Anda di halaman 1dari 6

NAMA : STEVANA SURAT

NIM
:
KELAS
: BIOLOGI MURNI SEMESTER 3

BIOLOGI KONSERVASI
Kemajuan zaman yang di iringi dengan semakin berkembang dengan pesat ilmu pengetahuan
dan teknologi, pertumbuhan penduduk yang semakin meningkat. Menuntut pemerintah dan
semua elemen masyarakat untuk cerdas dalam merespon hal ini. Dalam merespon dan
menanggapi pertumbuhan penduduk yang tidak terkendalikan pemerintah membuat kebijakan
pembangunan berkelanjutan. Namun sering kali kurang tepat dalam menafsirkan
pembangunan berkelanjutan. Pembangunan berkelanjutan seringkali di tafsirkan pembangunan
secara konvensional. Artinya, pembangunan sebagai usaha ekploitasi sumber daya alam
menghasilkan output produk sebesar-besarnya dengan biaya semininal mungkin. Tolok ukur
keberhasilan pembangunan adalah naiknya produk domestik. Semakin banyak sumber daya alam
terolah semakin menaikkan produk. Kebijakan di atas tentunya tidak lain untuk kepentingan
manusia. Proses pembangunan berkelanjutan yang salah tafsir ini di laksanakan dalam sistem
ekonomi pasar. Artinya jika suatu barang dalam pasar punya harga maka barang ini di anggap
punya nilai kegunaan sebesar harga yang di berikan. Sebaliknya bila suatu barang tidak punya
harga dalam pasar, maka barang itu tidak punya nilai kegunaan. Dengan demikian
konsekuensinya, barang yang tidak punya harga dalam pasar di anggap tidak punya nilai
kegunaan. Sebagai contoh udara yang kita hirup, suhu bumi yang nyaman, angin yang
berhembus, sinar matahari, air sungai yang mengalir, gelombang luat yang mengempas, curah
hujan yang turun, musim hujan kemarau yan silih berganti, kiauan burung, auaman harimau dan
lain-lain, tidak punya harga dalam pasar sehingga di anggap tidak punya nilai kegunaan. Sistem
pembangunan yang di laksanakan dalam ekonomi pasar mangakibatkan pola pembangunan yang
merusak alam. Contohnya, tiga dasa warsa terakhir Indonesia sangat tergantung dengan SDA
yang melimpah misalnya minyak bumi, batubara, tenabaga, emas dan lain-lain. Sementara itu, di
atas permukaan bumi pembabatan hutan alam terjadi terus-menerus. Sehingga mengakibatkan
spesies habitat alami mengalami kepunahan, dan mengancam kepunahan keankaragaman hayati
apalagi di perparah dengan peningkatan populasi manusia dan pola konsumsinya. Untuk
menahan laju kepunahan keanekargaman hayati akibat ulah manusia perlu adanya upaya
pengelolaan yang berkesinambungan. Salah satunya dengan pendekatan Biologi konservasi.
Biologi konservasi adalah ilmu lintas disiplin yang di kembangkan untuk menghadapi tantangan
demi melindungi spesies dan ekosistem. Untuk itu Biologi Konservasi bertujuan:
1. Menyelediki dampak manusia terhadap keberadaan dan kelangsungan hidup spesies,
komunitas dan ekosistem
2. Mengembangkan pendekatan praktis untuk mencegah kepunahan spesies, menjaga,
variasi genetik dalam spesies serta melindungi dan memperbaiki komunitas biologi dan
fungsi ekosistem terkait.
3. Mempelajari dan mendokumentasikan seluruh aspek keanekaragaman hayati di bumi.
Salah satu contoh, pendekatan biologi konservasi yang sudah berhasil di lakukan adalah studi
kasus penyu laut di Brasil. Berawal dari kegelisahan penurunan populasi penyu laut mencapai 1
% dari jumlah semula. Penurunan ini disebabkan oleh berbagai faktor, rusaknya habitat karena

pengembangan pantai, penangkapan telur penyu untuk makanan, tersangkut alat penangkap ikan.
Untuk mengatasi masalah ini, pemerintah Brasil merancang program konservasi penyu laut.
Program konservasi ini merupakan kajian lintas disiplin ilmu. Artinya dalam pelaksanaan
program ini, menggunakan berbagai pendekatan bidang. Konservasi penyu laut ini, di awali
dengan harus mengetahui habitat. Untuk mengetahui habitat penyu ini, tidaklah mudah karena
harus menyusur sepanjang garis pantai Brasil. Tahun 1980 pemerintah menetapkan program
konservasi penyu laut, dengan menamakannya TAMAR. Untuk mempelancar jalannya
program ini, banyak melibatkan berbagai kalangan, akademisi dan penduduk lokal. Data awal
berupa habitat penyu laut di sepanjang garis pantai Brasil, sangatlah berkontribusi bagi program
konsevasi penyu ini. Hal ini dapat diketahui dari pada tahun 1986 penyu laut ditetapkan sebagai
hewan yang dilindungi, serta mendorong pembentukan dua cagar biologi dan taman nasional laut
guna untuk melindungi telur-telur penyu. Keuntungan proyek TAMAR, tidak hanya dinikmati
oleh penyu laut saja tapi juga penduduk lokal karena sebagian besar pegawai dari proyek ini
adalah penduduk lokal setempat. Pegawai proyek ini mendapat gaji dari pemerintah dan industri
pariswisata, sehingga kemudian mereka menjadi pembela utam bagi penyu laut. Dari contoh di
atas menggambarkan betapa pentingya biologi konservasi. Karena biologi konservasi merupakan
ilmu terapan yang berasal dari multidisiplin ilmu mengenai pengelolaan sumber daya alam. Ilmu
kehutanan, pertanian, perikanan, dan pengelolaan satwa liar, masuk dalam biologi konservasi.
Bahkan ilmu-ilmu sosial ikut andil dalam biologi konservasi, misalnya; antropologi,sosiologi dan
geografi. Dalam penerapanya biologi konservasi memilki tugas merespon, mengelola,
keanekargaman hayati di bumi dan bahkan mengembalikan yang telah hilang. Tolok ukur dari
suksesnya biologi konservasi adalah ketika yakin dapat menyatakan suatu spesies dan komunitas
biologi telah terlindungi dan dapat pulih kembali sesuai lintas disiplin ilmu biologi konservasi.
Agar biologi konservasi dapat berjalan sesuai dengan tujuan, maka perlu adanya acuan dalam
menerapakan biologi konservasi. Acuan ini di rangkum dalam sebuah prinsip-prinsip etika
biologi konservasi. Prinsip-prinsip tersebut antara lain:
1.
2.
3.
4.
5.

Keanekaragaman spesies dan komunitas harus dilindungi


Kepunahan spesies dan populasi terlalu cepat harus di hindari
Kompleksitas ekologi harus di pelihara
Evolusi harus berlanjut
Keanekaragaman hayati memiliki nilai intrinsik

Keanekaragaman hayati disebut juga Biodiversitas. Keanekaragaman atau keberagaman


dari makhluk hidup dapat terjadi akibat adanya perbedaan warna, ukuran, bentuk, jumlah,
tekstur, penampilan dan sifat-sifat lainnya. Sedangkan keanekaragaman dari makhluk hidup
dapat terlihat dengan adanya persamaan ciri antara makhluk hidup. Biologi konservasi adalah
ilmu yang berorientasi pada tujuan yang mencari penyelesaian untuk menghadapi krisis
keanekaragaman biologis (biodiversity crisis), yaitu penurunanan yang sangat cepat dalam
keanekaragaman kehidupan bumi saat ini. Diseluruh biosfer, aktivitas manusia mengubah
struktur trofik, aliran energi, siklus bahan kimia, dan gangguan alamiah. Jumlah permukan lahan
yang diubah oleh manusia mendekati 50%, dan kita menggunakan lebih dari separuh air tawar
permukaan yang dapat digunakan. Persediaan ikan yang banyak di laut menjadi semakin menipis
oleh penangkapan ikan yang berlebihan dan beberapa daerah yang paling produktif dan yang
paling beranekaragam, seperti terumbu karang dan muara mengalami cekaman yang sangat
hebat. Ancaman utama terhadap biodiversitas Hal-hal yang menjadi ancaman terhadap

biodiversitas, diantaranya kerusakan habitat, eksploitasi berlebihan dan kompetisi oleh spesies
eksotik. Perusakan habitat oleh manusia secara besar-besaran disebabkan oleh pertanian,
pengembangan perkotaan, kehutanan, pertambangan dan polusi lingkungan. Siklus hidrologi dan
kimia alami terganggu oleh pembukaan lahan yang menyebabkan milyaran ton tanah subur
mengalami erosi dan hanyut ke dalam sungai, danau, dan laut setiap tahun, sehingga sungai,
danau, dan perairan pesisir pantai menjadi dangkal, dimana potensi dan kejadian banjir semakin
sering terjadi dalam skala yang semakin meningkat. Urutan nomor dua setelah hilangnya habitat
sebagai penyebab penting krisis biodiversitas adalah kompetisi spesies eksotik (spesies yang
tidak asli) dengan spesies asli. Spesies eksotik dimasukkan dengan berbagai cara. Orang-orang
secara tidak sengaja membawa biji atau serangga bersama dengan mereka ketika mereka
berkelilling dunia, dan banyak tumbuhan dan hewan asing yang telah dimasukkan secara sengaja
untuk tujuan pertanian atau hiasan. Sebagian besar spesies yang dipindahkan tidak berhasil
bertahan hidup diluar daerah hidupnya yang normal, tetapi banyak contoh spesies yang
dipindahkan dapat bertahan hidup. Banyak spesies eksotik yang dapat bertahan hidup tersebut
mempunyai dampak pada ekosistem yang ada saat ini, tetapi beberapa spesies tersebut berperan
penting dalam kommunitas barunya. Umumnya melalui pemangsaan terhadap spesies asli atau
kompetisi untuk mendapatkan sumber daya. Contohnya perpindahan semut api kearah utara,
yang secara tidak sengaja dimasukkan ke wilayah bagian selatan amerika serikat dari brazilia
pada tahun 1918. penggantian oleh spesies yang diintroduksikan, dianggap bertanggung jawab
paling tidak sebagian terhadap 68% dari daftar spesies yang punah, terancam, rentan, dan langka
yang diterbitkan oleh IUCN. Ancaman lain yang berarti terhadap biodiversitas seperti eksploitasi
secara berlebihan pada kehidupan liar, merupakan permasalahan gabungan antara penyusutan
habitat dan spesies eksotik. Spesies hewan yang jumlahnya telah menurun secara drastis melalui
penangkapan komersial atau perburuan yang berlebihan, meliputi paus, bison amerika, kura-kura
galapagos dan banyak jenis ikan lainnya. Teknik penangkapan ikan modern telah mengurangi
populasi ikan cod, herring, makarel dan banyak spesies penting lainnya sampai ke tingkat yang
tidak dapat menopang eksploitasi manusia selanjuutnya. Selain spesies yang diburu, banyak
organisme lain terbunuh oleh metode penangkapan yang digunakan. Contohnya lumba-lumba,
kura-kura laut tertangkap dalam jaring ikan dan tak terhitung jumlah invertebrata yang terbunuh
oleh pukat harimau di laut. Perdagangan yang semakin meluas, seringkali ilegal dari organisme
liar (seperti burung, anggrek dan kaktus langka) dan produk satwa liar (yang meliputi kulit
mamalia, bulu burung, dan tanduk badak, dan empedu beruang) juga mengancam banyak
spesies. Fragmentasi habitat Hasil-hasil penelitian menunjukkan bahwa fragmentasi merupakan
penyebab utama hilangnya sejumlah besar spesies. Dampak fragmentasi pada spesies :

