Anda di halaman 1dari 8

PERCOBAAN FRANCK - HERTZ

Darlina, Rezky Amaliah, Wahdini Ramli, Muh. Shadiq K


Laboratorium Fisika Modern
Jurusan Fisika FMIPA UNM
Jalan Dg. Tata Raya, Makassar, 90223
Abstrak
Telah dilakukan praktikum mengenai Franck Hertz yang bertujuan untuk membuktikan
bahwa energi eksitasi elektron atom terkuantisasi serta untuk mengukur nilai energi eksitasi atom
Argon. Percobaan ini dilakukan dengan menggunakan perangkat Franck Hertz dimana sebuah
filamen pemanas dipanaskan sehingga elektron-elektron akan meninggalkan katoda menuju pelat
anoda dengan menembus kisi. Jika tegangan terus dinaikkan dari nol maka akan makin banyak
elektron yang mencapai pelat anoda dan bersamaan dengan itu naik pula arus elektriknya yang
ditandai dengan menyimpangnya jarum galvanometer. Saat tegangan bertambah besar elekktronelektron penumbuk setelah menumbuk atom-atom Argon masih memiliki kelebihan energi.
Kelebihan energi ini berbentuk energi kinetik sehingga elektron-elektron penumbuk mampu
mencapai anoda yang membuat arus akan naik setelah mengalami penurunan. Berdasarkan teori
nilai eksitasi atom Argon sekitar (2,5 3,0) eV , pada percobaan Franck Hertz ini nilai eksitasi
atom Argon yang diperoleh

|3,0 1,0| eV . Hasil yang diperoleh sesuai dengan teori.

Kata Kunci: Atom, Elektron, Foton, Gas Neon, Energi Eksitasi


PENDAHULUAN
Tahun 1914, James Franck dan
Gustav Hertz bekerja bersama sama
di institut Fisika Universitas Berlin,
keduanya secara khusus tertarik pada
peristiwa
inonisasi,
untuk
dapat
mengukur energi ionisasi ini, Franck
dan Hertz membuat sebuah alat yang
dapat
mereka
gunakan
untuk
memmpelajari ionisasi yang dihasilkan
dalam atom atom sebuah gas atau
uap oleh electron yang dipancarkan
dari sebuah kawat panas melalui
proses emisi termionik. Electron ini
kemuadian dieprcepat dalam sebuah
medan listrik sehingga energinya yang
lebih kecil daripada energi ionisasi,
Franck dan Hertz berharap tidak terjadi
perpindahan energi antara electron dan
atom atom. Sebaliknya untuk energi
yang
lebih
besar,
mereka
mengharapkan terjadinya kehilangan
energi electron yang besarnya sama
dengan besar energi ionisasi.
Model atom yang hingga kini
diyakini sebagai bentuk pendekatan
yang cukup rasional mengenai atom
adalah model atom yang dimiliki oleh

Niels Bohr. Niels Bohr mengatakan


bahwa elektron yang ada didalam atom
berputar mengelilingi inti atom dengan
orbit tertentu dan dimana orbit
tersebut memiliki energi tertentu pula.
Selain mengorbit mengelilingi inti
dengan tingkatan energi tertentu, bohr
mengatakan bahwa apabila elektron
tersebut mendapatkan energi dari luar
maka akan terjadi eksitasi elektron
dimana
eksitasi
elektron
adalah
loncatnya
elektron
dari
tingkat
energinya menuju tingkatan energi yang
lain dan ketika telah berpindah maka
tingkat menetapnya elektron didalam
tingkatan energi yang baru cukup
singkat sehingga cenderung untuk
kembali kedalam keadaannya semula
dengan diserta emisi foton. Berikut ini
adalah gambar model atom bohr dan
gambar skema eksitasi elektron:

U0

ini tercapai, arus turun secara

drastis tetapi arus ini segera meningkat


kembali pada tengangan U = 2
dan

seterusnya.

