Anda di halaman 1dari 78

Morfologi Tumbuhan

Gembong Tjitrosoepomo
HLM : 33 - 63

KELOMPOK 2 :

Ammar Zain (1304618028)


Aniza Fitria A. (1304618001)
Novi Aryani (1304618061)
Nurhazizah (1304618030)
Reyhanah (1304618033)
Pendidikan Biologi A
2018 Universitas Negeri Jakarta
.

TEPI DAUN WARNA DAUN


DAUN MAJEMUK

SUSUNAN DAGING PERMUKAAN


TULANG DAUN DAUN DAUN
SUSUNAN TULANG-
TULANG DAUN
(Nervatio atau Venatio)
Kegunaan tulang-tulang daun :

a. Memberi kekuatan pada daun, seperti pada


manusia dan hewan, oleh sebab itu seluruh tulang
daun dinamakan rangka daun (sceleton),
b. Berfungsi sebagai jalan untuk pengangkutan zat-zat,
yaitu :
- Jalan pengangkutan zat dari tanah
- Jalan pengangkutan hasil asimilasi dari tempat
pembuatannya.
Ibu Tulang (costa)

Tulang Daun Tulang-tulang


cabang (nervus
Menurut besar kecilnya lateralis)

Urat-urat daun
(vena)
1. Ibu tulang(costa)
Ialah tulang yang biasanya terbesar, merupakan
terusan tangkai daun, dan terdapat di tengah-tengah
membujur dan membelah daun.
Helaian daun terbagi menjadi 2, yaitu setangkup
atau simetris, ada pula daun tumbuhan yang tidak
mempunyai ibu tulang di tengah, contohnya daun
Begonia.
Ada pula daun yang memperlihatkan beberapa
tulang yang besar yang semuanya berpangkalan pada
ujung tangkai daun, misalnya pada daun yang
mempunyai bangun perisai atau daun-daun yang bulat
seperti pada daun Jarak (Ricinus communis L.),
2. Tulang-tulang cabang(nervus lateralis)
Yakni tulang-tulang yang lebih kecil daripada ibu
tulang tadi atau cabang-cabang tulang ini.
Tulang cabang yang langsung berasal dari ibu
tulang dinamakan tulang cabang tingkat 1, cabang
tulang cabang tingkat satu dinamakan tulang cabangg
tingkat 2, dan seterusnya.
3. Urat-urat daun (vena)
adalah tulang cabang yang lebih kecil atau
lembut dan satu sama lain beserta tulang-tulang lebih
besar membentuk susunan seperti jala, kisi, atau
lainnya.
Sifat-sifat tulang-tulang cabang tingkat 1 yang tumbuh
ke samping (ke arah tepi daun):
a. Tulang cabang tadi dapat mencapai tepi daun
b. Tulang cabang tadi berhenti sebelum mencapai tepi
daun
c. Tulang-tulang cabang tadi dekat tepi daun lalau
membengkok ke atas, dan bertemu dengan cabang
yang ada di atasnya, demikian berturut-turut, sehingga
sepanjajng tepi daun terdapat tulang yang letaknya
kurang lebih sejajar dengan tepi daun atau kadang-
kadang tampak berombak (tulang pinggir).

Gambar a. Gambar b. Gambar c.


Bertulang menyirip
(penninervis)

Bertulang menjari
(palminervis)
JENIS DAUN
Berdasarkan Susunan Tulangnya
Bertulang
melengkung
(cervinervis)

Bertulang sejajar
atau lurus
(rectinervis)
1. Daun-daun yang bertulang menyirip
(penninervis)
- Mempunyai satu ibu tulang yang berjalan dari pangkal ke
ujung
- Dari ibu tulang keluar tulang-tulang cabang menyamping
- Susunan seperi sirip ikan

Contohnya : tumbuhan biji belah (Dicotyledoneae), misalnya daun mangga


(Mangifera indica L.)
2. Daun-daun yang bertulang menjari
(palminervis)
- Dari ujung tangkai daun keluar beberapa tulang memencar
seperti jari-jari pada tangan
- Jumlah tuang lazimnya gasal
- Bagian tengah yang paling besar dan panjang
- Bagian samping semakin pendek

Contohnya : tumbuhan biji belah (Dicotyledoneae) yaitu jarak (Ricinus


communis L.), kapas (Gossypium sp.), dan lain-lain.
3. Daun-daun yang bertulang melengkung
(cervinervis)
- Mempunyai beberapa tulang yang besar, satu di tengah, yaitu yang
paling besar
- Sedangkan lainnya mengikuti jalannya tepi daun, yaitu ke ujung
daun

