Anda di halaman 1dari 7

STASE ORTHOPAEDI

Pemeriksaan ortopaaedi yang penting adalah :


LOOK, FEEL,MOVE
Ankilosis ( Kekakuan Sendi) disebabkan oleh
faktor intraartikuler dan ekstraartikuler.
- Intraartikuler : Kelainan/kerusakan dari
tulang rawan yang menyebabkan
kerusakan tulang subkondral, ligamen
dan kapsul sendi.
- Ekstraartikuler : Oleh karena otot atau
kulit.
Rontgen dilakukan minimal dua proyeksi yaitu
AP atau AP dan Lateral.
Ada lima stadium penyembuhan tulang, yaitu :
1) Pembentukan Hematoma
Pembuluh darah robek dan terbentuk
hematoma disekitar daerah fraktur. Selsel darah membentuk fibrin guna
melindungi tulang yang rusak dan
sebagai tempat tumbuhnya kapiler baru
dan fibroblast. Stadium ini berlangsung
24-48 jam dan perdarahan berhenti sama
sekali.
2) Proliferasi seluler
Dalama beberapa hari terbentklah tulang
baru yang menggabungkan kedua
fragmen tulang yang patah. Fase ini
berlangsung selama 8 jam
setelah
fraktur sampai selesai, tergantung
farkturnya.
3) Pembentukkan Kallus
Pembentukan
dipengaruhi
osteoblast dan osteoclast.

oleh

4) Stadium konsolidasi
Proses berlangsung dengan lambat dan
perlu beberapa bulan sebelum tulang
kuat untuk membawa beban yang
normal.
5) Stadium Remodelling

Tahap akhir ini memakan waktu


beberapa bulan dan diperankan oleh
osteoklas. Dalam fase ini, tulang terus
menjadi kompak dan kembali ke bentuk
semula. Dan juga aliran darah di area
juga kembali. Ketika remodeling sudah
adekuat (kekuatan tulang akan diperoleh
kira-kira 3-6 bulan)
KLASIFIKASI FRAKTUR PUSAT
PERTUMBUHAN (EPIPHYSEAL
PLATE FRACTURE) MENURUT RANG

Klasifikasi Neoplasma Tulang


1. Fraktur
adalah
terputusnya
diskontinuitas struktur tulang.
2. Fraktur torus (buckle) adalah fraktur
yang mengelilingi tulang itu tapi tidak
komplit. Biasanya di daerah metafisis
radius distal.
3. Fraktur greenstick adalah fraktur
inkomplit pada satu sisi kortek saja dan
biasanya pada anak-anak karena
tulangnya masih fleksibel
4. Fraktur kominutif adalah fraktur yang
terdiri dari tiga atau lebih fragmen.
5. Fraktur oblik yaitu fraktur dengan garis
fraktur membentuk sudut 30 derajat atau
lebih dengan aksis panjang tulang
6. Fraktur spiral adalah fraktur yang
disebabkan oleh trauma rotasi sehingga
garis fraktumya memutar.
7. Fraktur transversal yaitu fraktur yang
mempunyai garis fraktur membentuk
sudut kurang dari 30 derajat.
8. Penyambungan primer (primary bone
healing) adalah penyambungan ujungujung fragmen terjadi akibat hasil
reposisi yang anatomis dengan fiksasi
kaku.
9. Penyambungan sekunder (secondary
bone
healing)
adalah
proses
penyambungan
fraktur
dengan
pembentukan kalus dan diakhiri dengan
proses remodeling.
10. Pusat
pertumbuhan
(Physis
/
epiphyseal
plate)
adalah
daerah
pertumbuhan tulang pada tulang
immature.

1. PRIMER
Kelainan tulang reaktif
a. Osteogenik
1) osteoma osteoid
2) osteoblastoma benigna
b. kolagenik
1) defek kortikal subperiosteal
2) fibroma nonosteogenik
Hamartoma
a) osteogenik
1) osteoma
2) osteokondroma
b) kondrogenik
1) enkondroma
c) kolagenik
1) angioma
2) kista tulang aneurisma
Neoplasma tulang sejati
a) osteogenik
1) osteosarkoma
2) sarkoma periost
b) kondrogenik
1) kondroblastoma benigna
2) fibroma kondromiksoid
3) kondrosarkoma
c) kolagenik
1) fibrosarkoma
2) angiosarkoma
d) mielogenik
1) mieloma sel plasma
2) tumor Ewing
3) sarkoma sel retikulum
4) penyakit Hodgkin
e) osteoblastoma (tumor sel raksasa)
2. SEKUNDER/METASTATIK
3. NEOPLASMA STIMULATING
LESIONS:
a. Simple bone cyst
b. Fibrous dysplasia
c. Eosinophilic granuloma
d. Brown tumor/hyperparathyroidism

Kalsifikasi fraktur terbuka paling sering


digunakan menurut Gustillo dan Anderson
(1976), yang menilai fraktur terbuka
berdasarkan
mekanisme
cedera,
derajat
kerusakan jaringan lunak, konfigurasi fraktur
dan derajat kontaminasi. Kalsifikasi Gustillo ini
membagi fraktur terbuka menjadi tipe I, II, dan
III :
TIPE
I
II
III

BATASAN
Luka bersih dengan panjang luka < 1
cm
Panjang luka >1 cm tanpa kerusakan
jaringan lunak yang berat
Kerusakan jaringan lunak yang berat
dan luas, fraktur segmental terbuka,
trauma amputasi, luka tembak
dengan kecepatan tinggi, fraktur
terbuka di pertanian, fraktur yang
perlu repair vaskulr dan fraktur yang
lebih dari 8 jam setelah kejadian.

Keterangan :
Tipe I berupa luka kecil kurang dari 1
cm akibat tusukan fragmen fraktur dan
bersih. Kerusakan jaringan lunak sedikit
dan fraktur tidak kominutif. Biasanya
luka tersebut akibat tusukan fragmen
fraktur atau in-out.
Tipe II terjadi jika luka lebih dari 1 cm
tapi tidak banyak kerusakan jaringn
lunak dan fraktur tidak kominutif.
Tipe III dijumpai kerusakan hebat
maupun kehilangan cukup luas pada
kulit, jaringan lunak dan putus atau
hancurnya
struktur
neurovaskuler
dengan kontaminasi, juga termasuk
fraktur segmental terbuka atau amputasi
traumatik.
Kalsifikasi ini juga termasuk trauma luka
tembak dengan kecepatan tinggi atau
high velocity, fraktur terbuka di pertanian,
fraktur yang perlu repair vaskulr dan fraktur
yang lebih dari 8 jam setelah kejadian.
Kemudian Gustillo membagi tipe III menjadi
subtipe, yaitu tipe IIIA, IIIB, dan IIIC :

TIPE
IIIA

IIIB

IIIC

BATASAN
Periostenum masih membungkus
fragmen fraktur dengan kerusakan
jaringn lunak yang luas
Kehilangan jaringn lunak yang luas,
kontaminasi
berat,
periostenal
striping atau terjadi bone expose
Disertai kerusakan arteri yang
memerlukan repair tanpa melihat
tingkat kerusakan jaringn lunak

Keterangan :
Tipe IIIA terjadi apabila fragmen fraktur
masih dibungkus oleh jaringan lunak,
walaupun adanya kerusakan jaringan
lunak yang luas dan berat.
Tipe IIIB terjadi pada fragmen fraktur
tidak dibungkus oleh jaringn lunak,
sehingga tulang terlihat jelas atau bone
expose, terdapat pelepasan periosteum,
fraktur kominutif. Biasanya disertai
kontaminasi masif dan merupakan
trauma high energy tanpa memandang
luas luka.
Tipe IIIC terdapat trauma pada arteri
yang membutuhkan perbaikan agar
kehidupan
bagian
distal
dapat
dipertahankan tanpa memandang derajat
kerusakan jaringan lunak.

Pemeriksaan radiologis bertujuan


untuk menentukan keparahan kerusakan tulang

dan jaringn lunak yang berhubungn dengan


derajat energi dari trauma itu sendiri.
Untuk menghindari kesalahan maka dikenal
formulasi hukum dua, yaitu ;
1. Dua pandangan
Fraktur atau dislikasi mungkin tidak
terlihat pada film rontgentunggal, dan
sekurang-kurangnya harus dilakukan dua
sudut pandang (anteroposterior dan
lateral).
2. Dua sendi
Pada lengan bawah atau kaki, satu tulang
dapat mengalami fraktur dan angulasi.
Tetapi, angulasi tidak mungkin terjadi
kecuali kalau tulang yang lain juga
patah, atau suatu sendi mengalami
dislokasi. Sendi-sendi di atas dan di
bawah fraktur keduanya harus disertakan
pada foto rontgen.
3. Dua tungkai
Pada rontgen tulang anak-anak epifisis
yang normal dapat mengacaukan
diagnosis fraktur. Foto pada tungkai
yang tidak cedera akan bermanfaat.
4. Dua cedera
Kekuatan
yang
hebat
sering
menyebabkan cedera pada lebih dari satu
tingkat. Karena itu, bila ada fraktur pada
kalkaneus atau femur, perlu juga diambil
foto rontgen pada pelvis dan tulang
belakang.
5. Dua kesempatan
Segera setelah cedera, suatu fraktur
(skafoid karpal) mungkin sulit dilihat.
Kalau ragu-ragu, sebagai akibat resorpsi
tulang, pemeriksaanlebih jauh 10-14 hari
kemudian dapat memudahkan diagnosis.

Terapi antibiotik dan anti tetanus serum


(ATS) fraktur terbuka.

Pemberian
antibiotik
sebaiknya
diberikan segera mungkin setelah terjadinya
trauma. Antibiotik adalah yang berspektrum
luas, yaitu sefalosporin generasi I (cefazolin 1-2
gram)
dan
dikombinasikan
dengan
aminoglikosid (gentamisin 1-2 mg/kgBB tiap 8
jam) selama 5 hari.
Pada penderita yang belum pernah
mendapat imunisasi anti tetanus dapat diberikan
gemaglobulin anti tetanus manusia dengan dosis
250 unit pada penderita diatas usia 10 tahun dan
dewasa, 125 unit pada usia 5-10 tahun dan 75
unit pada anak dibawah 5 tahun. Dapat pula
diberikan serum anti tetanus dari binatang
dengan dosis 1500 unit dengan tes subkutan0,1
selama 30 menit. Jika telah mendapat imunisasi
toksoid tetanus (TT) maka hanya diberikan 1
dosis boster 0,5 ml secara intramuskular.

Osteoartritis (OA) merupakan penyakit


degenerasi pada sendi yang melibatkan

kartilago, lapisan sendi, ligamen, dan tulang


sehingga menyebabkan nyeri dan kekakuan
pada sendi.
Klasifikasi osteoartritis menurut Kellgren dan
Flawrence :

Farmakoterapi
1. Analgesik / anti-inflammatory agents
COX-2 memiliki efek anti inflamasi spesifik.
Keamanan dan kemanjuran dari obat anti
inflamasi harus selalu dievaluasi agar tidak
menyebabkan toksisitas.
Contoh: Ibuprofen : untuk efek antiinflamasi
dibutuhkan dosis 1200-2400mg sehari.
Naproksen : dosis untuk terapi penyakit sendi
adalah 2x250-375mg sehari. Bila perlu
diberikan 2x500mg sehari.
2. Glucocorticoid
Injeksi glukokortikoid intra artikular dapat
menghilangkan efusi sendi akibat inflamasi.
Contoh: Injeksi triamsinolon asetonid
40mg/ml suspensi hexacetonide 10 mg atau
40 mg.
3. Asam hialuronat
4. Kondroitin sulfat
5. Injeksi steroid seharusnya digunakan pada
pasien dengan diabetes yang telah
hiperglikemia. Setelah injeksi kortikosteroid
dibandingkan
dengan
plasebo,
asam
hialuronat, lavage (pencucian sendi), injeksi

kortikosteroid dipercaya secara signifikan


dapat menurunkan nyeri sekitar 2-3 minggu
setelah penyuntikan (Nafrialdi dan Setawati,
2007).

Anda mungkin juga menyukai