PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN
Obstructive sleep apnea (OSA)
adalah
suatu
penyakit
yang
mulai
laki-laki
atau
perempuan
B. ETIOLOGI
Menurut Downey, Ralph et. Al (2016), penyebab OSA melibatkan tiga faktor, yaitu
faktor struktural dan nonstruktural, termasuk faktor genetik.
Faktor Struktural
1.
Faktor
yang
dengan
berhubungan
anatomi
tulang
kraniofasial
yang
terhadap
kolapsnya
faring
saat tidur:
a. Variasi anatomi bawaan
(elongasi wajah, kompresi
wajah posterior).
b. Retrognatia
dan
mikrognatia
c. Hipoplasia mandibula.
d. Bentuk
kepala
Brachysefalik
peningkatan
Terkait
AHI
OSA
memiliki resiko 2 4x
2.
line-derived
neurotrophic
faktor
(GDNF)
mendengkur
dengan EDS
j. Posisi tidur terlentang
k. Tidur rapid-eye movement
(REM)
2. Kondisi lain terkait OSA:
a. Hipotiroidisme dikaitkan
pada
serotonin
2a
berdampak
peningkatan
inferior
adenotonsillar,
wanita)
Faktor
struktural
pada
yang
dan
neurologis
meliputi
uvula
dan
sindrom
kegagalan
otonom seperti sindrom
ShyDrager
c. Stroke
d. Akromegali
e. Paparan
lingkungan,
asap,
iritasi
yang
retropalatal
otot,
meliputi
(terutama
stenosis.
Faktor
faring.
b. Sindrom
dengan
lengkungan
3.
penenang.
h. Merokok
i. Kebiasaan
dengan
kulit
2.
OSA:
a. Kegemukan (obesitas).
b. Distribusi lemak sentral.
c. Jenis kelamin laki-laki.
d. Usia
e. Kondisi pascamenopause.
f. Penggunaan alcohol.
g. Penggunaan
obat
Keluarga
GDNF
hyoid.
f. Hipertrofi
g.
h.
i.
j.
k.
Faktor Genetik
1.
macroglossia
Afrika Amerika..
e. Displacement
pada
(1)
letak
sedatif hipnotik.
OSA.
alel
A,
pada
adanya
reseptor
juga
hipertrofi
adenoid.
Faktor
tonsil
struktural
dan
yang
meliputi
3.
didada.
Tipe campuran (mixed sleep apnea/MSA)
Kejadian MSA ini di mulai dengan CSA kemudian di ikuti dengan OSA.
D. MANIFESTASI KLINIS
Tanda dan gejala yang umum dihubungkan dengan kejadian OSA adalah :
1. Gejala malam hari saat tidur
a.
b.
c.
(Drooling/ ngiler)
Mulut kering
Tidur tidak nyenyak / terbangun
d.
e.
saat tidur
2.
Gejala klinis
Suara dengkur
Mengantuk
Restless sleep
Mental abnormal
Perubahan personaliti
Impotensi
Sakit kepala siang hari
Nokturia
Enuresis
Nocturnal choking
Insidensi (%)
95 (%)
75 (%)
99 (%)
58 (%)
48 (%)
40 (%)
35 (%)
30 (%)
tidak diketahui
tidak diketahui
Menurut
Anthariksa,
Budhi
(2005),
seseorang dikatakan menderita OSA jika terdapat:Gambar 1.1 ambaran polisomnogram obstructive apnea dan central
1. Keadaan mengantuk berat sepanjang hari yang tidak dapat dijelaskan
karena sebab
apnea
lain.
2. Dua atau lebih keadaan seperti tersedak sewaktu tidur, terbangun beberapa kali
ketika tidur, tidur yang tidak menyebabkan rasa segar, perasaan lelah sepanjang
hari dan gangguan konsentrasi.
3. Hasil PSG menunjukkan AHI 5 (jumlah total apnea ditambah terjadi hipopnea perjam
selama tidur).(Lihat gambar 1)
4. Hasil PSG negatif untuk gangguan tidur lainnya.
E. PATOGENESIS
Pada OSA terjadi pendorongan lidah dan palatum ke belakang sehingga aposisi
dengan dinding faring posterior yang menyebabkan oklusi nasofaring dan orofaring.
