Anda di halaman 1dari 45

MAKALAH BOTANI

DAUN,BUNGA,BUAH DAN BIJI

DI
S
U
S
U
N
OLEH

NAMA : AYU BUSRA


NIM : 15 3145 201 047
PRODI : S1 FARMASI B

STIKes Mega Rezky


Makassar
2015

KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan segala rahmat, taufik dan hidayah-Nya kepada penulis, sehingga
penulis dapat menyelesaikan makalah Biologi Farmasi yang berjudul Anatomi
Bunga, Buah, dan Biji.
Makalah ini diharapkan mampu memberikan wawasan pengetahuan dan
pemahaman bagi para pembaca dalam lingkup kelas anatomi bunga, buah, dan
biji. Oleh karena itu, agar kalangan intelektual terutama mahasiswa dapat
mengetahui tentang struktur anatomi bunga, buah dan biji.
Dalam penulisan makalah ini, penulis telah berusaha semaksimal
mungkin. Namun penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan.

Oleh karena itu saran dan kritik yang membangun sangat

diharapkan untuk penyempurnaan penyusunan makalah selanjutnya .


Semoga makalah ini bermanfaat dan dapat menjadi sumbangan yang
berguna bagi kemajuan ilmu pengetahuan dalam rangka membangun bangsa dan
Negara.

Makassar.20 november 2015

Penulis

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang.........................................................................................................................
Rumusan Masalah....................................................................................................................
Tujuan......................................................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
Anatomi Daun..........................................................................................................................
Anatomi Buah..........................................................................................................................
Anatomi Bakal Buah dan Bakal Biji.......................................................................................
BAB III PENUTUP
Kesimpulan..............................................................................................................................
Saran........................................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ilmu tumbuhan pada saat initelah mengalami kemajuan yang demikian
pesat. Dari berbagai ilmu tumbuhan yang sekarang telah berdiri
sendiriadalah Morfologi tumuhan.Makalah ini akan menguraikan soal

BAB II
PEMBAHASAN
A. TEPI DAUN ( MARGO FOLLI )

Tepi daun (margo folli)


Secara garis besar tepi daun dapat dibedakan dalam dua macam, yaitu rata
(integer) dan bertoreh (divisus). Toreh-toreh pada tepi daun sangat beraneka
ragam sifatnya. Biasanya toreh-toreh pada tepi daun dapat dibedakan dalam dua
golongan, yaitu:
. 1.

Tepi daun dengan toreh yang merdeka

Tepi daun dengan toreh yang merdeka banyak pula ragamnya, namun yang sering
kita jumpai adalah tepi daun yang dinamakan :
a.

bergerigi (serratus), jika sinus dan angulus sama lancipnya. ex: daun lantana

( Lantana camara L. )

b.

Bergerigi ganda atau rangkap (bisseratus), yaitu tepi daun seperti diatas ,

tetapi angulusnya cukup besar, dan tepinya bergerigi lagi


c. bergerigi (dentatus), jika sinus tumpul sedang angulusnya lancip. ex : daun
beluntas (Pluchea indica Less)
d. beringgit (crenatus), kebalikannya bergigi, jadi sinusnya tajam dan
angulusnya yang tumpul. ex : daun cocor bebek ( Kalanchoe pinnata Pers )

e.

berombak (repandus). Jika sinus dan angulus sama sama tumpul, ex : daun

air mata pengantin ( Antigonon leptopus Hook et Arn )

2.

Toreh daun denga toreh-toreh yang mempengaruhi bentuknya

Berdasarkan dalamnya torehan pada tepi daun dibedakan menjadi tiga macam,
yaitu :

berlekuk (lobatus),
bercangap (fissus), dan
berbagi (partitus).

Daun dapat dibedakan berdasarkan tepinya yaitu :


a.

berlekuk menyirip ( pinnatilobus), jika tepi berlekuk mengikuti susunan

tulang daun yang menyirip. ex : daun terong (Solanum melongena L. )

b. Bercangap menyirip ( pinnatifidus ), tepi bercangap, sedang daunnya


mempunyai susunan tulang yang menyirip. ex : daun keluwih (Artocarpus
communis Forst )

c.

berbagi menyirip ( pinnatipartitus ), tepi berbagi dengan susunan tulang yang

menyirip. daun kenikir ( Cosmos caudatus M.B.K )

d. berlekuk menjari ( palmatilobus ), tepi berlekuk, susunan tulang menjari. ex :


jarak pagar ( Jatropha corcos L. )

e.

bercangap menjari ( palmatefidus), jika tepinya bercangap sedang susunan

tulangnya menjari. ex : daun jarak ( Ricinus communis L. )

f.

berbagi menjari ( palmatipartitus ), yaitu jika tepi berbagi sedang daunnya

mempunyai susunan tulang yang menjari. daun pepaya

daun bertoreh merdeka dan tidak merdeka


Daun merupakan organ yang penting bagi tumbuhan dan juga bagi manusia.
Tumbuhan dapat memproduksi makanan dengan adanya daun dan manusia dapat
menentukan jenis suatu tanaman dengan memperhatikan morfologi daunnya.
Dalam melakukan pengamatan perlu memperhatikan bagian-bagian daun antara
lain: bentuk umum (circumscriptio), ujung daun (apex), pangkal daun (basis),
tulang daun (nervus), tepi daun (margo), daging daun (intervenium), keadaan
permukaan daun dan warna daun.
4.1 Macam-Macam Tepi Daun
Berdasarkan keadaan tepi daun (margo folii) dapat dibedakan menjadi 7 jenis,
yaitu
1. Datar (planus), bagian tepi daun sebidang dengan bagian tengah.
2. Menebal (incrassatus), tepi daun yang menebal.
3. Tergulung masuk (involutus), tepi daun yang melipat ke atas.
4. Tergulung balik (revolutus), tepi daun yang melipat ke bawah.
5. Mengombak (undulatus), berlipat-lipat tidak pada satu bidang datar.
6. Rata (integer), jika tepi daun tidak bertoreh seperti pada daun pohon nangka
(Artocarpus integra Merr.)

