1.
2.
3.
4.
= 500 kVA
Kelompok 2
= 300 kVA
Kelompok 3
= 200 kVA
Kelompok 4
= 600 kVA
Kelompok 5
= 400 kVA
Total daya
= 2000 kVA
Untuk memilih trafo yang akan digunakan dalam instalasi TM/TM/TR maka
harus memperhatikan ketentuan-ketentuan diantaranya:
1
Berdasarkan peraturan yang ada dengan daya trafo di atas 200 kVA adalah trafo
milik pelanggan, sehingga trafo yang di gunakan adalah trafo milik pelanggan
karena rugi-rugi trafo di tanggung oleh pelanggan.
Trafo distribusi di Indonesia umumnya pada sisi tegangan tinggi
menggunakan 20 kV dan sisi tegangan rendah sebesar 220/380 V. Trafo yang di
pilih pada system ini sisi tegangan rendahnya sebesar 400 V. Pada trafo tenaga,
Lebar
Tinggi
Berat
(mm)
1950
(mm)
1135
(mm)
1755
(Kg)
3550
o
1850
1150
B&D
2050
1200
b. Spesifikasi Elektrikal
1900
1945
3200
4300
840
1100
Merk
Trafindo
Centrad
Rugi
Impedansi
Rugi Tanpa
Berbeban
Efisiensi saat
Noise
Merk
Trafindo
Centrad
(%)
5,5
Beban (W)
2500
(W)
15000
75%
98,85
(dB)
59
o
B&D
5,5
5,5
2160
2500
15000
15000
98,88
-
63
-
Dari data yang telah diperoleh, dipilih trafo dengan merk TRAFINDO dengan
pertimbangan :
1.
2.
3.
4.
Rugi rugi rendah, baik rugi tanpa beban maupun rugi berbeban.
Dimensi trafo yang relatif kecil dibandingkan dengan trafo merk lainnya.
Data pada katalog yang lengkap sehingga mempermudah perencanaan.
Mudah pemesanan karena trafo yang dipilih merupakan trafo produk
dalam negeri.
5.
4. Perhitungan dan Pemilihan Penghantar Tiap Kelompok
Kelompok 1
Kelompok 2
Kelompok 3
Kelompok 4
Kelompok 5
I n=
S
350 kVA
=
=531,76 A
3 x V 3 x 380 V
Faktor Suhu
Faktor koreksi untuk KHA terus menerus pada kabel instalasi tunggal
berisolasi PVC pada suhu keliling 45C adalah :
KHA penghantar =0,79 x 430 A=339,7 A
Faktor Penempatan
Penghantar diletakkan pada cable tray sehingga penempatannya adalah
laid on the racks in flat formation dengan jumlah Cable Tray sejumlah 1 buah
maka KHA menjadi :
KHA penghantar =0,96 x 339,7=326,12 A
Dengan demikian dipilih penghantar
Supreme Cable
konduktif dengan jumlah batang (2) dengan ukuran 30 x 5, dengan suhu sekitar
30-35C PUIL hal 235 Tabel 6.6-1
2. Kelompok 2 ( 300 kVA Demand Factor 0,7)
S=300 kVA x 0,7=210 kVA
I n=
S
210 kVA
=
=319,06 A
3 x V 3 x 380 V
Dengan demikian :
KHA sebenarnya=2 x 320 A=640 A
Faktor Suhu
Faktor koreksi untuk KHA terus menerus pada kabel instalasi tunggal
berisolasi PVC pada suhu keliling 45C adalah :
KHA penghantar =0,79 x 640 A=505,6 A
Faktor Penempatan
Penghantar diletakkan pada cable tray sehingga penempatannya adalah laid on the
racks in flat formation dengan jumlah Cable Tray sejumlah 1 buah maka KHA
menjadi :
KHA penghantar =0,96 x 505,6 A=485,37 A
Dengan demikian dipilih penghantar
Supreme Cable
NYY 2 x ( 1 x 95 mm ) / Fasa
NYY 1 x ( 1 x 95 mm) / Netral
konduktif dengan jumlah batang (2) dengan ukuran 25 x 5, dengan suhu sekitar
30-35C PUIL hal 235 Tabel 6.6-1
I n=
S
140 kVA
=
=212,70 A
3 x V 3 x 380 V
Dengan demikian
KHA sebenarnya=1 x 260 A=260 A
Faktor Suhu
Faktor koreksi untuk KHA terus menerus pada kabel instalasi tunggal berisolasi
PVC pada suhu keliling 45C adalah :
