea bagian bawah, paru beserta
bagian-bagiannya seperti bronkus dan alveoli.

SISTEM SALURAN PERNAFASAN


1. Hidung:
Pintu masuk dan keluar udara
Terdiri dari Tulang dan Tulang rawan
Terdapat rambut-rambut untuk menyaring debu

2. RONGGA HIDUNG:
Ada 2, dipisahkan oleh septum nasi yang terdiri dari tulang
ethmoid dan tulang Vomer.
Mukosa nasal mengandung sel-sel goblet yang memproduksi
mukus.

Pada dinding lateral: terdapat conchaememperluas permukaan


mukosa hidung

Pada bagian atas: Reseptor penciuman deteksi bahan kimia


yang menguap dan terhubung ke otak
3. FARING:
Ada 3 bagian: Nasofaring, orofaring, laringofaring
4. Nasofaring:
berada di belakang rongga hidunghanya dilewati udara saja.

Pada saat menelan: palatum mole (soft palate) menutup


nasofaring mencegah regurgitasi makanan atau saliva
Uvula: bagian dari palatum mole

5. Orofaring:

berada di belakang rongga mulut.


Dinding lateral: tonsil palatina, yang bersama dengan adenoid &
tonsil lingua (pada dasar lidah)membentuk cincin jaringan
limfatik di sekitar faring untuk menghancurkan patogen.
6. Laringofaring:
Bagian paling inferior dari faring.
Anterior berhubungan dengan laring, posterior berhubungan
dengan esofagus.
Kontraksi dinding otot orofaring dan laringofaring merupakan
bagian dari refleks menelan.
7. Laring:
Disebut juga kotak suaraberkaitan dengan fungsi bicara.
Fungsi lain: Jalur perlintasan udara antara faring dan trakea.
Selalu dalam keadaan terbuka.
Terbuat dari 9 buah kartilago yang dihubungkan oleh ligamen.
Mukosa: epitel bersilia (kecuali pita suara) menyapu keatas
mengeluarkan lendir dan debu yang terperangkap serta
mikroorganisme
Kartilago terbesar: kartilago tiroid.
Kartilago teratas: Epiglotis.
Menelan: Elevasi laring epiglotis menutup bagian atasnya
mencegah masuknya makanan dan saliva kedalam laring.

Laring:
Pita suara: berada di kedua sisi glotis.
Bernafas: Pita suara membuka ke sisi glotis udara keluar
masuk trakea.
Berbicara: Otot-otot intrinsik laring menarik pita suara melewati
glotis, udara yang dihembuskan menggetarkan pita suara
menghasilkan suara.
Saraf kranial untuk berbicara: N. Vagus & N. Aksesorik

8. Trakea:
Dinding trakea: terdiri dari 16-19 kartilago berbentuk huruf C,
bagian posterior terdapat gap perluasan esofagus ketika
menelan.
Sebagai penghubung laring dengan bronkus primer.
Mukosa: epitel bersilia dengan sel goblet (mirip mukosa laring)
menyapu keatas kearah faring.
9. Bronkus:
Bronkus primer kanan dan kiri adalah cabang dari trakea yang
masuk ke paru-paru.
Terdiri dari tulang rawan berbentuk C dan epitel bersilia.
Didalam paru: menjadi bronkus sekunderlobus masing-masing
paru (3 kanan, 2 kiri).
Percabangan bronkus = BRONCHIAL TREE
Cabang terkecil: Bronkiolus (dindingnya tidak mengandung
kartilago).

Bronkiolus berakhir pada alveoli (kantong udara didalam paru).

10.

Paru :
Terletak di kedua sisi jantung.
Dikelilingi & dilindungi tulang iga (costa).
Di bagian dasar: Diafragma
Apeks paru: pada Clavicula
Permukaan medial: Hilus, tempat bronkus primer, arteri dan vena
pulmonalis masuk kedalam paru.

11.

Membran pleura :

Membran serosa pada rongga dada.


Ada 2 bagian: pleura parietalis (rongga dada) & pleura visceralis
(permukaan paru)
Diantara keduanya terdapat cairan pleura untuk mencegah
gesekan dan membuat kedua membran bergerak secara
bersamaan pada saat bernafas.

12.

Alveoli:

Unit fungsional paru.