U0

Nilai

U0

yang

dihitung oleh Franck dan Hertz adalah


sebesar 4,9 V.
Franck dan Hertz menjelaskan
bahwa pada saat energi elektron lebih
kecil dari
Gambar 1. Skema Eksitasi Elektro

Gambar 2. Model Atom Bohr


Dengan adanya model atom bohr tersebut,
dua orang fisikawan bernama Franck dan Heinrich
Hertz mulai melakukan pembuktian untuk
membuktikan kebenaran dari model atom bohr
tersebut secara eksperimen. Disini Franck dan
Hertz menggunakan gas yang dimasukan didalam
sebuah tabung dengan tekanan rendah dan
didalamnya dilengkapi dengan sebuah lempeng
logam dan dua buah elektroda yang diberi beda
tegangan tertentu dan dihubungkan dengan
multimeter.
Apabila lempeng logam dipanaskan maka
akan terdapat elektron bebas yang tercipta dan
kemudian digunakan untuk menumbuk elektron
yang dikandung oleh gas. Bila model atom bohr
yang mengatakan bahwa akan terjadi eksitasi
elektron benar maka akan terjadi pembacaan arus
listrik didalam multimeter yang awalnya
naik hingga suatu titik maksimum dan
kemudian turun.
Hasil eksperimen yang dilakukan
berjalan sesuai dengan harapan. Mulamula arus naik dengan kenaikan
potensial U sehingga tercapai sebuah
nilai potensial

U 0 . Setelah potensial

E0

= e

U 0 , elektron

tidak dapat kehilangan energi dalam


proses tumbukan dengan atom-atom
raksa. Saat elektron mencapai grid,
energi yang dimilikinya cukup besar
untuk melawan medan yang timbul
antara grid dan elektrode luar.Pada
saat
tegangan
dinaikkan
terus,
peristiwa tumbukan akan terjadi lebih
awal yaitu di dekat asal lepasnya
elektron. Dengan demikian, setelah
tumbukan elektron tersebut masih
dapat memperoleh energi yang cukup
untuk mencapai elektrode yang lebih
luar.
Berdasarkan hasil ini, Franck dan

E0

Hertz yakin mengatakan nilai

ini

merupakan nilai energi ionisasi atomatom raksa. Dari eksperimen ini, Franck
dan Hertz juga dapat menunjukkan
bahwa energi
dengan

E0

dapat dihubungkan

V0

frekuensi

menggunakan eksperimen

v0 ,

dimana

adalah

dengan

E0

= h

konstanta

Planck.
Mereka
juga
berhasil
menunjukkan bahwa kuanta energi ini
sama dengan energi cahaya yang
dipancarkan oleh atom-atom yang
sama
jika
interpretasi
hipotesis
kuantum cahaya Einstein diterima.
Pada eksperimen kedua yang dilakukan
oleh kolaborasi ini, mereka bahkan
dapat menunjukkan bahwa mereka
dapat
mengeksitasi
pemancaran
sebuah spektrum dengan sebuah garis
tunggal

berfrekuensi

V0

dengan

menggunakan elektron yang memiliki


energi sedikit diatas

E0 .

Dari data data yang diperoleh dari


hasil bacaan multimeter maka akan
dapat dihitung besarnya energi eksitasi
dari elektron atom gas yang mengalami
tumbukan dan panjang gelombang
foton yang diemisikan. Oleh karena itu,
percobaan Franck Hertz dapat
digunakan untuk hal tersebut.
DASAR TEORI
Eksitasi elektron atom dari keadaaan dasar ke
keadaan tereksitasi dapat terjadi karena adanya
serapan tenaga kinetik elektron yang menumbuk
atom gas Neon di dalam tabung Frenck-Hertz. Bila
tenaga kinetik elektron sama dengan tenaga
ionisasi atom Neon, maka elektron-elektron dapat
mengionkan atom-atom gas tersebut. Gejala
ionisasi ini ditandai oleh meningkatnya kuat arus
anoda secara drastis (Novi, 2014).
Eksperimen
Franck-Hertz
merupakan pembuktian dari teori atom
Bohr
yang
menjelaskan
tentang
spektrum garis radiasi atom hidrogen.
Menurut Bohr, spektrum radiasi itu
terjadi karena transisi dari keadaan
tereksitasi ke keadaan stabil (Sumardi,
1993)
Sebuah atom dapat mengeksitasi ke
tingkat energi di atas tingkat energi
dasar
yang
menyebabkan
atom
tersebut memancarkan radiasi melalui
dua cara. Salah satunya adalah melalui
tumbukan
dengan
partikel
lain.
Sederetan
eksperimen
yang
berdasarkan pada tumbukan dilakukan
oleh Franck dan Hertz yang dimulainya
pada tahun 1914. Eksperimen ini
menunjukkan secara langsung bahwa
tingkat energi atomik memang ada dan
tingkat-tingkat ini sama dengan tingkattingkat yang terdapat pada spektrum
garis. Franck dan Hertz menembaki uap
berbagai unsur dengan elektron yang
energinya diketahui. Dapat diperhatikan
pada
gambar
di
bawah,
bahwa
perbedaan potensial kecil Vo dipasang
diantara kisi dan keping pengumpul,
sehingga
setiap
elektron
yang
mempunyai energi lebih besar dari
harga minimum tertentu memberi
kontribusi (sumbangan) pada arus I

