Anda di halaman 1dari 6

PERCOBAAN FRANCK - HERTZ

Rafika Rahmatia ,Susi Suryani Syam, Fauziah Tahir, Aprilia Manta Patimang
Laboratorium Fisika Modern Jurusan Fisika FMIPA
Universitas Negeri Makassar
Abstrak. Percobaan Franck-Hertz bertujuan untuk membuktikan bahwa energi eksitasi elektron
atom terkuantisasi serta untuk mengukur nilai energi eksitasi atom Argon. Berdasarkan literatur,
nilai energi eksitasi atom Argon yaitu sekitar 2.5 3.0 Joule. Eksperimen ini dilakukan dengan
cara memanaskan sebuah filamen pemanas sehingga elektron-elektron meninggalkan katoda
menuju sebuah kisi yang dipercepat dengan beda potensial V yang dapat diatur. Jika tegangan
terus dinaikkan dari nol maka akan makin banyak elektron yang mencapai pelat anoda dan
bersamaan dengan itu naik pula arus elektriknya. Elektron-elektron dalam tabung dapat
menumbuk atom-atom Argon namun tidak ada energi yang dilepasakan karena tumbukannya
elastik sempurna. Namun ketika elektron mencapai energi eksitasinya maka akan terjadi
perpindahan energi dari elektron ke atom Argon dan tumbukan menjadi tak elastik. Setelah itu
energi dari elektron akan menurun, jika tegangan terus dinaikkan maka akan terjadi tumbukan
jamak (multiple collisions). Pada eksperimen Franck - Hertz ini diperoleh nilai eksitasi atom
Argon sebesar |8,810 1019 2,000| Volt. Hasil percobaan tidak sesuai dengan teori.

KATA KUNCI : Franck-Hertz, Energi Eksitasi


PENDAHULUAN
Pada tahun 1914 ilmuwan
bernama James Franck dan Gustav Hertz
melakukan sederetan eksperimen yang
secara
langsung
membuktikan
kebenaran teori Bohr yakni mengenai
adanya eksitasi atom.
Franck dan Hertz membuat
sebuah alat yang dapat mereka gunakan
untuk mempelajari ionisasi yang
dihasilkan dalam atom-atom sebuah gas
atau uap oleh elektron yang dipancarkan
dari sebuah kawat panas melalui proses
emisi termionik. Hasil eksperimen yang
dilakukan berjalan sesuai dengan
harapan. Mula-mula arus naik dengan
kenaikan potensial U sehingga tercapai
sebuah nilai potensial U0. Setelah
potensial U0 ini tercapai, arus turun
secara drastis tetapi arus ini segera
meningkat kembali pada tengangan U =
2U0 dan seterusnya. Nilai U0 yang
dihitung oleh Franck dan Hertz adalah
sebesar 4,9 V.

Franck dan Hertz menjelaskan


bahwa pada saat energi elektron lebih
kecil dari E0 = eU0, elektron tidak dapat
kehilangan
energi
dalam proses
tumbukan dengan atom-atom raksa. Saat
elektron mencapai grid, energi yang
dimilikinya cukup besar untuk melawan
medan yang timbul antara grid dan
elektrode luar.Pada saat tegangan
dinaikkan terus, peristiwa tumbukan
akan terjadi lebih awal yaitu di dekat
asal
lepasnya
elektron.
Dengan
demikian, setelah tumbukan elektron
tersebut masih dapat memperoleh energi
yang cukup untuk mencapai elektrode
yang lebih luar. Berdasarkan hasil ini,
Franck dan Hertz yakin mengatakan
nilai E0 ini merupakan nilai energi
ionisasi
atom-atom
raksa.
Dari
eksperimen ini, Franck dan Hertz juga
dapat menunjukkan bahwa energi E0
dapat dihubungkan dengan frekuensi V0
dengan menggunakan eksperimen E0 =
Hv0, dimana h adalah konstanta Planck.
Mereka juga berhasil menunjukkan
bahwa kuanta energi ini sama dengan

energi cahaya yang dipancarkan oleh


atom-atom yang sama jika interpretasi
hipotesis kuantum cahaya Einstein
diterima. Pada eksperimen kedua yang
dilakukan oleh kolaborasi ini, mereka
bahkan dapat menunjukkan bahwa
mereka dapat mengeksitasi pemancaran
sebuah spektrum dengan sebuah garis
tunggal
berfrekuensi
V0
dengan
menggunakan elektron yang memiliki
energi sedikit diatas E0.
Untuk mengetahui lebih lanjut
mengenai percobaan Franck Hertz, dan
bagaimana mengukur energi eksitasi
atom Argon berdasarkan percobaan
Franck Hertz maka dilakukan Percobaan
ini.
DASAR TEORI
Eksperimen
Franck-Hertz
merupakan pembuktian dari teori atom
Bohr
yang
menjelaskan
tentang
spektrum garis radiasi atom hidrogen.
Menurut Bohr, spektrum radiasi itu
terjadi karena transisi dari keadaan
tereksitasi ke keadaan stabil [3].
Menurut model atom Bohr,
elektron-elektron mengitari inti tidak
pada lintasan-lintasan sembarang tetapi
pada lintasan-lintasan tertentu dengan