Sel-sel alveoli tipe I datar: sebagian besar pembentuk dinding
alveolar dengan epitel skuamous.
Ruang antara kelompok alveoli: terdapat jaringan ikat elastis.
Didalam alveoli: Makrofag memfagositosis patogen atau bahan
asing lainnya yang belum tersapu oleh epitel bersilia pada
bronkial.
Dikelilingi oleh jaringan kapiler paru efisiensi difusi gas.
Surfaktan paru: diproduksi oleh sel alveolar tipe II (sel-sel
septal) menurunkan tegangan permukaan alveoli
menggelembung.

MEKANISME BERNAFAS

Ventilasi= pergerakan udara dari dan ke alveoli.

Ada 2 aspek ventilasi : INHALASI & EXHALASI.

Pusat pernafasan: medulla dan pons

Otot-otot yang berperan: Diafragma, otot intercostalis internal dan


eksternal.

Diafragma: otot berbentuk kubah dibawah paru, ketika kontraksi


bentuknya datar dan bergerak ke bawah.

Otot intercostalis terdapat diantara iga/costa.

Otot intercostalis eksternal menarik costa keatas-luar, otot intercostalis


internal menarik costa kebawah-dalam

Ada 3 jenis tekanan yang berpengaruh:


Tekanan atmosfer= tekanan udara, permukaan laut: 760 mmHg,
pada tempat yang tinggi tekanan atmosfer
Tekanan intrapleura= tekanan diantara pleura parietalis dan
pleura visceralis. Selalu sedikit lebih rendah dari tekanan
atmosfer (sekitar 756 mmHg), disebut juga tekanan negatif.
Tekanan intrapulmonal= tekanan didalam bronkial tree dan
alveoli, tekanan ini fluktuatif naik-turun mengikuti siklus
pernafasan.

KAPASITAS PARU

Bervariasi, dipengaruhi oleh umur dan tinggi badan.

Orang yang tinggi > orang yang pendek.

Usia kapasitas paru, elastisitas paru, otot pernafasan kurang


efisien.

Tidal Volume (TV): jumlah udara yang terlibat didalam satu kali
inhalasi dan ekshalasi.

Minute Respiratory Volume (MRV): jumlah udara yang dihirup dan


dihembuskan dalam satu menit. MRV= TV x Jumlah respirasi/menit
(rata-rata 12-20 x/menit). Jika TV= 500 mL MRV= 12x500 mL = 6000
mL

Inspiratory Reserve(IR): jumlah udara, diluar TV, yang dapat diambil


dengan inspirasi dalam, normal: 2000-3000 mL.

Expiratory Reserve(ER): jumlah udara, diluar TV, yang dapat


dihembuskan dengan ekspirasi dalam, normal: 1000-1500 mL.

Vital Capacity(VC)=TV + IR + ER atau jumlah udara yang


terlibat dengan inspirasi dalam diikuti ekspirasi kuat, Normal:
3500-5000 mL.

Residual Volume (RV): jumlah udara yang tersisa di paru setelah


ekspirasi kuat, rata-rata 1000-1500 mL memastikan ada udara di
paru setiap saat sehingga pertukaran gas dapat berkesinambungan.
Alveolar Ventilation: Jumlah udara yang benar-benar mencapai
alveoli dan ikut serta didalam pertukaran gas.
Rata-rata TV=500 mL, sekitar 350-400 mL berada di alveoli pada
akhir inspirasi, sisanya 100-150 mL merupakan Anatomic Dead
Space (=udara masih didalam saluran pernafasan)
Anatomic Dead Space merupakan keadaan normal.
Physiological Dead Space merupakan keadaan abnormal, jumlah
alveoli yang tidak berfungsi didalam pertukaran gas, penyebab:
bronkitis, pneumonia, TBC, emfisema, asma, edema paru, paru
kolaps.
Kesesuaian (Compliance) antara dinding dada dan paru, yaitu
kemampuan untuk mengembang secara normal, diperlukan untuk
ventilasi alveolar yang cukup pertukaran gas yang cukup didalam
alveoli.
Kesesuaian dinding dada dapat berkurang akibat patah tulang
rusuk, scoliosis, pleuritis, atau asites.
Kesesuaian paru dapat menurun akibat peningkatan Physiological
Dead Space.

PERTUKARAN GAS

Ada 2 tempat pertukaran O2 dan CO2: Paru & Jaringan tubuh.

Pertukaran gas antara udara di alveoli dengan darah di kapiler paru


disebut RESPIRASI EKSTERNAL.