7. Bertoreh (divisus), ada dua macam:


Bertoreh merdeka, tidak mengubah bentuk asli daun
Bertoreh tidak merdeka, mengubah bentuk asli daun.
4.2 Pengertian Daun Bertoreh dan Jenisnya
Dalam makalah ini kami membahas tentang daun bertoreh, daun bertoreh dapat
dibedakan menjadi dua macam yaitu daun bertoreh merdeka dan daun bertoreh
tidak merdeka.
1) Toreh merdeka, adalah toreh-toreh pada daun yang tidak mempengaruhi
bangun asli daun. toreh-toreh ini biasanya tidak terlalu dalam, letak torehannya
tidak bergantung pada jalannya tulang-tulang daun, karena itu disebut toreh
merdeka, dalam hubungannya dengan jenis toreh-toreh ini digunakan istilah
sinus untuk torehnya sendiri dan angulus untuk bagian tepi daun yang
menonjol keluar . Daun dengan tepi yang bertoreh merdeka beragam macamnya.
Toreh-toreh ini seringkali sangat dangkal dan kurang jelas, sehingga sukar untuk
dikenali. Ada beberapa macam tepi daun dengan toreh yang merdeka, yaitu:
a. Bergerigi (serratus), jika sinus dan angulus sama lancipnya, misalnya pada daun
lantana (Lantana camara L.), kumis kucing (Orthosiphon spicatus).
b. Bergerigi ganda atau rangkap (biserratus), tepi daun seperti daun bergerigi,
tetapi angulusnya cukup besar dan tepinya bergerigi lagi, misalnya pada daun
sinterong (Erechthites valerianifolia).
c. Bergigi (dentatus), jika sinus tumpul sedangkan angulasnya lancip, misalnya
pada daun beluntas (Pluchea indica Less.).
d. Beringgit (crenatus), toreh ini merupakan kebalikan dari tepi daun bergigi,
sinusnya yang tajam dan angukusnya yang tumpul. Misalnya pada daun daun
cocor bebek (Kalancoe pinnata Pers.), Coleus ambonicus.
e. Berombak (repanduis), jika sinus dan angulus sama-sama tumpul, misalnya
pada daun airmata pengantin (Antigonon leptopus Hook et Arn.).
f. Berliuk (sinnatus), yaitu tepi daun yang berombak lebih tinggi
(Ali,2004:38).
2) Toreh tidak merdeka, adalah toreh-toreh daun yang mempengaruhi bangun asli
daun. Toreh-toreeh ini besar dan dalam sehingga bangun asli daun tidak tampak.
Toreh yang besar dan dalam tersebut biasanya terletak diantara tulang-tulang
cabang. Jika daun amat lebar dan besar, bagian daun di antara toreh-toreh yang
besar dan dalam itu dapat bertoreh lagi sehingga bentuk asli daun tidak kentara
lagi. Berdasarkan dalamnya toreh-toreh itu, tepi daun dapat dibedakan menjadi 3,
yaitu
a) Berlekuk (lobatus), yaitu jika toreh kurang dari pada setengah panjangnya
tulang yang terdapat di kanan kirinya.
b) Bercangap (fissus), yaitu jika dalamnya toreh kurang lebih sampai tengahtengah panjang tulang-tulang daun di kanan kirinya.
c) Berbagi (partitus), yaitu jika dalamnya toreh melebihi setengah dari panjangnya
tulang-tulang daun di kanan kirinya.
Letak toreh bergantung pada susunan tulang-tulang daun, sehingga untuk
menyebut tepi daun yang dalam dan besar ini merupakan kombinasi antara sifat
torehannya dengan susunan tulang daunnya. Macam-macamnya adalah sebagai
berikut

a) Berlekuk menjari (palmatilobus), tepinya berlekuk dan susunan tulangnya


menjari contonya dalah jarak pagar (Jatropa curcas L.), kapas (Gossypium sp).
b) Berlekuk menyirip (pinnatilobus), jika tepi berlekuk mengikuti susunan tulang
daun yang menyirip.
c) Bercangap menyirip (pinnatifidus), tepi bercangap, daunnya mempunyai
susunan tulang daun yang menyirip. Misalnya daun keluwih (Artocarpus
communis Forst.).
d) Berbagi menyirip (pinnatipartitus), tepi berbagi dengan susunan tulang daun
yang menyirip. Misalnya daun kenikir (Cosmos caudatus M.B.K.), dan sukun
(Artocarpus communis Forst.).
e) Bercangap menjari (palmatifidus), tepi daun bercangap sedang susunan tulang
daunnya menjari. Misalnya daun jarak (Ricinus communis L.).
f) Berbagi menjari (palmatipartitus) jika tepi berbagi dan susunan tulang daunya
menjari. Misalnya ketela pohon (Manihot utillisima Pohl.) (Gembong,2005:44).
4.3 Contoh Daun Bertoreh Merdeka dan Daun Bertoreh Tidak Merdeka
Dalam makalah ini kami mengambil contoh daun pepaya (Carica papaya) dan
daun cocor bebek (Kalancoe pinnata Pers.).Daun pepaya (Carica papaya)
termasuk dalam daun bertoreh tidak merdeka dan daun cocor bebek (Kalancoe
pinnata Pers.)sebagai contoh daun bertoreh merdeka.
Contoh daun bertoreh tidak merdeka
a) Daun pepaya (Carica papaya)
Daun pepaya (Carica papaya) (Hide G.2009)
Daun ini termasuk kedalam daun bertoreh tidak merdeka, karena torehannya yang
besar dan dalam sehingga bentuk asli daun pepaya ini tidak nampak. Karena
torehannya melebihi setengah panjang tulang-tulang daun di kanan kirinya dan
susunan tulang daunnya menjari daun ini termasuk daun berbagi menjari.
b) Daun singkong (Manihot utilis)
Daun ini termasuk dalam daun bertoreh tidak merdeka, karena torehannya yang
besar dan dalam sehingga bentuk asli daun pepaya ini tidak nampak. Karena
torehannya melebihi setengah panjang tulang-tulang daun di kanan kirinya dan
susunan tulang daunnya menjari daun ini termasuk daun berbagi menjari.
Contoh daun bertoreh merdeka
a) Daun Cocor bebek (Kalanchoe pinnata Pers)
Cocor bebek (Kalanchoe pinnata Pers) (Hide G.2009)
Daun ini termasuk daun bertoreh merdeka karena torehannya dangkal dan kurang
jelas. Daun ini mempunyai sinus dan angulus yang sama lancip sehingga termasuk
kedalam tepi daun yang bergerigi (serratus).
b) Daun Jambu biji (Psidium guajava)
Daun jambu biji (Psidium guajava) termasuk kedalam daun bertoreh merdeka, hal
ini dikarenakan daun jambu biji memiliki bentuk torehan yang tidak terlalu dalam
sehingga torehannya tersebut tidak menyebabkan bentuk asli daun berubah
Bentuk-Bentuk Tulang Daun dan Gambarnya
1. Tulang Daun Menyirip

Tulang daun menyirip berbentuk seperti susunan sirip ikan.


Contohnya adalah daun mangga, daun jambu, daun nangka, dan
daun rambutan.

Contoh Tulang Daun Menyirip

2. Tulang Daun Menjari


Bentuk tulang daun menjari seperti susunan jari-jari tangan.
Contohnya adalah daun pepaya, daun singkong, kapas dan daun
jarak.

Contoh Tulang Daun Menjari

3. Tulang Daun Melengkung


Bentuk tulang daun melengkung seperti garis-garis
lengkung.tulang daun jenis ini dapat kita temukan pada berbagai
tumbuhan di lingkungan sekitar kita. Ujung-ujung tulang daun

melengkung terlihat menyatu. Contohnya adalah daun sirih,


daun gadung, dan daun genjer.

Contoh Tulang Daun Melengkung

4. Tulang Daun Sejajar


Bentuk tulang daun sejajar seperti garis-garis lurus yang sejajar.
Tiap-tiap ujung tulang daun ini menyatu. Contohnya adalah
tebu, padi, dan semua jenis rumput.

Contoh Tulang Daun Sejajar

Daun Majemuk (Folium Compositum)


Pada daun pada berbagai jenis tumbuhan memperlihatkan bahwa:

Pada tangkai daun hanya terdapat 1 helaian daun disebut Daun Tunggal
(folium simplex).

Tangkainya bercabang, helaian daun terdapat pada cabang tangkai,


sehingga 1 tangkai terdapat lebih dari 1 helaian daun, disebut Daun
Majemuk (folium compositum).

Suatu daun majemuk dapat dipandang berasal dari daun tunggal yang bertoreh
dalam, sehingga bagian daun di antara toreh-toreh tersebut terpisah satu sama
lain dan masing-masing merupakan suatu helaian kecil tersendiri. Bagian-bagian
daun majemuk

1. Ibu Tangkai Daun (patiolus communis), yaitu bagian daun majemuk yang
menjadi tempat duduknya helaian-helaian anak daun (foliolum). Ibu
tangkai daun dapat dipandang merupakan penjelmaan tangkai daun
tunggal ditambah ibu tulangnya, sehingga kuncup ketiak terletak di atas
pangkal ibu tangkai pada batang.
2. Tangkai Anak Daun (petiololus), yaitu cabang-cabang ibu tangkai daun
yang mendukung anak daun. Dapat dianggap sebagai penjelmaan
pangkal suatu tulang cabang pada daun tunggal, sehingga di dalam
ketiaknya tak pernah terdapat kuncup.
3. Anak Daun (foliolum), merupakan bagian helaian daun yang karena
dalam dan besarnya toreh menjadi terpisah-pisah. Anak Daun pada daun
majemuk lazimnya mempunya tangkai pendek atau hampir duduk pada
ibu tangkai, misalnya pada daun Selderi (Apium graveolens L.).
Terkadang anak daun mempunyai tangkai yang cukup panjang dan

terlihat jelas, misalnya pada daun Mangkokan (Nothoponax scutellarium


Merr.).
4. Upih Daun (vagina), yaitu bagian di bawah ibu tangkai yang lebar dan
biasanya memeluk batang, misalnya pada daun Pinang (Areca catechu
L.).

