Anda di halaman 1dari 5

TUGAS

KIMIA LINGKUNGAN
PENCEMARAN LINGKUNGAN OLEH LOGAM BERAT KADMIUM

Oleh :
Afreda R. P.

E2A151001

Anang Anwar

E2A151006

Andwini Prasetya

E2A151007

Oktamalia

E2A151019

PROGRAM PASCA SARJANA


PENGELOLAAN SUMBER DAYA ALAM DAN LINGKUNGAN

FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2016

I.

PENDAHULUAN
Kadmium merupakan logam yang sangat penting dan banyak kegunaannya,

khususnya untuk electroplating (pelapisan elektrik) serta galvanisasi karena kadmium


memiliki keistimewaan nonkorosif. Pemanfaatan kadmium dan persenyawaannya meliputi:
a. Senyawa CdS dan CdSeS yang banyak digunakan sebagai zat warna.
b. Senyawa Cd sulfat (CdSO4) yang digunakan dalam industri baterai yang berfungsi
sebagai pembuatan sel wseton karena memiliki potensial voltase stabil.
c. Senyawa Cd-bromida dan Cd-ionida yang digunakan untuk fotografi.
d. Senyawa dietil-Cd yang digunakan pembuatan tetraetil-Pb.
e. Senyawa Cd-stearat untuk perindustrian polivinilkorida sebagai bahan untuk stabilizer.
Kadmium dalam konsentrasi rendah banyak digunakan dalam industri pada proses
pengolahan roti, pengolahan ikan, pengolahan minuman serta industri tekstil.
Keracunan akut yang disebabkan oleh kadmium ini dapat terjadi pada pekerja di
industri-industri yang berkaitan dengan logam, terkena paparan uap logam kadmium (Cd)
atau kadmium oksida (CdO). Keracunan bersifat kronis yang disebabkan kadmium terjadi
dalam selang waktu yang sangat pajang. Peristiwa ini terjadi karena kadmium masuk ke
dalam tubuh dalam jumlah yang kecil sehingga dapat ditolerir tubuh pada saat tersebut (Palar,
2008). Kadmium dapat masuk ke dalam tubuh hewan atau manusia melalui berbagai cara,
yaitu:
a. Dari udara yang tercemar, misalnya asap rokok dan asap pembakaran batu bara
b. Melalui wadah/tempat berlapis kadmium yang digunakan untuk tempat makanan atau
minuman
c. Melalui kontaminasi perairan dan hasil perairan yang tercemar Kadmium
d. Melalui rantai makanan
e. Melalui konsumsi daging yang diberi obat anthelminthes yang mengandung kadmium.
Penyerapan kadmium dipengaruhi faktor yaitu : 1. Umur, pada dewasa 2 kali lebih cepat dari
anak-anak dan sebagai racun kumulatif, kadmium meningkatkan beban tubuh; 2. Jenis
kelamin, perempuan memiliki kandungan kadmium lebih tinggi dari laki-laki; 3. Merokok,
perokok memiliki kadar kadmium lebih tinggi dari bukan perokok karena rokok berisi 2,0 mg
kadmium, 2-10% dari yang ditransfer asap utama, kadmium asap rokok utama , hampir 50%
diserap paru-paru ke sirkulasi sistemik selama merokok aktif, perokok biasanya memiliki
darah kadmium dan beban tubuh lebih dari dua kali lipat yang tidak merokok; 4. Status Gizi,
status gizi lebih rendah lebih mudah terpapar setelah pemaparan oral kadmium. Penyerapan
kadmium melalui kulit sangat rendah sekitar 0.5%, kontak dengan kulit akan semakin parah
bila terpapar selama beberapa jam atau lebih.
II.