Ccntohnya : tumbuhan biji tunggal (monocotyledoneae), yaitu genjer (Limnocharis


flara Buch.), gadung (Dioscorea hispida Dennst.), dan lain-lain.
4. Daun-daun yang bertulang sejajar atau bertulang
lurus (rectinervis)
- Biasanya terdapat pada daun-daun bangun garis atau bangun
pita
- Mempunyai satu tulang di tengah yang besar membujur daun,
sedangkan tulang lainnya lebih kecil dan mempunyai arah
sejajar dengan ibu tulang
- Tulang kecil yang berasal dari ibu tulang akan bertemu
kembali pada ujung daun

Contohnya : tumbuhan biji tunggal (monocotyledoneae), yaitu semua jenis


rumput (Gramineae), teki-tekian (Cyperaceae), dan lain-lain.
Kesimpulannya dari uraian sebelumnya adalah:
• Tumbuhan dikotil (dicotyledoneae)
mempunyai daun bertulang menyirip atau
menjari
• Tumbuhan monokotil (monocotyledoneae)
mempunyai daun bertulang melengkung atau
sejajar.
Pengecualian :

1. Golongan tumbuhan dikotil ada pula yang mempunyai daun bertulang


melengkung, misalnya :
• Daun Sirih (Piper betle L.),
• Daun Senggani (Melastoma polyanthum), dll.

2. Sebaliknya golongan tumbuhan monokotil ada pula yang mempunyai


daun bertulang menyirip, misalnya :
• Daun Pisang (Musa paradisiaca L.)
• Daun Tasbih (Canna hybrida Hort.).
• Ada pula yang mempunyai daun yang bertulang menjari, misalnya pada
daun Siwalan (Borassus flabellifer L.).
TEPI DAUN
(Margo Folii)
Secara garis besar tepi daun dibedakan
menjadi 2 yaitu ;

Rata Bertoreh
(integer) (divisus)
1. Tepi daun rata
yaitu memiliki tepi daun yang rata,misalnya
daun nangka(Artocarpus integra Merr).

Daun Nangka Daun Sirsak


(Artocarpus integra Merr). (Annona muricata)
2. Tepi daun bertoreh
Toreh-toreh tepi daun beragam macamnya, ada yang
dangkal, dalam, besar, kecil, dll. Toreh-toreh tepi
daun dibedakan menjadi 2 yaitu,:

Toreh Toreh
Merdeka Tidak
Merdeka
a. Tepi daun dengan toreh yang merdeka

yaitu toreh yang tidak berpengaruh/mengubah


bangun asli daun.

Angulus : Bagian tepi daun yang


menonjol
Sinus : Toreh
1. Bergerigi(Serratus)
Apabila sinus dan angulus sama lancipnya.
Misalnya daun lantana(Lantana camara L). Dikenal pula
jenis lain menurut besar kecilnya sinus dan angulus:
Bergerigi Halus, Bergerigi Kasar, dst.
2. Bergerigi ganda atau rangkap (biserratus)
Apabila tepi daun bergerigi dan angulusnya
cukup besar,dan tepinya bergerigi lagi.

Daun sinterong (Erechthites valerianifolia)


3. Bergigi(dentatus)
Jika sinus tumpul sedangkan angulusnya
lancip.Misalnya daun beluntas (Pluechea indica
Less).
4. beringgit (crenatus)
Kebalikannya bergigi, jadi sinusnya
tajam dan angulusnya yang tumpul.

Daun cocor bebek


( Kalanchoe pinnata Pers )
5. Berombak (repandus)
Jika sinus dan angulus sama – sama
tumpul.

Daun air mata pengantin

( Antigonon leptopus Hook et Arn


b. Tepi Daun dengan Toreh yang
mempengaruhi bentuknya
Yaitu toreh yang berpengaruh/mengubah bangun asli daun.
Berdasarkan dalamnya toreh-toreh itu,tepi daun dibedakan
seperti berikut:
1. Berlekuk (lobatus) Berlekuk(lobatus)
yaitu jika dalamnya toreh kurang dari setengah panjangnya tulang-
tulang yang terdapat dikanan kirinya.
2. Bercangap (fissus)
Jika dalamnya toreh kurang lebih sampai tengah-tengah panjang
tulang daun dikanan kirinya.
3. Berbagi (partitus)
Didalamnya toreh melebihi setengah panjangnya tulang-tulang
daun dikanan kirinya
Kombinasi pada tepi daun antara sifat torehnya
dengan susunan tulangnya :
a. Berlekuk menyirip (pinnatilobus)
Tepi berlekuk mengikuti susunan tulaang daun
menyirip.