yang melalui ammeter. Kemampuan


elektron untuk melewati grid dan
mencapai anoda dipengaruhi oleh 3
faktor, yaitu potensial pemercepat,
potensial
pelawan
dan
keadaan
tumbukan antara molekul-molekul gas
dalam tabung (Subaer, 2016).
Jika energi kinetic kekal dalam
tubukan antara electron dan sebuah
atom uap, elektronnya hanya terpental
dalam arah yang berbeda dengan arah
datangnya. Pada proses ini ato hampir
tidak kehilanga energi. Setelah energi
kritis tercapai, arus keeping menurun
secara tiba- tiba. Tafsiran dari efek ini
adalah
bahwa
electron
yang
bertumbukan dengan atom memebrikan
sebagian atau seluruh energi kinetiknya
untuk mengeksitasi atom ke tingkat
energi diatas tingkat dasar. Tumbukan
semacam ini bersifat tak elastic,
sebagai lawan dari tumbukan elastic
yang berlangsung dengan energi kinetic
kekal (Subaer, 2016).

Gambar 3. Skema Dasar eksperimen Franck


Hertz
Ketika potensial pemercepat V
bertambah
besar,
arus
keping
bertambah lagi. Akhirnya, penurunan
arus keping I yang sangat tajam dan
eksitasi tingkat energi yang sama pada
atom lain. Sederetan potensial kritis
untuk atom tertentu didapatkan dengan
cara seperti itu. Jadi, potensial tertinggi
diperoleh dari beberapa kali tumbukan
dan merupakan kelipatan dari yang
terendah. Franck dan Hertz mengamati
spektrum emisi uap ketika ditembaki
elektron. Dalam hal uap air raksa,
mereka mendapatkan bahwa energi
elektron minimum 4,9 eV diperlukan
untuk mengeksitasi garis spektral air
raksa 253,6 nm foton cahaya 253,6
nm berenergi tepat 4,9 eV. Karena tidak
mudah melakukan percobaan dengan
menggunakan
hidrogen,
maka
eksperimen
dilakukan
dengan
3

menggunakan gas argon (Ar). Hal ini


dilakukan agar hasil percobaan dapat
lebih mudah ditafsirkan. Hidrogen
secara alamiah muncul dalam bentuk
molekul bukan atom. Grafik hasil
eksperimen dengan menggunakan atom
Argon
diperlihatkan
pada
gambar
sebagai berikut (Subaer, 2016).

Gambar 4. Contoh grafik eksitasi atom


Ar pada percobaan Franck - Hertz
METODE
Alat dan Bahan
1. Perangkat percobaan Franck-Hertz Lambda
Scientific
2. Osiloskop
3. Probe osiloskop
Prosedur Kerja

pada osiloskop ke X-ouput pada


perangkat Franck-Hertz da Channel 2
ke Y-Output. Selanjutnya mengatur
Channel 1 sebesar 5 V dan Chanel 2
sebesar 5 mA pada osiloskop. Setelah
itu geser posisi scanning ke arah auto.
Kemudian perhatikan gambar yang
tampil pada osiloskop, atur posisi
gambarnya untuk menentukan nilai
arus dan tegangan, dimana nilai
tegangan dilihat pada sumbu Y dan
untuk nilai arus pada sumbu X
HASIL PERCOBAAN dan ANALISIS DATA
Tabel Pengamatan
Tabel
1.
Hubungan
antara
Tegangan (Volt) dan Arus (Ampere)
I (x
11
No
V ( Volt )
10 A
1

|1,0 0,5|

|5,0 0,5|

|4,0 0,5|

|9,0 0,5|

|7,0 0,5|

|12,5 0,5|

Vilamen Voltage = 5,5 Volt


Current Multiple =

NST
Gambar 5. Rancangan perangkat eksperiment
Franck-Herzt
Langkah pertama yang dilakukan
dalam eksperimen Franck-Hertz adalah
memanaskan
gas
argon
dengan
filament voltage (V) sebesar 5,5 V,
selama 20 30 menit. Kemudian
mengatur
scanning
dalam
posisi
manual,
penyetelan
arus
plat
pengumpul atau current multiple pada
posisi