KHA penghantar =0,79 x 260 A=205,4 A
Faktor Penempatan
Penghantar diletakkan pada cable tray sehingga penempatannya adalah laid on the
racks in flat formation dengan jumlah Cable Tray sejumlah 1 buah maka KHA
menjadi :
KHA penghantar =0,96 x 205,4 A=197,18 A
Dengan demikian dipilih penghantar
Supreme Cable
NYY 3 x ( 1 x 70 mm ) / Fasa
NYY 2 x ( 1 x 70 mm) / Netral
lapisan konduktif dengan jumlah batang (2) dengan ukuran 20 x 2, dengan suhu
sekitar 30-35C PUIL hal 235 Tabel 6.6-1
Kelompok 4 (600 kVA dengan Demand Factor 0,7)
S=600 kVA x 0,7=420 kVA
I n=
S
420 kVA
=
=638,12 A
3 x V 3 x 380 V
Dengan demikian :
KHA sebenarnya=2 x 430 A=860 A
Faktor Suhu
Faktor koreksi untuk KHA terus menerus pada kabel instalasi tunggal berisolasi
PVC pada suhu keliling 45C adalah :
KHA penghantar =0,79 x 860 A=679,6 A
Faktor Penempatan
Penghantar diletakkan pada cable tray sehingga penempatannya adalah laid on the
racks in flat formation dengan jumlah Cable Tray sejumlah 1 buah maka KHA
menjadi :
KHA penghantar =0,96 x 860 A=825,6 A
Dengan hasil tersebut masih aman karena diatas In minimal, dengan demikian
dipilih penghantar
Supreme Cable
I n=
S
280 kVA
=
=425,41 A
3 x V 3 x 380 V
Dengan demikian :
KHA sebenarnya=2 x 375 A=750 A
Faktor Suhu
Faktor koreksi untuk KHA terus menerus pada kabel instalasi tunggal
berisolasi PVC pada suhu keliling 45C adalah :
KHA penghantar =0,79 x 750 A=592,5 A
Faktor Penempatan
Penghantar diletakkan pada cable tray sehingga penempatannya adalah laid on the
racks in flat formation dengan jumlah Cable Tray sejumlah 1 buah maka KHA
menjadi :
KHA penghantar =0,96 x 592,5 A=568,8 A
S
1250 kVA
=
=1806,3 A
3 x V 3 x 400 V
2 x ( 10 x 63 x 1 ) mm / F
1 x ( 10 x 63 x 1 ) mm / N
S
480 kVA
=
=693,64 A
3 x V 3 x 400 V
I n=
S
280 kVA
=
=404,62 A
3 x V 3 x 400 V
S
240 kV A
=
=346,8 A
3 x V 3 x 400 V
Sesuai dengan data di atas, maka rating pengaman yang dipilih adalah In Rating
Pengaman KHA Minimal Penghantar. Pengaman yang dipilih dengan
spesifikasi :
Compact NS400N 3P
Trip Unit
= STR23 (electronic)
Rated Current = 400 A
Icu
= 36 kA
4. Pengaman Kelompok 4
S=150 kVA x 0,8=120 kVA
I n=
S
120 kVA
=
=1 73,4 A
3 x V 3 x 400 V
= 35 kA
5. Pengaman Utama
S total=S kelompok 1+ S kelompok 2 + Skelompok 3 + S kelompok 4
S total=480 kVA+280 kVA +240 kVA +120 kVA
S total=1120 kVA
I total =I n 1 + I n 2+ I n 3 + I n 4
I total =693,64 A + 404,63 A+348,8 A+173,4 A
I total =1620,47 A
= 2000 A
Breaking Capacity
= 65 kA
Trip Unit
sin=0,988
cos=0,15
Z 1=
U 02 400 2
=
=0,32m
MVA 500
= 1250 kVA
= 400 V
= 17500 W
= 5,5 %
2
Usc U 0
5,5 4002
Z 2=
x
=
x
=7,04 m
100 kVA 100 1250
L 22,5 15
=
x
=0,375 m
A
6
150
U0
400
=
=26,53 kA
3 x Zt 3 x 2,2132 +8,4162
5. Busbar Utama
Busbar Utama menggunkan busbar Isoflexx 2 x ( 10 x 63 x 1 ) mm sepanjang 4
m. Karena pada busbar nilai resistansi diabaikan, maka
R=0
X =0,15 x 4 m=0,6
U0
400
=
=24,87 kA
3 x Zt 3 x 2,2132 +9,016 2
Dengan perhitungan Isc pada masing masing pengaman maka dapat ditentukan
pengaman adalah sebagai berikut :
1. Pengaman Utama : ACB Masterpack NW20H1 + Micrologic 2000A Icu
2.