Daun terong(Solanum melngena L)


b. Berlekuk menjari (palmatifus)
apabila tepi berlekuk,susunan tulang menjari,
misalnya daun jarak pagar.
c. Bercangap menyirip(Pinnatifdus)
Tepi bercangap,sedangkan daunnya mempunyai
susunan tulang yang menyirip misalnya

sukun (Artocarpus Communis Forst)


D. Bercangap menjari (palmatifdus)
Tepinya bercangap,sedangkan susunan
tulangnya menjari,misal Daun jarak (Ricinus Communis
L.)
e. Berbagi Menyirip(pinnatipartitus)
Tepi berbagi dengan susunan tulang yang
menyirip,misalnya daun kenikir(Cosmos caudatus
M.B.K) dan
F. Berbagi Menjari(Palmatufusdus)
Yaitu jika tepinya bercangap,sedangkan
susunan tulangnya menjari,misalnya daun ketela
pohon(Manihot utilissma pohl)
DAGING DAUN
(Intervenium)
Tebal atau tipisnya helaian daun ,pada hakekatnya
juga bergantung pada tebal tipisnya daging daun.
Bertalian dengan sifat ini dibedakan daun yang :

• Tipis seperti selaput (membranaceus), misalnya


daun paku selaput (Hymenophyllum austral willd)
• Seperti Kertas (Papyraceus atau chartaceus),
tipis tetapi cukup tegar, misalnya daun pisang
(Musa paradisiacal L.)
• Tipis lunak (herbaceous), misalnya daun
selada air (Nasturtium officinale R. Br.)
• Seperti perkamen (perkamenteus), tipis tetapi
cukup kaku, misalnya daun kelapa (Cocos
nucifera L.)
• Seperti Kulit/Belulang (coriaceus), yaitu jika
helaian daun tebal dan kaku, misalnya daun
nyamplung (Calophyllum inophyllum L.)
• Berdaging (carnosus), yaitu jika tebal dan
berair, misalnya daun lidah buaya (Aloe sp.)
WARNA DAUN
Daun umumnya berwarna hijau dan
variasinya, tetapi tak jarang dijumpai daun yang
warnanya tidak hijau. Sebagai contoh dapat
antara lain disebut daun berwarna:
a.Merah,daun bunga buntut bajing ( Acalypha
wilkesiana M.Ar.)
b.Hijau bercampur atau tertutup warna merah,
misalnya bermacam&macam daun puring
(Codiaeum variegatum BI.)
c.Hijau tua, misalnya daun nyamplung
(Colophyllum inophyllum L.)
d.Hijau kekuningan, misalnya daun tanaman
guni (Corchorus capsularis L.)
PERMUKAAN DAUN
PERMUKAAN DAUN
Pada umumnya warna daun pada sisi atas
dan bawah jelas berbeda, biasanya sisi atas
tampak lebih hijau, licin, atau mengkilat, jika
dibandingkan denga sisibawah daun.
Peredaan warna tadi disebabnkan karena
warna hijau lebih banyak terdapat pada lapisan
atas daripada di lapisan bawah.
Kadang -kadang pada permukaan daun
terdapat alat-alat tambahan yang berupa sisik-
sisik, rambut-rambut, duri dan lain-lain.
Permukaan daun dibedakan yaitu :

