Anda di halaman 1dari 48

PBL SKENARIO 2 KEHAMILAN

BLOK REPRODUKSI DAN TUMBUH KEMBANG

OLEH
KELOMPOK A-07
Ketua

: Fazmial Rakhmawati

(1102009110)

Sekretaris

: Aura Rachmawati

(1102009047)

Anggota

: Abdul Wahid Mufty

(1102009002)

Buyung Berli

(1102009058)

Citra Anggraini

(1102009066)

Diaz Randanil

(1102009081)

Fahmi Azhari Basya

(1102009103)

Inneke Jasmine

(1102009142)

Andhika Aryandhie Dwi Putra

(1102008026)

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS YARSI


JAKARTA

KEHAMILAN
Ny 35 th G5 P2 A2 datang ke dokter dengan keluhan mules disertai keluar darah lender sejak
1 jam. Pasien mengaku hamil 9 bulan dan belum pernah memeriksakan kehamilannya. Pasien
dengan suami seorang tukan ojek. Pada pemeriksaan fisik didapatkan ibu tampak astenikus
TB 155 cm BB 40 kg. Status generalis: TD 110/80 mmHg, FN 90x/menit, konjuntiva pucat.
Pada palpasi abdomen didapatkan tinggi fundus uteri 34 cm, his 2x/10/20 detak jantung
janin 140 dpm. Pada pemeriksaan ginekologi didapatkan genitalia eksterna normal. Pada
pemeriksaan Vaginal Toucher didapatkan : porsio lunak, aksial, pembukaan 2 cm, selaput
ketuban (+), kepala H I. Pada pemeriksaan laboratorium didapatkan anemia dengan Hb 8
g/dL. Pasien diberikan garam Fe. Pasien mengaku saat ini sedang berpuasa Ramadhan dan
bertanya apakah puasanya boleh diteruskan atau tidak.

1. Memahami dan menjelaskan anatomi makroskopik genitalia feminina interna

Organ-organ genitalia interna femina terdiri dari

Ovarium
Tuba uterina / tuba fallopi
Uterus
Vagina

OVARIUM.

Ovarium (indung telur) adalah sepasang organ berbentuk seperti buah almond yang berada
disamping uterus didekat dinding lateral pelvis dan berada pada lapisan posterior ligamentum
latum, postero-caudal tuba falopii.
Panjang kira-kira 2.5 5.0 cm dengan lebar kira-kira 1.5 3.0 cm.
Masing-masing memiliki permukaan medial dan lateral

Masing-masing ovarium memiliki tepi anterior (mesovarium) dan tepi posterior yang bebas.
Ligamentum penyangga ovarium adalah :
1. ligamentum suspensorium ovarii ( ligamentum infundibulo-pelvicum ) dan
2. ligamentum Ovarii Proprium.
TUBA UTERINA
Saluran telur (tuba uterina falopii) adalah saluran antara rongga rahim dengan indung telur.
Pada bagian ujungnya saluran telur berbentuk seperti jemari disebut fimbria berfungsi
menangkap sel telur yang dilepaskan indung telur saat ovulasi. Setiap wanita yang normal
memiliki sepasang di kiri dan kanan. Panjang masing-masing saluran ini sekitar 10-12 cm.
Saluran telur bagian ujung, sekitar dua pertiga panjang saluran, disebut ampula yang
merupakan tempat terjadinya pertemuan antara sel telur dan sel sperma (fertilisasi).
Kemudian embrio yang berkembang akan bergerak menuju rongga rahim dengan bantuan
sapuan rambut-rambut getar (silia) di dinding saluran telur dalam waktu 7 hari.
UTERUS
Rahim (uterus) adalah organ yang berongga dengan dinding otot tebal berlapis tempat
tumbuh kembang janin. Pada saat tidak hamil ukuran rahim sebesar telur ayam dengan
ukuran panjang 7 cm dan berat sekitar 60 gram. Pada saat mendekati kelahiran rahim dapat
membesar hingga mencapai bawah ulu hati dengan berat hingga 1-2 kg. Bagian paling bawah
disebut mulut rahim (serviks) yang berada dalam liang vagina. Badan rahim berongga untuk
proses tumbuh kembang janin dan terhubung dengan saluran telur di kedua sisi bagian atas
rahim. Rahim terdiri dari otot polos yang saling bersilangan yang berkontraksi saat haid atau
bersalin. Dalam rongga rahim dilapisi oleh selaput lendir rahim (endometrium) yang berguna

sebagai bantalan bagi janin yang tumbuh. Apa bila tidak digunakan endometrium akan
luruh setiap bulannya bercampur darah haid.
VAGINA
Vagina adalah saluran yang menghubungkan bagian luar tubuh (vulva) dengan rahim dan
bersifat elastis (mudah meregang). Saluran ini memiliki panjang 7-10 cm dan lebar kurang
dari 2,5 cm. Pada saat terjadi rangsangan seksual saluran ini akan bertambah panjang hingga
12-15 cm dan lebar 2.5-5 cm. Pada saat bersalin vagina meregang hingga diameter 10 cm
agar dapat dilalui kepala dan tubuh bayi. Pada bagian dalam, liang vagina berbatasan
langsung dengan mulut rahim. Fungsi vagina adalah sebagai tempat terjadinya hubungan
seksual (kopulasi), jalan keluar darah haid dan persalinan.
DIAGFRAGMA PELVIS
Secara fungsional, panggul terdiri dari dua bagian yaitu pelvis mayor dan pelvis minor. Pelvis
mayor adalah bagian pelvis yang terletak diatas linea terminalis, disebut juga dengan false
pelvis. Bagian yang terletak dibawah linea terminalis disebut pelvis minor atau true pelvis.
Pada ruang yang dibentuk oleh pelvis mayor terdapat organ organ abdominal selain itu
pelvis mayor merupakan tempat perlekatan otot otot dan ligamen ke dinding tubuh.
Sedangkan pada ruang yang dibentuk oleh pelvis minor terdapat bagian dari kolon, rektum,
kandung kemih, dan pada wanita terdapat uterus dan ovarium. Pada ruang pelvis juga kita
temui diafragma pelvis yang dibentuk oleh muskulus levator ani dan muskulus koksigeus.
Diameter obliqua

Diameter conjugata

Diameter transversa

2. Memahami dan menjelaskan histologi genitalia feminina interna

OVARIUM
Fungsi ovarium :
Produksi sel germinal
Biosintesis hormon steroid
Sel germinal terdapat pada folikel ovarium. Masingmasing folikel berada dalam keadaan istirtahat dan
mengandung oosit primordial ( primitif ) yang
dikelilingi satu lapis sel yaitu sel granulosa. Disekitar
sel granulosa terdapat sekelompok sel yaitu sel teka.
Sel teka memproduksi androgen yang oleh sel granulosa di konversi menjadi estrogen.
Hormon steroid dari ovarium bekerja dalam folikel untuk menujang perkembangan oosit dan
di luar ovarium, hormon steroid bekerja pada jaringan target.

Pada neonatus, ovarium manusia mengandung sekitar 2 juta oosit . pada saat pubertas tersisa
sekitar 100.000 oosit. Jumlah oosit semakin berkurang selama masa reproduksi akibat proses
mitosis oogonium primitif pada masa janin berhenti dan tidak berlanjut. Saat proses mitosis
berhenti, oosit yang baru terbentuk masuk ke tahap profase dari pembelahan meiosis pertama.
Oosit akan tetap berada pada tahap profase meiosis sampai mereka di stimulasi dan menjadi
matang untuk proses ovulasi atau mengalami degerasi menjadi folikel atresia.

Folikel primer berada dibagian superfisial sehingga memungkinkan untuk terjadinya ovulasi
pada saat folikel sudah matang ( folikel dgraaf ) dimana terdapat area sekeliling oosit yang
disebut zona pellucida.

Ovulasi adalah ekspulsi sel telur melalui daerah tipis (stigma). Setelah pelepasan oosit, folikel
mengempis (collaps) dan terbentuk corpus luteum.
TAHAP

Folikel Primodial

GAMBARAN

Sebelum kelahiran, korteks ovarium wanita berisi tujuh juta


folikel.

Folikel primordial ini berisi oosit belum menghasilkan


dikelilingi oleh folikel gepeng, sel-sel granulosa skuamosa
(sel-sel dukungan) yang terpisah dari oosit oleh lamina
basal.

Sel granulosa dari folikel primordial berubah dari sebuah


folikel gepeng ke folikel kuboidal, menandai awal folikel
primer.

Terdiri dari unilaminar (epitel kuboid) dan multilaminar


(epitel berlapis kuboid)

Akuisisi lapisan kedua sel granulosa menandai akhir dari


folikel primer menuju folikel sekunder. Pada titik ini,
aktivitas mitosis folikel tinggi dan semakin banyak sel-sel
granulosa terbentuk.

Sel stroma yang membentuk teka. Teka eksterna


mengelilingi lapisan folikel terluar, lamina basal, dan
jaringan penyambung kolagen. Teka interna terdiri dari
pembuluh kapiler antara kedua lapisan teka dan mulai untuk
mengedarkan darah ke dan dari folikel.

Folikel skunder juga ditandai dengan oosit dewasa yang di


kelilingi oleh zona pelusida, sekitar sembilan lapisan sel
granulosa, lamina basalis, cumulus ooforus.

Ruang antrum yang berisi cairan folikel mulai terbentuk.

Ruang-ruang antrum mulai membesar dan ruang ruang


kecil juga membentuk antrum

Terdapat lapisan sel granulosa yang membatasi antrum

Sel telur menepi dan membentuk cumulus ooforus

Folikel de graaf siap melakukan ovulasi

Lapisan granulosa menjadi tipis

Antrum bertambah luas

Terdapat korona radiata

400.000 folikel yang mencapai tahap preovulatory hanya


450 folikel yang matur

Folikel yang gagal berkembang akan layu

Korpus Luteum Menstruasi : Dibentuk oleh sel granulosa


dan sel teka setelah terjadi ovulasi.Korpus luteum inii juga
menghasilkan estrogen dan progesteron.Tetapi jika tidak

Folikel Primer

Folikel Skunder

Folikel Tersier

Folikel De Graaf

Folikel Atretis

Korpus Luteum

difertilisasi maka korpus ini akan nertahan hanya sampai 10


14 hari kemudian berdegenerasi kembali.

Korpus Luteum Pregnans : Terjadi fertilisasi pada korpus ini


sehingga plasenta mengahasilkan HCG dan menstimulasi
korpus luteum untuk bertahan 6 bulan

Korpus luteum menstruasi yang berdegenerasi menghilang dengan


autolisis dan sisa sel difagosit oleh makrofag yang digantikan oleh
jaringan parut sehingga membentuk korpus albican
Korpus Albican

TUBA UTERINA
Lumen Tuba uterina dilapisi epitel kolumnar dengan silia panjang pada permukaan selnya.
Silia bergerak konsisten ke arah uterus untuk memfasilitasi pergerakan zygote ke dalam
uterus agar mengadakan implantasi pada endometrium.

