Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH

FILSAFAT ILMU
Tema:

Penalaran Induktif dan Penalaran Deduktif

Disusun oleh:

Patricia M D Mantiri
10 312 633
Pend. Teknik Informatika

I. Latar Belakang Masalah


Sebelum membahas tentang penalaran induktif dan penalaran deduktif,
lebih baik kita mengetahui apa itu penalaran. Penalaran adalah proses berpikir
yang bertolak dari pengamatan indera (pengamatan empirik) yang menghasilkan
sejumlah konsep dan pengertian. Berdasarkan pengamatan yang sejenis juga
akan terbentuk proposisi proposisi yang sejenis, berdasarkan sejumlah
proposisi yang diketahui atau dianggap benar, orang menyimpulkan sebuah
proposisi baru yang sebelumnya tidak diketahui. Proses inilah yang disebut
menalar.
Dalam penalaran, proposisi yang dijadikan dasar penyimpulan disebut
dengan premis (antesedens) dan hasil kesimpulannya disebut dengan konklusi
(consequence).
Hubungan antara premis dan konklusi disebut konsekuensi.
Kemampuan menalar menyebabkan manusia mampu mengembangkan
pengetahuan yang merupakan rahasia kekuasaan-kekuasaannya. Secara
simbolik manusia memakan buah pengetahuan lewat Adam dan Hawa, dan
setelah itu manusia harus hidup berbekal pengetahuannya itu. Dia mengetahui
apa yang benar dan apa yang salah, mana yang baik dan mana yang buruk, serta
mana
yang
indah
dan
mana
yang
jelek.
Secara
terus
menerus dia selalu hidup dalam pilihan. Manusia adalah satu-satunya mahluk
yang mengembangkan pengetahuan ini sungguh-sungguh. Binatang juga
mempunyai pengetahuan, namun pengetahuan ini terbatas untuk kelangsungan
hidupnya. Manusia mengembangkan pengetahuannya mengatasi kebutuhankebutuhan kelangsungan hidup ini. Dan memikirkan hal-hal baru, menjelajah
ufuk baru, karena dia hidup bukan sekedar untuk kelangsungan hidupnya,
namun lebih dari pada itu. Manusia mengembangkan kebudayaan; memberi
makna bagi kehidupan; manusia memanusiakan diri dalam dalam hidupnya.
Intinya adalah manusia di dalam hidupnya mempunyai tujuan tertentu yang
lebih tinggi dari sekedar kelangsungan hidupnya. Inilah yang membuat manusia
mengembangkan pengetahuannya dan pengetahuan ini mendorong manusia
menjadi makhluk yang bersifat khas.

Menurut Jujun Suriasumantri, Penalaran adalah suatu proses berfikir


dalam menarik suatu kesimpulan yang berupa pengetahuan. Sebagai suatu
kegiatan berfikir penalaran memiliki ciri-ciri tertentu. Ciri pertama adalah
proses berpikir logis, dimana berpikir logis diartikan sebagai kegiatan berpikir
menurut pola tertentu atau dengan kata lain menurut logika tertentu. Ciri yang
kedua adalah sifat analitik dari proses berpikirnya. Sifat analitik ini merupakan
konsekuensi dari adanya suatu pola berpikir tertentu.

Pengetahuan ini mampu dikembangkan manusia disebabkan oleh dua hal


utama;
a. Bahasa; manusia mempunyai bahasa yang mampu mengkomunikasikan
informasi dan jalan pikiran yang melatar belakangi informasi tersebut.
b. Kemampuan berpikir menurut suatu alur kerangka berpikir tertentu. Secara
garis besar cara berpikir seperti ini disebut penalaran.
Dua kelebihan inilah yang memungkinkan manusia mengembangkan
pengetahuannya yakni bahasa yang bersifat komunikatif dan pikiran yang
mampu menalar.
Penalaran deduktif adalah kegiatan berpikir yang sebalikny dari penalaran
induktif. Deduksi adalah cara berpikir dimana dari pernyataan yang bersifat
umum ditarik kesimpulan yang bersifat khusus. Penarikan kesimpulan secara
deduktif biasanya menggunakan pola berpikir yang dinamakan silogismus.
Silogismus disusun dari dua buah pertanyaan dan satu kesimpulan. Pernyataan
yang mendukung silogismus ini disebut premis yang kemudian dapat dibedakan
sebagai premis mayor dan premis minor.
Penalaran induktif merupakan penalaran yang bertolak dari pernyataanpernyataan yang khusus dan menghasilkan simpulan yang umum. Dengan kata
lain simpulan yang diperoleh tidak boleh khusus dari pada pernyataan (premis).

II. Rumusan Masalah


Berdasarkan uruaian singkat pada latar belakang masalah, maka bisa di dapat
rumusan masalahnya yaitu apa perbedaan antara penalaran induktif dan deduktif
?

III. Tujuan Penulisan


Dari rumusan masalah maka tujuan penulisan ini untuk membantu mengetahui
perbedaan antara penalaran induktif dan penalaran deduktif

IV. Pembahasan
Penalaran Deduksi
Penalaran deduktif adalah kegiatan berpikir yang sebalikny dari penalaran
induktif. Deduksi adalah cara berpikir dimana dari pernyataan yang bersifat
umum ditarik kesimpulan yang bersifat khusus. Penarikan kesimpulan secara
deduktif biasanya menggunakan pola berpikir yang dinamakan silogismus.
Silogismus disusun dari dua buah pertanyaan dan satu kesimpulan. Pernyataan
yang mendukung silogismus ini disebut premis yang kemudian dapat dibedakan
sebagai premis mayor dan premis minor. Kesimpulan merupakan pengetahuan
yang didapat dari penalaran deduktif berdasarkan kedua premis tersebut.
Jadi ketepatan penarikan kesimpulan tergantung pada tiga hal yakni
kebenaran premis mayor, kebenaran premis minor, dan keabsahan penarikan
kesimpulan. Sekiranya salah satu dari ketiga unsur tersebut persyaratannya tidak
dipenuhi maka kesimpulan yang akan ditariknya akan salah. Matematika adalah
pengetahuan yang disusun secara deduktif.
Metode berpikir deduktif adalah metode berpikir yang menerapkan halhal yang umum terlebih dahulu untuk seterusnya dihubungkan dalam bagianbagiannya yang khusus.
Contoh: Masyarakat Indonesia konsumtif (umum) dikarenakan adanya
perubahan arti sebuah kesuksesan (khusus) dan kegiatan imitasi (khusus) dari
media-media hiburan yang menampilkan gaya hidup konsumtif sebagai prestasi
sosial dan penanda status social.

Penalaran Induktif
Penalaran induktif merupakan penalaran yang bertolak dari pernyataanpernyataan yang khusus dan menghasilkan simpulan yang umum. Dengan kata
lain simpulan yang diperoleh tidak boleh khusus dari pada pernyataan (premis).
Penalaran induktif merupakan kebalikan dari penalaran deduktif. Untuk turun
ke lapangan dan melakukan penelitian tidak harus memliki konsep secara
canggih tetapi cukup mengamati lapangan dan dari pengamatan lapangan
tersebut dapat ditarik generalisasi dari suatu gejala. Dalam konteks ini, teori
bukan merupakan persyaratan mutlak tetapi kecermatan dalam menangkap
gejala dan memahami gejala merupakan kunci sukses untuk dapat
mendiskripsikan gejala dan melakukan generalisasi.

Induksi merupakan cara berpikir di mana ditarik dari suatau kesimpulan


yang bersifat umum dari berbagai kasus yang bersifat individu. Penalaran secara
induktif dimulai dengan mengemukakan pernyataan-pernyataan yang bersifat
khas dan dan terbatas dalam menyusun argumentasi yang diakhiri dengan
pernyataan yang bersifat umum.
Metode berpikir induktif adalah metode yang digunakan dalam berpikir
dengan bertolak dari hal-hal khusus ke umum. Hukum yang disimpulkan
difenomena yang diselidiki berlaku bagi fenomena sejenis yang belum diteliti.
Generalisasi adalah bentuk dari metode berpikir induktif. Contoh:
Jika dipanaskan, besi memuai.
Jika dipanaskan, tembaga memuai.
Jika dipanaskan, emas memuai.
Jika dipanaskan, platina memuai.
Jika dipanaskan, logam memuai.
Jika ada udara, manusia akan hidup.
Jika ada udara, hewan akan hidup.
Jika ada udara, tumbuhan akan hidup.
Jika ada udara mahkluk hidup akan hidup.
Kesimpulan yang bersifat umum ini penting artinya karena mempunyai dua
keuntungan.
Bersifat ekonomis.
Dimungkinkannya proses penalaran selanjutnya.