3.
4.
5.
65 kA
Pengaman Kelompok 1 : MCCB Compact NS800N 800 A Icu 50 kA
Pengaman Kelompok 2 : MCCB Compact NS630N 630 A Icu 50 kA
Pengaman Kelompok 3 : MCCB Compact NS400N 400 A Icu 50 kA
Pengaman Kelompok 4 : MCCB Compact NS250N 250 A Icu 36 kA
tinggi (primer) yaitu 20 KV. Tegangan dasar yang dipakai adalah 20 KV sama
seperti tegangan pada sistem. Hal ini dimaksudkan agar pada tegangan 20 KV
arrester tersebut masih bisa bekerja sesuai dengan karakteristinya yaitu tidak
bekerja pada tegangan maksimum sistem yang direncanakan, tetapi masih tetap
mampu memutuskan arus ikutan dari sistem yang effektif.
Tegangan sistem tertinggi umumnya diambil harga 110% dari harga tegangan
nominal sistem. Pada arrester yang dipakai PLN adalah :
Vmaks
= 110% x 20 KV
= 22 KV, dipilih arrester dengan tegangan teraan 28 KV.
Koefisien Pentanahan
Didefinisikan sebagai perbandingan antara tegangan rms fasa sehat ke
tanah dalam keadaan gangguan pada tempat dimana penangkal petir, dengan
tegangan rms fasa ke fasa tertinggi dari sistem dalam keadaan tidak ada gangguan
Untuk menetukan tegangan puncak (Vrms) antar fasa dengan ground digunakan
persamaan :
Vm
2
Vrms
=
22
2
= 15,5 KV
Dari persamaan di atas maka diperoleh persamaan untuk tegangan
phasa dengan ground pada sistem 3 phasa didapatkan persamaan :
Vrms 2
3
Vm(L - G) =
15,5 2
3
=
= 12,6 KV
12,6 KV
15,5 KV
Koefisien pentanahan
=
= 0,82
Keterangan :
Vm
Vrms
pelepasan, tetapi kenaikan ini sangat dibatasi oleh tahanan linier dari penangkap
petir. Tegangan yang sampai pada arrester :
E=
e
K .e.x
400 KV
0,0006 5 Km
E=
= 133,3 KV
Keterangan :
I
Eo
= tahanan arrester ()
Harga puncak surja petir yang masuk ke pembangkit datang dari saluran
yang dibatasi oleh BIL saluran. Dengan mengingat variasi teganagn flashover dan
probabilitas tembus isolator, maka 20% untuk faktor keamanannya, sehingga
harga e adalah :
e =1,2 x BIL saluran
Keterangan :
BIL
2e Eo
ZR
=
105 KV
2,5KA
=
= 42
2 400 KV 133,3KV
0 42
= 15,8 KA
Keterangan :
E
= jarak perambatan
(25)
Keterangan :
I
Eo
ea
= impedansi surja ()
= tahanan arrester ()
Basic Impuls Insulation Level (BIL) level yang dinyatakan dalam impulse
crest voltage (tegangan puncak impuls) dengan standart suatu gelombang 1,5 x 40
s. Sehingga isolasi dari peralatan-peralatan listrik harus mempunyai karakteristik
ketahanan impuls sama atau lebih tinggi dari BIL tersebut.
yang dibatasi oleh BIL saluran. Dengan mengingat variasi tegangan flasover dan
probabilitas tembus isolator, maka 20% untuk faktor keamanannya, sehingga
harga E adalah :
e =1,2 BIL saluran
e = 1,2 x 150 KV
e = 180 KV
Basic Impuls Insulation Level (BIL) level yang dinyatakan dalam impulse crest
voltage (tegangan puncak impuls) dengan standart suatu gelombang 1,2/50 s.