Pertukaran gas antara darah dalam kapiler sistemik dan cairan jaringan
(sel) disebut RESPIRASI INTERNAL.

DIFUSI GAS

Didalam tubuh: Konsentrasi tinggi menuju konsentrasi rendah.

Konsentrasi gas dinyatakan dalam tekanan parsial, satuan mmHg.

Udara di alveoli memiliki PO2 tinggi dan PCO 2 rendah.

Darah di kapiler paru, yang baru saja datang dari tubuh, memiliki PO 2 rendah
dan PCO2 tinggi.

Respirasi Eksternal: O2 berdifusi dari udara dalam alveoli kedalam darah, CO 2


berdifusi dari darah ke udara dalam alveoli Darah arterial yang menuju
kapiler sistemik, yang dipompa oleh ventrikel kiri jantung, mempunyai PO 2
tinggi dan PCO2 rendah.

Sel tubuh dan cairan jaringan mempunyai PO2 rendah dan PCO2 tinggi,
sebab respirasi sel memakai O2 dan memproduksi CO2

Respirasi Internal: O2 berdifusi dari darah ke cairan jaringan/sel tubuh,


CO2 berdifusi dari cairan jaringan/sel tubuh ke dalam darah.

Darah yang dibawa oleh vena sistemik kembali ke jantung: PO2 rendah
dan PCO2 tinggi dan dipompa oleh ventrikel kanan ke paru untuk ikut
serta didalam Respirasi Eksternal.

TRANSPORT GAS O2 DIDALAM DARAH

O2 dibawa didalam darah dengan terikat oleh HEMOGLOBIN, yang


terdapat pada eritrositdisebabkan adanya Fe (besi).

Ikatan Hb-O2 terbentuk di paru ketika PO2 tinggi (ikatan tidak


stabil)ketika sampai pada jaringan dengan PO2 rendah ikatan
terlepasO2 terlepas ke jaringan.
JADI: Semakin rendah O2 jaringan O2 makin mudah terlepas dari Hb.

PCO2 tinggi (pH rendah) dan Suhu tinggi O2 mudah terlepas dari Hb.

Ukuran lain yang mempengaruhi PO2 adalah persentase saturasi O2


pada Hb (SaO2 ).

Semakin tinggi PO2 semakin tinggi SaO2

Arteri sistemik: PO2 =100 SaO2 = 97%

Vena sistemik: PO2 =40 SaO2 = 75%

Transport CO2:

Larut dalam plasma darahberbentuk ion bikarbonat (HCO3-)

Terikat oleh Hemoglobin (Karbaminohemoglobin20%)

CO2 Masuk kedalam darah, kebanyakan difusi kedalam eritrosit yang


mengandung enzim karbonik anhidrase

CO2 + H2O
H2CO3
H+ +
H2CO3
CO3HCO3- berdifusi keluar dari eritrosit masuk kedalam plasma,
meninggalkan ion H+ didalam eritrositHb bertindak sebagai buffer
untuk mencegah asidosis didalam eritrosit.

Keseimbangan elektrolit: Cl- masuk ke eritrosit (=Chloride Shifting)

REGULASI PERNAFASAN

Ada 2 mekanisme regulasi:


Regulasi saraf
Regulasi kimia

Pusat respirasi: Medulla dan Pons.

Didalam medulla: ada pusat inspirasi dan pusat ekspirasi.

Pusat Inspirasiimpulsotot-otot pernafasanINHALASIParu


mengembangBaroreseptor di paru mendeteksi impuls sensorik ke
medulla menekan inspirasi impuls ke otot pernafasanEkshalasi.

Pusat Inspirasi kembali aktif untuk memulai siklus pernafasan yang


lain.

Ketika dibutuhkan ekshalasi yang kuat, seperti ketika olah raga, pusat
inspirasi mengaktifkan pusat ekspirasi impuls ke otot intercosta
internal dan otot-otot abdomen.

Pusat pernafasan di Pons:

Pusat Pneumotaksik

Pusat Apneustikmemperpanjang inhalasiterputus oleh impuls


dari pusat pneumotaksik Ekshalasi

Pernafasan Normal:

Inhalasi: 1-2 detik, diikuti ekshalasi sedikit lebih panjang (2-3


detik) menghasilkan respiratory rate selama 12-20 kali/menit.

Emosi/kemarahan Respiratory rate, dimana impuls dari


hipothalamus memodifikasi output dari medulla.

