PENGEMBANGAN
BANDAR UDARA FATMAWATI SOEKARNO
JALAN RAYA PADANG KEMILING KELURAHAN PEKAN SABTU
KECAMATAN SELEBAR KOTA BENGKULU PROVINSI BENGKULU
Oleh :
Andwini Prasetya
E2A015007
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BENGKULU
07 NOVEMBER 2016
LAPORAN SIDANG KERANGKA ACUAN (KA)
1
DAFTAR ISI
Nama pemrakarsa, Surat Izin yang sudah dimiliki, lokasi proyek dan kantor ....................... 3
Nama konsultan penyusun dokumen ...................................................................................... 3
Tahapan jalannya sidang KA Amdal ...................................................................................... 4
Pertanyaan yang diajukan selama sidang berlangsung ........................................................... 4
Pembahasan ........................................................................................................................... 10
Kesimpulan ............................................................................................................................ 12
Daftar Pustaka ....................................................................................................................... 12
Lampiran ................................................................................................................................ 13
A. Permohonan Izin mengikuti Rapat AMDAL
di BLH Provinsi.......................................................................................................... 13
B. Absen Sidang AMDAL di BLH Provinsi Bengkulu
Pada Hari Senin 7 November 2016 ............................................................................ 15
2
A. NAMA PEMRAKARSA, SURAT IZIN YANG SUDAH DIMILIKI, LOKASI
PROYEK DAN KANTOR
Pemrakarsa dan Penanggungjawab Rencana Kegiatan
Identitas Pemrakarsa :
Nama Pemrakarsa : Unit Penyelenggara Bandar Udara (UPBU) Fatmawati Soekarno
Alamat : Jalan Raya Padang Kemiling KM 14 Kel. Pekan Sabtu Kec. Selebar
Kota Bengkulu Provinsi Bengkulu
Penanggung Jawab : Capt.Yufrindo Gandoz SE, S.SiT, MM
Jabatan : Kepala Kantor UPBU Fatmawati Soekarno
No Telp/HP : (0736) 51040
Anggota tim :
Nama : Rudiman Situmorang, SE., ST., MM
Keahlian : Teknik lingkungan
3
Tenaga ahli :
1. Nama : Sri Noorbayanti Purnomo Sari, S.Si
Keahlian : Biologi
2. Nama : Person Sinaga, ST
Keahlian : Fisika Kimia
3. Nama : Septian Ardiansyah, S.KM
Keahlian : Kesehatan Lingkungan dan Masyarakat
Asisten Ahli :
Nama : Holong Parulian Sinaga
Keahlian : Pemetaan GIS
Project Officer :
Nama : Andre Ms
4
Pada pengolahan limbah terdapat satuan yang tidak sesuai
misalnya pada satuan limbah padat Lt/orang seharusnya satuan
berat/orang
Pada dokumen KA ini belum terlihat adanya lay out atau overlay
dengan RTRW Kota, atau ada tidaknya hutan lindung pada skala 1
: 25.000
BLH 2.18 Alasan mengapa bandar udara Fatmawati Soekarno ini harus
melakukan ekspansi seharusnya adalah adanya peningkatan
jumlah penumpang dari tahun ke tahun sehingga membutuhkan
data perbandingan 3 tahun sebelumnya agar dapat diprediksi
keadaan 10 tahun mendatang.
Sementara data yang tercantum pada dokumen KA adalah
permintaan jasa angkutan selama satu tahun sehingga datanya
kurang valid.
5
2.7 Luas tanah yang sebenarnya berapa? Karena data umum yang ada
pada dokumen KA tidak sesuai dengan sertifikat hak pakai, ada
selisih 6 Ha. Seharusnya acuan yang dipakai adalah sesuai
sertifikat karena sifatnya legal
Dinas Teknik penulisan pada BAB III perlu diperbaiki sehingga tidak
Kesehatan rancu
Provinsi Hal 3.35 Metode dose respon relathion ship harusnya berlaku di negara
Bengkulu industri, sementara pada negara berkembang masih perlu
perbaikan.
6
sehingga dapat diketahu berapa angkatan kerja yang tersedia?
Data yang ada pada dokumen KA simpang siur antara 70 atau
174. Data tentang jenis pekerjaan dan data mata pencaharian
penduduk untuk mendukung BAB II dan BAB III
Data yang diambil tigdak sinkron jika data yang dibahas adalah
jumlah pemeluk agama deungan data yang ditampilkan berupa
rumah ibadah
7
Daftar pustaka yang digunakan masih minim
8
dan 2 membangun, bagian mana yang akan dibangun tidak jelas
Sampling biota untuk air dan darat, tidak ada flora dan fauna yang
diambil sebagai sampling.
Data eksisting saat ini, apakah sudah ada data terkait dengan
kebisingan dari berbagai jenis pesawat untuk dibandingkan
dengan perkiraan jumlah pesawat yang akan datamg setelah
perluasan, dari berapa kali landing/take of, atau adakah data yang
diambil dari persepsi masyarakat tentang kekhawatiran pesawat
jatuh.
9
E. PEMBAHASAN
1. Keadaan sidang KA AMDAL yang berlangsung
Kegiatan sidang berlangsung dengan lancar sesuai dengan agenda sidang. Hanya saja
terkesan terburu-buru ketika salah satu audien dari dinas pertanahan ingin memperjelas atau
meminta penjelasan kepada tim penyusun KA AMDAL. Ketua tim teknis memutus diskusi
dengan alasan akan diperbaiki sesuai masukan dan saran dari para pemerhati dan tim penilai.