Pengurangan jumlah individu


Pengurangan ukuran populasi karena individu terbatas pada fragmen kecil
Isolasi spasial populasi sisa Dampak genetik dari fragmentasi adalah :
Kehilangan diversitas genetik
Perubahan dalam struktur antarpopulasi
Peningkatan kawin kerabat (inbreeding) Dalam populasi kecil kekuatan yang berpengaruh pada
diversitas genetik adalah apa yang dinamakan damparan genetik (genetic drift).
Dalam populasi ukuran besar pada setiap generasi maka kemungkinan untuk
mendapatkan sampel gen yang cukup dari generasi sebelumnya adalah besar. Bila populasi kecil
(hanya beberapa induk untuk memulai generasi berikutnya) sampel gen kemungkinan besar

menyimpang dari frekuensi gen (macam gen) dari generasi sebelumnya. Bila populasi kecil ini
berlanjut setiap generasi, maka ada kemungkinan maka populasi tersebut akan menjadi
homozigot untuk gen tertentu. Fragmentasi tidak hanya berdampak pada jumlah dan penyebaran
spesies, tetapi juga berpengaruh pada komposisi genetik populasi. Pada kondisi normal populasi
memiliki variasi genetik yang cukup. Individu dalam populasi secara genetik berbeda. Laju ke
arah homozigositas biasanya rendah. Pada populasi yang terfragmentasi mortalitas yang tinggi
dan laju reproduksi yang rendah akan terjadi. Ini disebabkan oleh depresi kawin kerabat
(inbreeding depression). Fragmentasi menyebabkan kepunahan spesies di dalam populasi lokal.
Oleh karena itu usaha untuk menjaga atau memulihkan spesies pada bentang alam (landscape)
yang terfragmentasi adalah mengurangi kesempatan untuk kepunahan atau meningkatkan
kesempatan untuk rekolonisasi. Usaha ini dapat berupa peningkatan dan perluasan habitat
populasi lokal dan membuat terbentuknya hubungan di antara populasi lokal sehingga aliran gen
(gene flow) dari satu populasi lokal ke populasi lokal yang lainnya akan terjadi. Kerentanan
spesies dan kepunahan Sejarah hidup (life history) merupakan urutan dan waktu kejadian yang
terjadi antara kelahiran dan kematian. Populasi dari bagian yang berbeda, tetapi termasuk ke
dalam kisaran geografisnya mungkin menunjukkan adanya variasi dalam sejarah hidupnya. Pola
variasi di dalam dan di antara populasi dinamakan struktur populasi. Variasi ini mencakup
frekuensi perkawinan, umur mulai bereproduksi, berapa kali individu bereproduksi selama
hidupnya, jumlah keturunan setiap bereproduksi, bereproduksi secara seksual atau aseksual.

KESIMPULAN

Biologi Konservasi bertujuan:


Menyelediki dampak manusia terhadap keberadaan dan kelangsungan hidup spesies,
komunitas dan ekosistem
Mengembangkan pendekatan praktis untuk mencegah kepunahan spesies, menjaga,
variasi genetik dalam spesies serta melindungi dan memperbaiki komunitas biologi dan
fungsi ekosistem terkait.
Mempelajari dan mendokumentasikan seluruh aspek keanekaragaman hayati di bumi.
prinsip-prinsip etika biologi konservasi. Prinsip-prinsip tersebut antara lain:
o Keanekaragaman spesies dan komunitas harus dilindungi
o Kepunahan spesies dan populasi terlalu cepat harus di hindari
o Kompleksitas ekologi harus di pelihara
o Evolusi harus berlanjut
o Keanekaragaman hayati memiliki nilai intrinsik
Dampak fragmentasi pada spesies :
Pengurangan jumlah individu
Pengurangan ukuran populasi karena individu terbatas pada fragmen kecil
Isolasi spasial populasi sisa Dampak genetik dari fragmentasi adalah :
Kehilangan diversitas genetik
Perubahan dalam struktur antarpopulasi
Peningkatan kawin kerabat (inbreeding) Dalam populasi kecil kekuatan yang
berpengaruh pada diversitas
genetik adalah apa yang dinamakan damparan
genetik (genetic drift).

SUMBER :

Indrawan, M., Primack, R. B., & Supriatna, J. (2013). Biologi Konservasi:


Biologi Konservasi. Yayasan Pustaka Obor Indonesia.
Mochamad, I., Primack, R. B., & Supriatna, J. (1998). Biologi Konservasi.
Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.

Primack, R. B. J., & Supriatna, M. Indrawan, and Kramadibrata. Biologi


Konservasi, 1998.

Anda mungkin juga menyukai