Korteks serebri: mengubah secara sadar (volunter) respiratory rate,


irama bicara, menyanyi, bernafas lebih cepat atau lambat, bahkan
berhenti bernafas selama 1-2 menit.

Batuk & Bersin: Refleks untuk mengeluarkan bahan iritan dari saluran
nafasPusat pengendali ke-2 reflek ini pada Medulla.

Bersin: Stimulasi bahan iritan pada mukosa hidung

Batuk : Stimulasi bahan iritan pada faring, laring atau trakea.

Mekanisme terjadinya kedua macam refleks ini sama, yaitu:

Inhalasi diikuti dengan ekshalasi yang diawali dengan penutupan


glottistekanan glottis terbuka secara mendadakekshalasi
yang eksplosif.

Batuk: Ekshalasi yang eksplosif melalui mulut

Bersin: Ekshalasi yang eksplosif melalui hidung

Cegukan: refleks akibat kejang diafragmainhalasi cepat yang


terhenti saat glottis menutupmenimbulkan suaraHik.

Stimulus: iritasi saraf frenikus atau saraf abdomen.

Alkohol yang berlebihan merupakan bahan iritan penyebab cegukan.

Menguap:biasa terjadi karena kelelahan, tetapi stimulus & tujuan


menguap belum diketahui.

Ada kemungkinan penyebab menguap: Kekurangan O2 atau akumulasi


CO2

Regulasi pernafasan secara kimiawi mengacu pada tingkat pH dan


kadar O2 dan CO2.

Kemoreseptor mendeteksi perubahan gas darah dan pH terletak pada


Aortic Bodies (Aorta), Carotic Bodies (Pembuluh darah Karotis), serta
pada Medulla.

HipoxiaAortic & Carotid Bodies (Kemoreseptor)impuls sensorik


saraf vagus dan glossofaringealMedullaRespiratory rate dan
kedalaman pernafasandifusi O2 kedalam darah

Hiperkapnea (CO2)pH (akibat reaksi dengan H2OAsam Karbonat


H2CO3)Medullaekshalasi, untuk membuang CO2 pH kembali
normal.

KESEIMBANGAN ASAM-BASA

Respirasi mempengaruhi pH cairan tubuh regulasi kadar CO2


menjaga agar pH cairan seimbang.

CO2+H2OH2CO3H+ + HCO3- bila [H+]pH, atau sebaliknya.

Asidosis respiratorik: terjadi bila kecepatan atau efisiensi respirasi


CO2 dalam cairan tubuh [H+] pH.

Bila kita menahan nafas Asidosis respiratorik ringan stimulasi


medulla kembali bernafas.

Penyebab:Pneumonia, Emfisema, asma berat

Alkalosis respiratorik: terjadi bila kecepatan atau efisiensi respirasi


CO2 dalam cairan tubuh [H+] pH.

Bila kita bernafas dengan cepat Alkalosis respiratorik ringan, begitu


pula dengan bayi yang menangis untuk waktu yang lama.

Trauma fisik yang berat, shock, kecemasan mentaldapat


menimbulkan hiperventilasi Alkalosis respiratorik .

Berpergian ke tempat yang tinggi (PO2 rendah) kecepatan pernafasan


sebelum terjadi kompensasi.
KOMPENSASI PERNAFASAN

Jika terjadi ketidakseimbangan pH yang bukan disebabkan karena


gangguan pernafasan= Asidosis atau alkalosis metabolik
merangsang respirasi untuk mengembalikan keseimbangan pH cairan
tubuh.

Asidosis metabolik, dimana [H+], disebabkan:


Diabetes mellitus tidak terkontrol (ketoasidosis)
Diare berat
Penyakit ginjal

Menimbulkan kompensasi pernafasan kecepatan dan kedalaman


pernafasanCO2 dihembuskan [H+] pH meningkat sampai
normal.

Alkalosis metabolik, dimana [H+], disebabkan oleh konsumsi obat


alkalis berlebihan (seperti obat gangguan lambung), atau muntahan isi
lambung.

Menimbulkan kompensasi pernafasan kecepatan dan kedalaman


pernafasanCO2 dihembuskan [H+] pH menurun sampai
normal.

Kompensasi pernafasan untuk alkalosis/asidosis metabolik tidak bisa


komplet, karena ada batasnya jumlah CO2 yang dapat dihembuskan
atau dipertahankan.

Efektifitas kompensasi pernafasan hanya sekitar 75%.