KASUS

Kontaminan yang umum terjadi dalam beras adalah kadmium. Kontaminasi ini hadir dalam
konsentrasi tinggi pada beras giling. Apabila dikonsumsi dalam dosis tinggi bisa merusak
tubuh. Selain itu, pupuk tertentu mengandung kadmium yang diserap gabah dari tanah
(Anonim, 2014). Batas maksimum cemaran Kadmium (Cd) dalam pangan beras dan tepung
beras adalah 0,4 mg/kg (SNI 7387 : 2009).
Pada penelitian yang dilakukan Harahap, 2013 untuk mengetahui kadar kadmium
dalam beras yang berasal dari tanaman padi yang di areal persawahan sekitar Tempat
Pembuangan Akhir sampah (TPA) Namo Bintang Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli
Serdang. Diperoleh kandungan kadmium yang masih berada berada di bawah ambang batas,
yang artinya masih baik untuk dikonsumsi, dengan kadar tertinggi pada beras yang berjarak
100 meter dari TPA yaitu sebanyak 0,354 mg/kg dan terendah pada beras yang berjarak 500
meter dari TPA yaitu sebanyak 0,007 mg/kg. Sumber pencemaran kadmium pada tempat
pembuangan akhir sampah (TPA) bersasal dari pelindihan sampah dan air hujan. Sampahsampah seperti pelastik, bekas baterai, dan bekas alat elektronik jika mengalami dekomposisi
dari bercampur dengan air hujan, juga dapat masuk ke dalam tanah dan mencemari air tanah
(BLH Kota Bengkulu, 2011).
Kasus yang terjadi di provinsi Bengkulu yaitu temuan kandungan logam berbahaya
atau Cadminium dari beras hasil produksi petani di Kecamatan Seginim Bengkulu. Pada uji
lab pertama di laboratorium pangan Surabaya, ditemukan bahwa ambang batas minimum
kandungan logam sebanyak 0,365 persen. Angka ini jauh melebihi angka toleransi kandungan
logam yang bisa diterima tubuh manusia yaitu sebanyak 0.050 persen. Namun, hal ini masih
diteliti lebih lanjut mengenai daerah spesifik yang tercemar kandungan kadmium tersebut
(Anonim, 2016). Seperti halnya di Hunan yang merupakan provinsi yang secara
tradisional dikenal sebagai ladang ikan dan beras yang hasil buminya
berlimpah yang banyak disalurkan ke provinsi lain di China. Menurut Otoritas
Guangzhou dalam sampel ditemukan kandungan 0,21-0,4mg/kg. Hal ini
karena berkembangkambangnya industri yang turut mencemari tanah, air,
dan udara yang digunakan untuk mengairi persawahan, pembuangan limbah
industri dan penggunaan pupuk berlebihan (Anonim, 2013).

Sementara pada penelitian yang dilakukan Abdulgani, N. 2014 pada kerang hijau di
perairan Surabaya dan Madura diperoleh hasil yaitu : a. rerata konsentrasi kadmium pada
P.viridis ukuran besar (7,10 0,22 cm) dan kecil (3,10 0,04 cm) di Surabaya adalah 0,080
0,004 dan 0,094 0,009 g/g. Sedangkan konsentrasi kadmium pada P.viridis ukuran 5 besar
(7,14 0,21 cm) dan kecil (3,07 0,04 cm) di Madura adalah 0,066 0,005 dan 0,086

0,004 g/g; b. P.viridis yang berukuran kecil mengakumulasi kadmium lebih tinggi
dibandingkan yang berukuran besar dikedua lokasi pengamatan.; c. Batas asupan harian
(ADI) P.viridis yang diperoleh di Surabaya adalah 254 dan 2128 individu untuk ukuran
besar dan kecil, sedangkan di Madura adalah 293 dan 1993 individu.
Hal ini berbeda dengan hasil penelitian kandungan logam berat kadmium (Cd) pada
kerang darah Anadara granosa L dari pasar kerang Tanjung di Makasar yang menunujukkan
kandungan Cd pada kerang berukuran kecil (< 3 cm) tidak terdeteksi sedangkan kerang
berukuran besar (> 3 cm) mengandung rata-rata Cd 0,2186 ppm. Hasil penelitian menunjukan
bahwa semakin besar ukuran kerang maka semakin besar logam berat yang terakumulasi
dalam tubuhnya (Sintya, I. 2015). Penelitian lain yang dilakukan di Perairan Ancol, Teluk
Jakarta pada ikan sokang untuk logam Cd berkisar 0.0008 ppm 1.1661 ppm.
Dilihat dari kandungan logam Pb dan Cd yang diperoleh, kandungan tertinggi
terdapat pada organ ginjal dan terendah pada organ hati (Bangun, J. M.,
2005). Kondisi ini menunjukan tingkat kerentanan pada ikan yang jika
dikonsumsi manusia akan berdampak pada akumulasi.