Sebuah atom dapat mengeksitasi


ke tingkat energi di atas tingkat energi
dasar yang menyebabkan atom tersebut
memancarkan radiasi melalui dua cara.
Salah satunya adalah melalui tumbukan
dengan
partikel
lain.
Sederetan
eksperimen yang berdasarkan pada
tumbukan dilakukan oleh Franck dan
Hertz yang dimulainya pada tahun 1914.
Eksperimen ini menunjukkan secara
langsung bahwa tingkat energi atomik
memang ada dan tingkat-tingkat ini
sama dengan tingkat-tingkat yang
terdapat pada spektrum garis. Franck
dan Hertz menembaki uap berbagai
unsur dengan elektron yang energinya
diketahui. Dapat diperhatikan pada
gambar di bawah, bahwa perbedaan
potensial kecil Vo dipasang diantara kisi
dan keping pengumpul, sehingga setiap
elektron yang mempunyai energi lebih
besar dari harga minimum tertentu
memberi kontribusi (sumbangan) pada
arus I yang melalui ammeter.
Kemampuan elektron untuk melewati
grid dan mencapai anoda dipengaruhi
oleh 3 faktor, yaitu potensial
pemercepat, potensial pelawan dan
keadaan tumbukan antara molekulmolekul gas dalam tabung.

momentum sudut 2, lintasan-lintasan


tersebut disebut dengan orbit yang juga
merupakan
tingkat-tingkat
energi.
Selama berada pada orbitnya, elektron
tidak memancarkan atau menyerap
energi. Apabila mengalami transisi dari
orbit yang satu ke orbit yang lainnya,
elektron akan memancarkan atau
menyerap energi berupa gelombang
elektromagnetik.
Besarnya
energi
tersebut adalah . Elektron yang
berada pada orbit tertentu mempunyai
tingkat energi tertentu [1].

filamen

katoda

kisi
anoda

Vo

GAMBAR 7.1. Skema Dasar Eksperimen


Franck-Hertz[2]

Berdasarkan gambar 7.1., jika


energi kinetik kekal dalam tumbukan

antara elektron dan sebuah atom uap,


elektronnya hanya terpental dalam arah
yang berbeda dengan arah datangnya.
Pada proses ini, atom hampir tidak
kehilangan energi. Setelah energi kritis
tercapai, arus keping menurun secara
tiba-tiba. Tafsiran dari efek ini adalah
bahwa elektron yang bertumbukan
dengan atom memberikan sebagian atau
seluruh energi kinetiknya untuk
mengeksitasi atom ke tingkat energi di
atas tingkat dasar. Tumbukan semacam
ini disebut tak elastik, sebagai lawan
dari tumbukan elastik yang berlangsung
dengan energi kinetik kekal. Ketika
potensial pemercepat V bertambah besar,
arus keping bertambah lagi. Akhirnya,
penurunan arus keping I yang sangat
tajam dan eksitasi tingkat energi yang
sama pada atom lain. Sederetan
potensial kritis untuk atom tertentu
didapatkan dengan cara seperti itu. Jadi,
potensial tertinggi diperoleh dari
beberapa kali tumbukan dan merupakan
kelipatan dari yang terendah. Franck dan
Hertz mengamati spektrum emisi uap
ketika ditembaki elektron. Dalam hal
uap air raksa, mereka mendapatkan
bahwa energi elektron minimum 4,9 eV
diperlukan untuk mengeksitasi garis
spektral air raksa 253,6 nm foton
cahaya 253,6 nm berenergi tepat 4,9 eV.
Karena tidak mudah melakukan
percobaan
dengan
menggunakan
hidrogen, maka eksperimen dilakukan
dengan menggunakan gas argon (Ar).
Hal ini dilakukan agar hasil percobaan
dapat lebih mudah ditafsirkan. Hidrogen
secara alamiah muncul dalam bentuk
molekul bukan atom. Grafik hasil
eksperimen dengan menggunakan atom
Argon diperlihatkan pada gambar
sebagai berikut [2].

