LP Cedera Kepala
LP Cedera Kepala
trauma
capitis)
adalah
cedera
mekanik yang secara langsung atau tidak langsung mengenai kepala yang
mengakibatkan Luka di kulit kepala, fraktur tulang tengkorak, robekan
selaput otak, dan kerusakan jaringa otak itu sendiri, serta mengakibatkan
gangguan neurologis (Ayu, 2010).
Menurut lokasi trauma, cedera kepala dapat dibagi menjadi trauma
kulit kepala, tengkorak dan otak. Cedera kepala yang paling sering terjadi
dan menyebabkan penyakit neurologhik yag cukup serius diakibatkan oleh
kecelakaan di jalan raya. Risiko utama pasien dengan cedera kepala adalah
kerusakan otak akibat perdarahan atau pembengkakan otak sebagai respon
terhadap cedera dan memnyebabkan peningkatan tekanan intrakranial.
(Smeltzer dan Bare, 2002).
Coup
countrecoup
Mekanisme
Hematom
ekstradural
Hematom
subdural
Perdarahan
intracerebral
Fraktur campuran Objek yang mengenai kepala dengan kekuatan yang besar
atau kepala yang membentur objek dengan sangat kuat;
fraktur tulang temporal, fraktur tulang occipital, dampak ke
arah atas dari vertebra cervical (fraktur dasar tulang
tengkorak)
Cedera penetrasi
Cedera
difus
akibat
edema,
pendarahan
trauma.
Digunakan
untuk
10
lewat
vili
arachnoid
di
sagitalis.
tidak
tergantung
tekanan.
Variasi
pada
TIK
tidak
11
12
13
stimulant,
benzodisepin
dan
terapi
modifikasi
lingkungan.
i. Mood, tingkah laku dan kognitif
Gangguan kognitif dan tingkah laku lebih menonjol dibanding
gangguan fisik setelah cedera kepala dalam jangka lama. Penelitian
Pons Ford,menunjukkan 2 tahun setelah cedera kepala masih
terdapat gangguan kognitif, tingkah laku atau emosi termasuk
problem daya ingat pada 74 %, gangguan mudah lelah (fatigue)
72%, gangguan kecepatan berpikir 67%. Sensitif dan Iritabel 64%,
gangguan konsentrasi 62%. Cicerone (2002) meneliti rehabilitasi
kognitif berperan penting untuk perbaikan gangguan kognitif.
Methyl phenidate sering digunakan pada pasien dengan problem
gangguan perhatian, inisiasi dan hipoarousal (Whyte). Dopamine,
14
1) Keluhan Utama
Sering menjadi alasan klien untuk menerima pertolongan
kesehatan tergantung seberapa jauh dampak dari trauma kepala
disertai penurunan tingkat kesadaran.
2) Riwayat Penyakit Sekarang
15
16
Keadaan Umum:
Pada keadaan cedera kepala umumnya mengalami penurunan
kesadaran (cedera kepala ringan, GCS : 13-15); cedera kepala sedang
GCS : 9-12; cedera kepala berat, bila CGS kurang atau sama dengan 8)
dan terjadi perubahan pada tanda-tanda vital.
17
1) B1 (Breathing)
Perubahan pada sistem pernapasan bergantung pada gradasi dari
perubahan jaringan serebral akibat trauma kepala. Pada beberapa
keadaan hasil dari pemerikasaan fisik sistem ini akan didapatkan
hasil seperti dibawah ini.
a) Inspeksi didapat klien batuk, peningkatan produksi sputum,
sesak napas, penggunaan otot bantu napas, dan peningkatan
frekwensi pernapasan. Ekspansi dada : dinilai penuh atau tidak
penuh dan kesimetrisannya. Pada observasi ekspansi dada juga
perlu dinilai: retraksi dari otot-otot intercostal, subtrernal,
pernapasan
abdomen,
dan
respirasi
paradoks
(retraksi
18
2) B2 (Blood)
Pengkajian pada sistem kardiovaskuler didapatkan renjatan (syok
hipovolemik) yang sering terjadi pada klien cedera kepala sedang
dan berat. Hasil pemeriksaan kardiovaskular klien cedera kepala
pada beberapa keadaan dapat ditemukan tekanan darah normal atau
berubah, nadi bradikardi, takikardi, dan aritmia. Frekwensi nadi
cepat dan lemah berhubungan dengan homeostatis tubuh dalam
upaya
menyeimbangkan
kebutuhan
oksigen
perifer.
Nadi
dalam
darah.
Hipotensi
menandakan
adanya
19
20
21
terjadi
hemihipestesi.
Pada
persepsi
terjadi
22
gerakan
bagian
tubuh)
serta
kesulitan
dalam
urine
karena
konfusi,
kemampuan
23
karena
kelemahan,
kehilangan
sensori
atau
24
DAFTAR PUSTAKA
Arif, Mansjoer. 2000. Kapita Selekta ed 3. Jakarta: Media Aesculapius.
Barbara C. Long. 1996. Perawatan Medikal Bedah. Bandung: IAPK Pajajaran
25
Brunner dan Suddarth. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, Volume 3.
Jakarta: EGC
Elizabeth J. Corwin. 1996. Buku Saku Patofisiologi. Jakarta: EGC
Hudak dan Gallo. 1994. Keperawatan Kritis. Jakarta: EGC
Meg Gulanik. 1994. Nursing Care Plans. New York: Mosby
Muttaqin, Arif. 2008. Pengantar Asuhan Keperawatan Klien Dengan Gangguan
Sistem Persarafan. Jakarta : Salemba Medika
Price, Sylvia A. 2002. Patofisiologi: Konsep klinis Proses-proses penyakit. Jakarta
: EGC
Swear Ingen. 1996. Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta: EGC
Wilkinson, Judith M. 2012. Buku Saku Diagnosis Keperawatan Edisi 9. Jakarta :
EGC
26