Tuba uterina memiliki 3 lapisan dinding,yaitu:


a) Tunika mukosa : Terdiri dari epitel torak yang bersilia dan non silia
b) Tunika muskularis : Merupakan otot polos yang tersusun sirkular dan longituginal
c) Tunika serosa
Tuba uterina terdiri dari bagian:
a) Pars Intertitial : Terletak pada bagian dalam dinding uterus,memiliki lipatan mukosa
yang tidak bercabang
b) Isthmus : Terletak di dekat pars tuba uterina yang merupakan segmen sempit
c) Ampula : Lebih lebar dari isthmus dan memiliki lipatan mukosa yang bercabang
d) Infundibulum : Tangkai yang membentuk corong membuka

e) Fibriae : Jari jari yang melebar ke ovarium

UTERUS
Sebagian besar dinding uterus terdiri dari otot polos yang dinamakan miometrium. Uterus
harus mampu untuk membesar selama kehamilan. Pembesaran uterus terjadi akibat hipertrofi
sel otot polos miometrium (miosit) dan penambahan miosit baru dari stem sel yang terdapat
dalam jaringan ikat miometrium.
Rongga uterus dilapisi oleh endometrium. Endometrium merupakan organ target dan kelenjar
endokrin. Dibawah pengaruh produksi siklis hormon ovarium endometrium mengalami
perubahan mikroskopik pada struktur dan fungsi kelenjar.

Selama fase pra ovulasi siklus menstruasi, sel epitel permukaan endometrium mengadakan
proliferasi di bawah pengaruh estrogen. Kelenjar endometrium mengalami proliferasi dan

masuk kedalam lapisan subepitelial atau stroma. Arteri muskular kecil (arteria spiralis)
tumbuh kedlam lapisan basal endometrium.
Setelah ovulasi, suasana hormonal uterus berubah dari dominan estrogen menjadi dominan
progesteron sehingga mitosis epitel kelenjar berhenti. Endometrium pasca ovulasi disebut
endometrium sekretorik.
Pasca ovulasi, sel stroma endometrium membesar dan tampak berbuih yang menadakan
adanya peningkatan metabolisme. Sel-sel tersebut menjadi eosinofilik dan disebut sebagai sel
desidua. Desidualisasi endometrium diawali sekitar arteri spiralis yang kemudian menyebar
dibawah epitel permukaan dan kelenjar saat 10 hari pasca ovulasi.
Jika tidak terjadi kehamilan, produksi progesteron corpus luteum berhenti pada hari ke 13
14 pasca ovulasi. Endometrium mengalami nekrosis iskemik dan meluruh sebagai debris
menstruasi.
Bila terjadi kehamilan, masa hidup corpus luteum memanjang dan memperpanjang produksi
progesteron dan desidualisasi stroma berlanjut.
Stroma endometrium merupakan sumber penting sejumlah peptida kehamilan antara lain :
Prolaktin.
Faktor pertumbuhan yang mirip insulin (insulin like growth factor binding protein IGFBP-1)
Peptida yang terkait dengan hormon paratiroid (parathyroid hormone-related peptide
PTHrP)
Perubahan histologis dalam endometrium akibat pengaruh hormon dapat digunakan untuk
menentukan ovulasi.

SERVIK DAN VAGINA


Servik terutama terdiri dari jaringan ikat. Struktur ini dilapisi satu lapis epitel kelenjar
penghasil mukus dibagian dalam servik (canalis endoservicalis) dan epitel skuamosa berlapis
pada ektoservik. Transisi epitel kelenjar dan skuamosa dikenal sebagai zona transformasi
yang penting oleh karena sering mengalami perubahan displastik yang dapat menjadi
keganasan.
Dinding vagina terdiri dari lapisan mucosa, lapisan muscularis, dan lapisan adventitia.
Lapisan mucosa mempunyai lipatan mendatar disebut rugae, dilapisi oleh epitel berlapis
gepeng tanpa lapisan tanduk. Sel epitel tampak bervacuola karena berisi glikogen. Lamina
propia dibawah epitel banyak terisi serat elastin. Pada dinding vagina tidak terdapat kelenjar.
3. Memahami dan menjelaskan fisiologi kehamilan

3. 1 Memahami proses terjadinya kehamilan


Kehamilan adalah suatu keadaan dimana janin dikandung di dalam tubuh wanita, yang
sebelumnya diawali dengan proses pembuahan dan kemudian akan diakhiri dengan proses
persalinan. Proses terjadinya kehamilan :
Pembuahan
Pembuahan (Konsepsi) adalah merupakan awal dari kehamilan, dimana satu sel telur dibuahi
oleh satu sperma.
Ovulasi (pelepasan sel telur) adalah merupakan bagian dari siklus menstruasi normal, yang
terjadi sekitar 14 hari sebelum menstruasi. Sel telur yang dilepaskan bergerak ke ujung tuba
falopii (saluran telur) yang berbentuk corong, yang merupakan tempat terjadinya pembuahan.
Jika tidak terjadi pembuahan, sel telur akan mengalami kemunduran (degenerasi) dan
dibuang melalui vagina bersamaan dengan darah menstruasi. Jika terjadi pembuahan, maka
sel telur yang telah dibuahi oleh sperma ini akan mengalami serangkaian pembelahan dan
tumbuh menjadi embrio (bakal janin).
Jika pada ovulasi dilepaskan lebih dari 1 sel telur dan kemudian diikuti dengan pembuahan,
maka akan terjadi kehamilan ganda, biasanya kembar 2. Kasus seperti ini merupakan kembar
fraternal. Kembar identik terjadi jika pada awal pembelahan, sel telur yang telah dibuahi
membelah menjadi 2 sel yang terpisah atau dengan kata lain, kembar identik berasal dari 1 sel
telur.
Pada saat ovulasi, lapisan lendir di dalam serviks (leher rahim) menjadi lebih cair, sehingga
sperma mudah menembus ke dalam rahim. Sperma bergerak dari vagina sampai ke ujung
tuba falopii yang berbentuk corong dalam waktu 5 menit. Sel yang melapisi tuba falopii
mempermudah terjadinya pembuahan dan pembentukan zigot (sel telur yang telah dibuahi).
Ekor sperma digunakan untuk bermanuver untuk penetrasi akhir ovum. Untuk membuahi
sebuah ovum, sebuah sperma mula-mula harus melewati korona radiata dan zona pelusida
yang mengelilingi ovum tersebut. Enzim-enzim akrosom, yang terpajan saat membran
akrosom rusak saat sperma berkontak dengan korona radiata, memungkinkan sperma
membuat terowongan menembus sawar-sawar protektif tersebut. Sperma hanya mampu
menembus zona pelusida setelah berikatan dengan reseptor spesifik di permukaan lapisan ini.
Sperma pertama yang mencapai ovum, memicu suatu perubahan kimiawi di membran yang
mengelilingi ovum sehingga lapisan ini tidak lagi dapat ditembus oleh sperma lain.
Fenomena ini dikenal sebagai block to polispermy.
Kepala spertma yang berfusi secara bertahap tertarik ke dalam sitoplasma ovum oleh suatu
kerucut tumbuh yang menelannya. Dalam proses ini ekor sperma sering lenyap, tetapi kepala
sperma yang membawa informasi genetik yang krusial. Penetrasi sperma ke dalam sitoplasma
memicu pembelhan meiosis akhir oosit sekunder. Dalam satu jam, nukleus sperma dan ovum
menyatu. Selain menyumbang separuh dari kromosom ke ovum yang dibuahi, yang sekarang
disebut zigot, sperma pemenang ini juga mengaktifkan enzim-enzim ovum yang esensial
untuk program pengembangan embrionik dini.

Implantasi dan Perkembangan Plasenta


Implantasi adalah penempelan blastosis ke dinding rahim, yaitu pada tempatnya tertanam.
Blastosis biasanya tertanam di dekat puncak rahim, pada bagian depan maupun dinding
belakang. Dinding blastosis memiliki ketebalan 1 lapis sel, kecuali pada daerah tertentu
terdiri dari 3-4 sel. Sel-sel di bagian dalam pada dinding blastosis yang tebal akan
berkembang menjadi embrio, sedangkan sel-sel di bagian luar tertanam pada dinding rahim
dan membentuk plasenta (ari-ari).
Plasenta menghasilkan hormon untuk membantu memelihara kehamilan dan memungkin
perputaran oksigen, zat gizi serta limbah antara ibu dan janin. Implantasi mulai terjadi pada
hari ke 5-8 setelah pembuahan dan selesai pada hari ke 9-10.
Dinding blastosis merupakan lapisan luar dari selaput yang membungkus embrio (korion).
Lapisan dalam (amnion) mulai dibuat pada hari ke 10-12 dan membentuk kantung amnion.
Kantung amnion berisi cairan jernih (cairan amnion) dan akan mengembang untuk
membungkus embrio yang sedang tumbuh, yang mengapung di dalamnya.
Tonjolan kecil (vili) dari plasenta yang sedang tumbuh, memanjang ke dalam dinding rahim
dan membentuk percabangan seperti susunan pohon. Susunan ini menyebabkan penambahan
luas daerah kontak antara ibu dan plasenta, sehingga zat gizi dari ibu lebih banyak yang
sampai ke janin dan limbah lebih banyak dibuang dari janin ke ibu. Pembentukan plasenta
yang sempurna biasanya selesai pada minggu ke 18-20, tetapi plasenta akan terus tumbuh
selama kehamilan dan pada saat persalinan beratnya mencapai 500 gram.

3. 2 Memahami perubahan anatomi dan fisiologis saat kehamilan

Perubahah Pada Organ-organ Reproduksi

Uterus/Rahim
Tumbuh membesar primer, maupun sekunder akibat pertumbuhan isi hasil pembuahan dalam
rahim (intrauterin). Estrogen menyebabkan hiperplasi jaringan, progesteron berperan untuk
elastisitas / kelenturan uterus.
Taksiran kasar perbesaran uterus pada perabaan perut (tinggi fundus):

tidak hamil / normal : sebesar telur ayam (+ 30 g)

kehamilan 8 minggu : telur bebek

kehamilan 12 minggu : telur angsa

kehamilan 16 minggu : pertengahan simfisis(tulang kemaluan)-pusat

kehamilan 20 minggu : pinggir bawah pusat

kehamilan 24 minggu : pinggir atas pusat

kehamilan 28 minggu : sepertiga pusat-xyphid (tulang rongga dada paling bawah)

kehamilan 32 minggu : pertengahan pusat-xyphoid

36-42 minggu : 3 sampai 1 jari bawah xyphoid

Serviks uteri (leher rahim) mengalami hipervaskularisasi akibat stimulasi estrogen dan
perlunakan akibat progesteron, warna menjadi livide / kebiruan.
Sekresi lendir serviks meningkat pada kehamilan memberikan gejala keputihan.

Vagina / vulva
Terjadi hipervaskularisasi akibat pengaruh estrogen dan progesteron, warna merah kebiruan
(tanda Chadwick).
Ovarium (Kantong Telur)
Sejak kehamilan 16 minggu, fungsi ovarium diambil alih oleh plasenta, terutama fungsi
produksi progesteron dan estrogen. Selama kehamilan ovarium tenang/beristirahat. Tidak
terjadi pembentukan dan pematangan folikel baru, tidak terjadi ovulasi, tidak terjadi siklus
hormonal menstruasi.
Payudara
Akibat pengaruh estrogen terjadi hiperplasia sistem duktus dan jaringan interstisial payudara.
Hormon laktogenik plasenta (diantaranya somatomammotropin) menyebabkan hipertrofi dan
pertambahan sel-sel asinus payudara, serta meningkatkan produksi zat-zat kasein,
laktoalbumin, laktoglobulin, sel-sel lemak, dan kolostrum. Mammae membesar dan tegang,
terjadi hiperpigmentasi kulit serta hipertrofi kelenjar Montgomery, terutama daerah areola
dan papilla akibat pengaruh melanofor. Puting susu membesar dan menonjol.