Pada pangkal ibu tangkai daun majemuk atau di dekat pangkal ibu tangkai dapat
pula ditemukan sepasang daun penumpu yang:

berupa 2 daun kecil melekat pada kanan kiri pangkal ibu tangkai daun,
misalnya pada daun Mawar (Rosa sp.)

berupa 2 daun yang lebar dan ikut sebagai alat untuk berasimilasi,
misalnya pada daun Kacang Kapri (Pisum sativum L.).

Daun majemuk dapat dikemukakan bahwa:


1. Pada 1 daun majemuk semua anak daun terjadi bersama-sama dan
biasanya runtuh bersama-sama pula, sedang suatu cabang dengan daundaun tunggal mempunya daun yang tak sama umur maupun besarnya,
dan tidak runtuh bersama-sama.
2. Daun majemuk mempunyai pertumbuhan yang terbatas seperti daun
tunggal, artinya tidak bertambah panjang lagi dan ujungnya tidak
menyerupai kuncup. Suatu cabang biasanya selalu bertambah panjang
dan mempunyai kuncup di ujungnya.
3. Pada daun majemuk tidak akan terdapat kuncup dalam ketiak anak daun,
sedangkan pada suatu cabang biasanya dalam ketiak daunnya terdapat 1
atau lebih kuncup.

Walaupun demikian, perlu


menyesatkan, misalnya:

pemeriksaan

secara

seksama

agar

tidak

1. Mempunyai daun majemuk yang memperlihatkan pertumbuhan


memanjang sampai agak lama sehingga anak daunnya mempunyai umur
yang berbeda, dan tidak luruh berbarengan. Sering terlihat anak daun
pada pangkal ibu tangkai sudah runtuh, sedangkan pada ujungnya ada
anak daun yang masih muda dan terlihat segar (masih hijau). Misalnya
pada pohon Cerme (Phyllanthus acidus Skeels)

dan Belimbing Wuluh (Averrhoa bilimbi L.).

2. Terdapat cabang-cabang dengan daun tunggal yang berseling, yang


tumbuh mendatar dari batang pokok dan terbatas pertumbuhannya (tidak
bertambah panjang lagi). Cabang-cabang berdaun ini seperti daun
majemuk tetapi bukan, karena dari ketiak-ketiaknya pada waktu tertentu
akan tampak keluar bunga yang kemudian menjadi buah. Jika itu daun
majemuk maka tidak mungkin ditemukan bunga atau buah. Misalnya
pada tumbuhan Meniran (Phyllanthus niruri L.)

dan Katu (Sauropus androgynus Merr.).

Daun majemuk menurut susunan anak daun pada ibu tangkainya dibedakan
menjadi 4 golongan:
1. Daun Majemuk Menyirip (pinnatus)

2. Daun Majemuk Menjari (palmatus)

3. Daun Majemuk Bangun Kaki (pedatus)

4. Daun Majemuk Campuran (digitato pinnatus)

-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------Daun Majemuk Menyirip (Pinnatus)


--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Ialah daun majemuk yang anak daunnya terdapat di kanan kiri ibu tangkai daun,
seperti sirip ikan. Daun majemuk menyirip dibedakan menjadi:
1. Daun Majemuk Menyirip Beranak Daun Satu (unifoliolatus). Terlihat
seperti daun tunggal tetapi bukan, karena ada persendian (articulatio)
pada tangkai daun sehingga helaian daun tidak langsung terdapat pada
ibu tangkai. Daun ini sebenarnya mempunyai lebih dari 1 helaian daun,
namun daun yang lain telah tereduksi sehingga tinggal 1 anak daun saja.
Contohnya pada daun Jeruk Besar (Citrus maxima Merr.), Jeruk Nipis
(Citrus aurantifolia Sw.), dll.

2. Daun Majemuk Menyirip Genap (abrupte pinnatus). Biasanya terdapat


sejumlah anak daun yang berpasangan di kanan kiri ibu tulang,
sehingga anak daunnya berjumlah genap. Akan tetapi, mengingat bahwa
pada suatu daun majemuk menyirip anak-anak daun tidak selalu
berpasangan, maka untuk menentukan daun majemuk menyirip ganda
atau bukan dilihat ujung ibu tangkainya, bukan jumlah anak daunnya. Jika
ujung ibu tangkai terputus (pada ujung ibu tangkai tidak terdapat anak
daun) sehingga ujung ibu tangkai bebas, atau kadang tertutup oleh pucuk
kecil yang mudah runtuh, maka berarti bahwa daun tersebut menyirip
ganda. Oleh karena itu daun majemuk menyirip ganda mungkin juga
mempunyai jumlah anak daun yang gasal (ganjil). Contoh tumbuhan
dengan daun majemuk menyirip ganda dengan jumlah anak daunnya
genap adalah Pohon Asam (Tamarindus indica L.).

Contoh tumbuhan dengan daun majemuk menyirip ganda dengan jumlah


anak daunnya gasal adalah daun Kepulasan (Nepphelium mutabile B.).

3. Daun Majemuk Menyirip Gasal (imparipinnatus). Pedomannya adalah ada


tidaknya anak daun yang menutup ujung ibu tangkainya. Ditinjau dari
jumlah anak daunnya, akan didapati jumlah yang gasal jika berpasangan,
sedang di ujung ibu tangkai terdapat anak daun yang tersendiri (biasanya
lebih besar dari yang lainnya), misalnya pada daun Pacar Cina (Aglaia
odorata Lour.)

dan Mawar (Rosa sp.). Sebagai kebalikan daun majemuk menyirip ganda
yang dapat mempunya jumlah anak daun yang gasal, daun majemuk
menyirip gasal dapat pula mempunyai jumlah anak daun yang genap,
seperti pada Pacar Cina.

Daun majemuk menyirip menurut duduknya anak daun pada ibu tangkai dan
besar kecilnya anak daun dibedakan dalam:
1. Daun Majemuk Menyirip Berpasangan, jika duduknya anak daun pada ibu
tangkai berhadap-hadapan.

2. Daun Majemuk Menyirip Berseling, jika duduknya anak daun pada ibu
tangkai berseling.

3. Daun Majemuk Menyirip Berselang-seling (interrupte pinnatus), jika


duduknya anak daun pada ibu tangkai berpasangan berselang-seling
anak daun yang lebar dengan anak daun yang sempit. Misalnya pada
daun Tomat (Solanum lycopersicum L.).

Pada daun majemuk dapat pula terlihat bahwa anak daun tidak langsung duduk
pada ibu tangkainya melainkan pada cabang ibu tangkai, disebut Daun Majemuk
Rangkap/Ganda. Biasanya hanya daun majemuk menyiriplah yang mempunyai
sifat tersebut, sehingga jika ada daun majemuk ganda, biasanya adalah daun
majemuk menyirip.
Daun majemuk menyirip ganda dibedakan menurut letak anak daun pada
cabang tingkat ke berapa dari ibu tangkainya:
1. Daun Majemuk Menyirip Ganda 2 (bipinnatus), jika anak daun duduk
pada cabang tangkat 1 dari ibu tangkai.
2. Daun Majemuk Menyirip Ganda 3 (tripinnatus), jika anak daun duduk
pada cabang tangkat 2 dari ibu tangkai.

3. Daun Majemuk Menyirip Ganda 4, dan seterusnya.

Daun majemuk menyirip ganda dibedakan lagi dalam:


1. Daun Majemuk Menyirip Ganda Sempurna, jika tidak ada 1 anak daun
pun yang duduk pada ibu tangkainya. Biasanya hanya pada daun
majemuk menyirip genap.
2. Daun Majemuk Menyirip Ganda Tidak Sempurna, jika masih ada anak
daun yang duduk langsung pada ibu tangkainya. Biasanya hanya pada
daun majemuk menyirip gasal.

Beberapa contoh daun menyirip ganda:


1. Daun Majemuk Menyirip Genap Ganda 2 Sempurna, misalnya pada daun
Kembang Merak (Caesalpinia pulcherrima Sw.).

2. Daun Majemuk Menyirip Gasal Ganda 2 Tidak Sempurna, misalnya pada


daun Kirinyu (Sambucus javanica Bl.).

3. Daun Majemuk Menyirip Gasal Rangkap 3 Tidak Sempurna, misalnya


pada daun Kelor (Moringa oleifera Lamk.).

-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------Daun Majemuk Menjari (Palmatus/Digitatus)


-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------ialah daun majemuk yang semua anak daunnya tersusun memencar dapa ujung
ibu tangkai seperti letaknya jari-jari pada tangan. Berdasarkan jumlah anak
daunnya dibedakan menjadi:
1. Daun Majemuk Menjari Beranak Daun 2 (bifoliolatus), pada ujung ibu
tangkai terdapat 2 anak daun. Misalnya pada daun Nam-nam (Cynometra
cauliflora L.).

2. Daun Majemuk Menjari Beranak Daun 3 (trifoliolatus), pada ujung ibu


tangkai terdapat 3 anak daun. Misalnya pada pohon Para (Hevea
brasiliensis Muell.).

Catatan: Daun majemuk menjari beranak daun 3 dapat pula dijumpai


pada daun majemuk menyirip, misalnya pada daun Kacang Panjang
(Vigna sinensis Endl.). Untuk membedakan apakah menyirip atau
menjari, harus diteliti mengenai letak pertemuan ketiga tangkai anak
daunnya. Jika semua bertemu pada 1 titik (ujung ibu tangkai) berarti
menjari, jika tidak berarti menyirip. Untuk lebih jelas, bandingkan antara
daun Para dengan daun Kacang Panjang.

3. Daun Majemuk Menjari Beranak Daun 5 (quinquefoliolatus), pada ujung


ibu tangkai terdapat 5 anak daun. Misalnya pada daun Maman
(Gynandropsis pentaphylla D.C.).

4. Daun Majemuk Menjari Beranak Daun 7 (septemfoliolatus), pada ujung


ibu tangkai terdapat 7 anak daun. Misalnya pada daun Randu (Ceiba
pentandra Gaertn.).

5. Daun Majemuk Menjari Beranak Daun Banyak (polyfoliolatus), pada ujung


ibu tangkai terdapat 7 anak daun. Misalnya pada daun Randu (Ceiba
pentandra
Gaerthn.
Daun majemuk menjari dapat bersifat ganda, misalnya Daun Majemuk
Menjari Beranak Daun3Ganda 2 (biternatus), pada daun Aegopodium dan
Aquilegia vulgari

-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------Daun Majemuk Bangun Kaki (Pedatus)


-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------ialah daun majemuk yang mempunya susunan daun seperti daun majemuk
menjari, tetapi 2 anak daun paling pinggir tidak duduk pada ibu tangkai,
melainkan duduk pada tangkai anak daun yang disampingnya. Misalnya pada
Ariceae (Arisaema filiforme).
Daun Majemuk Campuran (Digitatopinnatus)
ialah daun majemuk ganda yang mempunyai cabang-cabang ibu tangkai
memencar seperti jari dan terdapat pada ujung ibu tangkai daun, tetapi pada
cabang-cabang ibu tangkai terdapat anak-anak daun yang tersusun menyirip.
Daun majemuk campuran merupakan campuran antara daun majemuk menjari
dan menyirip. Contohnya pada daun Puteri Malu (Mimosa Pudica L.).
Jika diteliti lebih detail, daun Puteri Malu bukan merupakan daun majemuk
campuran sejati, tetapi adalah daun majemuk menyirip genap ganda 2
sempurna. Hanya saja letak kedua pasang cabang ibu tangkainya sangat dekat
satu sama lain, hingga seakan-akan terdapat 4 cabang tangkai pada ujung ibu
tangkai daunnya.

Fungsi dan sifat Bunga


Bunga merupakan modifikasi suatu tunas (batang dan daun) yang bentuk, warna,
dan susunannya disesuaikan dengan kepentingan tumbuhan. Fungsi bunga yang
paling utama adalah sebagai wadah menyatunya gamet jantan (mikrospora) dan
betina (makrospora) untuk menghasilkan biji. Proses dimulai dengan
penyerbukan, yang diikuti dengan pembuahan, dan berlanjut dengan pembentukan
biji.
Fungsi utama bunga adalah untuk membentuk biji agar tanaman dapat ditanam
kembali sehingga keturunannya jadi bertambah banyak. Sehingga dengan kata
lain, pada tumbuhan bunga berperan sebagai tempat berlangsungnya
perkembangbiakan. Peristiwa penyerbukan, yaitu jatuhnya serbuk sari ke atas
kepala putik merupakan awal terjadinya perkembangbiakan pada tumbuhan.
Beberapa bunga memiliki warna yang cerah yang berfungsi memikat hewan.
Selain warna, aroma yang dipancarkan bunga juga dapat memikat hewan untuk
membantu penyerbukan yang pada akhirnya akan terjadi pembuahan lalu bakal
buah berkembang menjadi buah.

Selain memikat hewan, bunga juga dapat memikat hati manusia. Manusia sejak
lama terpikat oleh bunga, khususnya yang berwarna-warni. Bunga menjadi salah
satu penentu nilai suatu tumbuhan sebagai tanaman hias. Dengan segala
keindahanya itu, bunga memiliki beberapa sifat, diantaranya:
1. Mempunyai warna menarik
2. Biasanya berbau harum
3. Bentuknya bermacam-macam
4. Biasanya mengandung madu

Fungsi,Bagian dan Struktur Bunga (Lengkap)

A. Fungsi Bunga
Bunga merupakan modifikasi suatu tunas (batang dan daun)
yang bentuk, warna, dan susunannya disesuaikan dengan
kepentingan tumbuhan. Oleh karena itu, bunga ini berfungsi
sebagai tempat berlangsungnya penyerbukan dan pembuahan
yang akhirnya dapat dihasilkan alat-alat perkembangbiakan.
Mengingat pentingnya bunga bagi tumbuhan maka pada bunga
terdapat sifat-sifat yang merupakan penyesuaian untuk
melaksanakan
fungsinya
sebagai
penghasil
alat
perkembangbiakan.

Pada umumnya, bunga mempunyai sifat-sifat seperti berikut.


1)
2)
3)
4)

Mempunyai warna menarik.


Biasanya berbau harum.
Bentuknya bermacam-macam.
Biasanya mengandung madu.

B. Bagian-Bagian Bunga
Bunga terdiri dari bagian steril dan fertil. Bagian steril terdiri
dari ibu tangkai bunga (pedunculus), tangkai bunga (pedicellus),
dasar bunga (receptacle), daun pelindung (brachtea), daun
tangkai (brachteola), dan perhiasan bunga. Perhiasan bunga
terdiri dari daun kelopak (sepal) dan daun mahkota (petal).
Perhatikan Gambar 1.

Bagian bunga fertil terdiri dari mikrosporofil sebagai benang


sari dan makrosporofil sebagai putik (pistillum) dengan daun

buah sebagai penyusunnya. Cobalah cermati penjelasan berikut


ini agar Anda lebih mengetahui bagian bagian bunga.
1. Tangkai induk atau ibu tangkai bunga (rachis, pedunculus,
pedunculus communis) merupakan aksis perbungaan
sebagai lanjutan dari batang atau cabang.
2. Tangkai bunga (pedicellus) merupakan cabang terakhir
yang mendukung bunga.
3. Dasar bunga (receptacle) merupakan ujung tangkai bunga
sebagai tempat bertumpunya bagian-bagian bunga yang
lain (batang).
4. Daun pelindung (brachtea) merupakan daun terakhir yang
di ketiaknya tumbuh bunga.
5. Daun tangkai (brachteola) merupakan daun pelindung
yang letaknya di pangkal tangkai bunga.
6. Daun kelopak (sepal) merupakan daun perhiasan bunga
yang paling pangkal, umumnya berwarna hijau dan
berkelompok membentuk kelopak bunga (calyx).
7. Daun mahkota atau daun tajuk (petal) merupakan daun
perhiasan bunga yang berwarna-warni. Daun mahkota ini
berkelompok membentuk mahkota bunga (corolla).
8. Benang sari (stamen) adalah daun fertil yang terdiri dari
kepala sari (anthera), berisi serbuk sari (polen), tangkai sari
(filamen), dan pendukung kepala sari.
9. Daun buah (carpell) adalah daun fertil pendukung
makrospora berupa bakal biji (ovalum) yang secara kolektif
membentuk putik (pistill).
10.
C. Struktur Jaringan Penyusun Bunga
Secara anatomi, daun mahkota dan daun kelopak
mempunyai struktur yang sama yaitu terdapat sel-sel
parenkimatis. Parenkim ini juga disebut mesofil. Parenkim
ini terletak di antara epidermis atas dan bawah. Daun
kelopak umumnya mempunyai struktur sederhana.
Epidermis daun kalopak pada bagian luarnya dilapisi kutin,
stomata, dan trikomata. Seperti struktur pada daun. Sel-sel
daun kelopak ini juga mengandung klorofil. Struktur daun

mahkota sel-selnya mempunyai satu atau banyak berkas


pengangkut yang kecil-kecil. Daun mahkota mempunyai
epidermis berbentuk khusus, yaitu berupa tonjolan yang
disebut papila dan dilapisi kutikula
11.
Sementara itu, benang sari dan putik mempunyai
struktur sangat berbeda. Secara umum, benang sari terdiri
atas kepala sari dan tangkai sari. Tangkai sari tersusun oleh
jaringan dasar, yaitu sel-sel parenkimatis yang mempunyai
vakuola tanpa ruang antarsel. Pada epidermis tangkai sari
terdapat kutikula, trikomata, atau mungkin juga stomat
Kepala sari mempunyai struktur yang kompleks, terdiri atas
dinding yang berlapis-lapis, dan di bagian terdalam terdapat
lokulus (ruang sari) yang berisi butir-butir serbuk sari. Jumlah
lapisan dinding kepala sari untuk setiap jenis tumbuhan berbeda.
Kepala sari mempunyai beberapa lapisan dinding sebagai
berikut.
1. Epidermis, merupakan lapisan terluar yang terdiri dari satu
lapis sel. Epidermis menjadi memipih dan membentuk
papila pada kepala sari yang masak dan berfungsi sebagai
pelindung epidermis.
2. Endotesium, merupakan lapisan yang terletak di sebelah
dalam epidermis.
3. Lapisan tengah, merupakan lapisan yang terletak di
sebelah dalam endotesium dan terdiri dari 23 lapis sel
atau lebih tergantung jenis tumbuhannya.
4. Tapetum, merupakan dinding terdalam dari antera dan
berkembang mencapai maksimum pada saat terbentuk
serbuk sari tetrad.
Bagian perhiasan bunga (mahkota dan kelopak) pada tanaman
Dicotyledoneae biasanya berjumlah 2, 4, 5, atau kelipatannya,
sedangkan pada tumbuhan Monocotyledoneae berjumlah 3 atau
kelipatannya.

Dari Bunga Menjadi Bakal Buah, Sistem reproduksi


dalam Tumbuhan
On March 29, 2013 By warasfarmIn Artikel

Sistem reproduksi tumbuhan erat kaitanya dengan bunga yang dihasilkan oleh
Tumbuhan. Sebab bunga adalah alat reproduksi yang dimiliki tumbuhan yang
dibantu oleh hewan seperti lebah dan burung dalam penyerbukanya.walaupun
tidak semua tumbuhan memiliki atau menghasilkan bunga, namun sebagain besar
tumbuhan berbunga.
Bunga sangat berperan dalam sistem reproduksi tumbuhan karena nantinya akan
terjadi pencampuran atau bertemu sel kelamin jantan dan sel kelamin betina
( serbuk sari dan putik) yang banyak dikenal dengan istilah penyerbukan.
selanjutnya akan terjadi proses pembuahan dan penghasil buah yang mengandung
biji sebagai anak yang membawa sifat-sifat genetik induknya sebagai tumbuhan
baru.Sistem reproduksi tumbuhan adalah bagaimana tumbuhan menghasilkan
individu baru,sistem reproduksi tumbuhan ini dapat juga disebut sebagai proses
perkembangbiakan tumbuhan.Sistem reproduksi ini terjadi melalui dua cara yaitu
generatif dan vegetatif. Bunga adalah cara generatif yang sangat berperan dalam
terjadinya proses ini.Ada banyak cara penyerbukan. Salah satunya melalui
perantaraan serangga. Atau dengan perantaraan air. Atau dengan perantaraan
binatang. Atau dengan perantaraan angin yang biasanya disebut dengan
penyerbukan angin.Khusus tentang penyerbukan yang terjadi karena perantaraan
angin, maka di sana, terdapat beberapa syarat yang harus dipenuhi:
1) Serbuk harus berjumlah besar, karena ketika terbawa angin, sebagian besar
daripadanya hilang.
2) Serbuk harus ringan, sehingga bisa diterbangkan oleh angin.

Mengenai penyerbukan melalui angin ini, Alquran memberikan petunjuknya.


Allah SWT dalam surat Al-Hijr ayat 22 berfirman: Dan Kami telah meniupkan
angin untuk mengawinkan (tumbuh-tumbuhan)
Sekiranya tidak ada angin, maka tumbuh-tumbuhan yang proses
perkembangannya melalui angin, tentunya akan punah dan hilang.Maha Suci
Allah SWT yang berfirman: Alif, Laam, Miim. Kitab (al-Quran) ini tidak ada
keraguan
padanya, petunjuk bagi mereka yang bertakwa. (QS Al-Baqarah: 1-2)
Sementara pada perkembangbiakan tumbuhan secara vegetatif, bunga tidak
memiliki peran atau tidak dibutuhkan. sebab, pada proses ini tumbuhan sudah
dapat membentuk individu baru tanpa adanya kehadiran atau bantuan bunga.
Biasanya cara ini dibantu oleh manusia melalui rekayasa teknologi baik itu Stek,
Cangkok, Sambung Pucuk, Kultur Jaringan dll.
BUNGA SEBAGAI ALAT REPRODUKSI

Seperti disebutkan diatas bahwa tidak setiap tumbuhan menghasilkan bunga, tapi
kebanyakan tumbuhan menghasilkan bunga. Bunga adalah salah satu bagian utam
dari tumbuhan selain batang, akar, daun, buah dan biji. Bunga merupakan bagian
tumbuhan yang terlihat paling mencolok atau dapat dikatakan paling indah. hal ini
disebabkan karena bentuk dan warna bunga yang beragam dan menarik.Bentuk
bunga yang indah dan berwarna-warni membuatnya menjadi sangat menarik. hal
inilah yang menyebabkan bunga dapat menarik hewan, teruatam serangga
sehingga membantu dalam penyerbukanya. proses inilah yang mengawali
terjadinya individu baru tumbuhan tersebut.
MANFAAT BUNGA

Manfaat utama bunga adalah seperti yang telah disebutkan di atas yaitu sebagai
alat perekembang biakan tumbuhan atau bunga berperan dalam sistem reproduksi
tumbuhan.Bunga yang telah mengalami proses penyerbukan yaitu bertemunya
benang sari pada kepala putik, yang akan mengalami proses pembuahan.
Selanjutnya bunga tersebut akan mengalami perubahan menjadi bakal buah. bakal
buah ini akan dilindungi dan dibungkus oleh daging buah. Inilah proses yang
dinamakan berubahnya bunga menjadi buah. selain itu pada zaman modern ini
telah banyak penelitian yang membuktikan beberapa bunga memiliki khasiat dan
manfaat bagi kesehatan.Misalnya bunga teh rosella yang berguna bagi kesehatan
tubuh seperti meningkatkan daya tahan tubuh dan menurunkan tekanan darah
serta kadar gula dalam darah.

Masih banyak jenis bunga lain yang menurut penelitian berguna bagi kesehatan
manusia. Contohnya adalah bunga matahari yang berguna untuk menghilangkan
sakit pada saat haid dan menghilangkan keputihan pada wanita.Bunga juga
dijadikan sebagai hiasan, pengungkapan perasaan manusia seperti mawar dan
melati, juga menjadi simbol-simbol.
BAGIAN-BAGIAN BUNGA
walau setiap tumbuhan tidak selalu memiliki bunga, tapi berikut adalh bagianbagian dari bunga.
1. Mahkota bunga
Mahkota bunga merupakan bagian bunga yang paling mencolok dan menarik dari
penampilan luar bunga. mahkota bunga memiliki warna yang bermacammacam.Mahkota bunga berfungsi untuk melindungi bunga saat belum mekar,
setelah mekar menjadi alat penarik hewan terutama serangga dalam proses
penyerbukan.
2. Kelopak bunga

Kelopak bunga juga merupakan bagian bunga yang melindungi bunga saat bunga
masih belum mekar atau dalam keadaan kuncup.
3. Benang sari
Benang sari adalah sel kelamin jantan yang dihasilkan oleh tumbuhan. benang sari
terdiri atas tangkai sari dan kepala sari. Did alam kepala sari terdapat serbuk sari.
serbuk sari inilah yang nantinya akan membuahi putik, sehingga menjadi proses
awal terbentuknya individu baru tubuhan tersebut.
4. Putik
Putik juga merupakan alat perkembangbiakan pada tumbuhan.utik mengandung
sel kelamin betina bagi tumbuhan.Di dalam putik terdapat kepala putik, tangkai
putik, bakal buah dan bakal biji.

Dapatlah dimengerti bahwa selain penampilan yang indah dan menarik serta
banyaknya peneliatian yang berusaha mencari fungsi dan manfaat lebih dari
tumbuhan untuk kehidupan manusia, bunga tetaplah memiliki peran utama dalam
sistem reproduksi tumbuhan. inilah peran utama dan pertama yang dimiliki oleh
bunga dan tidak boleh dilupakan atau ditinggalkan.
Buah adalah organ pada tumbuhan berbunga yang merupakan perkembangan
lanjutan dari bakal buah (ovarium). Buah biasanya membungkus dan melindungi
biji. Aneka rupa dan bentuk buah tidak terlepas kaitannya dengan fungsi utama
buah, yakni sebagai pemencar biji tumbuhan.
PERKEMBANGAN BUAH

Buah adalah pertumbuhan sempurna dari bakal buah (ovarium). Setiap bakal buah
berisi satu atau lebih bakal biji (ovulum), yang masing-masing mengandung sel
telur. Bakal biji itu dibuahi melalui suatu proses yang diawali oleh
peristiwa penyerbukan, yakni berpindahnya serbuk sari dari kepala sari ke kepala
putik. Setelah serbuk sari melekat di kepala putik, serbuk sari berkecambah dan
isinya tumbuh menjadi buluh serbuk sari yang berisi sperma. Buluh ini terus
tumbuh menembus tangkai putik menuju bakal biji, di mana terjadi persatuan
antara sperma yang berasal dari serbuk sari dengan sel telur yang berdiam dalam
bakal biji, membentuk zigot yang bersifat diploid. Pembuahan pada tumbuhan
berbunga ini melibatkan baik plasmogami, yakni persatuan protoplasma sel telur
dan sperma, dan kariogami, yakni persatuan inti sel keduanya.
Setelah itu, zigot yang terbentuk mulai bertumbuh menjadi embrio (lembaga),
bakal biji tumbuh menjadi biji, dan dinding bakal buah, yang disebut perikarp,
tumbuh menjadi berdaging (pada buah batu atau drupa) atau membentuk lapisan
pelindung yang kering dan keras (pada buah geluk atau nux). Sementara itu,
kelopak bunga (sepal), mahkota (petal), benangsari (stamen) dan putik (pistil)
akan gugur atau bisa jadi bertahan sebagian hingga buah menjadi. Pembentukan
buah ini terus berlangsung hingga biji menjadi masak. Pada sebagian buah berbiji
banyak, pertumbuhan daging buahnya umumnya sebanding dengan jumlah bakal
biji yang terbuahi.
Kulit buah ada yang dua lapis dan ada yang tiga lapis. Kulit buah yang terdiri dari
2 lapis meliputi eksokarpium dan endokarpium sedang yang tiga lapis meliputi
eksokarpium, mesokarpium, dan endokarpium. Endokarpium berbatasan dengan
kulit biji. Eksokarpium umumnya satu lapis sel, mesokarpium terdiri dari
beberapa lapis sel, sedang endokarpium dapat satu lapis atau lebih. Buah tertentu
memiliki endokarpium yang terdiri dari sel batu. Daging buah yang kita makan
sehari-hari sebenarnya mesokarpium.
Pada sebagian buah, khususnya buah tunggal yang berasal dari bakal buah
tenggelam, kadang-kadang bagian-bagian bunga yang lain (umpamanya tabung
perhiasan bunga, kelopak, mahkota, atau benangsari) bersatu dengan bakal buah
dan turut berkembang membentuk buah. Jika bagian-bagian itu merupakan bagian
utama dari buah, maka buah itu lalu disebut buah semu.
Baik buah sejati (yang merupakan perkembangan dari bakal buah) maupun buah
semu, dapat dibedakan atas tiga tipe dasar buah, yakni:

buah tunggal, yakni buah yang terbentuk dari satu bunga dengan satu
bakal buah, yang berisi satu biji atau lebih.

buah ganda, yakni jika buah terbentuk dari satu bunga yang memiliki
banyak bakal buah. Masing-masing bakal buah tumbuh menjadi buah
tersendiri, lepas-lepas, namun akhirnya menjadi kumpulan buah yang
nampak seperti satu buah. Contohnya adalah sirsak (Annona).

buah majemuk, yakni jika buah terbentuk dari bunga majemuk. Dengan
demikian buah ini berasal dari banyak bunga (dan banyak bakal buah),
yang pada akhirnya seakan-akan menjadi satu buah saja. Contohnya
adalah nanas (Ananas), bunga matahari (Helianthus).