• Licin (laevis), dalam hal ini permukaan daun


kelihatan : Mengkilat (nitidus), sisi atas daun
kopi(Coffea robusta Lindl.), Beringin (Ficus
benjamina L.)
• Gundul (glaber) , misal daun jambu air
(Eugenia aquena burm.)
• Kasap (scaber), misal daun jati (tectona
grandis L.)
• Berkerut (rugosus), misal daun jorong
(Stachytarpheta jamaicensis Vahl.), jambu biji
(Psidium guajava L.),
• Berbingkul-bingkul(bulatus), seperti berkeut \,
tetapi kerutannya ;lebih besar , misalnya daun
air mata pengantin (Antigonon leptopus Hook
et Arn.),
• Berbulu (Pilosus), jika berulu halus dan jarang
-jarang, mislnya daun tembakau( Nicotiana
tabacum G. Don.),
• Berbulu dan Halus rapat (villosus), berbulu
sedemikian rupa, sehingga jika diraba terasa
seperti laken atau berudru.
• Berbulu kasar (hispidus), jika rambut kaku dan
jika diraba terasa kasar, seperti daun gadung
(Discorea hispida Dennst.)
• Bersisik (lepidus), seperti misalnya sisi bawah
daun durian (Durio zibethinus Murr.)
DAUN MAJEMUK
(Folium Compositum)
Daun majemuk adalah daun yang pada satu
tangkainya terdapat lebih dari satu helaian. Ibu tangkai
daun, yaitu bagian daun mejemuk yang menjadi tempat
duduknya helaian-helaian daun yang masing-masing
dinamakan anak daun.
Suatu daun majemuk dapat dipandang berasal
dari suatu daun tunggal (follum simplex), yang torehnya
sedemikian dalamnya, sehingga bagian daun di antara
toreh-toreh itu terpisah satu sama lain, dan masing-
masing merupakan suatu helaian kecil tersendiri.
Pada suatu daun majemuk dapat kita bedakan bagian-bagian
berikut ini:
a. Ibu Tangkai Daun (potiulus communis): bagian daur majemuk
yang menjadi tempat duduknya helaian daunnya (anak daun).
Ibu tangkai daun ini dapat dipandang merupakan penjelmaan
rantai daun tunggal ditambah dengan ibu tulangnya, oleh
sebab itu kuncup ketiak pada tumbuhan yang mempunyai
daun majemuk, letaknya juga diatas pangkal ibu tangkal pada
batang.
b. Tangkal Anak Daun (petiololus): cabang-cabang ibu tangkal
yang mendukung anak daun. Bagian ini dapat dianggap
sebagai penjelmaan pangkal suatu tulang cabang pada daun
tunggal, oleh sebab itu di dalam ketiaknya tak pernah terdapat
suatu kuncup.
c. Anak daun (foliolum): anak pada suatu daun majemuk
lazimnya mempunyai tangkai yang pendek saja atau hampir
duduk pada ibu tangkai.
d. Upik daun (vagina): bagian di bawah ibu tangkai yang lebar
dan biasanya memeluk batang.
Pada satu daun majemuk semua anak daun kecil
terjadi bersama-sama dan biasanya pun runtuh
bersama-sama pula. Sedang suatu cabang dengan
daun-daun tunggal mempunyai daun yang tak sama
umur maupun besarnya, dan tentu saja daun tersebut
tidak jatuh secara bersama-sama pula.
Pada suatu daun majemuk seperti daun tunggal
pula terdapat pertumbuhan yang terbatas, artinya tidak
bertambah panjang lagi dan ujungnya tidak mempunyai
kuncup. Suatu cabang biasanya selalu bertambah
panjang dan mempunyai sebuah kuncup di ujungnya.
Pada daun majemuk tak akan terdapat kuncup
dalam ketiak anak daun, sedang pada suatu cabang
biasanya dalam ketiak, daunnya terdapat satu atau
mungkin lebih dari satu kuncup.
a.Daun Majemuk Menyirip.
Yang dinamakan daun majemuk menyirip
ialah daun majemuk yang anak daunnya terdapat
di kanan dan kiri ibu tangkai daun, jadi tersusun
seperti sirip pada ikan.