ANATOMI & FISIOLOGI


SISTEM SARAF PADA MANUSIA
SISTEM SARAF

Sistem saraf dibagi 2:


Sistem Saraf Pusat: Otak & Sumsum Tulang Belakang
Sistem Saraf Perifer: Saraf Spinal dan Saraf Kranial

Fungsi:
Deteksi perubahan & merasakan sensasi
Memberi tanggapan terhadap perubahan
Mengatur dan menyimpan informasi.

Sel-sel saraf disebut NEURON (serabut saraf).

Sel saraf mengandung:


Cell body (badan sel/soma) mengandung nukleus.
Dendrit: mengirimkan impuls ke badan sel
Satu akson dari neuron mengirimkan impuls dari badan sel.

Pada saraf perifer: Akson & Dendrit terbungkus oleh sel Schwann

Selama perkembangan embrionik, sel schwann tumbuh mengelilingi


tonjolan neuron, membungkusnya dalam beberapa lapisan membran
sel Schwann, lapisan ini disebut selubung Myelin.

Myelin merupakan suatu fosfolipid yang bertindak sebagai penyekat


neuron yang bersifat elektrik satu sama lain.

Tanpa adanya selubung Myelinterjadi hubungan pendek pada neuron


(mirip kabel listrik yang tidak terisolasi akan timbul korsleting)

Ruang diantara sel-sel Schwann yang berdekatan atau segmen dari


selubung myelin = Nodes of Ranvier (Nodul neurofibril), yang
merupakan bagian dari membran sel neuron yang mengalami
depolarisasi ketika terjadi hantaran listrik.

Nukleus dan Sitoplasma dari sel Schwann dibungkus oleh bagian luar
dari selubung myelin= NEUROLEMMA

Jika saraf perifer putus & disambung dengan tepat melalui operasi
mikro, axon dan dendrit dapat mengalami regenerasi melalui
terowongan yang dibentuk oleh Neurolemma.

Sel Schwann memproduksi bahan kimia yang merangsang regenerasi


tersebut.

Meskipun regenerasi ini memerlukan waktu berbulan-berbulan, saraf


dapat kembali berhubungan dengan tepatmendapatkan kembali
beberapa sensasi dan gerakan di tungkaiyang dulunya terputus.

Pada sistem saraf pusat, selubung myelin dibentuk oleh oligodendrosit,


salah satu dari neuroglia (sel glial), yaitu sel-sel khusus yang hanya
ditemukan pada otak dan sumsum tulang belakang.

Sistem saraf pusat tidak ada sel schwan, tidak ada neurolemmatidak
ada regenerasi neuron.

Pada sumsum tulang belakang yang putuskehilangan fungsi


permanen.

Jenis neuroglia yang lain adalah mikroglia, yang bergerak secara


konstan, memfagositosis debris seluler, sel-sel yang rusak serta
patogen.

Jenis neuroglia yang lain adalah astrosit.

Embrio: membentuk kerangka untuk migrasi neuron yang akan


membentuk otak.

Astrosit dapat memanjang dan mengelilingi kapiler otak sehingga


membentuk Blood Brain Barrier, yang mencegah produk limbah
berbahaya dari dalam darah masuk ke otak.

Produk limbah ini normal didalam darah dan cairan jaringan, tetapi
jaringan otak lebih sensitif bahkan pada dosis yang rendah sekalipun.

Kapiler otak berperan pada Blood Brain Barrier, karena mempunyai


permeabilitas yang lebih rendah daripada kapiler yang lain.

Kelemahan dari Blood Brain Barrier: beberapa obat yang berguna tidak
dapat melewatinya serta antibodi yang dihasilkan limfosit melewatinya
dengan susah payah.

SINAPSIS

Neuron yang mengirimkan impuls ke neuron yang lain tidak saling


beersentuhan satu sama lain.

Terdapat celah kecil atau ruang antara akson dari satu neuron dan
dendrit atau soma dari neuron yang lain= SINAPs.

Knob sinaptik dari akson presinaptik menlepaskan neurotransmitter


karena adanya impuls saraf.

Neurotransmitter berdifusi melintasi sinapsberikatan dengan reseptor


spesifik pada membran sel neuron post sinap menghasilkan impuls
listrikdibawa oleh akson neuron untuk sinap berikutnya.

Adanya inaktivator pada soma atau dendrit dari neuron post sinaptik
neurotransmitter inaktif dengan cepat.