Seharusnya diberi tambahan waktu untuk dibuka di forum untuk memperjelas keadaan yang
terjadi di lapangan sehingga dampak potensial yang mungkin timbul dapat diketahui untuk
kepentingan penyusunan KA AMDAL yang lengkap dan baik..
Pada sidang KA AMDAL ini, tim penyususn kurang dapat memjawab pertanyaan
atau menanggapi saran dari penanya yang seharusnya dapat segera didiskusikan untuk
kemudian dapat disimpulkan dampak potensial yang belum terbahas oleh tim, tidak hanya
sekedar masukan saran yang dalam berita acara saja. Meskipun dari pihak pemrakarsa sudah
menjelaskan mengenai gambaran umum tentang rencana pengembangan bandara Fatmawati-
Soekarno. Terlihat tim penyusun belum terlalu menguasai lapangan, saat ditanya mengenai
keadan tanah yang dimiliki bandara terdapat perbedaan antara dokumen dan kenyataan di
lapangan. Begitu pula dengan rencana pengembangan dari segi fasilitas seperti terminal VIP,
materinya belum dikuasai oleh tim penyusun. Dikhawatirkan akan ada dampak potensial
yang mungkin luput dari identifikasi.
2. Kelayakan Dokumen
Dokumen yang disidangkan dirasa belum layak untuk disidangkan. Hal ini terlihat
dari adanya pembahasan lain dari tim penyusun yaitu mengenai “Bandara Enggano” yang
jelas-jelas tidak dibahas pada sidang rencana pengembangan Bandara Fatmawati-Soekarno.
Artinya tim penyusun sendiri belum siap menyidangkan dokumen KA AMDAL lalu
bagaimana pemerhati dapat memberikan saran dan membahas isi dokumen AMDAL untuk
mengemukakan identifikasi dampak potensial sehingga menjadi dampak hipotetik dari
rencana kegiatan yang akan dilakukan. Demikian pula jika data-data yang ditampilkan belum
valid, maka pembahasan yang dilakukan pun menjadi salah sehingga pembahasan pada
sidang akan menjadi keliru. Jadi sidang yang dilakukan mewakili proses pembahasan dalm
forum terbuka akan sia-sia karena menghasilkan output yang keliru disebabkkan oleh input
yang keliru pula.
Selain itu tim penyususn sendiri kurang menguasai mengenai pengembangan yang
akan terjadi pada tahap konstruksi misalnya, pada dokumen ada ketidakjelasan tenaga kerja
10
yang akan terserap antara 70 orang atau 174 orang. Ini adalah perbedaan yang sangat jauh
dan akan membedakan persepsi dan pembahasan. Selain itu, mengenai maslah pembebasan
lahan yang akan dilakukan pada rencana pengembangan tidak dibahas secara mendalam.
Padahal dampak ini paling potensial dari suatu rencana pengembangan yang akan
menimbulkan dampak turunan ke aspek ekonomi sosial dan budaya di lingkungan sekitar
bandara. Apalagi luasan pengembangan mencakup beberapa kecamatan.
Meskipun demikian, dari segi kelengkapan dokumen, tim penyusun telah menyusun
dokumen KA-AMDAL sesuai dengan dengan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor
16 Tahun 2012 tentang Pedoman Penyusunan Dokumen Lingkungan Hidup. Dokumen KA
AMDAL yang telah ada sesuai dengan pasal 5 ayat 1, dimana dijelaskan mengenai kerangka
acuan yang memuat :
a. Pendahuluan
b. Pelingkupan
c. Metode Studi
d. Daftar Pustaka dan
e. Lampiran
Hanya saja pada bagian pelingkupan kurang begitu terstruktur, dimana pada dokumen ini
proses pelingkupan dibuat terpisah-pisah antara satu tahap dengan tahapan lain dan dibahas
kembali terhadap persepsi masyarakat yang dinilai kurang tepat. Pada metode studi yang
dilakukan pun belum mewakili untuk masing-masing aspek yang ada pada dokumen tersebut.
Pada daftar pustaka juga belum banyak acuan yang dicantumkan untuk mewakili
pembahasan. Selain itu pada batas waktu kajian dari kegiatan perencanaan yang tercantum
pada dokumen ini sampai tahun 2034 artinya 8 tahun yang dirasa tidak relevan dimana
kegiatan KA AMDAL seharusnya batas waktu kajian maksimal hanya 3 tahun.
11
F. KESIMPULAN
1. Pada kegiatan sidang KA AMDAL yang berjalan telah sesuai dengan agenda yanga telah
ditetapkan, hanya saja terdapat kekurangan waktu yang seharusnya dapat dimanfaatkan
sebagai diskusi dua arah antara pemerhati dan tim penilai dengan pemrakarsa dan tim
penyusun.
2. Substansi dari dokumen KA AMDAL yang segi pelingkupan kurang tepat dan terstruktur
karena lebih dibahas secara terpisah antara tahapan kegiatan, metode studi yang
dilakukan pun belum mewakili untuk masing-masing aspek dan batas waktu kajian dari
rencana pengembangan ini terlalu lama dimana pada dokumen hingga 8 tahun tidak
relevan dengan batas waktu kajian KA AMDAL yang seharusnya maksimal 3 tahun.
Daftar Pustaka
Anonim. 2012. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 16 Tahun 2012 tentang Pedoman
Penyusunan Dokumen Lingkungan Hidup. Jakarta
12
Lampiran
A. Permohonan Izin mengikuti Rapat AMDAL di BLH Provinsi
13
14
B. Absen Sidang AMDAL di BLH Provinsi Bengkulu Pada Hari Senin 7 November
2016
15