Anda di halaman 1dari 5

RINDU HARUS MEMILIH

Tio...!, pagi-pagi baru sampai di sekolah Rindu udah marah-marah sambil teriak
manggil Tio. Kali ini Tio membuat kaos yang berisi fotonya dan foto Rindu yang diambil
secara diam-diam kemudian dibagikan ke teman-teman satu kelas. Ini bukan ulah pertama
yang dilakukan Tio buat menarik perhatian Rindu. Teman-teman sekelas pun mulai terbiasa
dengan teriakan-teriakan Rindu yang memarahi Tio setiap kali dia berbuat ulah.
Sejak pertama menginjakkan kaki sebagai siswa baru di sekolahnya, Tio udah kecantol
dengan pesona Rindu. Tapi Rindu benar-benar kesal dengan ulah Tio yang selalu mengikuti
Rindu ke mana-mana dan melakukan perbuatan-perbuatan konyol untuk menarik perhatian
Rindu sekaligus untuk menyatakan rasa cintanya terhadap Rindu. Padahal, udah berkali-kali
Rindu menolak cinta Tio. Alasannya standar saja, Tio buka tipenya dan Rindu udah punya
inceran - seorang cowok, kapten tim basket sekolah, namanya Yuda. Walaupun begitu, Tio
tetap ngotot ngejar-ngejar Rindu, bahkan sampai ke ujung dunia pun Rindu akan tetap
dikejar.
*
Gue kesel banget Nit. Ini bukan pertama kalinya dia ngelakuin hal konyol yang ujungujungnya pasti ngebuat gue malu, Rindu mengadu pada sahabatnya, Nita, saat jam istirahat.
Iya, gue ngerti apa yang Lo rasakan. Tapi lama-lama gue bingung sama Lo. Ngapain
Lo terus ngebet sama Yuda yang cuek dan juteknya minta ampun sementara ada Tio yang
ngejar-ngejar Lo, Nita berusaha menyejukkan amarah Rindu.
Sikapnya itu yang kekanak-kanakan, lebay, pokoknya nyebelin. Masa Lo
ngebandingin Tio sama Yuda, bagaikan bumi dengan langit kali.

Tio kan lumayan ganteng, kaya lagi, dan dia mencintai Lo dengan tulus, nggak kayak
Yuda. Lagi pula Yuda kan nggak pernah ada respon atas perhatian yang Lo kasi ke dia.
Lo kok malah ngebelain Tio sih? Males gue ngomong sama Lo, Rindu ngedumel.
Sorry, sorry, Nita meminta maaf kepada Rindu. Namun Rindu justru ngeloyor pergi
meninggalkan Nita yang masih duduk di kantin.
Rindu, Lo mau ke mana? Bakso yang Lo makan siapa yang bayar?
Berhubung gue lagi kesel, jadi hari ini traktir gue ya..., Ucap Rindu seraya berlari
menuju ke kelas karena takut akan dikejar oleh Nita. Nita yang nggak punya pilihan lain
akhirnya ngebayarin bakso Rindu dengan terpaksa karena dari tadi Ibu Penjaga Kantin yang
terkenal galak luar biasa udah melotot ke arahnya.
*
Alunan lagu Tak Setampan Romeo dari Yovie and Nuno menemani Rindu di sore itu.
Setiap dengerin lagu yang satu itu pasti Rindu teringat akan mimpinya. Rindu emang udah
lama berharap ada seorang cowok yang ngajak dia ke cafe yang romantis terus di panggung
cafe itu sang cowok mainin gitar sambil nyanyi lagu yang lagi dia dengerin itu. So sweet,
kayak cerita di film-film aja.
Bep... bep... bep... bep...
HP Rindu bergetar. Ternyata telepon dari Tio. Rindu berusaha untuk nggak
menggubrisnya, tapi lama-kelamaan suara getaran HP itu mulai mengganggu Rindu yang dari
tadi asyik ngelamunin Yuda.
Halo, jawab Rindu dengan ketus.

Halo Beib, udah mandi belum. O... iya, ini udah hampir malem jangan telat makan ya
Beib, ucap Tio yang ada di seberang sana. Tio terus melanjutkan ocehannya hingga Rindu
nggak tahan ngedengernya. Kali ini Rindu tambah sebel dengan kelakuan Tio yang selalu
merasa nggak bersalah atas hal-hal yang telah dia lakukan. Bukannya minta maaf soal
kejadian kaos beberapa hari yang lalu, dia malah semakin sering ngegangguin Rindu.
Tio, sekarang ini gue udah bener-bener marah sama Lo. Jadi mulai detik ini Lo nggak
perlu menghubungi gue lagi. Lo bener-bener ngeselin, ngeselin..! Rindu ngomong dengan
nada kesal dan penuh amarah kemudian mematikan Hpnya.
*
Yuda udah setengah jam duduk di perpustakaan sekolah ngeliatin -cewek yang ada dua
bangku di depannya- sambil pura-pura baca buku supaya nggak ketahuan si cewek. Manis
juga, kok dulu gue nggak pernah nyadar ya? Batin Yuda. Dia terus memperhatikan cewek
yang ada di depannya.
Yuda mengingat kejadian beberapa bulan lalu, saat dia pertama kali melihat cewek itu.
Yuda baru selesai latihan basket. Cewek itu dateng bawa handuk dan sebotol air mineral
untuk Yuda. Karena udah benar-benar kelelahan, Yuda langsung menerimanya sampai lupa
mengucapkan terima kasih. Dan hal itu terus berlanjut, setiap Yuda baru selesai latihan basket
si cewek pasti dateng ngebawain handuk dan air mineral. Awalnya Yuda agak risih dengan
sikap si cewek, tapi perlahan-lahan dia nggak mikirin itu lagi. Yuda cuma melihat sisi
positifnya saja, dia dapat handuk dan minuman gratis.
Namun sekarang, perasaan Yuda terhadap si cewek udah berubah. Dia mulai menyukai
cewek manis itu dan memutuskan buat segera nembak si cewek sebelum keduluan orang lain.
*