Sinaps Eksitatorik: Neurotransmitterneuron post sinaptik


depolarisasi (sisi luar membran menjadi negatif akibat Na+ masuk
kedalam sel) dan mengirimkan impuls listrik ke neuron, sel otot atau
kelenjar yang lain.

Sinaps Inhibitorik: Neurotransmitterneuron post sinaptik


hiperpolarisasi (sisi luar membran menjadi positif akibat K+ keluar dari
sel atau Cl- masuk kedalam sel) tidak mengirimkan impuls listrik ke
neuron, sel otot atau kelenjar yang lain.

Sinaps inhibitorik diperlukan untuk:

Memperlambat denyut jantung

Keseimbangan impuls eksitatorik ke otot rangka (mencegah


kontraksi yang berlebihan dan untuk koordinasi)

Asetilkolin: neurotransmitter yang terdapat pada


neuromuscular junction, SSP, saraf perifer.

Menyebabkan membran post sinaptik lebih permeable


terhadap Na+depolarisasi neuron post sinaptik

Kolinesteraseinhibitor asetilkolin

Tipe Neuron

Ada 3 kelompok:
Neuron sensorik (neuron afferen)
Neuron motorik (neuron efferen)
Interneuron

Neuron sensorik membawa impuls dari reseptor ke SSP.

Reseptor: deteksi perubahan eksternal/internalimpuls yang dibawa


oleh neuron afferenSSP SENSASI

Neuron sensorik di kulit, otot rangka, sendi = SOMATIK, sedangkan


yang berasal dari organ internal= VISERAL.

Neuron motorik (neuron efferen) membawa impuls dari SSP ke efektor.

Ada 2 jenis efektor:


Otot
Kelenjar

Tanggapan dari efektor berupa kontraksi/relaksasi otot & sekresi


kelenjar.

Neuron motorik ke otot skelet= SOMATIK, sedangkan yang ke otot


polos, otot jantung dan kelenjar= VISERAL.

Interneuron ditemukan didalam SSPdiatur untuk hanya membawa


impuls motorik atau sensorik atau untuk mengintegrasikan fungsifungsi tersebut.

Interneuron berkaitan dengan pemikiran, pembelajaran, dan memori.

Saraf & saluran saraf

Saraf= sekelompok akson dan/atau dendrit dari banyak neuron +


pembuluh darah + jaringan ikat.

Saraf sensorik dibentuk oleh neuron sensorik, contoh:


Saraf optik: pengelihatan
Saraf olfatorik: penciuman bau

Saraf motorik dibentuk oleh neuron motorik, contoh: saraf otonom

Saraf campuran mengandung neuron motorik & sensorik, contoh:


sebagian besar saraf perifer seperti saraf skiatik di kaki.

Saluran saraf (Traktus nervikus): kelompok neuron didalam SSP yang


berkaitan dengan aktivitas motorik atau sensorikSering disebut
WHITE MATTER, warnanya putih karena selubung myelin dari neuron.

Impuls saraf

Polarisasi: membran sel saraf mempunyai muatan (+) di bagian luar


(ion Na+ ) dan muatan (-) di bagian dalam (ion K+ dan ion bermuatan
negatif)

Depolarisasi: masuknya ion Na+ dan pembalikan muatan pada kedua


sisi membran.

Repolarisasi (segera mengikuti depolarisasi): ion Na+ kembali ke bagian


luar dari sel dan ion K+ kembali ke bagian dalam sel (kerja dari
Sodium Potassium Pump)

MembraKonduksi saltatorik: Transmisi impuls yang berlangsung cepat


(sering beberapa meter/detik) terjadi didalam neuron bermielin, hanya
terjadi pada depolarisasi Nodes of Ranvier.

Propagasi impuls dari titik stimulus: Depolarisasi membranmembran


bersebelahan menjadi meningkat permeabilitasnya terhadap ion Na+
Depolarisasi berikutnya, depolarisasi terus terjadi sepanjang membran
neuron ke ujung akson.

Korda spinalis

Fungsi: mengirim impuls ke dan dari otak serta mengintegrasikan


refleks-refleks pada sumsum tulang belakang.

Lokasi: pada kanal vetebra, memanjang mulai dari foramen magnum


ke diskus diantara vetebra lumbal 1 dan 2 (L1-L2)

Potongan melintang: Pada sebelah dalam tampak gray matter yang


berbentuk seperti huruf H, mengandung badan sel dari neuron
motorik dan interneuron, pada sebelah luar tampak white matter yang
terdiri dari akson bermielin dan dendrit dari interneuron.