Sehingga isolasi dari peralatan-peralatan listrik harus mempunyai karakteristik
ketahanan impuls sama atau lebih tinggi dari BIL tersebut. Sehingga dipilih BIL
arrester yang sama dengan BIL transformator yaitu 150 KV
sebagai berikut :
MP
MP
Keterangan :
MP
KIA
BIL
mungkin dengan peralatan yang dilindungi. Jarak arrester dengan peralatan Yang
dilindungi digunakan persamaan sebagai berikut :
Ep
= ea +
2 A x
v
2 4000 KV / s x
300m / s
125
= 133,3 KV+
8,3
= 26,6x
= 0,31 m
jarak
penempatan
arrester
di
atas
digunakan
untuk
di
permukaan
tanah
dengan
menggunakan
kabel
tanah.
BIL
BIL
S PETIR
ARRESTE
TRAF0
(KV)
(125 KV)
KONDISI
KETERANGAN
(150 KV)
Tegangan masih
di bawah rating
120 KV
< 150 KV
<125 KV
Aman
transformator
maupun arrester
Tegangan masih
125 KV
<150 KV
=125 KV
Aman
memenuhi
batasan
keduanya
Tegangan
130 KV
<150 KV
>125 KV
Aman
lebih
diterima arrester
dan dialirkan ke
tanah
Masih
memenuhi batas
150 KV
=150 KV
>125 KV
Aman
tegangan
tertinggi
bisa
200 KV
>150 KV
>125 KV
yang
diterima
Tidak
arrester.
Arrester
aman
transformator
rusak,
rusak
Berdasarkan keterangan diatas maka pemilihan BIL arrester harus
mempunyai kemampuan yang sama atau diatas tegangan BIL petir (150 kV),
sedangkan untuk BIL trafo dapat menggunakan BIL yang lebih rendah yaitu 125
kV.
Oleh karena itu dipilih arrester merk HUBBEELL OHIO BRASS , yang
mempunyai spesifikasi umum sebagai berikut:
Type
Voltage Nominal (Ur)
1,2/50 BIL
: 300620
: 24 kV
: 165 kVcr
Pemilihan Arrester
Dalam hal ini pemilihan arrester yang digunakan untuk sistem tegangan
menengah yaitu arrester katup. Arrester ini terdiri dari atas beberapa sela
percik yang dihubungkan seri dengan resistor tak-linier. Resistor tak linier
mempunyai tahanan yang rendah bila dialiri arus besar dan mempunyai
tahanan yang besar saat dialiri arus kecil. Resistor tak-linier umumnya
digunakan untuk arrester yang terbuat dari bahan silikon karbid. Kerja
arrester ini tidak dipengaruhi keadaan udara sekitar karena sela percik dan
resistor tak-linier keduanya ditempatkan dalam tabung isolasi tertutup.
Buatan
: Elpro
Rated Voltage
: 21 kV
MCOV
: 17 kV
Ref. Voltage
: 21 kV
Arus pelepasan
: 5 kA
Switcing impulse
: 125 A
System pentanahan.
kVA (Trafo)
3 x 20 kV
I co=
1250 kVA
=36,084 A
3 x 20 kV
= 1,5 m
l = 3 m (Jarak)
= 100
1+l 1+3
=
=1,33
l
3
m=
k=
ln x ln 1,33
=
=0,0934
l
1,5
ln
ln
r
0,071
Setelah melihat data data tersebut maka tahanan pentanahannya adalah, dapat
dihitung dengan rumus sebagai berikut :
Rpt=
x k 100 x 0,3956
=
=2,099
2 L
2 3
Rpt = 2,099
Pentanahan Arester
Dalam perencanaan pentanahan ini metode yang digunakan adalah metode
triangle, untuk merencanakan metode pentanahan tersebut diketahui data data
sebagai berikut :
r
= 0,071 m
= 1,5 m
L = 3 m (jarak)
=100 /m
1+ L 1+3
=
=1,33
L
3
m=
k=
ln x ln1,33
=
=0,0934
l
1,5
ln
ln
r
0,071
x k 100 x 0,3956
=
=2,099
2 L
2 3
Karena pada arrester tahanan maksimum adalah 1 ohm sedangkan hasil yang
di dapat 2,099
2,099
=0,699 memenuhi syarat
3
Pentanahan titik netral trafo, Panel MDP, Body Genset, Panel Genset
Pada pentanahan titik netral trafo, Panel MDP, Body Genset, Panel Genset
harus mempunyai tahanan maksimum 5 ohm. Dalam pentanahan ini,
menggunakan pentanahan sistem triangle. Diket :
r
= 0,071 m
= 1,5 m
L = 3 m (jarak)