GAMBAR 7.2. Contoh grafik eksitasi atom


Ar pada percobaan Franck-Hertz [2]

Energi eksitasi atom Argon


merupakan perkalian antara tegangan
eksitasi atom (Ve) dengan muatan
elektron (e)
=

(6.1)

Energi
ini
digunakan
untuk
memancarkan foton yang memiliki
panjang gelombang , yang terkait
dengan persamaan energi foton.
=

(6.2)

Dengan h mrupakan tetapan planck


(6,626 .10-34 Js = 4,136 . 10-15 eVs), c
adalah kecepatan cahaya (2,998 . 108
ms-1 ), dan e adalah muatan elektron (
1,602 . 10-19 C ) [3].
Alat dan Bahan
1. Perangkat percobaan Franck-Hertz
Lambda Scientific
2. Osiloskop
3. Probe osiloskop
Prosedur Kerja

GAMBAR 7.3.Rancangan perangkat


eksperiment Franck-Herzt

Langkah pertama yang dilakukan


dalam eksperimen Franck-Hertz adalah
memanaskan gas argon dengan filament
voltage (V) sebesar 5,5 V, selama 1 jam.
Kemudian mengatur scanning dalam
posisi manual, penyetelan arus plat
pengumpul atau current multiple pada
posisi 10-8 A, mengatur VG1 (Tegangan
Grid 1) pada posisi 2,5 V,
VG2
(Tegangan Grid 2) pada posisi 7,5 V dan
VG3 (Tegangan Grid 3) pada posisi 26 V.
Setelah itu menghubungkan Channel 1
pada osiloskop ke X-Output ke
perangkat Franck-Hertz dan Channel 2
ke Y-Output. Selanjutnya mengatur
Channel 1 sebesar 5 V dan Channel 2
sebesar 2 mA pada osiloskop dan
menggeser posisi scanning ke arah auto,
kemudian mengatur scanning untuk
menampilkan gambar yang baik dan
yang terakhir menghitung tegangan dan
arus listrik pada osiloskop.
HASIL EKSPERIMEN dan
ANALISA DATA
Hasil Eksperimen
Filamen Voltage = 5,5 Volt
Current Multiple = 10-8 A
NST VG1 =

1
= 0,1 /
10
3
NST VG2 = 10 = 0,3 /
=

NST VG3 =

20
10

= 2 /

VG1 = |2,50 0,05| Volt


VG2 = |7,50 0,15| Volt
VG3 = |26 1| Volt
5

NST Ch1= 5 = 1 /
2

NST Ch2= 5 = 0,4 /


Ch1 = 5 Volt
Ch2 = 2 mA
NST Arus (I) = 1 mA = 1 x10-11A
NST Tegangan = 1 Volt

GAMBAR 7.4. Grafik Eksitasi atom Argon


hasil percobaan Frank-Hertz

TABEL 6.1. Hubungan Antara


Tegangan (volt) dengan Arus (Ampere)
No
V (Volt)
I (x10-11 A)
|3,0 0,2|
1
|2,0 0,5|
|5,6 0,2|
2
|7,0 0,5|
|7,6 0,2|
3
|13,0 0,5|
Analisis Perhitungan
1. Menghitung besar energi eksitasi
atom argon dalam percobaan
1 = |2,0 0,5|
2 = |7,0 0,5|
3 = |13,0 0,5|
Selisih tegangan antara 3 2;
a. Nilai UA
= 3 2
= (13,0 7,0) V
= 6,0 V
b. Analisis Ketidakpastian
= 3 2

= | |d3 + | |d3
3

= |13 + 1 2 |
dimana 3 = 2 =
= 2
= 2
= 2 0,5
= 1,0 Volt
c. Kesalahan Relatife

100%

1,0
= 6,0 100%

KR =

= 16,67% (2 AB)

d. Pelaporan Fisika
UA= |6,0 1,0|Volt
Selisih tegangan antara 2 1 ;
a. Nilai UB
= 2 1
= (7,0 2,0) V
= 5,0 V
b. Analisis Ketidakpastian
= 2 0,5
= 1,0 Volt
c. Kesalahan Relatife

100%

1,0
= 5,0 100%

KR =

Nilai energi eksitasi atom argon


a. Nilai E0
0 = =
0 = (1,602 1019 )(5,5 )
0 = 8,818 1019
b. Analisis Ketidakpastian
0 = , karena e konstan
maka 0 =
0
0 = |
|

0 = = 1,0
c. Kesalahan Relatif

KR = 0 100%
0

1,0

= 8,8181019 100%

= 20% (2 AB)
d. Pelaporan Fisika
UB= |5,0 1,0|Volt

= 11,35 1019 % (4 AB)


d. Pelaporan Fisika
E0= |8,818 1019 1.000| J

Nilai Tegangan Eksitasi(tegangan


rata-rata);

2. Skala (kalibrasi) garis


tegangan V dan arus I

untuk

a. Nilai Ue
( + )
2
(6,0 + 5,0)
=
2
= 5,5
b. Analisis Ketidakpastian
+
=
2
1
1
= 2 | | +2 | |

