Anda di halaman 1dari 15

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan

karunia-Nya kami dapat menyelesaikan makalah Anatomi Tumbuhan ini dengan baik.

Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih kepada Dosen pengampuh yang telah

membimbing kami dalam menyelesaikan makalah ini.

Kami menyadari bahwa penulisan makalah ini tidak jauh dari kesalahan serta

kekurangan. Hal itu dikarenakan keterbatasan pengetahuan dan buku yang kami baca. Oleh

karena itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari para

pembaca. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita.

Akhir kata, kami memohon maaf apabila dalam penulisan makalah ini terdapat

kesalahan. Demikian yang dapat kami sampaikan. Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi

pembaca yang budiman.

Tondano, 1 Agustus 2017

Penyusun

1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .,...2
B. Rumusan Masalah .....2
C. Tujuan ...2

BAB II PEMBAHASAN
A. Tipe daun...4
B. Permukaan daun........9
C. Daging daun. 13

BAB III PENUTUP


KESIMPULAN 15

DAFTAR PUSTAKA8

2
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Daun merupakan salah satu organ tumbuhan yang sangat penting dan pada umumnya
tiap tumbuhan mempunyai sejumlah besar daun. Alat ini hanya tumbuh dari batang saja dan
tidak pernah terdapat pada bagian lain pada tubuh tumbuhan. Bagian batang tempat duduknya
atau melekatnya daun dinamakan buku-buku (nodus) batang dan tempat diatas daun yang
merupakan sudut antara batang dan daun dinamakan ketiak daun (axilla), umumnya berwarna
hijau (mengandung klorofil) dan terutama berfungsi sebagai penangkap energi dari
cahayamatahari untuk fotosintesis. Sebenarnya daun juga memiliki pigmen lain,
misalnya karoten (berwarna jingga), xantofil (berwarna kuning), dan antosianin (berwarna
merah, biru, atau ungu, tergantung derajat keasaman). Daun tua kehilangan klorofil sehingga
warnanya berubah menjadi kuning atau merah (dapat dilihat dengan jelas pada daun yang
gugur). Daun merupakan organ terpenting bagi tumbuhan dalam melangsungkan hidupnya
karena tumbuhan adalah organisme autotrofobligat, ia harus memasok kebutuhan energinya
sendiri melalui konversi energi cahaya menjadi energi kimia.

1.2 Rumusan Masalah


Bagaimana tipe-tipe daun ?

1.3 Manfaat Dan Tujuan


Mengetahui tipe-tipe daun.

3
BAB II

PEMBAHASAN

A. TEPI DAUN (MARGO FOLII)

Secara garis besar tepi daun dapat di bagi menjadi dua macam, yaitu:
1. Integer (rata), ch. pada daun Nangka (Artocarpus integra Merr.)
2. Divisus (bertoreh), dapat dibedakan menjadi dua golongan:
Toreh-toreh yang tidak mempengaruhi atau mengubah bagun asli daun
Toreh biasanya tak seberapa dalam, letaknya tidak bergantung pada jalannya tulang-
tulang daun, disebut toreh yang merdeka. Torehnya sendiri dinamai sinus untuk dan
angulus untuk bagian tepi daun yang menonjol keluar.

1. TEPI DAUN DENGAN TOREH YANG MERDEKA

Toreh amat dangkal dan kurang jelas, sehingga sukar untuk dikenal, terbagi atas :

1. Serratus (bergerigi), jika sinus dan angulus sama lancipnya. Contohnya pada daun
Lantana camara L.

2. Biserratus ( bergerigi ganda atau rangkap), angulus cukup besar, dan tepinya bergerigi
lagi.

4
3. Dentatus (bergigi), sinus tumpul dan angulus lancip. contohnya pada daun beluntas
(Pluchea indica ).

4. Crenatus (beringgit), sinus tajam angulus tumpul, contohnya pada daun cocor bebek
(Kalanchoe pinnata ).

5. Repandus (berombak), sinus dan angulusnya sama-sama tumpul. Contohnya pada daun air
mata pengantin (Antigonon leptopus Hook et Arn.).

5
2. TEPI DAUN DENGAN TOREH-TOREH YANG MEMPENGARUHI
BENTUKNYA

Tepi Daun Dengan Toreh Tidak Merdeka

Toreh daun yang besar dan dalam akan mempengaruhi bangun daun sehingga bangun asli
daun tidak lagi tampak. Toreh yang basar dan dalam itu biasanya terdapat di antara tulang-
tulang yang besar atau di antara tulang-tulang cabang. Jika daun amat besar atau lebar
(misalnya pada daun Pepaya) bagian daun di antara toreh-toreh yang besar dan dalam itu
dapat bertoreh-toreh lagi, sehingga semakin tidak terlihat bangun asli daunnya.
Karena itu, biasanya tidak lagi disebut mengenai bentuk daunnya, melainkan hanya
disebutkan sifat-sifat torehnya, Sehingga pencandraan daun lebih teliti, karena selain
menyebut bentuk asli daun juga sifat-sifat torehnya.
Berdasarkan dalamnya toreh, tepi daun dibedakan menjad

Berdasarkan dalamnya toreh dibedakan atas :

1. Lobatus (berlekuk), yaitu jika dalamnya toreh kurang daripada setengah panjangnya
tulang-tulang yang terdapat dikanan kirinya.

2. Fissus (bercangap), jika dalamnya toreh kurang lebih sampai ditengah panjang tulang-
tulang daun di kanan-kirinya.

3. Partitus (berbagi), jika dalamnya toreh melebihi setengah penjangnya tulang-tulang daun di
kanan kirinya.

Sebutan untuk mencandra tepi daun yang bertoreh dalam dan besar ini merupakan kombinasi
antara sifat toreh dengan susunan tulang daunnya, sehingga diberi istilah sebagai berikut :

1. Pinnatilobus (berlekuki menyirip), tepi berlekuk mengikuti susunan tulang daun yang
menyirip, contoh. pada daun terong (Solanum melongena L.

6
2. Pinnatifidus (bercanggap menyirip), tepi bercangap, sedang daunnya mempunyai
susunan tulang yang menyirip. Contoh daun pada sukun (Artocarpus communis
Forst.)

3. Pinnatipartitus (berbagi menyirip), tepi berbagi dengan susunan tulang yang menyirip.
Contohnya daun kenikir (Cosmos caudatus M. B. K. )

4. Palmatilobus (berlekuk menjari), tepi berlekuk , susunan tulang daun menjari,


contohnya pada :

daun jarak pagar (Jatropa curcas L.) daun Kapas (Gossypium sp.)

7
5. Palmatifidus (bercangap menjari), jika tepinya bercanggap, sedang susunan tulangnya
menjari. Contoh daun jarak (Ricinus communis L.).

6. Palmatipartitus (berbagi menjari), jika tepi berbagi, sedang daunnya mempunyai susunan
tulang yang menjari, contoh pada daun ketela pohon (Manihot utilissima Pohl.).

8
B. PERMUKAAN DAUN

Umumnya warna daun pada sisi atas dan bawah jelas berbeda, biasanya sisi atas tampak lebih
hijau, licin atau mengkilat jika dibandingkan dengan sisi bawah daun. Perbedaan warna ini
disebabkan karena warna hijau lebih banyak terdapat pada lapisan atas daripada di lapisan
bawah.
Kadang pada permukaan daun terdapat alat-alat tambahan berupa sisik-sisik, rambut-rambut,
duri, dll. Dari hal tersebut keadaan permukaan daun dibedakan atas:

1. Licin (laevis), permukaan daun dapat terlihat :

a) mengkilat (nitidus) contoh :

sisi atas daun kopi (Coffea robusta Lindl.)

sisi atas daun beringin (Ficus benjamina L.)

b) suram (opacus), contoh: daun ketela rambat (Ipomoea batatas Poir.),

9
c) berselaput lilin (pruinosus), contoh :
daun tasbih (Canna hybrida Hort.)

sisi bawah daun pisang (Musa paradisiaca L.)


d) Gundul (glaber), contoh daun jambu air (Eugenia aquea Burm.)

e) Kasap (scaber), contoh. daun jati (Tectona grandis L.)

10
f) Berkerut (rugosus), contoh :

daun jarong (Stachytarpheta jamaicensis Vahl.)

Daun jambu biji (Psidium guahava L.)


g) Berbingkul-bingkul (bullatus), seperti berkerut tetapi kerutannya lebih besar contoh
daun air mata pengantin (Antigonon leptopus Hook et Arn.)

h) Berbulu (pilosus), jika bulu halus dan jarang-jarang , contoh daun tembakau
(Nicotiana tobacum G. Don.)

11
i) Berbulu halus dan rapat (villosus), berbulu sedemikian rupa, sehingga jika diraba
terasa seperti laken atau beludru.

j) Berbulu kasar (hispidus), jika rambut kaku dan jika diraba terasa kasar, ch. daun
gadung (Dioscorea hispida Dennst.)

k) Bersisik (lepidus), seperti ch. sisi bawah daun durian (Durio zibethinus Murr.).