V. Kesimpulan
Penalaran deduktif adalah kegiatan berpikir yang sebalikny dari penalaran
induktif. Deduksi adalah cara berpikir dimana dari pernyataan yang bersifat
umum ditarik kesimpulan yang bersifat khusus. Penarikan kesimpulan secara
deduktif biasanya menggunakan pola berpikir yang dinamakan silogismus.
Silogismus disusun dari dua buah pertanyaan dan satu kesimpulan. Pernyataan
yang mendukung silogismus ini disebut premis yang kemudian dapat dibedakan
sebagai premis mayor dan premis minor. Kesimpulan merupakan pengetahuan
yang didapat dari penalaran deduktif berdasarkan kedua premis tersebut.
Jadi ketepatan penarikan kesimpulan tergantung pada tiga hal yakni kebenaran
premis mayor, kebenaran premis minor, dan keabsahan penarikan kesimpulan.
Sekiranya salah satu dari ketiga unsur tersebut persyaratannya tidak dipenuhi
maka kesimpulan yang akan ditariknya akan salah. Matematika adalah
pengetahuan yang disusun secara deduktif.
Metode berpikir deduktif adalah metode berpikir yang menerapkan halhal yang umum terlebih dahulu untuk seterusnya dihubungkan dalam bagianbagiannya yang khusus.
Sedangkan Penalaran induktif merupakan penalaran yang bertolak dari
pernyataan-pernyataan yang khusus dan menghasilkan simpulan yang umum.
Dengan kata lain simpulan yang diperoleh tidak boleh khusus dari pada
pernyataan (premis). Penalaran induktif merupakan kebalikan dari penalaran
deduktif. Untuk turun ke lapangan dan melakukan penelitian tidak harus
memliki konsep secara canggih tetapi cukup mengamati lapangan dan dari
pengamatan lapangan tersebut dapat ditarik generalisasi dari suatu gejala.
Dalam konteks ini, teori bukan merupakan persyaratan mutlak tetapi
kecermatan dalam menangkap gejala dan memahami gejala merupakan kunci
sukses untuk dapat mendiskripsikan gejala dan melakukan generalisasi.
Induksi merupakan cara berpikir di mana ditarik dari suatau kesimpulan
yang bersifat umum dari berbagai kasus yang bersifat individu. Penalaran secara
induktif dimulai dengan mengemukakan pernyataan-pernyataan yang bersifat
khas dan dan terbatas dalam menyusun argumentasi yang diakhiri dengan
pernyataan yang bersifat umum.
Metode berpikir induktif adalah metode yang digunakan dalam berpikir
dengan bertolak dari hal-hal khusus ke umum. Hukum yang disimpulkan
difenomena yang diselidiki berlaku bagi fenomena sejenis yang belum diteliti.
Generalisasi adalah bentuk dari metode berpikir induktif.

VI. Daftar Pustaka


1. http://www.sttip.com/modul%20filsafat%20ilmu.pdf
2. http://id.wikipedia.org/wiki/Penalaran
3. http://www.perkuliahan.com/makalah-kalimat-deduktif-induktif-bahasaindonesia/
4. http://www.perkuliahan.com/makalah-kalimat-deduktif-induktif-bahasaindonesia/#ixzz1ogyl0oiH
5. http://www.slideshare.net/FerdyTohopi/makalah-filsafat-ilmu-inda
6. http://www.scribd.com/doc/50370346/PENGERTIAN-PENALARANSECARA-UMUM

Anda mungkin juga menyukai