Sistem respirasi/Pernapasan

Kebutuhan oksigen meningkat sampai 20%, selain itu diafragma (otot pernapasan) juga
terdorong ke atas menyebabkan napas cepat dan dangkal (20-24x/menit). Inilah yang
menyebabkan wanita hamil merasa napasnya sesak.

Sistem gastrointestinal

Estrogen dan hCG meningkat dengan efek samping mual dan muntah-muntah, selain itu
terjadi juga perubahan peristaltik dengan gejala sering kembung, konstipasi (susah BAB),
lebih sering lapar / perasaan ingin makan terus (mengidam), juga terjadi peningkatan asam
lambung. Pada keadaan patologik tertentu dapat terjadi muntah-muntah banyak sampai lebih
dari 10 kali per hari (hiperemesis gravidarum).

Sistem sirkulasi / kardiovaskular

Perubahan fisiologi pada kehamilan


HEMODINAMIK calon ibu, meliputi :

normal,

yang

terutama

adalah

perubahan

1. retensi cairan, bertambahnya beban volume dan curah jantung


2. anemia relatif
3. tekanan darah arterial menurun
4. curah jantung bertambah 30-50%, maksimal akhir trimester I, menetap sampai akhir
kehamilan

5. volume darah maternal keseluruhan bertambah sampai 50%


6. volume plasma bertambah lebih cepat pada awal kehamilan, kemudian bertambah
secara perlahan sampai akhir kehamilan.
Leukosit meningkat sampai 15.000/mm3, akibat reaksi antigen-antibodi fisiologik yang
terjadi pada kehamilan. Infeksi dicurigai bila leukosit melebihi 15.000/mm3. Trombosit
meningkat sampai 300.000-600.000/mm3, tromboplastin penting untuk hemostasis yang baik
pada kehamilan dan persalinan. Fibrinogen juga meningkat 350-750 mg/dl (normal 250-350
mg/dl). Laju endap darah meningkat. Protein total meningkat, namun rasio albumin-globulin
menururn karena terjadi penurunan albumin alfa-1, alfa-2 dan beta diikuti peningkatan
globulin alfa-1, alfa-2 dan beta. Faktor-faktor pembekuan meningkat.

Metabolisme

Basal metabolic rate meningkat sampai 15%, terjadi juga hipertrofi tiroid. Kebutuhan
karbohidrat meningkat sampai 2300 kal/hari (hamil) dan 2800 kal/hari (menyusui).
Kebutuhan protein 1 g/kgbb/hari untuk menunjang pertumbuhan janin. Kadar kolesterol
plasma meningkat sampai 300 g/100ml. Kebutuhan kalsium, fosfor, magnesium, cuprum
meningkat. Ferrum dibutuhkan sampai kadar 800 mg, untuk pembentukan hemoglobin
tambahan.
Khusus untuk metabolisme karbohidrat, pada kehamilan normal, terjadi kadar glukosa plasma
ibu yang lebih rendah secara bermakna karena :
1. ambilan glukosa sirkulasi plasenta meningkat
2. produksi glukosa dari hati menurun
3. produksi alanin (salah satu prekursor glukoneogenesis) menurun
4. aktifitas ekskresi ginjal meningkat
5. efek hormon-hormon gestasional (human placental lactogen, hormon2 plasenta
lainnya, hormon2 ovarium, hipofisis, pankreas, adrenal, growth factors, dsb).

Traktus urinarius/saluran kemih

Ureter membesar, tonus otot-otot saluran kemih menururn akibat pengaruh estrogen dan
progesteron. Kencing lebih sering (poliuria), kadar kreatinin, urea dan asam urat dalam darah
mungkin menurun namun hal ini dianggap normal.

Kulit

Peningkatan aktifitas melanophore stimulating hormon menyebabkan perubahan berupa


hiperpigmentasi pada wajah (kloasma gravidarum), payudara, striae lividae pada perut, dsb.
Terdapat linea nigra dibagian perut.

Peningkatan Berat Badan Selama Hamil

Normal berat badan meningkat sekitar 6-16 kg, terutama dari pertumbuhan isi konsepsi dan
volume berbagai organ / cairan intrauterin.
Berat janin + 2.5-3.5 kg, berat plasenta + 0.5 kg, cairan amnion + 1.0 kg, berat uterus + 1.0
kg, penambahan volume sirkulasi maternal + 1.5 kg, pertumbuhan mammae + 1 kg,
penumpukan cairan interstisial di pelvis dan ekstremitas + 1.0-1.5 kg.

3. 3 Memahami perkembangan janin


Minggu pertama 8 hari selepas proses persenyawaan berlaku, blastocyst (kini
mengandungi 200 sel) merembeskan mukus untuk memberitahu kehadirannya di dalam
rahim.
Minggu ke-2 Blastocyst menggelembung dan sel-sel mula berkembang dan terbahagi kirakira 2 kali sehari sehinggalah pada hari yang ke-12 jumlahnya telah bertambah dan
membantu blastocyst terpaut atau disauh dengan kukuh pada endometrium.
Minggu ke-3 Saiz embrio terbentuk dan saiznya hanyalah sepanjang 0.08 inci/2 mm. Gen
janin mula hendak membentuk dalam 3 lapisan benih (sel) daripada organ badan yang akan
bergabung.
Minggu ke-4 - Janin sudah mulai membentuk struktur asas manusia dimana sel-sel mula
bergabung dan pada masa itu embrio sudah mulai memanjang kira-kira 1/4 inci (6 mm =
sebesar biji tembikai). Pada masa ini sudah kelihatan pembentukan otak dan tulang belakang

serta anggota lain seperti jantung yang mengepam darah ke paru-paru dan aorta (urat besar
yang membawa darah daripada jantung).
Minggu ke-5 - Embrio akan terus membesar. Terdapat 3 lapisan iaitu ectoderm, mesoderm
dan dan endoderm. Ectoderm adalah lapisan yang paling atas. Ianya akan membentuk sistem
saraf pada janin tersebut yang seterusnya membentuk otak, tulang belakang, kulit serta
rambut. Manakala lapisan mesoderm pula yang berada pada lapisan tengah akan membentuk
organ penting yang asas iaitu jantung, buah pinggang, tulang dan organ reproduktif. Sistem
peredaran darah adalah yang pertama terbentuk dan berfungsi. Akhir sekali ialah lapisan
endoderm iaitu lapisan paling dalam yang akan membentuk organ dalaman seperti usus, hati,
pankreas dan pundi kencing.
Minggu ke-6 - Sekiranya pemeriksaan secara ultrasound dilakukan, kita akan dapat melihat
janin sudah membentuk kepada dan badan. Biasanya getaran jantungnya juga sudah dapat
dikesan.
Minggu ke-7 Pembentukan bayi semakin jelas terbentuk. Kepala bayi seolah-olah
tertunduk dan berada dalam cecair (air ketuban atau amnotic sac) yang akan memberikan
keperluan tumbesaran bayi semasa dalam kandungan.
Janin usia 8 Minggu

Seluruh organ tubuh utama bayi telah terbentuk meskipun belum berkembang sempurna.
Mata dan telinga mulai terbentuk. Jantung berdetak kuat. Dengan ultrasound kita dapat
melihat jantung janin berdenyut.
Minggu ke-9 :
Telinga bagian luar mulai terbentuk, kaki dan tangan terus berkembang berikut jari kaki dan
tangan mulai tampak. Ia mulai bergerak walaupun Anda tak merasakannya. Dengan Doppler,
Anda bisa mendengar detak jantungnya. Minggu ini, panjangnya sekitar 22-30 mm dan
beratnya sekitar 4 gram.

Minggu ke-10 :
Semua organ penting yang telah terbentuk mulai bekerjasama. Pertumbuhan otak meningkat
dengan cepat, hampir 250.000 sel saraf baru diproduksi setiap menit. Ia mulai tampak seperti
manusia kecil dengan panjang 32-43 mm dan berat 7 gram.

Minggu ke-11 :
Panjang tubuhnya mencapai sekitar 6,5 cm. Baik rambut, kuku jari tangan dan kakinya mulai
tumbuh. Sesekali di usia ini janin sudah menguap.
Gerakan demi gerakan kaki dan tangan, termasuk gerakan menggeliat, meluruskan tubuh dan
menundukkan kepala, sudah bisa dirasakan ibu. Bahkan, janin kini sudah bisa mengubah
posisinya dengan berputar, memanjang, bergelung, atau malah jumpalitan yang kerap terasa
menyakitkan sekaligus memberi sensasi kebahagiaan tersendiri.

Janin usia 12 Minggu

Panjang janin sekarang sekitar 6,5 cm dan bobotnya sekitar 18 gram. Kepala bayi menjadi
lebih bulat dan wajah telah terbentuk sepenuhnya. Jari-jari tangan dan kaki terbentuk dan
kuku mulai tumbuh. Bayi mulai menggerak-gerakkan tungkai dan lengannya, tetapi ibu
belum dapat merasakan gerakan-gerakan ini.
Minggu ke-13 :
Pada akhir trimester pertama, plasenta berkembang untuk menyediakan oksigen , nutrisi dan
pembuangan sampah bayi. Kelopak mata bayi merapat untuk melindungi mata yang sedang
berkembang. Janin mencapai panjang 76 mm dan beratnya 19 gram.
Kepala bayi membesar dengan lebih cepat daripada yang lain. Badannya juga semakin
membesar untuk mengejar pembesaran kepala.

Minggu ke-14 :
Tiga bulan setelah pembuahan, panjangnya 80-110 mm dan beratnya 25 gram. Lehernya
semakin panjang dan kuat. Lanugo, rambut halus yang tumbuh di seluruh tubuh dan
melindungi kulit mulai tumbuh pada minggu ini. Kelenjar prostat bayi laki-laki berkembang
dan ovarium turun dari rongga perut menuju panggul.Detak jantung bayi mulai menguat
tetapi kulit bayi belum tebal karena belum ada lapisan lemak

Minggu ke-15 :
Tulang dan sumsum tulang di dalam sistem kerangka terus berkembang. Jika bayi Anda
perempuan, ovarium mulai menghasilkan jutaan sel telur pada minggu ini. Kulit bayi masih
sangat tipis sehingga pembuluh darahnya kelihatan. Akhir minggu ini, beratnya 49 gram dan
panjang 113 mm
Bayi sudah mampu menggenggam tangannya dan mengisap ibu jari. Kelopak matanya masih
tertutup
Janin usia 16 Minggu

Panjang janin sekarang sekitar 16 cm dan bobotnya sekitar 35 gram. Dengan bantuan scan,
kita dapat melihat kepala dan tubuh bayi, kita juga dapat melihatnya bergerak-gerak. Ia
menggerak-gerakkan seluruh tungkai dan lengannya, menendang dan menyepak. Inilah tahap
paling awal di mana ibu dapat merasakan gerakan bayi. Rasanya seperti ada seekor kupukupu dalam perutmu. Tetapi, ibu tidak perlu khawatir jika belum dapat merasakan gerakan
ini. Jika si bayi adalah anak pertama, biasanya ibu agak lebih lambat dalam merasakan
gerakannya.
Minggu ke-17 :
Dengan panjang 12 cm dan berat 100 gram, bayi masih sangat kecil. Lapisan lemak cokelat
mulai berkembang, untuk menjada suhu tubuh bayi setelah lahir. Tahukah Anda ? Saat
dilahirkan, berat lemak mencapai tiga perempat dari total berat badannya.
Rambut, kening, bulu mata bayi mulai tumbuh dan garis kulit pada ujung jari mulai
terbentuk. Sidik jari sudah mulai terbentuk.
Minggu ke-18 :
Mulailah bersenandung sebab janin sudah bisa mendengar pada minggu ini. Ia pun bisa
terkejut bila mendengar suara keras. Mata bayi pun berkembang. Ia akan mengetahui adanya
cahaya jika Anda menempelkan senter yang menyala di perut. Panjangnya sudah 14 cm dan
beratnya 140 gram.
Bayi sudah bisa melihat cahaya yang masuk melalui dinding rahim ibu. Hormon Estrogen
dan Progesteron semakin meningkat.

Minggu ke-19 :
Tubuh bayi diselimuti vernix caseosa, semacam lapisan lilin yang melindungi kulit dari
luka. Otak bayitelah mencapai jutaan saraf motorik karenanya ia mampu membuat gerakan
sadar seperti menghisap jempol. Beratnya 226 gram dengan panjang hampir 16 cm.

Janin usia 20 Minggu

Bayi masih berenang-renang dalam lautan air ketuban. Ia tumbuh dengan pesat, baik dalam
bobot maupun panjangnya yang sekarang telah mencapai 25 cm, yaitu separuh dari
panjangnya ketika ia dilahirkan nanti dan bobotnya sudah sekitar 340 gram. Bayi membuat
gerakan-gerakan aktif yang dapat dirasakan ibu. Mungkin ibu memperhatikan ada saat-saat di
mana bayi tampaknya tidur, dan saat-saat lain di mana ia melakukan banyak gerak.
Minggu ke-21 :
Usus bayi telah cukup berkembang sehingga ia sudah mampu menyerap atau menelan gula
dari cairan lalu dilanjutkan melalui sistem pencernaan manuju usus besar. Gerakan bayi
semakin pelan karena beratnya sudah 340 gram dan panjangnya 20 cm

Minggu ke-22 :
Indera yang akan digunakan bayi untuk belajar berkembang setiap hari. Setiap minggu,
wajahnya semakin mirip seperti saat dilahirkan. Perbandingan kepala dan tubuh semakin
proporsional

Minggu ke-23 :
Meski lemak semakin bertumpuk di dalam tubuh bayi, kulitnya masih kendur sehingga
tampak keriput. Ini karena produksi sel kulit lebih banyak dibandingkan lemak. Ia memiliki
kebiasaaan berolahraga, menggerakkan otot jari-jari tangan dan kaki, lengan dan kaki
secara teratur. Beratnya hampir 450 gram. Tangan dan kaki bayi telah terbentuk dengan
sempurna, jari juga terbentuk sempurna.
Janin usia 24 Minggu

Sekarang panjang bayi sekitar 32 cm dan bobotnya 500 gram. Ibu dapat merasakan bagianbagian tubuh bayi yang berbeda yang menyentuh dinding perutnya. Otot rahim ibu meregang
dan terkadang ibu merasakan sakit di bagian perutnya.
Minggu ke-25 :
Bayi cegukan, apakah Anda merasakannya? Ini tandanya ia sedang latihan bernafas. Ia
menghirup dan mengeluarkan air ketuban. Jika air ketuban yang tertelan terlalu banyak, ia
akan cegukan.
Tulang bayi semakin mengeras dan bayi menjadi bayi yang semakin kuat. Saluran darah di
paru-paru bayi sudah semakin berkembang. Garis disekitar mulut bayi sudah mulai
membentuk dan fungsi menelan sudah semakin membaik. Indera penciuman bayi sudah
semakin membaik karena di minggu ini bagian hidung bayi (nostrils) sudah mulai berfungsi.
Berat bayi sudah mencapai 650-670 gram dengan tinggi badan 34-37 cm.
Minggu ke-26 :
Bayi sudah bisa mengedipkan matanya selain itu retina matanya telah mulai terbentuk.
Aktifitas otaknya yang berkaitan dengan pendengarannya dan pengelihatannya sudah
berfungsi. Berat badan bayi sudah mencapai 750-780gram, sedangkan tingginya 35-38 cm.
Minggu ke-27 :
Minggu pertama trimester ketiga, paru-paru, hati dan sistem kekebalan tubuh masih harus
dimatangkan. Namun jika ia dilahirkan, memiliki peluang 85% untuk bertahan.
Indra perasa mulai terbentuk. Bayi juga sudah pandai mengisap ibu jari dan menelan air
ketuban yang mengelilinginya. Berat umum bayi seusia si kecil 870-890 gram dengan tinggi
badan 36-38 cm.

Minggu ke-28 :
Minggu ini beratnya 1100 gram dan panjangnya 25 cm. Otak bayi semakin berkembang dan
meluas. Lapisan lemak pun semakin berkembang dan rambutnya terus tumbuh.
Lemak dalam badan mulai bertambah. Walaupun gerakan bayi sudah mulai terbatas karena
beratnya yang semakin bertambah, namun matanya sudah mulai bisa berkedip bila melihat
cahaya melalui dinding perut ibunya. Kepalanya sudah mengarah ke bawah. Paru-parunya
belum sempurna, namun jika saat ini ia terlahir ke dunia, si kecil kemungkinan besar telah
dapat bertahan hidup.
Minggu ke-29 :
Kelenjar adrenalin bayi mulai menghasilkan hormon seperti androgen dan estrogen. Hormon
ini akan menyetimulasi hormon prolaktin di dalam tubuh ibu sehingga membuat kolostrum
(air susu yang pertama kali keluar saat menyusui).
Sensitifitas dari bayi semakin jelas, bayi sudah bisa mengidentifikasi perubahan suara,
cahaya, rasa dan bau. Selain itu otak bayi sudah bisa mengendalikan nafas dan mengatur suhu
badan dari bayi. Postur dari bayi sudah semakin sempurna sebagai seorang manusia, berat
badannya 1100-1200 gram, dengan tinggi badan 37-39 cm.

Janin usia 30 Minggu

foto janin 30 minggu


Kepala bayi sekarang sudah proporsional dengan tubuhnya. Ibu mungkin mengalami tekanan
di bagian diafrakma dan perut. Sekarang bobot bayi sekitar 1700 gram dan panjangnya
sekitar 40 cm.
Minggu ke-31 :
Plasenta masih memberikan nutrisi yang dibutuhkan bayi. Aliran darah di plasenta
memungkinkan bayi menghasilkan air seni. Ia berkemih hampir sebanyak 500 ml sehari di
dalam air ketuban
Perkembangan fisik bayi sudah mulai melambat pada fase ini, hanya berat badan bayilah
yang akan bertambah. Selain itu lapisan lemak akan semakin bertambah dibawah jaringan
kulitnya. Tulang pada tubuh bayi sudah mulai mengeras, berkembang dan mulai memadat
dengan zat-zat penting seperti kalsium, zat besi, fosfor. Berkebalikan dengan
perkembangan fisiknya, pada fase ini perkembangan otaknyalah yang berkembang dengan
sangat pesat dengan menghasilkan bermilyar sel. Apabila diperdengarkan musik, bayi akan
bergerak. Berat badan bayi 1550-1560 gram dengan tinggi 41-43 cm.
Minggu ke-32 :
Jari tangan dan kaki telah tumbuh sempurna, begitu pula dengan bulu mata, alis dan rambut
di kepala bayi yang semakin jelas. Lanugo yang menutupi tubuh bayi mulai rontok tetapi
sebagian masih ada di bahu dan punggung saat dilahirkan. Dengan berat 1800 gram dan
panjang 29 cm, kemampuan untuk bertahan hidup di luar rahim sudah lebih baik apabila di
dilahirkan pada minggu ini.
Kulit bayi semakin merah, kelopak matanya juga telah terbuka dan system pendengaran telah
terbentuk dengan sempurna. Kuku dari jari mungil tangan dan kaki si kecil sudah lengkap
dan sempurna. Rambutnya pun semakin banyak dan semakin panjang. Bayi sudah mulai
bisa bermimpi .

Minggu ke-33 :Bayi telah memiliki bentuk wajah yang menyerupai ayah dan ibunya. Otak
bayi semakin pesat berkembang. Pada saat ini juga otak bayi sudah mulai bisa berkoordinasi
antara lain, bayi sudah menghisap jempolnya dan sudah bisa menelan. Walaupun tulangtulang bayi sudah semakin mengeras tetapi otot-otot bayi belum benar-benar bersatu. Bayi
sudah bisa mengambil nafas dalam-dalam walaupun nafasnya masih di dalam air. Apabila
bayinya laki-laki maka testis bayi sudah mulai turun dari perut menuju skrotum. Berat badan
bayi
1800-1900
gram,
dengan
tinggi
badan
sekitar
43-45
cm.

Minggu ke-34 :
Bayi berada di pintu rahim. Bayi sudah dapat membuka dan menutup mata apabila
mengantuk dan tidur, bayi juga sudah mulai mengedipkan matanya. Tubuh bunda sedang
mengirimkan antibodi melalui darah bunda ke dalam darah bayi yang berfungsi sebagai
sistem kekebalan tubuhnya dan proses ini akan tetap terus berlangsung bahkan lebih rinci
pada saat bunda mulai menyusui. Berat Badan bayi 2000-2010 gram, dengan tinggi badan
sekitar 45-46 cm.
Minggu ke-35 :
Pendengaran bayi sudah berfungsi secara sempurna. Lemak dari tubuh bayi sudah mulai
memadat pada bagian kaki dan tangannya, lapisan lemak ini berfungsi untuk memberikan
kehangatan pada tubuhnya. Bayi sudah semakin membesar dan sudah mulai memenuhi rahim
bunda. Apabila bayi bunda laki-laki maka di bulan ini testisnya telah sempurna. Berat badan
bayi 2300-2350 gram, dengan tinggi badan sekitar 45-47 cm.
Janin usia 36 Minggu