Sewaktu tidur oklusi saluran napas menyebabkan berhentinya aliran udara meskipun
pernapasan masih berlangsung sehingga timbul apnea,asfiksia sampai proses terbangun
yang singkat dari tidur dan terjadi perbaikan patensi saluran napas atas sehingga aliran
udara dapat diteruskan kembali. Dengan perbaikan asfiksia, penderita tidur kembali sampai
kejadian berikutnya terulang kembali.
Saluran napas atas kolaps jika
tekanan
faring
inspirasi
negatif
melebihi
selama
kekuatan
napas
penderita
atas.
dengan
Beberapa
penyempitan
atas
atau
akromegali.
ukuran
orofaring
complaince
meningkat
saluran
sehingga
negative.
Obesitas juga berperan dalam penyempitan jalan napas. Berat badan yang
berlebihan pada dinding dada dan disfungsi diafragma mengganggu upaya ventilasi saat
tidur dan jaringan lemak pada leher dan lidah menurunkan diameter saluran napas yang
merupakan predisposisi terjadinya penutupan prematur saat jaringan otot relaksasi waktu
tidur.
Saat bangun, aktiviti otot saluran napas atas lebihbesar dari normal, kemungkinan
kompensasi dari penyempitan dan tahanansaluran napas yang tinggi. Aktiviti otot yang
menurun saat tidur menyebabkan kolaps saluran napas atas sewaktu inspirasi. Reduksi
fisiologis aktivitas saluran napas atas terjadi selama tidur REM. Alkohol dan obat sedatif
menyebabkan depresi aktiviti otot saluran napas atas sehingga terjadi kolaps.
ditarik ke dalam dan resistensi menyebabkan kerasnya suara dengkuran, sedangkan titi nada
dipengaruhi oleh kelebatan dan konsistensi jaringan yang bergetar. Tepi posterior palatum
lunak, uvula dan pilar tonsil merupakan area yang paling sering menyebabkan suara
dengkuran.
ambatan maupun pengurangan aliran udara selama apnea menyebabkan hipoksia
dan hiperkabnia. Untuk mengatasi resistensi jalan udara selama pernafasan, diperlukan
peningkatan usaha inspirasi. Kombinasi hipoksia, hiperkabnia dan peningkatan usaha
ventilasi menyebabkan fragmentasi tidur dan terbangun. Pada saat pasien terbangun, otot
faring menjadi aktif kembali dan jalur udara terbuka. Pasien kemudian mengadakan
hiperventilasi untuk memperbaiki kekacauan gas dalam darah lalu kembali tertidur dan
siklus tersebut berulang kembali.
G. PATHWAY
BAB III
PENUTUP
A.
1.
institute
obstructive
for
sleep
Clinical
apnea.
Systems
Improvement
Bloomington
RM,
Astuti,
(MN):
P.
2010.
(ICSI).
Diagnosis
Institute
for
Obstructive
Sleep
and
treatment
Clinical
Apnea
of
Systems
(OSA)
dan
Penyakit Kardiovaskular. Dept Pulmonologi dan Ilmu Kedokteran Respirasi, FKUI RS Persahabatan dan
Dept Kardiologi dan Ilmu Kedokteran Vaskular, FKUI RSPN Jantung Harapan Kita; diambil 6 Oktober
2016.
Diunduh
http://jurnalrespirologi.org/jurnal/Jan10/OSA%20JANTUNG.pdf
3. American Lung Association State of Lung Disease
dari:
in
Diverse
Communities.
2010.
Obstructive Sleep Apnea or Sleep-Disordered Breathing; diambil 6 Oktober 2016. Diunduh dari:
http://www.lung.org/assets/ documents /publications/solddc-chapters/osa.pdf.
4. Downey, R, Rowley, JA, Wickramasinghe, H, Gold, P.M. 2016. Obstructive Sleep Apnea; diambil 6
Oktober
2016.
Diambil
dari:
http://emedicine.medscape.com/article/295807-overview#showall.
5. Anthariksa, Budhi.2005.Patogenesis, Diagnostik dan Skrinning OSA (Obstructive Sleep Apnea).Jakarta:
FKUI