=100 /m
1+ L 1+3
=
=1,33
L
3
m=
k=
ln x ln1,33
=
=0,0934
l
1,5
ln
ln
r
0,071
x k 100 x 0,3956
=
=2,099
2 L
2 3
PEMILIHAN GENSET
Daya Genset
Tenaga yang dicadangkan adalah sebesar 60%, jadi:
Daya Genset : 60% x Beban Total
: 60% x 1400
: 840 kVA
Jadi dipilih Genset dengan kapasitas sebesar 900 kVA, dimana pada
catalog tidak terdapat genset dengan daya 840 kVA. (lihat lampiran
halaman )
Rating Pengaman Genset
900 kVA
=
=1299 A
3 x 400
Untuk rating maksimal
2,5 x
2,5 x 1299
3247,5 A
Pengaman ACB yang dipilih adalah ACB TYPE NW16 1600A Icu
sebesar 50 kA
(lihat lampiran halaman)
Penghantar
KHA=1,25 x
KHA=1,25 x 1299
KHA=1623,8 A
Penghantar untuk Genset dipasang dengan catatan :
1. Menggunakan penghantar NYY 5 x ( 1 x 185 mm )
2. Suhu keliling penghantar adalah 35
3. Penghantar diletakkan pada Cable Tray dengan sirkulasi udara.
Menggunakan kabel NYY merk SUPREME 5 x ( 1 x 185 mm ) dengan
KHA 490A maka :
KHA sebenarnya=5 x 490 A=2450 A
Suhu keliling penghantar adalah 35 , maka KHA penghantar menjadi :
KHA=0,93 x 2450=2278,5 A
Dan penghantar diletakkan di Cable Tray dengan sirkulasi udara, maka KHA
menjadi:
Busbar
KHA = 1623,8 A
Maka dipilih busbar 5 x ( 8 x 80 x 1 ) dengan KHA 1766 A
PEMILIHAN ATS
Jika sumber dari PLN mati maka Genset harus segera menyala untuk
menggantikan sumber PLN. Dan demikian juga sebaliknya apabila tiba tiba
sumber PLN masuk maka Genset harus segera off, karena genset dan PLN tidak
boleh bekerja secara bersamaan. Apabil sumber PLN dan genset masuk bersamaan
maka akan terjadi kerusakan. Oleh karena itu diperlukan sistem interlocking
antara PLN dan Genset. Dalam perencanaan alat ini, alat yang digunakan adalah
ATS. ATS merupakan alat yang digunakan atau alat yang dapat mentransfer atau
memindah secara otomatis antara PLN dan Genset. Sehingga lebih memudahkan
dalam pengoperasian karena lebih cepat dan menghindarkan terjadinya kerusakan
yang diakibatkan PLN dan Genset bekerja bersama sama.
Daya ATS yang digunakan dipilih yang sama dengan daya genset
yaitu 900 kVA.
=
900
=1299 A
3 x 400
= CATERPILLAR
Ampere rating
Pole
= 1600 A
= 3 Poles
PEMILIHAN UPS
1.
Daya UPS
Digunakan beban prioritas pada Cabang 1 karena pada cabang tersebut
diusahakan agar saat sumber dari PLN mati Cabang tersebut masih tetap
beroperasi sebelum sumber dipindah ke genset, sehingga :
Daya Beban Prioritas = Cabang 1 = 600 kVA
: CATERPILLAR
Tipe
Kapasitas
Tegangan Input
: 400 V
2. Penghantar UPS
=
500
=759,6 A
3 x 380
KHA=1,25 x
KHA=1,25 x 759,6
KHA=949,5 A
Penghantar untuk Genset dipasang dengan catatan :
1. Menggunakan Penghantar NYY 3 x ( 1 x 150 mm )
2. Suhu keliling Penghantar adalah 35
3. Penghantar diletakkan dengan kabel Tray dengan sirkulasi udara.
Kabel yang digunakan NYY di udara 150 mm2 dengan KHA 430 A
Jumlah kabel=
949,5
=2,2 3 Penghantar
430
maka :
KHA sebenarnya=3 x 430=1290 A
Suhu keliling penghantar adalah 30, maka KHA penghantar menjadi
KHA=0,93 x 1290=1199,7 A
Penghantar diletakkan di kabel tray dengan sirkulasi udara, maka KHA
menjadi
KHA=0,96 x 1199,7=1151 A
Supreme Cable
Sepatu kabel untuk kabel NYY 150 mm2 digunakan dengan ukuran diameter
E13 dan Mur dan baut dipilih dengan ukuran 7/16 inchi. (Lebih lengkap lihat
katalog)
terdiri
dari
incoming,
metering
dan
outgoing.