Bayi sudah hampir sepenuhnya berkembang. Sewaktu-waktu ia dapat turun ke


rongga pinggul ibu. Kulit bayi sudah halus sekarang dan tubuhnya montok. Apabila ia
bangun, matanya terbuka dan ia dapat membedakan antara terang dan gelap. Sekarang
panjang bayi sekitar 50 cm dan bobotnya berkisar antara 2500 hingga 4500 gram.
Janin usia 37 hingga 42 Minggu
Kepala bayi turun ke ruang pelvik. Bentuk bayi semakin membulat dan kulitnya menjadi
merah jambu. Rambutnya tumbuh dengan lebat dan bertambah 5cm. Kuku terbentuk dengan
sempurna. Bayi sudah bisa melihat adanya cahaya diluar rahim. Bayi pada saat ini sedang
belajar untuk mengenal aktifitas harian, selain itu bayi juga sedang belajar untuk melakukan
pernafasan walaupun pernafasannya masih dilakukan di dalam air. Berat badan bayi di
minggu ini 2700-2800 gram, dengan tinggi 48-49 cm
Bayi siap lahir. Ibu tidak perlu khawatir jika bayinya tidak lahir tepat pada waktu yang telah
diperkirakan. Persentasenya hanya 5% bayi lahir tepat pada tanggal yang diperkirakan.
Proses Terbentuknya janin laki-laki dan perempuan
Proses terbentuknya janin laki-laki dan perempuan dimulai dari deferensiasai gonad. Awalnya
sel sperma yang berkromosom Y akan berdeferensiasi awal menjadi organ jantan dan yang X
menjadi organ betina. Deferensiasi lanjut kromosom Y membentuk testis sedangkan
kromosom X membentuk ovarium. Proses deferensiasi menjadi testis dimulai dari degenerasi
cortex dari gonad dan medulla gonad membentuk tubulus semineferus. Di celah tubulus sel
mesenkim membentuk jaringan intertistial bersama sel leydig. Sel leydig bersama dengan sel
sertoli membentuk testosteron dan duktus muller tp duktus muller berdegenerasi akibat
adanya faktor anti duktus muller, testosteron berdeferensiasi menjadi epididimis, vas
deferent, vesikula seminlis dan duktus mesonefros. Karena ada enzim 5 alfareduktase
testosteron berdeferensiasi menjadi dihidrotestosteron yang kemudian pada epitel uretra
terbentuk prostat dan bulbouretra. Selanjunya mengalami pembengkakan dan terbentuk
skrotum. Kemudian testis turun ke pelvis terus menuju ke skrotum. Mula-mula testis berada
di cekukan bakal skrotum saat skrotum mkin lmamakin besar testis terpisah dari rongga
pelvis.
Sedangkan kromosom X yang telah mengalami deferensiasi lanjut kemudian pit primer
berdegenerasi membentuk medula yang terisi mesenkim dan pembuluh darah, epitel germinal
menebal membentuk sel folikel yang berkembang menjadi folikel telur. Deferensiasi gonad
jadi ovarium terjadi setelah beberapa hari defrensiasi testis. Di sini cortex tumbuh membina
ovarium sedangkan medula menciut. PGH dari placenta mendorong pertumbuhan sel induk
menjadi oogonia, lalu berplorifrasi menjadi oosit primer. Pada perempuan duktus mesonefros
degenerasi. Saat gonad yang berdeferensiasi menjadi ovarium turun smpai rongga pelvis
kemudian berpusing sekitar 450 letaknya menjadi melintang.

Penis dan klitoris awalnya pertumbuhannya sama yaitu berupa invagina ectoderm. Klitoris
sebenarnya merupakan sebuh penis yang tidak berkembang secara sempurna. Pada laki-laki
evagina ectoderm berkembang bersama terbawanya sinus urogenitalis dari cloaca.

4. Memahami dan menjelaskan diagnosis kehamilan


Ada3macamtandatandakehamilan:
1.Tanpapastihamil
a.Mendengardenyutjantungjanin
Denyutjantungjaninadalahdiagnosispastikehamilan,yangdapat
didengarkandenganfetoskoppadausiakehamilan1719minggu,dan
padaDopplerpadausiakehamilan1012minggu.
b.Merabadanmelihatgerakanjanin
Gerakanjaninmulaidapatdirasakanpadaibu,dirabaolehpemeriksa
padausiakehamilan20minggukeatas
c.PemeriksaanUltrasonografi
Padapemeriksaanultrasonografi,dapatdilihatkantungkehamilanpada
usiagestasi5minggu,denyutjantungjaninpadausia7minggu
d.Pemeriksaanelectrocardiografi
e.PemeriksaanRadiologi
Padawanitahamilmingguke14,akanterlihatgambaranfokkiossifikasi
2.Tandamungkinhamil
a.HegarSign
Padawanitahamilmingguke6,isthmusuteriakansangatlembekkarenapeningkatankadarestrogen
danprogesterone.Sehinggapadapemeriksaanbimanual,corpusuteriseolaholahmenyatudengan
serviks

b.GoedelSign
Pada wanita hamil 68 minggu, serviks uteri menjadi sangat lembek, yang juga disebabkan
peningkatankadarestrogendanprogesterone.
c.PiskacekSign
Adalahsuatutandadimanauterusmembesartidakrata,karenaperkembanganorganjanin
d.BraxtonHicks
Adalahtandadimanauterusberkontraksitidakteratur,dantidakdisertairasanyeri
e.PembesaranPerut
Perutakanmembesarpadakehamilandanmakinmembesarseiringbertambahnyausiakehamilan
f.Ballotement
Suatutandadimanavolumeairketubanlebihbanyakdaripadavolumebayi,sehinggajikadilakukan
pemeriksaan ballottement, akan terasa lentingan, dan jika bayi melenting seluruhnya disebut
ballottementintoto.
g.PemeriksaanHcg
Padawanitahamil,kadarHcgakanmeningkat,danurineakanmengandungHcg
3.Tandadugaanhamil
Terdapatkeluhandangejalapadatandadugaanwanitahamil,yaitu:
KeluhanHamil
a.MorningSickness
Biasaterjadipadamingguke6usiakehamilan,sangibuakanmengeluhmintahmuntahpadapagi
hari,yangdisebabkanpeningkatankadarHcgyangmeningkat.

b.GangguanBerkemih
Seiringdenganmembesarnyadannaiknyauteruskeronggaabdomen,Ibuakanmengeluhjarang
berkemih,danakanmengeluhseringberkemihbilakepalabayitelahturunkesegmenbawahrahim
c.Mudahlelah
d.Ibumerasakangerakanfetus
Ibuseolaholahmerasakangerakanfetusyangmungkinbisaterjadipadawanitayangsangat
menginginkankehamilan
GejaladugaanHamil
a.Amenorrhea
b.Keluarnyakolostrum
c.timbulstriae
d.ChadwickSignadalahsuatugejaladimanamukosavaginaberwarnakeunguankarenaterjadi
pelebaranpembuluhdarah

5. Memahami dan menjelaskan fisiologi partus


SEBAB TERJADINYA PROSES PERSALINAN
1. Penurunan fungsi plasenta : kadar progesteron dan estrogen menurun mendadak,
nutrisi janin dari plasenta berkurang.
2. Tekanan pada ganglion servikale dari pleksus Frankenhauser, menjadi stimulasi
(pacemaker) bagi kontraksi otot polos uterus.
3. Iskemia otot-otot uterus karena pengaruh hormonal dan beban, semakin merangsang
terjadinya kontraksi.
4. Peningkatan beban / stress pada maternal maupun fetal dan peningkatan estrogen
mengakibatkan peningkatan aktifitas kortison, prostaglandin, oksitosin, menjadi
pencetus rangsangan untuk proses persalinan.
KEBERHASILAN SUATU PERSALINAN PERSALINAN DITENTUKAN OLEH 3
FAKTOR P UTAMA

1. Power
His (kontraksi ritmis otot polos uterus), kekuatan mengejan ibu, keadaan
kardiovaskular respirasi metabolik ibu.
2. Passage
Keadaan jalan lahir
3. Passanger
Keadaan janin (letak, presentasi, ukuran/berat janin, ada/tidak kelainan anatomik
mayor)
(ditambah dengan faktor-faktor P lainya : Psikologi, Penolong dan Posisi). Dengan adanya
keseimbangan / kesesuaian antara faktor-faktor P tersebut, persalinan normal diharapkan
dapat berlangsung.

HIS / KONTRAKSI UTERUS


His adalah gelombang kontraksi ritmis otot polos dinding uterus yang dimulai dari daerah
fundus uteri pada daerah di mana tuba falopii memasuki dinding uterus, awal gelombang
tersebut didapat dari pacemaker yang terdapat di dinding uterus daerah tersebut. Resultante
efek gaya kontraksi tersebut dalam keadaan normal mengarah ke daerah lokus minoris yaitu
daerah kanalis servikalis (jalan laihir) yang membuka, untuk mendorong isi uterus ke luar.
His dapat terjadi sebagai akibat dari :
1. Kerja hormon oksitosin
2. Regangan dinding uterus oleh isi konsepsi
3. Rangsangan terhadap pleksus saraf Frankenhauser yang tertekan massa konsepsi.
His dikatakan baik dan ideal apabila :
1. Kontraksi simultan simetris di seluruh uterus
2. Kekuatan terbesar (dominasi) di daerah fundus
3. Terdapat periode relaksasi di antara dua periode kontraksi
4. Terdapat retraksi otot-otot korpus uteri setiap sesudah his
5. Serviks uteri yang banyak mengandung kolagen dan kurang mengandung serabut
otot,akan tertarik ke atas oleh retraksi otot-otot korpus, kemudian terbuka secara pasif
dan mendatar (cervical effacement). Ostium uteri eksternum dan internum pun akan
terbuka.
Faktor-faktor yang mempengaruhi timbulnya nyeri saat his berlangsung adalah :

1. Iskemia dinding korpus uteri yang menjadi stimulasi serabut saraf di pleksus
hipogastrikus diteruskan ke sistem saraf pusat menjadi sensasi nyeri
2. Peregangan vagina, jaringan lunak dalam rongga panggul dan peritoneum, menjadi
rangsang nyeri.
3. Keadaan mental pasien (pasien bersalin sering ketakutan, cemas/ anxietas, atau
eksitasi).
4. Prostaglandin meningkat sebagai respons terhadap stress
Hal yang penting dinilai mengenai His adalah :
1. Amplitudo : intensitas kontraksi otot polos : bagian pertama peningkatan agak cepat,
bagian kedua penurunan agak lambat.
2. Frekuensi : jumlah his dalam waktu tertentu (biasanya per 10 menit)
3. Satuan his : unit Montevide (intensitas tekanan / mmHg terhadap frekuensi).
PEMBAGIAN FASE / KALA PERSALINAN
Kala 1 : disebut juga dengan kala pembukaan, terjadi pematangan dan pembukaan serviks
sampai lengkap
Kala 2 : disebut juga kala pengeluaran, terjadi pengeluaran bayi
Kala 3 : disebut juga kala uri, terjadi pengeluaran plasenta
Kala 4 : merupakan masa 1 jam setelah persalinan/ partus, terutama untuk observasi
-KALA 1 PERSALINAN :

Dimulai pada waktu serviks membuka karena his : kontraksi uterus yang teratur,
makin lama, makin kuat, makin sering, makin terasa nyeri, disertai pengeluaran
darah-lendir yang tidak lebih banyak daripada darah haid.

Berakhir pada waktu pembukaan serviks telah lengkap (pada periksa dalam, bibir
porsio serviks tidak dapat diraba lagi). Selaput ketuban biasanya pecah spontan pada
saat akhir kala I.