Saluran yang menuju keatas membawa impuls sensorik ke otak,


sedangkan saluran yang menuju ke bawah membawa impuls motorik
dari otak.

Saluran dibagian tengah mengandung cairan serebrospinal dan


berhubungan dengan ventrikel otak.

8 pasang saraf servikalis (C1-C8) menuju ke kepala, leher, bahu,


lengan dan diafragma.

12 pasang saraf torakalis (T1-T12) menuju ke badan.

5 pasang saraf lumbalis (L1-L5) & 5 pasang saraf sakralis (S1-S5)


menuju ke pinggul, rongga panggul dan kaki.

1 pasang saraf koksigealis (CO1) yang sangat kecil.

Saraf sakralis dan lumbalis memanjang sampai di ujung bawah korda


spinalis menyerupai ekor kuda CAUDA EQUINA

Setiap saraf spinalis mempunyai 2 buah akar:


Akar Dorsal/Sensorik (menyebabkan neuron sensorik dapat
membawa impuls ke korda spinalis), dimana terdapat Dorsal
Root Ganglion yang mengandung badan sel dari neuron sensorik.
(Ganglion= kumpulan badan sel diluar SSP)
Akar Ventral/Motorik(menyebabkan akson dari neuron motorik
dapat membawa impuls dari korda spinalis ke otot atau kelenjar
tertentu), dimana 2 buah akar bergabung membentuk saraf
spinalis campuran.

Reflek-reflek korda spinalis

Reflek: respon involunter (tidak sadar) terhadap suatu rangsangan.

Lengkung reflek (Refleks Arc): Jalur dari impuls saraf selama terjadi
refleks: Reseptorneuron sensorik SSP dengan satu/lebih sinaps
neuron motorik Effektor Respon.

Reflek peregangan (Stretch refleks): otot bila teregang akan


berkontraksimembantu berdiri tegak karena dapat melawan gaya
gravitasi, contoh: reflek patella.

Reflek fleksor: adanya stimulus yang menyakitkanpenarikan bagian


tubuh tertentu reflek ini berfungsi protektif.

Otak

Terdiri dari: Medula+Pons+Otak tengah (=Batang Otak), serebelum,


hipotalamus, talamus, serebrum.

Ventrikel otak:

Ventrikel lateral: ada 2 buah

Ventrikel ke-3
Ventrikel ke-4
Masing-masing berisi pleksus koroideus yang membentuk cairan
serebrospinal.

1. Medula:
mengatur fungsi vital denyut jantung, pernafasan, dan tekanan
darah
mengatur refleks batuk, bersin, menelan dan muntah
2. Pons: mengandung pusat respirasi yang bekerja bersama
dengan medula.
Serebelum: mengatur gerakan volunter, tonus otot, menghentikan gerakan,
keseimbangan, memberi kontribusi untuk sensasi yang melibatkan tekstur
dan berat bada
3. Hipotalamus:
memproduksi hormon anti diuretik reabsorbsi air di ginjal.
Memproduksi oksitosin kontraksi rahim untuk persalinan.
Memproduksi releasing hormone sekresi kelenjar hipofise
anterior.
Mengatur suhu tubuh.
Mengatur asupan makanan.
Mengintegrasikan fungsi Sistem Saraf Otonom.
Mengatur respon viseral terhadap situasi emosional
(marahdenyut jantung, malumuka memerah).
Bertindak sebagai jam biologis mengatur ritme tubuh
4. Talamus:
mengumpulkan impuls sensorik dari bagian-bagian tubuh (yang
terasa, kecuali indera penciuman) sebelum meneruskannya ke
otak besar.
Kesadaran akan nyeri, tetapi tidak mampu untuk melokalisasi.
Menekan sensasi yang tidak penting untuk memungkinkan
konsentrasi.

Berkontribusi untuk kewaspadaan dan kesadaran.


Memori/ingatan.
5. Serebrum: terdiri dari dua hemisphere yang dihubungkan oleh korpus
kallosum komunikasi kedua hemisphere.
6. Korteks serebri : permukaan dari serebrum yang berupa grey matter
yang terdiri dari badan sel neuron, juga terlipat secara ekstensif
(disebut Konvolusi/Girus). Lekukan diantara girus disebut fisurra/sulkus.
Bagian internal dari grey matter adalah white matter terdiri dari
saluran saraf yang menghubungkan lobus serebrum yang satu dengan
yang lain serta dengan bagian lain dari otak.
7. Korteks serebri terdiri dari beberapa lobus.