10

di mana = = 2
= 2
= 2 0,5
= 1,0 Volt
c. Kesalahan Relatif

100%

1,0
= 5,5 100%

KR =

= 18,82% (2 AB)
d. Pelaporan Fisika
Ue= |5,5 1.0| Volt

Arus I (10-11 A)

y = 0.4154x + 2.3538
R = 0.9838

8
6
4
2
0
0

10

15

Tegangan V (volt)

GRAFIK 7.1. Grafik hubungan antara


tegangan V (Volt) dan Arus I (10-11A)

Untuk tegangan V

=

5
=
5
= 1 /
Untuk arus I

=

2 1011
=
5
= 0,4 1011 /

PEMBAHASAN
Percobaan
Franck-Hertz
dilakukan untuk mengukur energi
eksitasi atom Argon Prinsip kerja dari
percobaan ini adalah ketika elektron
dipanaskan dengan sebuah filamen
pemanas maka elektron - elektron
tersebut akan terlepas dari pelat katoda
menuju pelat anoda dengan menembus
sebuah kisi. Semua elektron yang akan
menembus sebuah kisi akan dipercepat
dengan beda potensial pemercepat Vp
yang dapat diatur. Jika tegangan VP
terus dinaikkan dari nol maka akan
makin banyak elektron mencapai pelat
anoda dan bersamaan dengan itu naik
pula arus elektriknya yang ditandai
dengan makin naiknya angka arus I
pada tampilan grafik osiloskop.
Elektron - elektron di dalam tabung
dapat menumbuk atom Argon, namun
tidak ada energi yang digunakan dalam
tumbukan ini, jadi tumbukannya adalah
elastik sempurna. Jika tegangan VP terus
dinaikan hingga suatu saat energi
kinetik elektron penumbuk akan sama
dengan energi eksitasi atom Argo maka
akan terjadi tumbukan nonelastik. Hal
ini disebabkan energi kinetik elektron
diserap oleh atom Argon untuk
mengeksitasi dirinya. Sekarang tinggal
elektron yang tidak bertumbukan yang
dapat mencapai anoda sehingga jumlah
elektron yang sampai ke anoda
mengalami penurunan secara besarbesaran. Hal ini terlihat dengan adanya
penurunan angka arus I pada grafik
tampilan osiloskop. Jadi apabila telah
mencapai nilai energi eksitasi dari atom
Argon maka akan terjadi penurunan
arus. Bila tegangan VP terus dinaikkan
maka arusnya akan naik kembali,
kemudian akan turun lagi pada
kelipatan dari energi eksitasi atom
Argon. Proses ini akan kembali sesuai
dengan kelipatan bulat dari energi
eksitasi dan seterusnya. Selain itu, jika
tegangan VP terus dinaikkan maka akan
terjadi efek tumbukan jamak (multiple
collisions). Artinya, apabila telah

mencapai energi eksitasi maka ia akan


mengeksitasi atom Argon dan akan
terjadi penurunan energi dari elektron,
tetapi sisa energi dari elektron tersebut
masih dapat digunakan lagi untuk
mengeksitasi atom Argon.
Pada eksperimen ini diperoleh
nilai energi eksitasi atom Argon sebesar
|8,818 1019 1,000|Joule. Hasil
ini sangat menyimpang dari energi
eksitasi atom Argon yang ada.
Berdasarkan literatur ilai energi eksitasi
dari atom Argon adalah 2,5 - 3,0 Joule.
Penyimpangan nilai ini kemungkinan
disebabkan karena nilai arus I pada
osiloskop selalu diubah-ubah (dari 5,0
mA ke 2,0 mA kemudian ke 5,0 mA dan
kembali lagi ke 2,0 mA) sehingga terjadi
penyimpangan nilai dari nilai eksitasi
atom argon. Hal ini dapat dilihat pada
tampilan grafik osiloskop pada gambar
7.4. Grafik pada gambar 7.4.
memberikan gambaran tingkat-tingkat
eksitasi dari elektron yang menunjukkan
bahwa energi dari elektron itu
bertingkat-tingkat (terkuantisasi) yang
mengukuhkan kebenaran dari teori
kuantum.
SIMPULAN
Berdasarkan hasil percobaan
diperoleh energi eksitasi atom argon
sebesar |8,818 1019 1,000| Joule
REFERENSI
[1]

Sarwono, Djoko. 2001. Petunjuk


Praktikum
Eksperimen
Fisika.
Malang: Jurusan Pendidikan Fisika
FMIPA Universitas Negeri Malang:
Malang

[2]

Subaer,
dkk..
2016.
Penuntun
Praktikum Eksperimen Fisika 1. Unit
Laboratorium Fisika Modern Jurusan
Fisika FMIPA UNM: Makassar

[3]

Sumardi,Yos. 1993. Fisika Modern.


Departemen
Pendidikan
dan
Kebudayan: Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai