RANCANGAN AKTUALISASI
NILAI-NILAI DASAR PROFESI PEGAWAI NEGERI SIPIL
CALON GURU
OLEH
NAMA : ARIEF PRIYO HUTOMO,S.Pd
NIP. 198510072020121007
Peserta Pelatihan Dasar CPNS Gol. III
Angkatan V
Telah Disetujui
Pada Hari Senin Tanggal 13 September 2021
Mentor Coach
Mengetahui,
Kepala Balai Pendidikan dan Pelatihan Keagamaan Jakarta
Dr. H. Susari, MA
NIP. 196611131996031001
i
LEMBAR PENGESAHAN
RANCANGAN AKTUALISASI NILAI-NILAI DASAR PROFESI PNS
CALON GURU
Penguji
Mengetahui
Kepala Balai Pendidikan dan Pelatihan Keagamaan Jakarta
Dr. H. Susari, MA
NIP. 196611131996031001
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan hidayah-
Nya sehingga Rancangan Aktualisasi Nilai-Nilai Dasar Pegawa Negeri Sipil (PNS) dengan
judul “ Penggunaan Media Berbasis Elektronik Untuk Meningkatkan Semangat Belajar
Siswa Kelas VII Pada Mata Pelajaran Bahasa Arab Di MTsN 29 Jakarta” sebagai salah satu
syarat kelulusan Pelatihan Dasar (Latsar) Calon PNS di Kementerian Agama ini bisa
diselesaikan dengan baik dan tepat waktu.
Penulisan rancangan aktualisasi ini dapat diselesaikan dengan baik dan tepat waktu
karena adanya bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu, penulis mengucapkan terima kasih
kepada:
1. Allah SWT atas berkat dan rahmat-Nya yang selalu memberikan kemudahan dan
kelancaran kepada penulis dalam menyelesaikan rancangan aktualisasi.
2. Bapak Drs. H. Muhadjirin, M.Pd, selaku Kepala Madrasah MTsN 29 Jakarya sekaligus
mentor dalam rancangan aktualisasi.
3. Ibu Hj. Djubaidah, S.Ag, M.Pd, selaku coach yang telah memberikan masukan, saran
serta bimbingannya dalam penyusuna rancangan aktualisasi.
4. Bapak dan Ibu Widyaiswara Balai Diklat Keagamaan Jakarta atas segala ilmu yang
telah diberikan.
5. Teman-teman guru di MTsN 29 Jakarta yang telah memberikan dukungan serta
motivasi penulis dalam menyelesaikan rancangan aktualisasi.
6. Teman-teman seperjuangan Pelatihan Dasar CPNS golongan III angkatan V,
khususnya kelompok III atas semua pengalaman yang telah dilalui bersama.
7. Segenap keluarga atas segala do’a dan dukungan bagi penulis dalam menyelesaikan
kegiatan dan rancangan aktualisasi dan mengikuti seluruh rangkaian kegiatan
Pelatihan Dasar (Latsar) CPNS Tahun 2021.
Penulis menyadari bahwa rancangan aktualisasi ini masih terdapat banyak kekurangan.
Oleh karena itu, kritik dan saran sangat penulis harapkan agar rancangan aktualisasi ini
menjadi lebih baik lagi.
Bekasi, 13 September 2021
Penulis
iii
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ................................................................................. 1
B. Tujuan dan Manfaat ......................................................................... 3
C. Ruang Lingkup ................................................................................. 4
iv
DAFTAR TABEL
v
DAFTAR GAMBAR
vi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Permasalahan pelayanan birokrasi menjadi tantangan bagi penyelenggara
layanan (pemerintah) saat ini, dampak dari citra negatif yang melekat pada oknum
ASN nakal. Pemerintah melalui Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 bermaksud
mewujudkan peningkatan profesionalisme bagi Aparatul Sipil Negara (ASN). Undang-
Undang ini merupakan dasar dalam manajemen ASN yang bertujuan membangun
ASN yang memiliki integritas, professional, dan netral serta mampu
menyelenggarakan pelayanan public yang berkualitas bagi masyarakat. Undang-
undang ASN mencoba meletakkan beberapa perubahan dasar dalam manajemen
sumber daya manusia.
Merujuk pada ketentuan Pasal 63 ayat (3) dan ayat (4) UU ASN, calon ASN
wajib menjalani masa percobaan yang dilaksanakan melalui proses pelatihan
terintegrasi untuk membangun integritas moral, kejujuran, semangat dan motivasi
nasionalisme dan kebangsaan, karakter kepribadian yang unggul dan bertanggung
jawab, memperkuat profesionalisme serta kompetensi bidang. Usaha-usaha
mewujudkan ASN yang berkualitas sebagai abdi Negara dan pelayan masyarakat
sebagaimana amanah undang-undang masuh perlu dilaksanakan. Dalam
menjalankan fungsinya, ASN wajib mengaktualisasikan nila-nilai dasar profesi ASN
dalam keseharian kerjanya, bukan hanya sebatas diatas kertas.
Sesuai dengan amanat undang-undang, serta untuk menginternalisasikan
nilai-nilai dasar ke dalam setiap ASN, maka calon ASN harus mengikuti tahapan
pelatihan dasar yang diatur dalam peraturan Lembaga Administrasi Negara (Perlan)
Nomor 1 Tahun 2021. Perlan ini hadir untuk memenuhi kebutuhan pelaksanaan
pelatihan dasar calon ASN yang disesuaikan dengan dinamika pengembangan
kompetensi serta perubahan metode dan mekanisme penyelenggaraan pelatihan
dasar bagi calon ASN. Perlan ini kemudian diturunkan ke dalam Keputusan Lembaga
Administrasi Negara (Kepkalan) Nomor 93/K.1/PDP.07/2021 tentang pedoman
penyelenggaraan Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil dan Kepkalan Nomor
94/K.1/PDP.07/2021 tentang kurikulum Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil.
Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) Kementerian Agama
Golongan III yang dilaksanakan di Balai Pendidikan dan Pelatihan Keagamaan (BDK)
1
2
C. Ruang Lingkup
Adapun ruang lingkup atau batasan yang dimaksud dalam rancangan aktualisasi ini
adalah sebagai berikut:
1. Pelaksanaan Aktualisasi nilai-nilai dasar Pegawai Negeri Sipil (PNS) ini akan
dilaksanakan di tempat kerja peserta Latsar yaitu Madrasah Tsanawiyah Negeri
29 Jakarta dengan alamat Jalan Makmur RT.005 RW 03 No.50 Pondok Ranggon,
Cipayung, Jakarta Timur, DKI Jakarta.
5
6
7
Berikut data guru dan tenaga kependidikan yang ada di Madrasah Tsanawiyah
Negeri 29 Jakarta:
Tabel 2
Guru/Tendik
PNS Honorer Jumlah
Data Guru/
NO
Tendik
SMP SMA S1 S2
1 Guru - - 22 15 27 10 37
Tenaga
2 1 7 12 - 8 12 20
Kependidikan
Jumlah 1 7 34 15 35 22 57
8
B. Deskripsi Isu
Identifikasi isu yang terdapat di Instansi MTsN 29 Jakarta dengan lokus siswa
kelas VII merupakan sebuah proses pengamatan keadaan dalam kegiatan
Pelayanan Publik, Manajemen ASN dan WOG. Berdasarkan angket yang telah
diberikan kepada peserta didik kelas VII pada awal pembelajaran Bahasa Arab, maka
terdapat beberapa isu yang ditemukan, yaitu:
1. Kurangnya perhatian peserta didik pada pelajaran Bahasa Arab.
Kurangnya perhatian peserta didik pada pelajaran Bahasa Arab dikarenakan
beberapa faktor, diantaranya yaitu perbedaan latar belakang jenjang pendidikan
dari setiap peserta didik yang berbeda-beda. Melalui angket yang telah disebar
diawal pembelajaran Bahasa Arab, maka diperoleh data bahwa 40,3% siswa
kelas VII saat ini berasal dari Madrasah Ibtidaiyah, sedangkan 31,5% berasal dari
Sekolah Dasar Islam Terpadu dan 28,2% adalah lulusan Sekolah Dasar Negeri.
Dan factor yang kedua adalah adanya stigma negatif dikalangan peserta didik,
bahwa Bahasa Arab bukan termasuk pelajaran yang penting dan tidak
berpengaruh terhadap kelulusan nantinya.
2. Kurangnya memahami materi Bahasa Arab bagi sebagian besar peserta didik
kelas VII.
Bahasa Arab adalah salah satu bahasa asing yang menjadi salah satu mata
pelajaran yang ada di Madrasah baik itu di jenjang MI, MTs ataupun MA.
Mempelajari bahasa asing tentu bukan perkara yang mudah bagi setiap peserta
didik, apalagi pelajaran Bahasa Arab yang sudah sejajar tingkat kesulitannya
dengan mata pelajaran Matematika. Sekitar 73,8% dari peserta didik mengatakan
bahwa Bahasa Arab itu sulit dan hanya 26,2% yang mengatakan Bahasa Arab itu
mudah. Oleha karena itu, dibutuhkan metode pengajaran yang inovatif bagi
seorang guru bahasa asing untuk menyampaikan materi yang ada di dalam buku
terlebih di masa pandemic saat ini, yang memaksa kita semua untuk melakukan
pembelajaran jarak jauh demi terputusnya mata rantai penyebaran virus covid-19.
10
Materi-materi yang begitu banyak pun menjadi sebab dari pandangan sebagian
besar siswa kelas VII bahwa Bahasa Arab itu sulit.
3. Kurangnya perbendaharaan kosakata Bahasa Arab dari peserta didik.
Setelah mendapatkan data dari angket yang telah disebar. Kemudian penulis
melakukan sharing secara virtual melalui Google Meet tentang sebab dari Bahasa
Arab itu sulit bagi sebagian besar peserta didik, banyak diantara peserta didik
yang menjawab tidak hafal kosakatanya, tidak tahu artinya dan lain sebagainya.
Bertolak dari permasalah tersebut maka diperlukan solusi yang dapat membantu
peserta didik untuk dapat menghafal kosakata Bahasa Arab dengan mudah
terlebih dimasa pandemic seperti saat ini.
4. Kurangnya semangat peserta didik dalam mengikuti kegiatan pembelajaran
Bahasa Arab.
Minimnya semangat peserta didik dalam mengikuti kegiatan pembelajaran
bahasa arab bisa dilihat dari kurang proaktifnya peserta didik dalam mengerjakan
tugas yang diberikan serta kurang proaktifnya peserta didik saat mengikuti
pembelajaran sinkronus melalui Google Meet, penyebabnya adalah media
pembelajaran yang kurang menarik serta stigma negative yang sudah tertanam
sejak lama bagi sebagian besar peserta didik bahwa Bahasa Arab itu sulit. Oleh
karena itu, diperlukan beberapa terobosan-terobosan yang inovatif dalam
pembelajaran Bahasa Arab terutama bagi bukan penutur asli dari bahasa
tersebut.
5. Keterbatasan teknologi yang menyebabkan kesulitan peserta didik dalam
mengakses materi yang disampaikan.
Keterbatasan teknologi menjadi salah satu sebab sulitnya peserta didik ketika
ingin mengakses sebuah materi. Meskipun, berdasarkan angket yang disebar
kurang lebih 55,7% siswa kelas VII saat ini menggunakan jaringan internet WIFI
rumah, 36,2% menggunakan kuota internet, dan hanya 8,1% menggunakan
hotspot dari handphone orang tuanya, akan tetapi beberapa siswa masih
mengalami kendala teknologi ketika akan mengakses materi, mengikuti kelas
Google Meet ataupun mengumpulkan tugas, dengan alasan jaringan internet
dirumah mereka sedang bermasalah, kuota internet habis dan lain sebagainya.
11
C. Analisis Isu
Identifikasi dan analisis isu-isu yang telah dipaparkan dalam sub judul di atas,
kemudian ditapis menggunakan teknik tapisan APKL untuk mendapatkan seberapa
kualitasnya isu-isu tersebut untuk diangkat. Teknik tapisan ini meliputi Aktual dalam
arti isu tersebut benar-benar terjadi dan sedang hangat dibicarakan. Problematika
artinya isu tersebut memiliki dimensi masalah yang kompleks, sehingga perlu segera
dicarikan solusinya secara komperehensif. Kekhalayakan isu artinya isu tersebut
menyangkut hajat hidup orang banyak. Layak artinya isu tersebut masuk akal,
realistis, relevan dan dapat dimunculkan inisiatif pemecahan masalahnya. Untuk
penetapan kualitas isu diperlukan teknik tapisan APKL sebagai berikut:
Tabel 3
Nilai (Skala 1-5)
No Masalah Total Keterangan
A P K L
Kurangnya perhatian
1 peserta didik pada 4 3 3 2 12 Tidak Memenuhi
pelajaran Bahasa Arab
Kurangnya memahami
materi Bahasa Arab bagi
2 5 4 3 4 16 Memenuhi
sebagian besar peserta
didik kelas VII.
Kurangnya
perbendaharaan kosakata
3 5 4 3 3 15 Memenuhi
Bahasa Arab dari peserta
didik
Kurangnya semangat
peserta didik dalam
4 mengikuti kegiatan 5 4 3 5 17 Memenuhi
pembelajaran Bahasa
Arab
Keterbatasan teknologi
yang menyebabkan
5 4 3 2 2 11 Tidak Memenuhi
kesulitan peserta didik
dalam mengakses materi
12
yang disampaikan
Dari hasil teknik analisis isu menggunakan metode APKL tersebut, kemudian
dipakai teknik tapisan dengan metode USG (Urgency, Seriousness, Growth) sebagai
berikut:
Tabel 4
Nilai (Skala 1-5)
No Core Issue Total Rank
U S G
Kurangnya memahami materi
1 Bahasa Arab bagi sebagian 4 4 3 11 II
besar peserta didik kelas VII.
Kurangnya perbendaharaan
2 kosakata Bahasa Arab dari 4 3 2 9 III
peserta didik
Kurangnya semangat peserta
3 didik dalam mengikuti kegiatan 5 5 4 14 I
pembelajaran Bahasa Arab
Tabel 5
Penyebab Akibat
Surroundings System
Kurangnya
semangat peserta
Kemampuan Materi Ajar didik kelas VII dalam
Bahasa Arab
mengikuti
Skills suppliers pembelajaran
Bahasa Arab
Hasil teknik analisis Isu menggunakan fishbone diagram terkait kurangnya minat
peserta didik kelas VII dalam mengikuti pembelajaran Bahasa Arab, maka
permasalahan ini harus segera dicarikan solusinya, yaitu dengan cara membuat
media pembelajaran berbasis elektronik yang didalamnya menggabungkan berbagai
macam media pembelajaran seperti video pembelajaran, komik dan game edukatif.
Dari penyebab munculnya isu tersebut, maka disusunlah solusi dan kegiatan-kegiatan
rancangan aktualisasi sebagai berikut:
1. Koordinasi dengan mentor Bapak Drs. H. Muhadjirin, M.Pd yang sekaligus
sebagai Kepala Madrasah MTsN 29 Jakarta.
2. Membuat media pembelajaran Bahasa Arab
3. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
4. Melaksanakan pembelajaran kepada para peserta didik kelas VII
5. Melakukan evaluasi pembelajaran
6. Melaksanakan remedial bagi peserta didik yang mendapat nilai dibawah KKM
7. Menyusun laporan aktualisasi
14
Gagasan yang dapat diberikan dalam masalah peneyelasaian Isu tentang kurangnya
semangat peserta didik kelas VII dalam mengikuti pembelajaran Bahasa Arab, yakni:
a. Manajemen ASN
Demi mendapatkan mutu dari bahan ajar, maka harus dilakukan review terlebih
dahulu, sebelum diberikan kepada peserta didik. Jadi bila ada yang kurang atau
perlu perbaikan bisa segera diperbaiki.
Sebagai ASN wajib untuk meningkatkan kompetesi akademiknya. Berkaitan
dengan profesi guru, harus mampu melakukan transfer knowledge kepada para
peserta didik agar dapat memahami materi dengan baik.
b. Pelayanan Publik
Salah satu tugas ASN adalah sebagai pelayan public. Berkaitan dengan profesi
guru, pelayanan public bisa ditujukan kepada para peserta didik dengan membuat
media pembelajran yang menarik dan variatif untuk menumbuhkan minat siswa
terhadap suatu mata pelajaran yang dianggap sulit.
c. WOG
Komitmen dan kesatuan suara untuk mencapai target pembelajaran dilakukan
dengan persamaan persepsi guru mata pelajaran, wakabid kurikulum dan Kepala
Madrasah dengan melakukan komunikasi atau diskusi melalui penciptaan inovasi-
inovasi baru.
memaksakan 1 Melaksanakan
kehendak dan pengembangan
menghargai SDM yang
pendapat (saat berakhlaqul
menyampaikan karimah.
isu yang diangkat
beserta
solusinya), Cinta
Bahasa Indonesia
(selama
berkoordinasi,
penulis
menggunakan
bahasa Indonesia
yang baik dan
benar).
Etika Publik,
ditunjukkan
dengan sopan
santun, cermat
dan hormat
(selama
21
melakukan
koordinasi
dengan mentor)
Komitmen Mutu,
ditunjukkan
dengan efektif
dan efisien (tepat
sasaran dalam
menganalisis isu.
Anti Korupsi,
ditunjukkan
dengan berani
dan mandiri
(dalam
menyampaikan
kegiatan serta
gagasan yang
akan
dimunculkan),
disiplin
(melaksanakan
22
setiap hasil
keputusan saat
koordinasi
dengan mentor).
Agenda III
WoG, wujud dari
kerjasama antara
mentor dengan
peserta latsar.
Kesatuan untuk
menetapkan
tujuan bersama.
Jadi keputusan
yang diambil bisa
diaplikasikan dan
dipersiapkan
bersama.
Manajemen ASN,
Peningkatan diri
bukan hanya
hardskill tetapi
23
juga softskill.
?activity- ditunjukkan
code=d8ea5 dengan kerja
keras (belajar
membuat media
pembelajaran
berbasis komik,
video
pembelajaran dan
game edukatif).
Agenda III
Manajemen ASN,
sebagai ASN
wajib untuk
meningkatkan
kompetensi.
Sebagai guru
juga harus
mampu
melakukan
transfer
knowledge
kepada peserta
26
didik.
Pelayanan Publik,
sebagai ASN kita
memiliki fungsi
untuk melayani
public. Berkaitan
dengan profesi
guru, pelayanan
publik bisa
ditunjukkan
kepada peserta
didik dengan
membuat media
pembelajaran
yang menarik.
Etika Publik,
ditunjukkan
dengan cermat
dalam melakukan
28
analisis KI dan
KD pada Silabus.
Anti Korupsi,
ditunjukkan
dengan mandiri
dalam melakukan
analisis KI dan
KD pada Silabus
untuk selanjutnya
dituangkan dalam
RPP.
Agenda III
Manajemen ASN:
Sebagai ASN
wajib
meningkatkan
kompetensi
akademiknya.
Sebagai guru
memperkuat
literasi juga
29
merupakan cara
untuk
meningkatkan
kompetensi
akademik.
2 dengan berkontribusi
menggunakan media Nasionalisme, kepada misi ke-
pembelajaran. ditunjukkan 4 melaksanakan
dengan religious pembelajaran
Menanyakan respon (mengucapkan berbasis IT yang
peserta didik terkait salam ketika efektif.
media pembelajaran mengirim pesan
yang dibuat. kedalam WoG
kepada peserta
didik), serta
menggunakan
Bahasa Indonesia
yang baik benar
dalam membuat
cara penggunaan
media
pembelajhran
tersebut.
Etika Publik,
ditunjukkan
dengan
transparan
31
(dalam
menyampaikan isi
dari media
pembelajaran
tersebut)
Komitmen Mutu,
ditunjukkan
dengan orientasi
mutu dan efisien (
pemahaman
materi bisa
mencapai target)
Anti Korupsi,
ditunjukkan
dengan mandiri (
hasil pekerjaan
peserta didik
dikoreksi secara
mandiri oleh
penulis)
32
Agenda III
Manajemen ASN:
demi
mendapatkan
mutu dari media
pembelajaran
berbasis E-Book,
maka penulis
meminta
masukan kepada
peserta didik.
Pelayanan Publik:
sebagai ASN kita
memiliki fungsi
untuk melayani
public. Berkaitan
dengan profesi
guru, pelayanan
publik bisa
ditunjukkan
kepada peserta
didik.
33
WoG: kesatuan
suara untuk
mencapai target
pembelajaran
dilakukan
persamaan
persepsi.
5. Melakukan Membuat kisi kisi soal Output: Agenda II Melakukan Kegiatan review
evaluasi evaluasi Draf soal evaluasi Akuntabilitas, evaluasi atas media
pembelajaran pembelajaran. Draft kisi-kisi soal ditunjukkan pembelajaran pembelajaran
Legger nilai dengan selaras dengan baru, merupakan
Membuat soal transparan dan Visi MTsN 29 penguat nilai
evaluasi jujur (penulis Jakarta, yaitu organisasi
pembelajaran. Bukti fisik: membagikan terwujudnya tanggung jawab
Naskah soal media lulusan yang (bekerja secara
Membuat skor soal evaluasi. pembelajaran memiliki akhlak tuntas dan
evaluasi Hasil evaluasi yang terbari mulia, prestasi konsekuen)
pembelajaran. Tangkapan layar kepada peserta unggul dan
WAG. didik untuk humanis
Memeriksa hasil melakukan uji (AMPUH).
evaluasi peserta coba terhadap
34
Etika Publik,
35
ditunjukkan
dengan
transparan
(dalam
menyampaikan isi
dari media
pembelajaran
tersebut)
Komitmen Mutu,
ditunjukkan
dengan orientasi
mutu dan efisien (
pemahaman
materi bisa
mencapai target)
Anti Korupsi,
ditunjukkan
dengan mandiri (
hasil pekerjaan
peserta didik
dikoreksi secara
36
mandiri oleh
penulis)
Agenda III
Manajemen ASN:
demi
mendapatkan
mutu dari media
pembelajaran
berbasis E-Book,
maka penulis
meminta
masukan kepada
peserta didik.
Pelayanan Publik:
sebagai ASN kita
memiliki fungsi
untuk melayani
public. Berkaitan
dengan profesi
guru, pelayanan
publik bisa
37
ditunjukkan
kepada peserta
didik.
WoG: kesatuan
suara untuk
mencapai target
pembelajaran
dilakukan
persamaan
persepsi.
Etika Publik,
ditunjukkan
dengan
transparan
(dalam
menyampaikan isi
dari media
pembelajaran
39
tersebut)
Komitmen Mutu,
ditunjukkan
dengan orientasi
mutu dan efisien (
pemahaman
materi bisa
mencapai target)
Anti Korupsi,
ditunjukkan
dengan mandiri
ketika membuat
soal remedial.
Agenda III
Manajemen ASN:
demi
mendapatkan
mutu dari media
pembelajaran
berbasis E-Book,
40
maka penulis
meminta
masukan kepada
peserta didik.
Pelayanan Publik:
sebagai ASN kita
memiliki fungsi
untuk melayani
public. Berkaitan
dengan profesi
guru, pelayanan
publik bisa
ditunjukkan
kepada peserta
didik.
WoG: kesatuan
suara untuk
mencapai target
pembelajaran
dilakukan
persamaan
41
persepsi.
pada saat
melakukan
evaluasi dengan
mentor,
menggunakan
Bahasa Indonesia
yang baik dan
benar.
Etika Publik,
sopan dalam
berbicara kepada
pimpinan, serta
taat terhadap
arahan yang
diberikan oleh
pimpinan.
Komitmen mutu,
mengikuti arahan
dan saran dari
mentor dengan
teliti dan hati-hati.
43
Penulis mencatat
semua saran,
masuka dari
mentor.
Anti korupsi,
dengan adanya
aktualisasi ini,
dapat
memunculkan
rasa peduli
terhadap
pencapaian misi
satker.
44
45
G. Jadwal Kegiatan
Adapun rincian rencana aktualisasi tersebut dapat dilihat pada table berikut.
nilai dibawah
KKM
7. Menyusun 18 s.d 20 Oktober
2021
laporan
aktualisasi
48
49
DAFTAR PUSTAKA
LAN RI. 2019. Modul Pelatihan Dasar Calon PNS Golongan II dan III (Akuntabilitas). Jakarta:
LAN RI
LAN RI. 2019. Modul Pelatihan Dasar Calon PNS Golongan II dan III (Nasionalisme).
Jakarta: LAN RI
LAN RI. 2019. Modul Pelatihan Dasar Calon PNS Golongan II dan III (Etika Publik). Jakarta:
LAN RI
LAN RI. 2019. Modul Pelatihan Dasar Calon PNS Golongan II dan III (Komitmen Mutu).
Jakarta: LAN RI
LAN RI. 2019. Modul Pelatihan Dasar Calon PNS Golongan II dan III (Anti Korupsi). Jakarta:
LAN RI
LAN RI. 2019. Modul Pelatihan Dasar Calon PNS Golongan II dan III (Manajemen ASN).
Jakarta: LAN RI
LAN RI. 2019. Modul Pelatihan Dasar Calon PNS Golongan II dan III (Pelayanan Publik).
Jakarta: LAN RI
LAN RI. 2019. Modul Pelatihan Dasar Calon PNS Golongan II dan III (Whole of Goverment).
Jakarta: LAN RI