V G1

V G2

1Volt
10 Skala

BatasUkur
Jumlah Skala

3Volt
10 Skala

= 0,3 Volt / Skala

V G2
NST

BatasUkur
Jumlah Skala

= 0,05

108 A, selanjutnya mengatur

VG1 (Tegangan Grid 1) pada posisi 2,5


V, VG2 (Tegangan Grid 2) pada posisi
7,5 V dan VG3 (Tegangan Grid 3) pada
posisi 26 V. Setelah tegangan grid
diatur selanjutnya hubungkan Chanel 1

= 0,1 Volt / Skala

V G1
NST

108 A

= 0,15
V G1

BatasUkur
Jumlah Skala

20Volt
10 Skala

| | | |

d V 12=

= 2 Volt / Skala

V G3

d V 12=

=1

V G 1=|2,50 0,05| Volt

V 12=2 V

Ch 1 =

5 Volt
=1Volt /skala
5 sakal

V 12=2 x 0,5 V

Ch 2 =

5 mA
=1 mA /skala
5 sakal

V 12=1 Volt

NST Arus (I)


11

1 10

mA

olt

c. Kesalah Relatif
=

KR=

NST Tegangan (V) = 1 Volt

Analisis Perhitungan
1. Menghitung besar energi eksitasi atom argon
dalam percobaan. Untuk nilai tegangan yang
telah diperoleh yaitu :

V 12
100
V 12

1 Volt
100
3 Volt
33,3

(2AB)

d. Pelaporan Fisika

V1

|1,0 0,5|

V 12 =

|V 12 V 12|

V2

|4,0 0,5|

V 12

|3,0 1,0| Volt

V3

|7,0 0,5|

satuan

Menentukan selisih antara

Menentukan selisih antara

V1

V2

dan

V3

dan

V2
a. Untuk

a. Untuk

d V 12=2d V

V G 3=|26 1| Volt

NST

| |

(V 2V 1)
(V 2V 1)
d V 1+
d V2
V 1
V 2

d V 12=1d V 1 +1 d V 2

V G 2=|7,50 0,15| Volt

NST

V
V
d V 1+
d V2
V 1
V 2

V 23

V 23 = ( V 3V 2 volt

V 12

V 12 = ( V 2V 1 volt

V 23

= ( 74

V 12

= ( 41

V 23

= 3

V 12

= 3

volt

volt

V 12
b. Analisis ketidakpastian

volt

volt

b. Analisis ketidakpastian

V 12

| | | |

d V 23=

V
V
d V 2+
d V3
V 2
V 3

d V 23 =

| |

(V 3 V 2)
(V 3V 2 )
d V 2+
dV3
V 2
V 3

1
1
d V 12 + d V 23
2
2

d V 23 =1 d V 2 +1 d V 3
d V 23=2 d V

d V 12 d V 23
d V =
+
2
2

V 23=2 V
V 23=2 x 0,5 V

V 12 V 23
V =
+
2
2

olt

V 23=1 Volt

2V
V =
2

c. Kesalah Relatif

KR=

V =V

V 23
100
V 23

V =1,0 Volt

1 Volt
100
3 Volt
33,3

c. Kesalah Relatif

KR=

(2AB)

d. Pelaporan Fisika

V 23

33,3

V 12+V 23
2

3+3
V =
2

( )

(2AB)

d. Pelaporan Fisika

tegangan Eksitasi (tegangan

a. Untuk

V
100
V

1 Volt
100
3 Volt

satuan

= |3,0 1,0| Volt

Menentukan
rata rata)

V =

|V 12 V 12|

V 23 =

1
1
d V = (1) d V 12+ (1)d V 23
2
2

|V V |

|3,0 1,0| Volt

satuan

Nilai energi eksitasi atom argon


a. Nilai E0

Volt

E0=e V e

E0=3 eV

Volt

b. Analisis Ketidakpastian

V =3

E0=e V e , karena e adalah konstanta

Volt

b. Analasis ketidakpastian

| | | |

V
V
d V =
d V 12 +
d V 23
V 12
V 23

d V =

| |

E0=V e

maka :

V 12 +V 23
V +V
)
( 12 23 )
2
2
d V 12+
d V 23
V 12
V 23

d E0

d E0

| |
| |

E0
dV
V

(V )
dV
V

d E 0 = dV

E0

= V

E0

= 1,0 eV

11

= 1 10

3. Besarnya skala lompatan dari puncak pertama


ke puncak kedua dan ketiga
a. Puncak pertama ke puncak kedua

c. Kesalahan Relatif

KR=

E0
100
E0

V 12 = ( V 2V 1 volt

1 eV

100
3 eV
33,3

|E0 E0|

E0

|3,0 1,0| eV

satuan

2. Skala (kalibrasi) garis untuk tegangan V dan


arus I.
15
f(x)
10 = 1.25x + 3.83
R = 1
5
0
012345678

Tegangan V (Volt)
Grafik 1. Hubungan antara Tegangan V dan Arus I

a. Untuk tegangan V ( sumbu X )