Udah hampir seminggu Tio mendadak berubah. Tio yang dulu ceria, selalu bikin
ketawa orang-orang yang melihat tingkahnya, dan selalu kepedean, sekarang tiba-tiba jadi
pendiam dan sering menyendiri. Semua orang dibuat bingung dengan perubahan perilakunya,
termasuk juga Rindu yang mulai merindukan aksi-aksi lebay dari Tio.
Lo tahu nggak kenapa Tio bisa berubah kayak gitu? tanya Nita pada Rindu suatu
siang di cafe favorit mereka.
Ng...ng...nggak, Jawab Rindu dengan agak gagap persis seperti pelawak yang
terkenal dengan ciri khas gagapnya.
Mendengar jawaban Rindu, Nita mulai curiga. Ia terus menjejali Rindu dengan
pertanyaan-pertanyaan tentang Tio sampai akhirnya Rindu mengaku kalau Rindu sempat
membentak Tio saat Tio menelponnya. Rindu benar-benar merasa bersalah.
Setelah cukup lama ada di cafe itu, Nita kemudian memutuskan untuk pulang duluan
karena harus menjemput adiknya yang ikut bimbel.
Rindu masih duduk di salah satu meja di pojokan cafe saat sebuah suara dari panggung
di cafe itu mengejutkannya. Tio ada di sana, menyanyikan sebuah lagu yang ditujukan untuk
Rindu. Semua pengunjung cafe hanyut dalam alunan tembang Tak Setampan Romeo yang
disertai petikan senar gitar dari jemari Tio yang dari tadi menyanyi sambil sekali-sekali
melirik ke arah Rindu. Di akhir penampilannya Tio meminta maaf pada Rindu atas
perbuatannya selama ini yang udah kelewatan dan tentu membuat Rindu malu di depan orang
banyak dan nggak lupa Tio memberikan sekuntum mawar putih yang mengisyaratkan cinta
Tio benar-benar tulus untuk Rindu.
Oooh... Rindu merasa seperti berada di alam mimpi. Apa yang udah dilakukan Tio
siang ini persis seperti kencan harapannya. Dia berpikir untuk membuka hatinya buat Tio

karena saat ini Rindu udah melihat cinta Tio yang benar-benar tulus untuknya. Lagipula
tersebar isu di sekolah bahwa Yuda, cowok impian Rindu, akan nembak cewek yang dia suka.
Sia-sia saja kalau Rindu terus mengharapkan Yuda. Tapi kenapa Tio bisa tahu tentang
impiannya ini? Rindu cuma bisa terus bertanya dalam hati.
*
Dua hari sebelum peristiwa yang membuat Rindu mulai membuka pintu hatinya buat
Tio.
Nita, Lo harus bantuin gue, please..., bujuk Tio dengan setengah memaksa. Gue kali
ini benar-benar mau minta maaf sama Rindu. Waktu terakhir kali gue nelpon Rindu, dia
marah sampai bentak-bentak gue. Baru pertama kali Rindu sampai kayak gitu, jadi gue
merasa bersalah udah buat dia marah sampai segitunya.
Awalnya Nita menolak untuk menolong Tio namun atas bujuk rayu dan tampang
memelas dari Tio, akhirnya Nita mau membantu Tio dengan memberi tahu kencan romantis
impian Rindu yang sering Rindu ceritakan padanya. Tio benar-benar senang, dia bagai
mendapat golden ticket untuk memasuki ruang yang ada di hati Rindu.
*
Rindu mulai suka sama Tio dan perlahan mencoba untuk melupakan Yuda. Tapi tibatiba Yuda datang ke kehidupannya. Suatu sore Yuda ke Rumah Rindu. Yuda nembak Rindu.
OMG, Yuda nembak gue? Batin Rindu setengah nggak percaya. Rindu bingung harus
memilih Tio yang mencintainya dengan tulus atau Yuda sang pangeran impiannya.
Jawabannya hanya Rindu yang tahu.

Anda mungkin juga menyukai