Terdapat 2 fase pada Kala 1 ini, yaitu :


1. Fase laten : pembukaan sampai mencapai 3 cm, berlangsung sekitar 8 jam.
2. Fase aktif : pembukaan dari 3 cm sampai lengkap (+ 10 cm), berlangsung sekitar 6
jam. Fase aktif terbagi atas :

Fase akselerasi (sekitar 2 jam), pembukaan 3 cm sampai 4 cm.

Fase dilatasi maksimal (sekitar 2 jam), pembukaan 4 cm sampai 9 cm.

Fase deselerasi (sekitar 2 jam), pembukaan 9 cm sampai lengkap (+ 10 cm).

Perbedaan proses pematangan


pada primigravida dan multipara :

dan

pembukaan

serviks

(cervical

effacement)

Pada primigravida terjadi penipisan serviks lebih terlebih dahulu sebelum terjadi
pembukaan, sedangkan pada multipara serviks telah lunak akibat persalinan
sebelumnya, sehingga langsung terjadi proses penipisan dan pembukaan.

Pada primigravida, ostium internum membuka terlebih dahulu daripada ostium


eksternum (inspekulo ostium tampak berbentuk seperti lingkaran kecil di tengah),
sedangkan pada multipara, ostium internum dan eksternum membuka bersamaan
(inspekulo ostium tampak berbentuk seperti garis lebar)

Periode Kala 1 pada primigravida lebih lama (+ 20 jam) dibandingkan multipara (+14
jam) karena pematangan dan pelunakan serviks pada fase laten pasien primigravida
memerlukan waktu lebih lama.

Sifat His pada Kala 1 :

Timbul tiap 10 menit dengan amplitudo 40 mmHg, lama 20-30 detik. Serviks terbuka
sampai 3 cm. Frekuensi dan amplitudo terus meningkat.

Kala 1 lanjut (fase aktif) sampai kala 1 akhir

Terjadi peningkatan rasa nyeri, amplitudo makin kuat sampai 60 mmHg, frekuensi 2-4
kali / 10 menit, lama 60-90 detik. Serviks terbuka sampai lengkap (+10cm).

Peristiwa penting Kala 1 :


1. Keluar lendir / darah (bloody show) akibat terlepasnya sumbat mukus (mucous plug)
yang selama kehamilan menumpuk di kanalis servikalis, akibat terbukanya vaskular
kapiler serviks, dan akibat pergeseran antara selaput ketuban dengan dinding dalam
uterus.
2. Ostium uteri internum dan eksternum terbuka sehingga serviks menipis dan mendatar.
3. Selaput ketuban pecah spontan (beberapa kepustakaan menyebutkan ketuban pecah
dini jika terjadi pengeluaran cairan ketuban sebelum pembukaan 5 cm).
-KALA 2 PERSALINAN :

Dimulai pada saat pembukaan serviks telah lengkap dan berakhir pada saat bayi telah
lahir lengkap.

Pada Kala 2 ini His menjadi lebih kuat, lebih sering, dan lebih lama. Selaput ketuban
mungkin juga sudah pecah/ baru pecah spontan pada awal Kala 2 ini. Rata-rata waktu
untuk keseluruhan proses Kala 2 pada primigravida 1,5 jam, dan multipara 0,5
jam.

Sifat His :
Amplitudo 60 mmHg, frekuensi 3-4 kali / 10 menit. Refleks mengejan terjadi juga akibat
stimulasi dari tekanan bagian terbawah janin (pada persalinan normal yaitu kepala) yang
menekan anus dan rektum. Tambahan tenaga meneran dari ibu, dengan kontraksi otot-otot
dinding abdomen dan diafragma, berusaha untuk mengeluarkan bayi.
Peristiwa penting pada Kala 2 :
1. Bagian terbawah janin (pada persalinan normal : kepala) turun sampai dasar panggul.
2. Ibu timbul perasaan/ refleks ingin mengedan yang semakin kuat.
3. Perineum meregang dan anus membuka (hemoroid fisiologis)
4. Kepala dilahirkan lebih dulu, dengan suboksiput di bawah simfisis (simfisis pubis
sebagai sumbu putar/ hipomoklion), selanjutnya dilahirkan badan dan anggota badan.
5. Kemungkinan diperlukan pemotongan jaringan perineum untuk memperbesar jalan
lahir (episiotomi).
Proses pengeluaran janin pada kala 2 (persalinan letak belakang kepala) :
1. Kepala masuk pintu atas panggul : sumbu kepala janin dapat tegak lurus dengan pintu
atas panggul (sinklitismus) atau miring / membentuk sudut dengan pintu atas panggul
(asinklitismus anterior / posterior).
2. Kepala turun ke dalam rongga panggul, akibat : 1) tekanan langsung dari his dari
daerah fundus ke arah daerah bokong, 2) tekanan dari cairan amnion, 3) kontraksi otot
dinding perut dan diafragma (mengejan), dan 4) badan janin terjadi ekstensi dan
menegang.
3. Fleksi : kepala janin fleksi, dagu menempel ke toraks, posisi kepala berubah dari
diameter oksipito-frontalis (puncak kepala) menjadi diameter suboksipitobregmatikus (belakang kepala).
4. Rotasi interna (putaran paksi dalam) : selalu disertai turunnya kepala, putaran ubunubun kecil ke arah depan (ke bawah simfisis pubis), membawa kepala melewati
distansia interspinarum dengan diameter biparietalis.
5. Ekstensi : setelah kepala mencapai vulva, terjadi ekstensi setelah oksiput melewati
bawah simfisis pubis bagian posterior. Lahir berturut-turut : oksiput, bregma, dahi,
hidung, mulut, dagu.

6. Rotasi eksterna (putaran paksi luar) : kepala berputar kembali sesuai dengan sumbu
rotasi tubuh, bahu masuk pintu atas panggul dengan posisi anteroposterior sampai di
bawah simfisis, kemudian dilahirkan bahu depan dan bahu belakang.
7. Ekspulsi : setelah bahu lahir, bagian tubuh lainnya akan dikeluarkan dengan mudah.
Selanjutnya lahir badan (toraks,abdomen) dan lengan, pinggul / trokanter depan dan
belakang, tungkai dan kaki.
-KALA 3 PERSALINAN :

Dimulai pada saat bayi telah lahir lengkap, dan berakhir dengan lahirnya plasenta.

Kelahiran plasenta : lepasnya plasenta dari insersi pada dinding uterus, serta
pengeluaran plasenta dari kavum uteri.

Lepasnya plasenta dari insersinya : mungkin dari sentral (Schultze) ditandai dengan
perdarahan baru, atau dari tepi / marginal (Matthews-Duncan) jika tidak disertai
perdarahan, atau mungkin juga serempak sentral dan marginal.

Pelepasan plasenta terjadi karena perlekatan plasenta di dinding uterus adalah bersifat
adhesi, sehingga pada saat kontraksi mudah lepas dan berdarah.

Pada keadaan normal, kontraksi uterus bertambah keras, fundus setinggi sekitar / di atas
pusat.
Sifat His :
Amplitudo 60-80 mmHg, frekuensi kontraksi berkurang, aktifitas uterus menurun. Plasenta
dapat lepas spontan dari aktifitas uterus ini, namun dapat juga tetap menempel (retensio) dan
memerlukan tindakan aktif (manual aid).
-KALA 4 PERSALINAN :
Dimulai pada saat plaenta telah lahir lengkap, sampai dengan 1 jam setelahnya.
Hal penting yang harus diperhatikan pada Kala 4 persalinan :
1. Kontraksi uterus harus baik
2. Tidak ada perdarahan pervaginam atau dari alat genital lain
3. Plasenta dan selaput ketuban harus sudah lahir lengkap
4. Kandung kencing harus kosong
5. Luka-luka di perineum harus dirawat dan tidak ada hematoma
6. Resume keadaan umum ibu dan bayi.

6. Memahami dan menjelaskan anemia pada kehamilan


Anemia adalah kondisi ibu dengan kadar haemoglobin (Hb) dalam darahnya kurang dari 12
gr%, sedangkan anemia dalam kehamilan adalah kondisi ibu dengan kadar haemoglobin
dibawah 11 gr% pada trimester I dan III atau kadar <10,5 gr% pada trimester II. Anemia
dalam kehamilan yang disebabkan karena kekurangan zat besi, jenis pengobatannya relatif
mudah, bahkan murah.
Darah akan bertambah banyak dalam kehamilan yang lazim disebut Hidremia atau
Hipervolemia. Akan tetapi, bertambahnya sel darah kurang dibandingkan dengan
bertambahnya plasma sehingga terjadi pengenceran darah. Perbandingan tersebut adalah
sebagai berikut: plasma 30%, sel darah 18% dan haemoglobin 19%. Bertambahnya darah
dalam kehamilan sudah dimulai sejak kehamilan 10 minggu dan mencapai puncaknya dalam
kehamilan antara 32 dan 36 minggu. Secara fisiologis, pengenceran darah ini untuk
membantu meringankan kerja jantung yang semakin berat dengan adanya kehamilan.
Hidremia mengakibatkan peningkatan cardiac output, resistensi perifer berkurang sehingga
tekanan darah tidak naik. Selain itu pada perdarahan waktu persalinan banyak unsur besi
yang hilang lebih sedikit dibandingkan jika darah tersebut kental.
Kebanyakan anemia dalam kehamilan disebabkan oleh defisiensi besi dan perdarahan akut
bahkan tidak jarang keduannya saling berinteraksi (Safuddin, 2002). Menurut Mochtar (1998)
penyebab anemia pada umumnya adalah sebagai berikut:
1. Kurang gizi (malnutrisi)
2. Kurang zat besi dalam diit
3. Malabsorpsi
4. Kehilangan darah banyak seperti persalinan yang lalu, haid dan lain-lain
5. Penyakit-penyakit kronik seperti TBC paru, cacing usus, malaria dan lain-lain
Frekuensi Anemia
Berkisar 10-20% disebabkan defisiensi makanan yang memegang peranan penting. Itulah
alasan mengapa frekuensi anemia lebih tinggi di negara-negara berkembang dibandingkan
negara maju.
Gejala Anemia Pada Ibu Hamil
Gejala anemia pada kehamilan yaitu ibu mengeluh cepat lelah, sering pusing, mata
berkunang-kunang, malaise, lidah luka, nafsu makan turun (anoreksia), konsentrasi hilang,
nafas pendek (pada anemia parah) dan keluhan mual muntah lebih hebat pada hamil muda.

6. 1 Memahami klasifikasi anemia pada kehamilan


Klasifikasi anemia dalam kehamilan menurut Mochtar (1998), adalah sebagai berikut:
1

Anemia Defisiensi Besi (62,3%)

Anemia ini adalah anemia yang terjadi akibat kekurangan zat besi dalam darah.
Pengobatannya yaitu, keperluan zat besi untuk wanita hamil, tidak hamil dan dalam
laktasi yang dianjurkan adalah pemberian tablet besi.
a

Terapi Oral adalah dengan memberikan preparat besi yaitu fero sulfat, fero
glukonat atau Na-fero bisirat. Pemberian preparat 60 mg/ hari dapat menaikan
kadar Hb sebanyak 1 gr%/ bulan. Saat ini program nasional menganjurkan
kombinasi 60 mg besi dan 50 nanogram asam folat untuk profilaksis anemia
(Saifuddin, 2002)
Terapi Parenteral baru diperlukan apabila penderita tidak tahan akan zat besi per
oral, dan adanya gangguan penyerapan, penyakit saluran pencernaan atau masa
kehamilannya tua (Wiknjosastro, 2002). Pemberian preparat parenteral dengan
ferum dextran sebanyak 1000 mg (20 mg) intravena atau 2 x 10 ml/ IM pada
gluteus, dapat meningkatkan Hb lebih cepat yaitu 2 gr% (Manuaba, 2001).
Untuk menegakan diagnosa Anemia defisiensi besi dapat dilakukan dengan
anamnesa. Hasil anamnesa didapatkan keluhan cepat lelah, sering pusing, mata
berkunang-kunang dan keluhan mual muntah pada hamil muda. Pada pemeriksaan
dan pengawasan Hb dapat dilakukan dengan menggunakan alat sachli, dilakukan
minimal 2 kali selama kehamilan yaitu trimester I dan III. Hasil pemeriksaan Hb
dengan sachli dapat digolongkan sebagai berikut:
Hb 11 gr% : Tidak anemia
Hb 9-10 gr% : Anemia ringan
Hb 7 8 gr%: Anemia sedang
Hb < 7 gr% : Anemia berat
Kebutuhan zat besi pada wanita hamil yaitu rata-rata mendekatai 800 mg.
Kebutuhan ini terdiri dari, sekitar 300 mg diperlukan untuk janin dan plasenta
serta 500 mg lagi digunakan untuk meningkatkan massa haemoglobin maternal.
Kurang lebih 200 mg lebih akan dieksresikan lewat usus, urin dan kulit. Makanan
ibu hamil setiap 100 kalori akan menghasilkan sekitar 810 mg zat besi.
Perhitungan makan 3 kali dengan 2500 kalori akan menghasilkan sekitar 2025
mg zat besi perhari. Selama kehamilan dengan perhitungan 288 hari, ibu hamil
akan menghasilkan zat besi sebanyak 100 mg sehingga kebutuhan zat besi masih
kekurangan untuk wanita hamil (Manuaba, 2001).

Anemia Megaloblastik (29%)

Anemia yang disebabkan oleh karena kekurangan asam folik, jarang sekali karena
kekurangan vitamin B12.
Pengobatannya:
a. Asam folik 15 30 mg per hari
b. Vitamin B12 3 X 1 tablet per hari
c. Sulfas ferosus 3 X 1 tablet per hari
d. Pada kasus berat dan pengobatan per oral hasilnya lamban sehingga dapat diberikan
transfusi darah.
3

Anemia Hipoplastik (8%)

Anemia yang disebabkan oleh hipofungsi sumsum tulang, membentuk sel darah merah
baru. Untuk diagnostik diperlukan pemeriksaan-pemeriksaan diantaranya adalah darah
tepi lengkap, pemeriksaan pungsi ekternal dan pemeriksaan retikulosit.
4

Anemia Hemolitik (0,7%)

Anemia yang disebabkan penghancuran atau pemecahan sel darah merah yang lebih cepat
dari pembuatannya. Gejala utama adalah anemia dengan kelainan-kelainan gambaran
darah, kelelahan, kelemahan, serta gejala komplikasi bila terjadi kelainan pada organorgan vital. Pengobatannya tergantung pada jenis anemia hemolitik serta penyebabnya.
Bila disebabkan oleh infeksi maka infeksinya diberantas dan diberikan obat-obat
penambah darah. Namun pada beberapa jenis obat-obatan, hal ini tidak memberi hasil.
Sehingga transfusi darah berulang dapat membantu penderita ini.

6. 2 Memahami pengaruh anemia pada kehamilan


Anemia dapat terjadi pada setiap ibu hamil, karena itulah kejadian ini harus selalu
diwaspadai. Anemia yang terjadi saat ibu hamil Trimester I akan dapat mengakibatkan:
Abortus, Missed Abortus dan kelainan kongenital. Anemia pada kehamilan trimester II dapat
menyebabkan: Persalinan prematur, perdarahan antepartum, gangguan pertumbuhan janin
dalam rahim, asfiksia aintrauterin sampai kematian, BBLR, gestosis dan mudah terkena
infeksi, IQ rendah dan bahkan bisa mengakibatkan kematian. Saat inpartu, anemia dapat
menimbulkan gangguan his baik primer maupun sekunder, janin akan lahir dengan anemia,
dan persalinan dengan tindakan yang disebabkan karena ibu cepat lelah. Saat post partum
anemia dapat menyebabkan: tonia uteri, rtensio placenta, pelukaan sukar sembuh, mudah
terjadi febris puerpuralis dan gangguan involusio uteri.
Kejadian anemia pada ibu hamil harus selalu diwaspadai mengingat anemia dapat
meningkatkan risiko kematian ibu, angka prematuritas, BBLR dan angka kematian bayi.
Untuk mengenali kejadian anemia pada kehamilan, seorang ibu harus mengetahui gejala
anemia pada ibu hamil, yaitu cepat lelah, sering pusing, mata berkunang-kunang, malaise,
lidah luka, nafsu makan turun (anoreksia), konsentrasi hilang, napas pendek (pada anemia
parah) dan keluhan mual muntah lebih hebat pada kehamilan muda

7. Memahami dan menjelaskan gizi pada wanita hamil


Kehamilan menyebabkan meningkatnya metabolisme energi, karena itu kebutuhan energi dan
zat gizi lainnya meningkat selama kehamilan. Peningkatan energi dan zat gizi tersebut
diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan janin, pertambahan besarnya organ
kandungan, perubahan komposisi dan metabolisme tubuh ibu. Sehingga kekurangan zat gizi
tertentu yang diperlukan saat hamil dapat menyebabkan janin tumbuh tidak sempurna.
Bagi ibu hamil, pada dasarnya semua zat gizi memerlukan tambahan, namun yang seringkali
menjadi kekurangan adalah energi protein dan beberapa mineral seperti Zat Besi dan
Kalsium. Kebutuhan energi untuk kehamilan yang normal perlu tambahan kira-kira 80.000

kalori selama masa kurang lebih 280 hari. Hal ini berarti perlu tambahan ekstra sebanyak
kurang lebih 300 kalori setiap hari selama hamil (Nasution, 1988).
Energi yang tersembunyi dalam protein ditaksir sebanyak 5180 kkal, dan lemak 36.337 Kkal.
Agar energi ini bisa ditabung masih dibutuhkan tambahan energi sebanyak 26.244 Kkal, yang
digunakan untuk mengubah energi yang terikat dalam makanan menjadi energi yang bisa
dimetabolisir. Dengan demikian jumlah total energi yang harus tersedia selama kehamilan
adalah 74.537 Kkal, dibulatkan menjadi 80.000 Kkal. Untuk memperoleh besaran energi per
hari, hasil penjumlahan ini kemudian dibagi dengan angka 250 (perkiraaan lamanya
kehamilan dalam hari) sehingga diperoleh angka 300 Kkal.
Kebutuhan energi pada trimester I meningkat secara minimal. Kemudian sepanjang trimester
II dan III kebutuhan energi terus meningkat sampai akhir kehamilan. Energi tambahan
selama trimester II diperlukan untuk pemekaran jaringan ibu seperti penambahan volume
darah, pertumbuhan uterus, dan payudara, serta penumpukan lemak. Selama trimester III
energi tambahan digunakan untuk pertumbuhan janin dan plasenta.
Karena banyaknya perbedaan kebutuhan energi selama hamil, maka WHO menganjurkan
jumlah tambahan sebesar 150 Kkal sehari pada trimester I, 350 Kkal sehari pada trimester II
dan III. Di Kanada, penambahan untuk trimester I sebesar 100 Kkal dan 300 Kkal untuk
trimester II dan III. Sementara di Indonesia berdasarkan Widya Karya Nasional Pangan dan
Gizi VI tahun 1998 ditentukan angka 285 Kkal perhari selama kehamilan. Angka ini
tentunya tidak termasuk penambahan akibat perubahan temperatur ruangan, kegiatan fisik,
dan pertumbuhan. Patokan ini berlaku bagi mereka yang tidak merubah kegiatan fisik selama
hamil.
Sama halnya dengan energi, kebutuhan wanita hamil akan protein juga meningkat, bahkan
mencapai 68 % dari sebelum hamil. Jumlah protein yang harus tersedia sampai akhir
kehamilan diperkirakan sebanyak 925 g yang tertimbun dalam jaringan ibu, plasenta, serta
janin. Di Indonesia melalui Widya Karya Nasional Pangan dan Gizi VI tahun 1998
menganjurkan penambahan protein 12 g/hari selama kehamilan. Dengan demikian dalam
satu hari asupan protein dapat mencapai 75-100 g (sekitar 12 % dari jumlah total kalori); atau
sekitar 1,3 g/kgBB/hari (gravida mature), 1,5 g/kg BB/hari (usia 15-18 tahun), dan 1,7 g/kg
BB/hari (di bawah 15 tahun).
Bahan pangan yang dijadikan sumber protein sebaiknya (2/3 bagian) pangan yang bernilai
biologi tinggi, seperti daging tak berlemak, ikan, telur, susu dan hasil olahannya. Protein
yang berasal dari tumbuhan (nilai biologinya rendah) cukup 1/3 bagian.
Kenaikan volume darah selama kehamilan akan meningkatkan kebutuhan Fe atau Zat Besi.
Jumlah Fe pada bayi baru lahir kira-kira 300 mg dan jumlah yang diperlukan ibu untuk
mencegah anemia akibat meningkatnya volume darah adalah 500 mg. Selama kehamilan
seorang ibu hamil menyimpan zat besi kurang lebih 1.000 mg termasuk untuk keperluan
janin, plasenta dan hemoglobin ibu sendiri. Berdasarkan Widya Karya Nasional Pangan dan
Gizi Tahun 1998, seorang ibu hamil perlu tambahan zat gizi rata-rata 20 mg perhari.

Sedangkan kebutuhan sebelum hamil atau pada kondisi normal rata-rata 26 mg per hari
(umur 20 45 tahun).
Ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk mengetahui status gizi ibu hamil antara lain
memantau pertambahan berat badan selama hamil, mengukur Lingkar Lengan Atas (LILA),
dan mengukur kadar Hb. Pertambahan berat badan selama hamil sekitar 10 12 kg, dimana
pada trimester I pertambahan kurang dari 1 kg, trimester II sekitar 3 kg, dan trimester III
sekitar 6 kg. Pertambahan berat badan ini juga sekaligus bertujuan memantau pertumbuhan
janin. Pengukuran LILA dimaksudkan untuk mengetahui apakah seseorang menderita
Kurang Energi Kronis (KEK), sedangkan pengukuran kadar Hb untuk mengetahui kondisi
ibu apakah menderita anemai gizi.
Penambahan Berat Badan Status Gizi Ibu Sebelum Hamil
Kategori Berat (BMI)

Total Kenaikan BB (Kg)

Penambahan BB
TM I (Kg)

TM II (Kg)

Normal ( BMI 19,8-26)

12,5 13

2,3

0,49

Kurus ( BMI < 19,8 )

11,5 16

1,6

0,44

Lebih

7 11, 6

0,9

0,3

Obesitas ( BMI > 29 )

Tanda Kecukupan Gizi pada Ibu Hamil Menurut Nadesul (2004)


Status

Tanda

Keadaan umum

Responsive, gesit

Berat badan

Normal sesuai tinggi dan bentuk tubuh

Postur

Tegak, tungkai dan lengan lurus

Otot

Kuat, kenyal sedikit lemak di bawah kulit

Saraf

Perhatian baik, tidak mudah tersinggung,


refleks normal, mental stabil

Pencernaan

Nafsu makan baik

Jantung

Detak dan irama normal, tekanan darah


normal sesuai usia

Vitalitas umum

Ketahanan baik, energik, cukup tidur, penuh

semangat
Rambut

Mengkilat, keras tak mudah rontok, kulit


kepala normal

Kulit

Licin, cukup lembab, warna segar

Muka dan leher

Warna sama, licin, tampak sehat, segar

Bibir

Licin, warna tidak pucat, lembab, tidak


bengkak

Mulut

Tidak ada luka dan selaput merah

Gusi

Merah normal, tidak ada perdarahan

Lidah

Merah normal, licin, tidak ada luka

Gigi geligi

Tidak berlubang, tidak nyeri, mengkilat,


lurus dagu normal, bersih dan tidak ada
perdarahan

Mata

Bersinar, bersih, selaput besar merah, tidak


ada perdarahan

Kelenjar

Bersinar, bersih, selaput besar merah, tidak


ada perdarahan

Kuku

Keras dan kemerahan

Tungkai

Kaki tidak bengkak, normal

Penilaian nutrisi
IMT Prahamil

Anjuran peningkatan BB total

Underweight (IMT < 19,8)

12,5 18 kg

Normal (IMT 19,8 26 )

11,5 16 kg

Overweight (IMT 26 - 29)

7 -11,5 kg

Obesitas (IMT > 29)

6 kg

Kebutuhan nutrisi pada perempuan tidak hamil, hamil dan menyusui

8. Memahami dan mejelaskan hukum wanita hamil melakukan ibadah puasa


Kondisi fisik seorang wanita dalam menghadapi kehamilan dan saat-saat menyusui memang
berbeda-beda. Namun, pada dasarnya, kalori yang dibutuhkan untuk memberi asupan bagi
sang buah hati adalah sama, yaitu sekitar 2200-2300 kalori perhari untuk ibu hamil dan 22002600 kalori perhari untuk ibu menyusui. Kondisi inilah yang menimbulkan konsekuensi yang
berbeda bagi para ibu dalam menghadapi saat-saat puasa di bulan Ramadhan. Ada yang
merasa tidak bermasalah dengan keadaan fisik dirinya dan sang bayi sehingga dapat
menjalani puasa dengan tenang. Ada pula para ibu yang memiliki kondisi fisik yang lemah
yang mengkhawatirkan keadaan dirinya jika harus terus berpuasa di bulan Ramadhan begitu
pula para ibu yang memiliki buah hati yang lemah kondisi fisiknya dan masih sangat
tergantung asupan makanannya dari sang ibu melalui air susu sang ibu.
Kedua kondisi terakhir, memiliki konsekuuensi hukum yang berbeda bentuk pembayarannya.
1. Untuk Ibu Hamil dan Menyusui yang Mengkhawatirkan Keadaan Dirinya Saja Bila
Berpuasa
Bagi ibu, untuk keadaan ini maka wajib untuk mengqadha (tanpa fidyah) di hari yang lain
ketika telah sanggup berpuasa.
Keadaan ini disamakan dengan orang yang sedang sakit dan mengkhawatirkan keadaan
dirinya. Sebagaimana dalam ayat,
Maka jika di antara kamu ada yang sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka
wajib baginya berpuasa) sebanyak hari yang ditinggalkan itu pada hari-hari yang lain.(Qs.
Al Baqarah[2]:184)

Berkaitan dengan masalah ini, Ibnu Qudamah rahimahullah mengatakan, Kami tidak
mengetahui ada perselisihan di antara ahli ilmu dalam masalah ini, karena keduanya seperti
orang sakit yang takut akan kesehatan dirinya. (al-Mughni: 4/394)
2. Untuk Ibu Hamil dan Menyusui yang Mengkhawatirkan Keadaan Dirinya dan Buah
Hati Bila Berpuasa
Sebagaimana keadaan pertama, sang ibu dalam keadaan ini wajib mengqadha (saja) sebanyak
hari-hari puasa yang ditinggalkan ketika sang ibu telah sanggup melaksanakannya.
Imam Nawawi rahimahullah mengatakan, Para sahabat kami (ulama Syafiiyah)
mengatakan, Orang yang hamil dan menyusui, apabila keduanya khawatir dengan puasanya
dapat membahayakan dirinya, maka dia berbuka dan mengqadha. Tidak ada fidyah karena dia
seperti orang yang sakit dan semua ini tidak ada perselisihan (di antara Syafiiyyah). Apabila
orang yang hamil dan menyusui khawatir dengan puasanya akan membahayakan dirinya dan
anaknya, maka sedemikian pula (hendaklah) dia berbuka dan mengqadha, tanpa ada
perselisihan (di antara Syafiiyyah). (al-Majmu: 6/177, dinukil dari majalah Al Furqon)
3 .Untuk Ibu Hamil dan Menyusui yang Mengkhawatirkan Keadaan si Buah Hati saja
Dalam keadaan ini, sebenarnya sang ibu mampu untuk berpuasa. Oleh karena itulah,
kekhawatiran bahwa jika sang ibu berpuasa akan membahayakan si buah hati bukan
berdasarkan perkiraan yang lemah, namun telah ada dugaan kuat akan membahayakan atau
telah terbukti berdasarkan percobaan bahwa puasa sang ibu akan membahayakan. Patokan
lainnya bisa berdasarkan diagnosa dokter terpercaya bahwa puasa bisa membahayakan
anaknya seperti kurang akal atau sakit -. (Al Furqon, edisi 1 tahun 8)
Untuk kondisi ketiga ini, ulama berbeda pendapat tentang proses pembayaran puasa sang ibu.
Berikut sedikit paparan tentang perbedaan pendapat tersebut.
Dalil ulama yang mewajibkan sang ibu untuk membayar qadha saja.
Dalil yang digunakan adalah sama sebagaimana kondisi pertama dan kedua, yakni sang
wanita hamil atau menyusui ini disamakan statusnya sebagaimana orang sakit. Pendapat ini
dipilih oleh Syaikh Bin Baz dan Syaikh As-Sadi rahimahumallah
Dalil ulama yang mewajibkan sang Ibu untuk membayar fidyah saja.
Dalill yang digunakan adalah sama sebagaimana dalil para ulama yang mewajibkan qadha
dan fidyah, yaitu perkataan Ibnu Abbas radhiallahuanhu, Wanita hamil dan menyusui, jika
takut terhadap anak-anaknya, maka mereka berbuka dan memberi makan seorang miskin.
( HR. Abu Dawud)
dan perkataan Ibnu Umar radhiallahuanhu ketika ditanya tentang seorang wanita hamil
yang mengkhawatirkan anaknya, maka beliau berkata, Berbuka dan gantinya memberi
makan satu mud gandum setiap harinya kepada seorang miskin. (al-Baihaqi
dalam Sunan dari jalan Imam Syafii, sanadnya shahih)

Dan ayat Al-Quran yang dijadikan dalil bahwa wanita hamil dan menyusui hanyaf
membayar fidyah adalah, Dan wajib bagi orang yang berat menjalankannya (jika mereka
tidak berpuasa) membayar diyah (yaitu) membayar makan satu orang miskin. (Qs. AlBaqarah [2]: 184)
Hal ini disebabkan wanita hamil dan menyusui yang mengkhawatirkan anaknya dianggap
sebagai orang yang tercakup dalam ayat ini.
Pendapat ini adalah termasuk pendapat yang dipilih Syaikh Salim dan Syaikh Ali
Hasan hafidzahullah.
Dalil ulama yang mewajibkan sang Ibu untuk mengqadha dengan disertai membayar
fidyah
Dalil sang ibu wajib mengqadha adalah sebagaimana dalil pada kondisi pertama dan kedua,
yaitu wajibnya bagi orang yang tidak berpuasa untuk mengqadha di hari lain ketika telah
memiliki kemampuan. Para ulama berpendapat tetap wajibnya mengqadha puasa ini karena
tidak ada dalam syariat yang menggugurkan qadha bagi orang yang mampu
mengerjakannya.
Sedangkan dalil pembayaran fidyah adalah para ibu pada kondisi ketiga ini termasuk dalam
keumuman ayat berikut,
Dan wajib bagi orang-orang yang berat menjalankannya (jika mereka tidak berpuasa)
membayar fidyah, (yaitu) memberi makan seorang miskin (Qs. Al-Baqarah [2]:184)
Hal ini juga dikuatkan oleh perkataan Ibnu Abbas radhiallahuanhu, Wanita hamil dan
menyusui, jika takut terhadap anak-anaknya, maka mereka berbuka dan memberi makan
seorang miskin. (HR. Abu Dawud, dishahihkan oleh Syaikh Al Bani dalam Irwaul Ghalil).
Begitu pula jawaban Ibnu Umar radhiallahuanhu ketika ditanya tentang wanita hamil yang
khawatir terhadap anaknya, beliau menjawab, Hendaklah berbuka dan memberi makan
seorang miskin setiap hari yang ditinggalkan.
Adapun perkataan Ibnu Abbas dan Ibnu Umar radhiallahuanhuma yang hanya menyatakan
untuk berbuka tanpa menyebutkan wajib mengqadha karena hal tersebut (mengqadha) sudah
lazim dilakukan ketika seseorang berbuka saat Ramadhan.

DAFTAR PUSTAKA
o Snell, RS, 1997, Anatomi Klinik untuk Mahasiswa Kedokteran,EGC, Jakarta.
o Luis, Juncqueira, Jose Carneiro, 1991. Histologi Dasar, ed.3. EGC, Jakarta.
o Guyton dan Hall.2007.Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 11.Jakarta: EGC.
o Manuaba, I.B.G.1998. Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana.
Jakarta: EGC
o Manuaba, I.B.G. 2001. Kapita Selekta Penatalaksanaan Rutin Obstetri Ginekologi dan
Keluarga Berencana. Jakarta: EGC
o Mochtar, R. 1998 . Sinopsis Obstetri. Edisi 2. Jakarta: EGC

o Notobroto. 2003. Insiden Anemia. http://adln.lib.unair.ac.id. diperoleh 24 Februari,


2006.
o Sherwood. L.2004. Fisiologi Manusia: Dari sel ke Sistem
o Prawirohardjo S.Ilmu kebidanan edisi 4.PT Bina Pustaka Prawiro Rahardjo.
o Prof Rustam. Synopsis obstetric Jilid 1. Jakarta : EGC.
o Depkes. RI 1995. Sekitar kelahiran bayi yang perlu anda ketahui
o Seminar nutrisi penting untuk kehamilan dan janin
o http://reproduksiumj.blogspot.com/2011/08/histologi-saluran-reproduksi-wanita.html
o www.reproduksi.com
o reproduksiumj.blogspot.com
o www.info-sehat-kita.blogspot.com
o www.litbang.depkes.go.id
o www.danieher.multiply.com
o irvanhabibali.files.wordpress.com

Anda mungkin juga menyukai