Daun Majemuk Menyirip dapat dibedakan menjadi


3 macam, yakni:
1. Daun Majemuk Menyirip Beranak Daun Satu
(unifoliolatus)
Daun ini sebenarnya terlihat seperti daun
tunggal, namun di sini tangkai daun memperlihatkan
suatu persendian, jadi helaian daun tidak langsung
terdapat pada ibu tangkai. Sesungguhnya pada daun ini
juga terdapat lebih dari satu helaian daun, hanya saja
yang lainnya telah tereduksi, sehingga tinggal satu anak
daun saja. Daun yang demikian ini biasanya kita dapati
sebagai pada berbagai jenis pohon jeruk.
2. Daun Majemuk Menyirip Genap (abrubte
pinnatus)
Biasanya disini terdapat sejumlah anak daun yang
berpasang-pasangan, di kanan dan kiri ibu tulang, oleh
sebab itu jumlah anak daunnya biasanya lalu menjadi
genap. Akan tetapi, mengingat bahwa pada suatu daun
majemuk menyirip anak-anak daun tidak selalu berpasang-
pasangan. Contoh tumbuhan dengan daun majemuk
menyirip ganda dengan jumlah anak daunnya genap adalah
Pohon Asam (Tamarindus indica L.).
3. Daun Majemuk Menyirip Gasal (imparipinnatus)
Ditinjau dari jumlah anak daunnya, akan kita dapati
bilangan yang benar-benar gasal jika anak daun
berpasangan, sedang di ujung ibu tangkai terdapat anak
daun yang tersendiri (biasanya anak daun ini lebih besar
daripada yang lainnya). Sebagai kebalikan daun majamuk
menyirip genap yang dapat mempunyai jumlah anak daun
yang gasal, daun majemuk menyirip gasaladapat pula
mempunyai jumlah anak daun yang genap. misalnya pada
daun Pacar Cina (Aglaia odorata Lour.) dan Mawar (Rosa
sp.).
b. Daun Majemuk Menjari (Palmatus atau
Digitatus )
Disebut daun majemu menjari karena karena semua anak
daunnya tersususn memencar pada ujung ibu tangkai seperti
letaknya jari-jari pada tangan.
Berdasarkan jumlah anak daunnya, daun majemuk menjari dapat
dibedakan menjadi :
1. Beranak Daun Dua (Bifoliolatus) , pada ujung ibu tangkai
terdapat dua anak daun. Contoh : daun nam-nam (Cynometra
cauliflora L.)
2. Beranak Daun Tiga (Trifoliolatus), pada ujung ibu tangkai
terdapat tiga anak daun. Contoh : daun pohon para (Hevea
brasiliensis Muell.)
3. Beranak Daun Lima (Quinquefoliolatus), pada ujung ibu
tangkai terdapat lima anak daun. Contoh : daun maman (
Gynandropsis pentaphylla D.C)
4. Beranak Daun Tujuh (Septemfoliolatus), jika
ada tujuh anak daun pada ujung ibu tangkainya.
Contoh : daun randu ( Ceiba pentandra Gaertn.)

Daun majemuk menjari bernak daun


dua
Daun majemuk menjari bernak daun
tiga
Daun majemuk menjari bernak Daun majemuk menjari bernak
daun lima daun tujuh
c. Daun
Majemuk
Bangun Kaki
(Pedatus)

Daun ini
mempunyai susunan
seperti daun majemuk
menjari, tetapi dua anak
daun yang paling pinggir
tidak duduk pada ibu
tangkai, melainkan pada
tangkai anak daun yang
di sampingnya. Contoh :
Arisaema filiforme
(Araceae).
d. Daun Majemuk
Campuran
(Digitatopinnatus)
Yang dimaksud dengan
daun majemuk campuran adalah
suatu daun majemuk ganda yang
mempunyai cabang-cabang ibu
tangkai memencar seperti jari dan
terdapat pada ujung ibu tangkai
daun, tetapi pada cabang-cabang
ibu tangkai ini terdapat anak-anak
daun yang tersusun menyirip.
Sehingga disebut juga sebagai
campuran susunan yang menjari
dan menyirip. Contoh : daun
sikejut (Mimosa pudica L.)
Tata Letak Daun pada Batang
(Phyllotaxis atau Dispositio)
• Bagian batang atau cabang tempat duduknya suatu daun
disebut buku-buku batang (nodus), bagian ini seringkali
tampak sebagai bagian batang yang sedikit membesar dan
melingkar batang sebagai suatu cincin yang dapat kita lihat
jelas pada bambu (Babusa sp.), tebu ( Saccharum
officinarum L.) dan semua rumput pada umumnya.
• Bagian batang antara dua buku disebut ruas (internodium).
• Aturan mengenai letak daun pada batang disebut tata letak
daun.
Untuk tumbuhan yang sejenis, akan didapati tata letak
daun yang sama. Oleh sebab itu, tata letak daun dapat pula
dijadikan sebagai tanda pengenal suatu tumbuhan.
Untuk mengetahui bagaimana tata letak
daun pada batang, harus ditentukan terlebih
dahulu berapa jumlah daun yang terdapat
pada satu buku-buku batang, yang
kemungkinannya adalah ;
1. Pada tiap buku-buku batang hanya terdapat
satu daun
2. Pada tiap buku-buku batang terdapat daun-
daun yang berhadap-hadapan
3. Pada setiap buku-buku batang terdapat
lebih daripada dua daun.
Thank you

Anda mungkin juga menyukai