Logam kadmium, relatif kecil jumlahnya dalam lingkungan, tetapi pengaruhnya


terhadap kehidupan sangat buruk. Pada penelitian yang dilakukan oleh Darmono, 1999,
pencemaran kadmium yang luas dapat menyebabkan terkontaminasinya pakan ternak yang
mengakibatkan kerusakan jaringan organ tubuh hewan ternak sehingga menurunkan
kesehatan dan produktivitasnya. Adanya kontaminasi kadmium dalam lingkungan perlu
diwaspadai karena akibat yang ditimbulkannya dapat menurunkan kualitas hidup bagi hewan
dan manusia yang tinggal di daerah tersebut. Dalam budidaya ternak, analisis pakan yang
dicurigai terhadap adanya kandungan atau kontaminasi kadmium yang tinggi harus selalu
dilakukan untuk mencegah terjadinya peristiwa keracunan, baik akut maupun kronis.
III.

SOLUSI
Kontaminasi beras oleh kadmium pada beras dan ikan sulit untuk dihindari,

mengingat sebagai pemenuhan kebutuhan sehari-hari. Namun hal ini dapat dihindari dengan
cara menurunkan risiko buat kesehatan dengan beberapa cara yaitu:
1. Cuci beras setidaknya dua atau tiga kali sebelum masak.
2. Masak beras dengan menambahkan sejumlah air dan saring kelebihan air saat beras
setengah matang.
3. Periksa beras sebelum membelinya seperti serangga mati, rusak, dan beras pecah.
4. Jika beras yang diteliti tidak mengandung logam berat yang melebihi ambang batas maka
hai ini perlu diinformasikan kepada konsumen tentang adanya kandungan kadmium
dalam beras yang diperiksa untuk menghindari keresahan dan kesimpangsiuran berita.

5. Batas asupan harian yang diperbolehkan merupakan salah satu mekanisme untuk
meminimasi efek logam berat terhadap kesehatan manusia.
6. Menghimbau kepada nelayan dan masyarakat agar tidak menangkap dan mengkonsumsi
ikan yang tercemar logam berat kadmium yang telah diteliti.
7. Penambahan suplemen seng maupun kalsium tambahan terhadap pakan yang
terkontaminasi perlu dilakukan untuk mengurangi absorpsi kadmium dalam usus.
Referensi
Anonim.

2013. Beras Tercemar Kadmium Teridentifikasi di China Selatan.


http://www.satuharapan.com/read-detail/read/beras-tercemar-kadmiumteridentifikasi-di-china-selatan/. Diakses tanggal 17 Juni 2016.

Anonim.

2014.
Waspada
6
Bahaya
Tersembunyi
Pada
Beras.
http://health.liputan6.com/read/2150810/waspada-6-bahaya-tersembunyi-padaberas?p=1. Diakses tanggal 17 Juni 2016.

Anonim. 2016. Kandungan Logam Seginim Diusut. http://bengkuluekspress.com/kandunganlogam-beras-seginim-diusut/. Diakses tanggal 18 Juni 2016.
Abdulgani, N. Aunurohim, dan Indarto, A. W. 2014. Konsentrasi Kadmium (Cd) Pada
Kerang hijau (Perna viridis) Di Surabaya dan Madura. Biologi FMIPA ITS.
Bangun, J. M. 2015. Kandungan Logam Berat Timbal (Pb) dan Kadmium (Cd) Dalam Air,
Sedimen, dan Organ Tubuh Ikan Sokang (Triancanthus nieuhofi) Di Perairan
Ancol teluk Jakarta. Institus Pertanian Bogor. Skripsi. Tidak dipublikasikan.
Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kota Bengkulu. Sampah Elektronik.
http://www.google/sumberkadmium.htmpf. Diakses 18 Juni 2016.
Darmono. 1999. Kadmium (Cd) Dalam Lingkungan Dan Pengaruhnya Terhadap Kesehatan
Dan Produktivitas Ternak. Balai Penelitian Veteriner. Vol . 8 No.1
Harahap, V. N. 2013. Analisa kandungan Kadmium Dalam Beras Yang Berasal Dari Tanaman
Padi (Oryza sativa) Di Sekitar TPA Namo Bintang Kecamatan Pancur Batu
kabupaten Deli serdang. Universitas Sumatera Utara. Skripsi. Tidak
dipublikasikan. http://repository.usu.ac.id/handle/123456789/40014. Diakses 16
juni 2016
Sintya, I. dkk. 2015. Analisis Kandungan Logam Berat Kadmium (Cd) Pada Kerang Darah
Anadara granosa L. Asal Pasar Kerang Tanjung di Makasar.
SNI. 2009. Batas Maksimum Cemaran Logam Berat Dalam Pangan : SNI 7387.

Anda mungkin juga menyukai