Lobus frontalis:
Area motorikmemulai gerakan volunter
Area premotorik: mengatur urutan gerakan untuk keterampilan
yang dipelajari (contoh: mengikat tali sepatu).
Area prefrontalis (area orbitofrontalis): untuk aspek perilaku
sosial (aturan hukum dan etika kesopanan).
Area motorik bicara Broca (hemisfer kiri): mengatur gerakan
mulut yang terlibat didalam berbicara.

Lobus parietalis:
Area untuk merasakan sensorik pada umumnya

Menginteprestasikan indera kulit dan indera otot volunter.


Area perasa (impuls dari taste bud pada lidah dan daerah lain
pada rongga mulut) yang meluas ke lobus temporalis

Lobus temporalis:
Area auditorik untuk pendengaran dan interprestasinya.
Area olfatorik untuk penciuman dan interprestasinya.
Area bicara untuk berfikir sebelum bicara.

Lobus ossipitalis:
Area visual untuk pengelihatan.
Area interprestasi untuk hubungan spasial (menilai jarak, melihat
dalam 3 dimensi, kemampuan membaca peta dan
menghubungkannya dengan dunia nyata)

Area Asosiasi:
Terdapat pada semua lobus.
Untuk berfikir abstrak, penalaran, belajar, memori dan
kepribadian.

Hippocampus: penting untuk pembentukan ingatan.

Neural Plasticity: kemampuan otak untuk beradaptasi dengan


perubahan kebutuhan (terjadi pada masa kanak-kanak atau pemulihan
dari stroke).

Basal ganglia: suatu grey matter yang terdapat didalam hemisphere


otak mengatur gerakan tambahan (ayunan lengan atau gestur tubuh
saat bicara) dan tonus otot

Meningen & cairan serebrospinal

Meningen: Terdiri dari 3 lapisan yang terbuat dari jaringan ikat:


Paling luar: Duramater
Bagian tengah: membran araknoid
Paling dalam: Piamater

Ke-3 lapisan tersebut menyelubungi otak dan sumsum tulang


belakang.

Ruang subarachnoid mengandung cairan serebrospinal.

Cairan serebrospinal diproduksi kontinyu didalam ventrikel otak oleh


pleksus koroid, berasal dari plasma darah.

Cairan serebrospinal bersirkulasi dari ventrikel otak ke kanal sentral


korda spinalis dan ke ruang subaraknoid spinal dan kranial.

Cairan serebrospinal direabsorbsi dari ruang subaraknoid kranial


melalui villi araknoid menuju ke dalam darah di sinus venosus kranial.

Kecepatan reabsorbsikecepatan produksi.

Cairan serebrospinal membawa nutrisi ke neuron SSP dan membuang


limbah.

Cairan serebrospinal juga berfungsi sebagai shock absorber bagi SSP


dari benturan.

Saraf cranial
Ada 12 pasang saraf yang keluar dari otak.

Sistem saraf otonom (SSO

Ada 2 bagian: Simpatis & Parasimpatis fungsi mereka terintegrasi


dengan hipotalamus.

Terdiri dari neuron motorik untuk efektor viseral: otot polos, otot
jantung, kelenjar.

Jalur SSO terdiri dari 2 neuron yang bersinaps di ganglion:

Neuron preganglionik: dari SSP ke ganglion

Neuron postganglionik: dari ganglion ke efektor.

Ganglion simpatis kebanyakan berada didalam dua rantai yang berada


diluar kolumna vetebralis, sedangkan ganglion parasimpatis terletak
sangat dekat atau berada didalam efektor viseral.

Neurotransmitter:
Asetilkolin dilepaskan oleh semua neuron preganglionik (simpatis
& parasimpatis) dan neuron postganglionik parasimpatis,
inaktivator: Kolinesterase
Norepinefrin dilepaskan oleh sebagian neuron postganglionik
simpatis, inaktivator: COMT (catechol-O-methyltransferase)atau
MAO (monoamine oxidase)

Saraf simpatis: dominan pada situasi stress, respon mempersiapkan


tubuh untuk memenuhi tuntutan fisik.

Saraf parasimpatis dominan pada situasi santai untuk menjalankan


fungsi normal.

Anda mungkin juga menyukai