Batas Ukur = 5 Volt
Batas Ukur
NST V = jumlah Skala
=

5Volt
5 skala

1,0 Volt / Skala

b. Untuk arus I (sumbu Y )

NST I =
=

= ( 41

V 12

= 3

volt

volt

V 23 = ( V 3V 2 volt

E0 =

Arus I (10-11 A)

V 12

b. Puncak kedua ke puncak ketiga

(2AB)

d. Pelaporan Fisika

A / Skala

Batas Ukur
jumlah Skala

5 1011 A
5 skala

V 23

= ( 74

V 23

= 3

volt

volt

PEMBAHASAN
Percobaan ini dilakukan dengan tujuan untuk
mengukur energi eksitasi atom Argon. Dari
percobaan yang telah dilakukan diketahui bahwa
fenomena tumbukan antara elektron dengan atom
Argon terjadi saat katoda dipanasi sebuah filamen
pemanas sehingga semua elektron dipercepat
menuju kisi oleh beda potensial V yang dapat
diatur.
Bertumbukannya elektron dengan atom
Argon ada dua kemungkian yakni tumbukan
elastis sempurna dimana elektron tidak
melepaskan energi. Dan yang kedua tumbukan
elastis tidak sempurna dimana elekton dapat
melepaskan energinya dengan cara elektron harus
mempunyai
energi
yang
cukup
untuk
menyebabkan atom Argon bertransisi ke suatu
keadaan eksitasi. Dari hasil yang diperoleh
didapatkan apabila energi elektron mencapai

|3,0 1,0| eV

elektron

dapat

melakukan

tumbukan tak elastis dengan atom Argon. Saat


setelah mengalami tumbukan, elektron masih
dapat berjalan atau bergerak dengan energi yang
dimiliki lebih rendah dan jika elektron melewati
kisi energinya tidak cukup untuk melewati
tegangan perlambatan rendah. Elektron tidak
dapat melewati plat anoda sehingga arus yang
dihasilkan akan turun.
Pada percobaan ini diketahui elektron yang
bertumbukan dengan atpm Argon memberikan
energi kinetiknya sebagian atau seluruhnya untuk
mengeksitasikan atom ke tingkat energi di atas
tingkat dasar. Tumbukan semacam ini tidak
elastis, sebagai lawan dari tumbukan elastis
7

(lenting) yang berlangsung dengan energi kinetik


kekal. Besarnya E0 untuk masing-masing puncak
berdasarkan dari hasil percobaan yang telah

V 12 = |3,0 1,0| Volt dan


dilakukan yaitu
V 23
V

|3,0 1,0| Volt sehingga diperoleh


|3,0 1,0|
=
Volt, kemudian

E0=|3,0 1,0|e V e . Secara teori, nilai


energi eksitasi atom Argon adalah (2,5
3,0) eV, sehingga jika dibandingkan
dengan hasil percobaan maka kedua
nilainya beririsan. Hal ini menunjukkan
bahwa persamaan

E0=e V e

berlaku.

didapatkan energi eksitasi untuk atom Argon


sebesar

E0 = |3,0 1,0| eV .

Nilai E0 menunjukkan energi yang


diperlukan untuk mempromosikan elektron atom
Argon ketingkat yang lebih tinggi pada saat
tumbukan. Berdasarkan grafik diperoleh nilai E0
untuk masing-masing puncak sama besar
berdasarkan perhitungan yaitu

|3,0 1,0|

Volt, secara teori energi eksitasi atom Argon


berkisar antara (2,5-3,0) eV. Sehingga dapat
dikatakan praktikum ini sesuai dengan teori yang
ada.
SIMPULAN
Dari hasil percobaan yang telah
dilakukan, maka diperoleh nilai energi
eksitasi atom Argon pada percobaan
Franck

Hertz
sebesar
:

DAFTAR PUSTAKA
Nugraheni, Novi. 2014. Laporan Fisika
Eksperimental
1
Eksperimen
Franck

Herzt.
Surabaya
:
Laboratorium
Fisika
Radiasi
Universitas Airlangga.
Subaer dkk. 2015. Penuntun Praktikum
Ekseperimen Fisika 1. Makassar :
Unit Laboratorium Fisika Modern
Jurusan Fisika FMIPA UNM.
Sumardi,Yos. 1993. Fisika Modern.
Departemen
Pendidikan
dan
Kebudayan: Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai