Anda di halaman 1dari 8

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN DIARE

A. PENGKAJIAN (TANGGAL 24 OKTOBER 2014)


I. Data Umum
1. Nama KK
: Bapak Bambang (Umur 38 tahun)
2. Alamat
: Jl. Martapura RT.10 RW.03
3. Pekerjaan KK
: Guru SD
4. Pendidikan KK
: D3
5. Komposisi keluarga
N
o
1

Nama

J.Kelami

Hub.

Ny. Maya

n
P

dg. KK
Istri

Umur
36

Pend

Pekerjaa

Status

SMA

n
Berjualan

Kes.
Sehat

makanan
2
3

Roni
Haza

L
P

Anak
Anak

11
7

SMP

ringan
Masih

Sehat

SD

sekolah
Masih

Aktual

sekolah
Genogram:

6.
7.
8.
9.

Tipe keluarga
: Keluarga inti
Kewarganegaraan/Suku Bangsa
: Indonesia/Banjar
Agama
: Islam
Status sosial ekonomi keluarga
:
Penghasilan keluarga 450.000,- per bulan yang diperoleh dari hasil kerja Pak
Bambang, usaha Bu Maya berjualan makanan ringan di depan rumah dengan
penghasilan Rp 6.000,- per hari. Menurut pengakuan keluarga, penghasilan yang ada
cukup untuk memeuhi kebutuhan hidup sehari-hari dan kebutuhan sekolah anak.

10. Kebutuhan rekreasi keluarga

Anak-anak biasa bermain di depan rumah dan menonton tv. Sesekali keluarga
mengunjungi kelampayan untuk ziarah. Keluarga mengatakan merek berlibur kepantai
saat liburan kenaikan kelas.
II. Riwayat tahap perkembangan keluarga
1. Tahap perkembangan keluarga saat ini: Keluarga dengan anak usia sekolah.
2. Tugas perkembangan keluarga yang belum terpenuhi :
Tidak ada tugas perkembangan keluarga sampai saat ini yang belum terpenuhi.
3. Riwayat kesehatan keluarga inti
:
Anak yang kedua, status imunisasinya lengkap, tapi sudah beberapa bulan belakangan
ini sering terkena diare, menurut keluarga anaknya jajan sembarangan di rumah.
Tekanan darah Pak Bambang saat ini masih normal yaitu 130/90 diperiksa sebulan
sekali di puskesmas. Bu Bambang saat ini dalam keadaan sehat dan juga anak
pertamanya, status imunisasinya saat balita lengkap semua dengan memanfaatkan
puskesmasyang ada di dekat rumah (200 m dari rumah).
4. Riwayat kesehatan sebelumnya
:
Kakak Pak Bambang telah meninggal 3 tahun lalu secara mendadak akibat serangan
jantung.
III. Keadaan Lingkungan
1. Karakteristik rumah
:
Luas rumah yang mereka tinggali 70 m2 (lebar 7 m panjang 10 m), terdiri dari 2
kamar tidur, ruang tamu, dapur di ruang terpisah dari rumah, tepi bangunan rumah
adalah semi permanen. Keadaan lantai terbuat dari keramik, dinding dari kayu,
jendela ada 2 dan sinar matahari dapat masuk sedikit, jendela kamar tidak ada tetapi
diberi genting kaca. Sumber air minum yang digunakan berasal dari air sumur gali
milik bersama. WC yang dimiliki tidak ada pembuangannya sehingga langsung
mengalir ke sungai di belakang rumah. Kebiasaan mencuci peralatan masak di sungai
belakang rumah karena airnya mengalir deras, dan mudah mencucinya.
Denah rumah
:
Wc
Tanah kosong
Dapur

Hlm. samping
Kamar tdr 1
Kamar tdr 2
Hlm. samping

Ruang tamu

Kios kecil

2. Karakteristik tetangga dan komunitas RW :


Tetangga sebelah kanan dan kiri rumah selalu memperhatikan keadaan kesehatan
anak terutama saat sakit, bisanya tetangga memberi makanan hangat untuk keluarga
bapak Bambang.

3. Mobilitas keluarga
:
Keluarga ini pernah sekali pindah rumah. Dulu mereka mengontrak di rumah yang
agak jauh dari sungai, dan sudah 5 tahun ini tinggal di rumah sendiri. Pak Bambang
bekerja dari pagi hingga siang. Saat dirumah Pak R membantu istri menjaga kios
kecil di depan rumah mereka. Anak mereka sekolah dari pagi hingga siang.
4. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat :
Keluarga ini sering mengikuti kerja bakti di lingkungan rumahnya dengan warga
lainnya. Ibu R aktif dalam kegiatan RW membuat bunga hias dari plastik bersama
ibu-ibu lain. Anaknya mengaji di langgar dekat rumah setiap sore.
5. Sistem pendukung keluarga
:
Yang merawat anak ketika sedang sakit ibu R dibantu Bapak R. Pak R mengatakan
memiliki sedikit simpanan untuk tabungan naik haji. Biaya periksa ke puskesmas
gratis karena telah memiliki kartu askes. Jarak rumah dengan puskesmas 200 m.
IV. Struktur keluarga
1. Pola komunikasi keluarga
:
Keluarga mengatakan komunikasi dilakukan secara musyawarah. Bapakdan Ibu R
jarang memarahi anaknya, karena sejak kecil anak mereka dibina untuk menjadi anak
yang patuh dengan orang tua. Tetapi, mereka sesekali menegur dengan tegas, apabila
anak mereka berbuat kesalahan.
2. Struktur peran keluarga
:
Pak R mengerti posisinya sebagai kepala keluarga yang harus bertanggung jawab
terhadap kehidupan keluarganya. Istrinya berprofesi sebagai ibu rumah tangga dan
anggota majelis talim di wilayah dekat rumahnya. Anaknya bermain seperti layaknya
anak seumurnya.
3. Nilai dan norma keluarga
:
Nilai dan norma yang berlaku di keluarga menyesuaikan dengan nilai agama yang
dianut dan norma yang berlaku di lingkungannya. Anaknya yang sakit dianggap
sebagai bagian dari keteledoran orang tua dalam merawat anaknya, keluarga lebih
mengedepankan pengobatan herbal seperti pucuk daun jambu biji dihaluskan dan
diperas airnya.
V. Fungsi keluarga
1. Fungsi afeksi
:
Pak R dan Bu R bekerjasama dalam mendidik anak-anaknya yang masih belia. Pak R
mengajarkan kepada anak sulung untuk dapat menjaga adiknya saat Pak R dan Bu R
tidak di rumah. Bu R mengajarkan anak sulungnya agar dapat membantu di rumah
meski hanya sekedar mencuci piring makannya sendiri. Sikap saling menghormati dan
sopan santun tetap diajarkan kepada anak-anaknya.
2. Fungsi sosial
:

Keluarga mengajarkan anak-anaknya agar menjaga nama baik keluarga selama di luar
rumah dan mengajarkan berprilaku sesuai degan ajaran agama yang dianutnya.
3. Fungsi perawatan kesehatan
:
a. Mengetahui kemampuan keluarga mengenal masalah kesehatan.
Keluarga mengatakan bahwa sakit yang di alami anaknya adalah diare karena
sering buang air besar dan kotorannya encer. Bu Maya mengatakan ia dan keluarga
belum mengetahui penyebaran diare. Pak Bambang mengatakan bahwa ia tidak
tahu bahwa hipertensi bisa diturunkan.
b. Mengetahui kemampuan keluarga mengambil keputusan.
Keluarga berupaya mencari pelayanan kesehatan terutama puskesmas saat ada
anggota keluarga yang sakit. Biasanya keluarga Pak R direkomendasikan oleh
tetangganya untuk berobat ke puskesmas di dekat rumah mereka.
c. Mengetahui sejauh mana kemampuan keluarga merawat anggota keluarga yang
sakit.
Keluarga saling bergantian menjaga anggota keluarga yang sakit. Keluarga belum
mengerti mengenai penyebaran/ penularan diare sehingga membatasi saat ada
teman anaknya yang hendak berkunjung. Yang merawat anak bungsu setiap
harinya adalah Ibu dibantu anak sulungnya dan bergantian dengan Pak saat pulang
bekerja.
d. Mengetahui kemampuan keluarga dalam memodifikasi lingkungan.
Keluarga membuat ramuan sendiri dari daun jambu biji untuk membantu
menngurangi sakit yang di derita anaknya selain mendapatkan obat dari tempat
pelayanan kesehatan.
e. Mengetahui kemampuan keluarga menggunakan fasilitas pelayanan kesehatan
Keluarga menggunakan fasilitas pelayanan kesehatan saat ada anggota keluarga
mereka yang sakit. Keluarga dapat dengan mudah menjangkau fasilitas kesehatan
karena berdekatan dengan rumahnya. Keluarga belum mampu memanfaatkan
fasilitas kesehatan yang ada untuk menunjang/memberi upaya preventif terhadap
suatu penyakit yang mungkin dapat di derita oleh slah satu anggota keluarga.
4. Fungsi reproduksi
:
Keluarga mengatakan tidak ingin memiliki anak lagi. Bu R mengatakan usianya sudah
tak muda lagi.
5. Fungsi ekonomi
:
Menurut pengakuan keluarga, penghasilan cukup memenuhi kebutuhan sehari-hari dan
kebutuhan sekolah anak. Namun, dikala warung sepi, penghasilan akan digunakan se
efesien mungkin.
VI. Stres dan koping keluarga
1. Stresor yang dimiliki

sejak beberapa hari ini, anak bungsu mereka menderita diare dan harus bolak balik ke
WC. Tak jarang Bu R harus menutup warungnya karena disibukkan mengurus
anaknya.
2. Kemampuan keluarga berespon terhadap stresor :
keluarga saling membantu, yaitu saat Pak R pulang bekerja, ia menjaga anak
bungsunya dan Bu R dibantu anak sulungnya kembali membuka toko untuk berjualan
demi menambah penghasilan keluarga.
3. Strategi koping yang digunakan
:
keluarga melibatkan semua anggota keluarga dalam mengambil keputusan dan saling
bekerjasama.
4. Strategi adaptasi yang disfungsi
:
Keluarga belum memahami kondisi anaknya yang mulai kesepian di rumah karena
sakit dan tidak bersekolah. Bu R kadang melarang temannya untuk menjenguk
anaknya dengan alasan takut tertular.
VII.Pemeriksaan Fisik
Melakukan pemeriksaan fisik pada seluruh anggota keluarga, terutama difokuskan ke
klien.
VIII. Harapan keluarga
Keluarga berharap anaknya dapat segera sembuh agar semua kembali seperti semula.

B. DIAGNOSIS KEPERAWATAN KELUARGA


a) Analisis data
b) Rumusan diagnosis keperawatan
1. Gangguan pola eliminasi : diare, b.d ketidakmampuan keluarga untuk merawat
masalah kesehatan anggota keluarga yang sakit
2. Kekurangan volume cairan dan elektrolit b.d ketidakmampuan keluarga merawat
anggota keluarga yang sakit
3. Resiko hambatan interaksi sosial pada anak b.d ketidakmampuan keluarga
mengenal penularan penyakit diare
4. Resiko tinggi terjadinya penyakit diare ulang b.d ketidakmampuan keluarga
mengenal penularan penyakit diare
5. Resiko Pak Bambang terkena hipertensi b.d ketidakmampuan keluarga mengenal
proses perjalanan penyakit.
c) Skoring diagnosis keperawatan
1. Kekurangan volume cairan dan elektrolit b.d ketidakmampuan keluarga merawat
anggota keluarga yang sakit
No
1
2

Kriteria
Sifat masalah
- Tidak sehat
Kemungkinan masalah dapat

Skor
3/3 x 1 = 1
2/2 x 2 = 2

Pembenaran
Saat inspeksi mata
anak tampak cekung
Perawat dapat

diubah
- Mudah

Potensial masalah dapat dicegah


- Tinggi

3/3 x 1 = 1

Menonjolnya masalah
- Masalah berat, harus segera
ditangani
Total skor

2/2 x 1 = 1

berkolaboraborasi
dengan keluarga
untuk memberi
minum yang cukup
Keluarga memiliki
sumber yang air
minum yang cukup
Bu Maya
mengatakan anaknya
terlihat cekung dan

2. Gangguan pola eliminasi : diare, b.d ketidakmampuan keluarga untuk merawat


masalah kesehatan anggota keluarga yang sakit
No
1

Kriteria
Sifat masalah
- Tidak sehat

Skor
3/3 x 1 = 1

Kemungkinan masalah dapat


diubah
- Mudah

2/2 x 2 = 2

Potensial masalah dapat dicegah


- Cukup

2/3 x 1 = 2/3

Menonjolnya masalah
- Masalah berat, harus segera
ditangani

2/2 x 1 = 1

Total skor

4 2/3

Pembenaran
Anak sering buang
air besar diwaktu
yang tak terduga
Perawat dapat
berkolaborasi
dengan keluarga
dengan penggunaan
oralit dan obat
herbal
Keluarga belum
memahami
penularan penyakit
diare
Bu Maya mengeluh
karena anaknya
sering buang air
besar.

3. Resiko hambatan interaksi sosial pada anak b.d ketidakmampuan keluarga


mengenal penularan penyakit diare
No
1

Kriteria
Sifat masalah
- Ancaman kesehatan

Skor
2/3 x 1 = 2/3

Kemungkinan masalah dapat


diubah
- Mudah
Potensial masalah dapat dicegah

2/2 x 2 = 2

3/3 x 1 = 1

Pembenaran
Kakak Roni
mengatakan adiknya
kesepian
Perawat
memberitahu proses

- Tinggi
Menonjolnya masalah
- Masalah tidak dirasakan
Total skor

0
3 2/3

4. Resiko tinggi terjadinya penyakit diare ulang b.d ketidakmampuan keluarga


mengenal penularan penyakit diare
No
1

Kriteria
Sifat masalah
- Ancaman kesehatan

Skor
2/3 x 1 = 2/3

Kemungkinan masalah dapat


diubah
- Sebagian

x2=1

Potensial masalah dapat dicegah


2/3 x 1 = 2/3
- Cukup
Menonjolnya masalah
x1=
- Ada masalah tapi tidak perlu
ditangani
Total skor
2 5/6

Pembenaran
Apabila tidak
diatasi, anak
beresiko terkena
penyakit diare lagi
Perlu biaya untuk
membuat septiktank
sendiri dan juga
sumber air sendiri

5. Resiko Pak Bambang terkena hipertensi b.d ketidakmampuan keluarga mengenal


proses perjalanan penyakit.
No
1

Kriteria
Sifat masalah
- Ancaman kesehatan

Skor
2/3 x 1 = 2/3

Kemungkinan masalah dapat


diubah

x2=1

Pembenaran
Karena keluarga
memiliki riwayat
hipertensi
Karena keluarga
tidak terlalu

Sebagian

Potensial masalah dapat dicegah


- Sebagian

2/3 x 1 = 2/3

Menonjolnya masalah
- Masalah tidak dirasakan

Total skor

2 1/3

mengetahui tentang
penyakit hipertensi
dan penularannya
Pengetahuan
keluarga Bapak R
tentang hipertensi
tidak terlalu banyak
Keluarga Bapak R
menganggap itu
masih belum tentu
terjadi dan tidak
mengkhawatirkan
hal itu

Anda mungkin juga menyukai