12
C. DAGING DAUN (INTERVENIUM)
Daging daun (intervenium) merupakan bagian daun yang terdapat diantara tulang-tulang daun
dan urat-urat daun. Bagian ini merupakan dapur tumbuhan, yaitu zat-zat yang diambil dari
luar diubah dan dijadikan zat-zat yang sesuai dengan keperluan kehidupan tumbuhan
bersangkutan. Warna hijau pada daun sebenarnya adalah warna yang terkandung dalam
bagian ini, juga kalau daun mempunyai warna lain, misalnya merah, berbintik-bintik kuning,
dll, dalam daging pulalah terdapatnya warna tersebut.

Tebal tipisnya helaian daun juga tergantung tebal tipisnya daging daun. Sehingga sifat daun
dibedakan menjadi:

Tipis seperti Selaput (membranaceus), misalnya pada daun Paku Selaput


(Hymenophyllum australe Willd.)

Seperti Kertas (papyraceus/chartaceus), tipis tetapi cukup tegar, misalnya pada daun
Pisang (Musa paradisiaca L.).

13
Tipis Lunak (herbaceus), misalnya pada daun Slada Air (Nasturtium officinale R. Br.).

Seperti Perkamen (perkamenteus), tipis tetapi cukup kaku, misalnya pada daun
Kelapa (Cocus nucifera L.)

Seperti Kulit/Belulang (coriaceus), helaian daun tebal dan kaku, misalnya pada daun
Nyamplung (Calophyllum inophyllum L.).

Berdaging (carnosus), tebal dan berair, misalnya pada daun Lidah Buaya (Aloe sp.).

14
BAB III

PENUTUP

kesimpulan
Daun merupakan salah satu organ tumbuhan yang tumbuh dari batang, umumnya
berwarna hijau (mengandung klorofil) dan terutama berfungsi sebagai penangkap energi dari
cahaya matahari melalui fotosintesis. Daun merupakan organ terpenting bagi tumbuhan
dalam melangsungkan hidupnya karena tumbuhan adalah organisme autotrof obligat, ia harus
memasok kebutuhan energinya sendiri melalui konversi energi cahaya menjadi energi kimia.
Daun mempunyai fungsi: Tempat pembuatan makanan (Fotosintesis), sebagai organ
pernapasan (Respirasi), tempat terjadinya transpirasi, tempat terjadinya gutasi, alat
perkembangbiakkan vegetatif. Adapun daun berdasarkan jumlah anak daun dalam satu
tangkai yaitu daun tunggal dan daun majemuk. Menurut susunan anak daun pada ibu
tangkainya, daun majemuk dapat di bedakan menjadi: daun majemuk menyirip (pinnatus),
daun majemuk menjari (palmatus atau digitatus), daun majemuk bangun kaki (pedatus), daun
majemuk campuran (digitato pinnatus). Berdasarkan susunan tulang daunnya, daun
dibedakan menjadi: tulang daun menyirip, tulang daun menjari, tulang daun melengkung,
tulang daun sejajar. Dalam garis besarnya tepi daun dapat di bedakan dalam 2 macam: rata
(ineger) contohnya pada daun nangka, dan bertoreh (divisus). daging daun ialah: bagian daun
yang terdapat diantara tulang-tulang daun dan urat-urat daun. Daun baru berkembang dari
primordial daun yang dibentuk pada meristem apeks. Setiap primordial daun terbentuk pada
bagian panggul meristem apeks pucuk. Ketika primordial daun baru terbentuk, primordial
daun sebelumnya (yang lebih tua) telah melebar secara progresif, sebagai akibat aktifitas
meristem di dalam daun itu sendiri. Primordial daun akan terus berkembang ukurannya
secara berangsur-angsur sehingga mencapai ukuran dan bentuk tertentu. Pada umumnya daun
tumbuhan dikotil maupun monokotil memiliki bentuk dan ukuran yang sangat beragam. Pada
beberapa tumbuhan, keragaman tersebut semakin bertambah dengan adanya perkembangan
ke arah tertentu yang menyebabkan daun tampak berubah, baik bentuk maupun ukurannya.
Daun-daun yang demikian itu dikatakan telah mengalami modifikasi. Modifikasi pada daun
terjadi sebagai akibat adanya reduksi atau penambahan jaringan-jaringan tertentu selama
perkembangannya. Modifikasi tersebut dapat terjadi pada daun secara keseluruhan (daun
secara utuh) atau hanya bagian-bagian tertentu dari daun.

15

Anda mungkin juga menyukai