Pada
1. INCOMING (IMC)
Terdiri atas LBS (load break switch), coupling kapasitor dan CT
LBS
Ialah pemutus dan penyambung tegangan dalam keadaan
berbeban, komponen berbeban terdiri atas beberapa fungsi
yaitu:
1. Earth Switch
2. Disconnect Switch
3. Load Break Switch
Untuk meng-energized, proses harus berurutan (1-2-3) dan
memutus beban harus dengan urutan kebalikan (3-2-1).
kVA trafo
x 115
3 x 20
1250
x 115
3 x 20
=41,49 A
Maka dipilih LBS pada rated voltage 24 kV untuk unit IMC 630
A.
Coupling Capasitor
Dalam penandaan kubikel membutuhkan lampu tanda dengan
tegangan kerja 400 kV. Karena pada kubikel mempunyai
tegangan kerja 20 kV, maka tegangan tersebut harus
diturunkan hingga 400 V menggunakan coupling capasitor
dengan 5 cincin.
Current Transformator (CT)
2. METERING (CM)
Fuse
Fuse yang digunakan pada kubikel metering tergantung dari
tegangan kerja dan transformator yang digunakan. Setelah
melihat tabel seleksi fuse (katalog kubikel), fuse CF dengan
rating 100 A (standart DIN).
Heater 150 W
Heater digunakan sebagai pemanas dalm kubikel. Sumber
listrik heater ini berdiri sendiri 220 V-AC. Difungsikan untuk
menghindari flash over akibat embun yang ditimbulkan oleh
kelembaban di sekitar kubikel.
Terdiri atas:
SF1 atau SF set circuit breaker (CB with SFG gas)
Pemutus dari earth switch
Three phase busbar
Circuit breaker operating mechanism
Dissconector operating mechanism CS
Voltage indicator
Three ct for SF1 CB
Aux- contact on CB
Connections pads for ary-type cables
Downstream earhting switch.
Dengan aksesori tambahan:
Aux contact pada disconnector
Additional enclosure or connection enclosure for cabling from
above
Proteksi menggunakan stafimax relay atau sepam progamable
Pada pemilihan LBS untuk unit DM1-1 maka dipilih LBS pada rated
voltage 24 kV untuk unit DM1-A 20 kA.
Pemilihan CT untuk unit DM1 yaitu : Transformer ARJP1/N2F
dengan spesifikasi
PERHITUNGAN KAPASITOR
Total Beban Keseluruhan
= 950kVA
Power Faktor
= 0,65
Perhitungan pemakaian
Pemakaian perbulan = 10jam / hari x 30 hari x 617,5 kW
= 185.250 kWh
Batas kVARh yang dibebaskan PLN
= 0,62 x 185.250
= 114.855 kWh
Perhitungan Investasi
Tanpa Kompensasi
cos = 0,65 maka tan = 1,17
Daya reaktif terpakai
= daya beban x tan
= 617,5 x 1,17
= 722,475 kVAR
Pemakaian daya reaktif / bulan
= 722,475 x 10jam / hari x 30 hari
= 216.742,5 kVARh
Denda kelebihan pemakaian daya reaktif
= (216.742 - 114.855) x Rp. 573
= Rp. 58.381.251,- / bulan
Dengan Kompensasi
cos = 0,95 maka tan = 0,33
Daya reaktif terpakai
= daya beban x tan
= 617,5 x 0,33
= 203,775 kVAR
Pemakaian daya reaktif / bulan
= 203, 775 x 10jam / hari x 30 hari
= 61.132,5 kVARh
Denda kelebihan pemakaian daya reaktif
= (61.132,5 - 114.855) x Rp. 573
= negatif
110 x 10
3 x 400
=158,8 A
550 x 10
3 x 400
=793,8 A
I pengaman utama = In x 150% = 793,8 x 1,5 = 1190,7 A
Jadi pengamna utama kapasitor menggunakan ACB MASTERPACT