Buah ada yang berdaging dan ada yang kering. Buah berdaging jika memiliki
dinding buah tebal dan mengandung air, buah demikian disebut dengan buah buni.
Buah kering ada yang kulit buahnya terpisah dengan kulit bijinya atau bersatu
dengan kulit bijinya. Buah yang kulit bijinya bersatu dengan kulit buahnya
dinamakan akenium.
Pemencaran biji
Variasi dalam bentuk dan struktur buah terkait dengan upaya-upaya pemencaran
biji. Pemencaran ini bisa terjadi dengan bantuan hewan, angin, aliran air, atau
proses pecahnya buah yang sedemikian rupa sehingga melontarkan biji-bijinya
sampai jauh.
Pemencaran oleh binatang (zookori)
Pemencaran oleh binatang biasa terjadi pada buah-buah yang memiliki bagianbagian yang banyak mengandung gula atau bahan makanan lainnya. Musang,
misalnya, menyukai buah-buah yang manis atau
mengandung tepung dan minyak yang menghasilkan energi. Aneka macam buah,
termasuk pepaya, kopi dan aren, dimakannya namun biji-bijinya tidak tercerna
dalam perutnya. Biji-biji itu, setelah terbawa ke mana-mana dalam tubuh musang,
akhirnya dikeluarkan bersama tinja, di tempat yang bisa jadi cukup jauh dari
pohon asalnya. Demikian pula yang terjadi pada beberapa macam biji-biji rumput
dan semak yang dimakan oleh ruminansia. Pemencaran seperti itu
disebut endozoik.
Dari golongan burung, telah diketahui sejak lama bahwa burung cabe (Dicaeidae)
memiliki keterkaitan yang erat dengan penyebaran beberapa jenis pasilan atau
benalu (Loranthaceae); yang buah-buahnya menjadi makanan burung tersebut dan
bijinya yang amat lengket terbawa pindah ke pohon-pohon lain.
Cara lain adalah apa yang disebut epizoik, yakni pemencaran dengan cara
menempel di bagian luar tubuh binatang. Buah atau biji yang epizoik biasanya
memiliki kait atau duri, agar mudah melekat dan terbawa pada rambut, kulit atau
bagian badan binatang lainnya. Misalnya pada buah-buah rumput
jarum (Andropogon), sangketan (Achyranthes), pulutan (Urena) dan lain-lain.
Pemencaran oleh angin (anemokori)
Di kawasan hutan hujan tropika, pemencaran oleh angin merupakan cara yang
efektif untuk menyebarkan buah dan biji, nomor dua setelah pemencaran oleh

binatang. Tidak mengherankan jikaDipterocarpaceae, kebanyakan memiliki


bentuk buah samara, menjadi salah satu suku pohon yang mendominasi tegakan
hutan di Kalimantan dan Sumatra. Tumbuhan lain yang memanfaatkan angin,
yang juga melimpah keberadaannya di hutan hujan ini, adalah jenis-jenis anggrek
(Orchidaceae). Buah anggrek merupakan buah kotak yang memecah dengan
celah-celah, untuk melepaskan biji-bijinya yang halus dan mudah diterbangkan
angin.
Alih-alih buahnya, pada jenis-jenis tumbuhan tertentu adalah bijinya yang
memiliki sayap atau alat melayang yang lain. Biji-biji bersayap ini misalnya
adalah biji bayur (Pterospermum), mahoni(Swietenia), atau tusam (Pinus).
Biji kapas (Gossypium) dan kapok (Ceiba) memiliki serat-serat yang
membantunya melayang bersama angin.
Pemencaran oleh air (hidrokori)
Buah-buah yang dipencarkan oleh air pada umumnya memiliki jaringan
pengapung (seperti gabus) yang terisi udara atau jaringan yang tak basah oleh air.
Misalnya adalah jaringan sabut pada buahbuah kelapa (Cocos), ketapang (Terminalia) atau putat (Barringtonia).
Buah bakau (Rhizophora) telah berkecambah semasa masih melekat di batangnya
(vivipar). Akar lembaga dan hipokotilnya tumbuh memanjang keluar dari buah
dan menggantung di ujung ranting, hingga pada saatnya kecambah terlepas dan
jatuh ke lumpur atau air di bawahnya. Kecambah yang jatuh ke lumpur mungkin
langsung menancap dan seterusnya tumbuh di situ; namun yang jatuh ke air akan
terapung dan bisa jadi terbawa arus air sungai atau laut hingga ke tempat yang
baru, di mana kecambah itu tersangkut dan tumbuh menjadi pohon.
Pemencaran sendiri
Beberapa banyak macam buah, melemparkan sendiri biji-bijinya melalui berbagai
mekanisme pecahnya dinding buah, yang sebagian besar berdasarkan pada
peristiwa higroskopi atau turgesensi. Buah-buah kering yang memecah sendiri
(dehiscens), di saat masak kehilangan kadar airnya, hingga pada lengas tertentu
bagian-bagian yang terkait melenting secara tiba-tiba, memecah kampuh, dan
melontarkan biji-biji di dalamnya ke kejauhan. Contohnya adalah
buah para (Hevea), yang sering terdengar meletus di kala hari panas. Demikian
pula berbagai macam polong-polongan (Fabaceae), yang dapat melontarkan biji
hingga beberapa puluhmeter jauhnya. Buah pacar air (Impatiens), karena sifat
lentingnya, bahkan sering digunakan anak-anak untuk bermain.
Bagian-Bagian Bunga Sempurna dan Terlengkap

Posted on December 17, 2012

/Under Materi Kuliah Biologi

/With 5 Comments

Tidak semua organ-organ bunga di takdirkan Tuhan dalam bentuk yang lengkap.
Ada kalanya terjadi perbedaan keseragaman baik itu warna, ada atau tidak adanya
salah satu bagian bunga, dsb. Maka dari itu sering kita jumpai adanya bunga
lengkap dan bunga tak lengkap. Bunga lengkap umumnya memiliki empat bagian
organ bunga yaitu; kelopak bunga, mahkota bunga, putik dan benang sari.
Sedangkan bunga tak lengkap umumnya tidak memiliki salah satu atau keduaduanya dari bagian bunga lengkap.
Berikut ini organ-organ pada bagian bunga lengkap sekaligus fungsinya:
1. Tangkai Bunga (pedicellus) berfungsi untuk menahan
bagian-bagian bunga yang ada di bagian atapnya. Di atas
tangkai bunga terdapat Reseptakel yang berfungsi sebagai
tempat menempelnya tangkai sari.
2. Kelopak Bunga (sepal) berfungsi untuk melindungi organ
bunga bagian atap, terutama sebagai tempat untuk
melekatnya mahkota bunga
3. Mahkota Bunga (petal) berfungsi untuk menarik serangga
agar membantu dalam proses penyerbukan, dan fungsi
adaptasi pada beberapa tanaman tertentu
4. Kepala sari (anthera) berfungsi sebagai tempat melekatnya
serbuk sari (polen)
Polen berfungsi sebagai alat perkembangbiakan generatif, dimana polen ini
merupakan alat perkembangbiakan jantan pada bunga,
dan banyak mengandung hormon auksin. Oleh Mahashwari, Bhojwani, dan
Bhatnagar
(1969), tepung sari ini dinamakan mikrosporangium.
5. Tangkai Sari (filamen) berfungsi untuk menyangga kepala
sari agar tetap berada pada posisi yang ditentukan
6. Kepala putik (stigma) berfungsi sebagai tempat melekat
dan masuknya polen yang berasal dari kepala sari untuk

kemudian ditransfer ke bagian ovarium/inti telur melalui


tabung serbuk sari
7. Tangkai Putik (stilus) berfungsi untuk menyangga kepala
putik agar tetap berada pada posisi yang telah ditentukan.
Tangkai putik ini memiliki rongga atau saluran tabung
serbuk sari yang merupakan tempat untuk lewatnya polen
yang berasal dari kepala sari yang kemudian akan
diteruskan menuju inti generatif (ovarium) untuk kemudian
terjadinya pembuahan
8. Bakal buah (ovarium) berfungsi sebagai tempat terjadinya
pembuahan, dimana terjadi peleburan antara gamet jantan
dengan gamet betina, sehingga dimungkinkan
terbentuknya bakal buah
9. Bakal biji (ovulum) berfungsi sebagai tempat terjadinya
proses pembentukkan biji untuk kemudian menghasilkan
biji yang matang.
- See more at: http://birohmah.unila.ac.id/bagian-bagian-bungasempurna-dan-terlengkap/#sthash.bLiKCixi.dpuf
Struktur dan Fungsi Buah serta Biji Yang kita tahu bahwa pada saat serbuk sari
melekat di kepala putik maka akan terjadi yang namanya penyerbukan. Biasanya
setelah penyerbukan, akan diikuti dengan pembuahan. Pembuahan adalah proses
penyatuan sel kelamin jantan dan sel kelamin betina. Di bagian bawah putik
terdapat bakal buah dan didalamnya terdapat bakal biji yang bila terjadi
penyerbukan, bakal buah akan berkembang menjadi buah dan bakal biji menjadi
biji.
Buah
Umumnya buah dapat kita bedakan menjadi 3 yaitu buah tunggal, buah agregat,
dan buah majemuk. Buah tunggal adalah buah yang dibentuk oleh 1 bakal buah,
contohnya mangga. Buah agregat adalah buah yang dibentuk oleh banyak bakal
buah dari 1 bunga, contohnya buah sirsak, dan buah arbei. Buah yang terakhir
yaitu buah majemuk adalah buah yang dibentuk oleh banyak bakal buah dari
banyak bunga, contohnya buah nangka, dan buah nenas.

Dari asal terbentuknya buah dapat dibedakan menjadi 2 yakni buah sejati dan
buah semu. Buah sejati adalah buah yang terbentuk dari bakal buah sedangkan
buah semu adalah buah yang terbentuk dari bakal buah dan bagian-bagian lain
dari bunga tersebut.
Biji
Biji yang bermula dari bakal biji merupakan alat perkembangbiakan generatif. Di
dalam biji terdapat calon individu baru yang disebut embrio. Pada biji umumnya
terdapat kulit biji, tali pusat, dan inti biji.
Kulit Biji (spermodermis). Pada biji tumbuhan angeospermae (tumbuhan berbiji
tertutup), bijinya memiliki dua lapisan yaitu kulit luar (testa), dan kulit dalam
(tegmen). kulit luar tipis tetapi keras sedangkan kulit dalam seperti selaput dan
sering disebut kulit ari. Sedangkan pada tumbuhan gymnospermae (tumbuhan
berbiji terbuka) bijinya memiliki tiga lapisan yaitu lapisan luar, lapisan tengah,
dan lapisan dalam. Lapisan luar tebal berdaging. lapisan tengah lapisan kuat,
keras, dan berkayu. sedangkan lapisan dalam tipis seperti selaput.
Tali Pusat. merupakan bagian yang menghubungkan biji denga papan biji
(plasenta). Jika biji sudah dimasak, tali pusat putus sehingga pada biji hanya
terlihat bekasnya sebagai pusat biji (hilus).
Inti Biji. adalah semua bagian biji yang terdapat di dalam kulit ari. isi biji terdiri
dari lembaga yang merupakan calon individu baru. dan putih lembaga sebagai

cadangan makanan tersimpan dalam daun lembaga.daun lembaga merupakan daun


pertama pada tumbuhan yang tumbuh.
Hama dan Penyakit pada Tanaman
Pasti kalian pernah dengar kan ada petani yang gagal panen? Gagal panen
biasanya disebabkan karena tanaman terserang hama atau penyakit. Hama dan
penyakit pada tanaman ini yang menurunkan kualitas dan produksi hasil
pertanian.
Hama
Hama adalah hewan yang merusak tanaman/hasil tanaman karena aktivitas
hidupnya, terutama aktivitas untuk mendapatkan makanan. Yang termasuk hama
tanaman adalah hewan mamalia, serangga, dan burung. Contoh hama berupa
mamalia adalah tikus, babi hutan, dan kera. Yang termasuk hama berupa serangga
adalah wereng, kutu daun, walang sangit, belalang, ulat, dan kumbang. Hama
berupa burung adalah burung gelatik dan burung pipit. Tetapi di antara ketiga
hama tanaman ini, yang menimbulkan kerusakan paling besar adalah serangga.
Tetapi ada cara untuk mengatasi serangga hama ini. Yaitu dengan mengetahui
siklus hidupnya. Jika kita mengetahui kapan atau pada stadium apa serangga
tersebut akan menyerang, kita dapat memberantasnya pada sasaran yang tepat.
Penyakit Tanaman
Gangguan pada tanaman yang disebabkan oleh mikroorganisme disebut penyakit
tanaman. Mikroorganisme yang menyebabkan penyakit tanaman ini adalah virus,
bakteri, protozoa, jamur, dan cacing mematoda. Penyebaran penyakit tanaman
dapat terjadi melalui angin, serangga, dan air. Penyakit tanaman juga terpengaruh
oleh fakotr lingkungan, seperti kelembapan dan suhu. Contoh penyakit pada
tanaman adalah sebagai berikut.

CVPD (Citrus Vein Phloem Degeneration) pada jeruk adalah


penyakit yang disebabkan oleh virus yang merusak floem
tanaman jeruk. Penyakit ini menyebabkan daun tanaman
jeruk menjadi warna kuning dan kecil, serta melambatkan
pertumbuhan kuncupnya. Lalu, pada stadium berikut, daun
akan gugur dan tanaman tersebut menjadi tidak produktif
dan mati.

Penyakit mosaik pada tembakau adalah penyakit yang


disebabkan oleh virus TMV (Tobacco Mosaic Virus), dan
menyebabkan daun berkerut dna bercak-bercak kuning.

Penyakit rebah kecambah disebabkan oleh protista yang


menyerupai jamur, yaitu Pythium debaryanum. Penyakit ini
menyebabkan pembusukan akar dan kecambah/bibit
tanaman pada tanaman budidaya, sehingga kecambah
rebah ke tanah.

Penyakit pada tanaman kentang adalah penyakit yang


disebabkan oleh Phytopthora infestans (protista yang
menyerupai jamur).

Penyakit pada tanaman padi adalah penyakit yang


ymenyerang ruas-ruas batang dan butir padi. Pyricularia
oryzae (sejenis jamur) adalah salah satu penyebab
penyakit ini.

Penyakit pada anggrek adalah penyakit yang disebabkan


oleh bakteri, yaitu Pseudomonas cattleyas.

Penyakit pada tanaman jagung disebabkan oleh Ustilago


avenae. Ustilago ini dikenal sebagai jamur apa yang
menyebabkan penyakit pada tanaman budidaya. Contoh
lain dari Ustilago adalah Ustilago scitaminea yang
menyebabkan penyakit pada pucuk tebu.[ps]

BAB III
PENUTUP
A.

Kesimpulan
Dari pembahasan diatas penulis menyimpulkan bahwa Bunga adalah
bagian tanaman yang mengandung struktur alat perbanyakan generatif. Pada
umumnya bunga majemuk memilki empat organ utama, yaitu kelopak (sepal),
mahkota (petal), benang sari (stamen), dan putik (pistil). Benang sari terdiri dari
tangkai sari (filament), putik (stigma), tangkai putik (style), dan bakal buah
(ovary). Struktur anatomi buah yaitu monokotil: Epikarp, mesocarp, dan
endokarp. dikotil: Epikarp, mesocarp, dan endokarp. Adapun struktur anatomi biji
yaitu monokotil : Seed coat, endosperm, cotyledon, epicotyl, and radicle.
dikotil : Seed coat, cotyledon, epicotyl, and hypocotil.

B.

Saran
Kepada para pembaca jika ingin lebih mengetahui tentang bahasan ini
bisa membaca buku atau blog yang memuat Anatomi bunga, buah dan biji.

DAFTAR PUSTAKA
https://nayundasemli.wordpress.com/2013/12/03/struktur-buah-dan-biji/
http://aguzaza.blogspot.com/2010/06/makalah-anatomi-bunga.html
http://ilmubertani.blogspot.com/2012/11/anatomi-bunga.html
CITROSUPOMO, Gembong;

Morfologi Tumbuhan. Cet. Ke 13,

gajah mada Universitypress, 2001

Anda mungkin juga menyukai