Anda di halaman 1dari 12

Susunan tulang – tulang daun (Nervatio atau Venatio)

Tulang – tulang daun adalah bagian daun yang berguna untuk :

a. Memberi kekuatan pada daun, seperti pula halnya dengan tulang – tulang hewan
dan manusia, oleh sebab itu seluruh tulang pada daun dinamakan pulang rangka
daun (sceleton)
b. Di samping sebagai penguat, tulang – tulang daun itu sesungguhnya adalah berkas –
berkas pembuluh yang berfungsi sebagai jalan untuk pengangkutan zat – zat yaitu :
 Jalan pengangkutan zat – zat yang diambil tumbuhan dari tanah, ialah air
beserta garam – garam yang terlarut di dalamnya
 Jalan pengangkitan hasil – hasil asimilasi dari tempat pembuatannya, yaitu
dari daun ke bagian – bagian lain yang memerlukan zat – zat itu.

Tulang – tulang daun menurut besar kecilnya dibedakan dalam 3 macam, yaitu :

a. Ibu tulang (costa), ialah tulang yang biasanya terbesar, merupakan terusan tangkai
daun, dan terdapat di tengah – tengah membujur dan membelah daun. Oleh tulang
ini helaian daun umumnya dibagi menjadi dua bagian yang setangkup atau simetris.
Ada pula kalanya daun tumbuhan tidak mempunyai ibu tulang tadi tepat ditengah
helaian, sehingga kedua bagian daun di kanan kiri ibu tulang tadi menjadi tidak
setangkup atau asimetrik, misalnya daun begonia.
Ada pula daun yang memperlihatkan beberapa tulang yang besar yang semuanya
berpangkalan pada ujung tangkai daun, misalnya pada daun yang mempunyai
bangun perisai atau daun – daun yang bulat seperti daun teratai besar, daun jarak,
ubi kayu.
b. Tulang – tulang cabang (nervus lateralis), yakni tulang – tulang yang lenih kecil
daripada ibu tulang dan berpangkal pada ibu tulang tadi atau cang – cabang tulang –
tulang ini.
Tulang cabang yang langsung berasal dari ibu tulang dianamakan tulang cabang
tingkat 1, cabang tulang cabang tingkat satu dinamakan tulang cabang tingkat 2,
demikian seterusnya.
c. Urat – urat daun (vena), sesungguhnya adalah tulang – tulang cabang pula, tetapi
yang kecil atau lembut dan satu sama lain beserta tulang – tulang yang lebih kecil
membentuk sususnan seperti jala, kisi, atau yang lainnya. Dalam daun, tulang –
tulang cabang tingkat 1 yang tumbuh ke samping, jadi ke arah tepi daun, dapat
memperlihatkan sifat – sifat berikut :
 Tulang cabang tadi dapat mencapai tepi daun
 Tulang cabang tadi berhenti sebelum mencapai tepi daun
 Tulang – tulang cabang tadi dekat tepi daun lalu membengkok ke atas, dan
bertemu dengan tulang cabang yang ada di atasnya, demikian berturut – turut,
sehingga sepanjang tepi daun terdapat tulang yang letaknya kurang lebih sejajar
dengan tepi daunatau kadang – kadang tampak berombak, yang dinamakan
tulang pinggir. Dengan adanya tulang ini tepi daun menjadi lebih kuatdan tidak
mudah koyak – koyak, seperti dapat kita lihat pada daun kedondong (Spondias
dulcis Forst.), pisang (Musa paradisiaca L.).

Melihat arah tulang – tulang cabang yang besar pada helaian daun, kita
membedakan beberapa macam susunan tulang, dan berdasarkan susunan tulangnya kita
membedakan daun menjadi 4 golongan.
1. Daun Menjari (Palminervis)

Tanaman ini memiliki bentuk daun dengan satu tulang daun yang cukup besar. Ujung
tangkai daun keluar beberapa tulang yang memencar, memperlihatkan susunan seperti
jari-jari tangan manusia. Jumlah tulang ini lazimnya gasal, yang ditengah yang paling besar
dan paling panjang, sedang ke samping semakin pendek. Daun dengan struktur tulang daun
menjari ini dapat kita jumpai pada daun singkong, daun pepaya, daun ketela pohon, daun
kapas dan yang lainnya.

2. Daun Menyirip (penninervis)


Daun menyirip yaitu daun yang mempunyai struktur tulang daun jenis menyirip seperti
pada sirip-sirip ikan. Daunnya tersusun rapi mulai dari tangkai hingga ujung dan
merupakan terusan tangkai daun. Dari ibu tulang ini kesamping ke luar tulang – tulang
cabang, sehingga susunannya mirip seperti sirip ikan. Oleh sebab itu dinamkan bertulang
menyirip. Daun menyirip dapat kita temui pada pohon kuweni (Mangifera odorata),
belimbing manis (Averrhoa carambola L), daun pohon durian (Durio zibethinus Murr),
jambu dersono (Syzygium malaccense), jambu mete (Anacardium occidentale L.), jambu biji
(Psidium guajava L.), tulang daun mangga dan tulang daun rambutan.

3. Daun Sejajar (Rectinervis)

Daun sejajar merupakan daun yang memiliki tulang daun berbentuk seperti garis-garis
yang sejajar. Tiap-tiap dari ujung tulang daun ini menyatu. Umumnya terdapat pada daun-
daun bangun garis pita dan bangun garis, yang memiliki satu tulang daun besar membujur
ditengah. Sedangkan tulang-tulang lainnya lebih kecil dan semuanya terlihat mempunyai
arah sejajar dengan tulang utama.

Contoh daun pada pohon tebu, padi, rumput ilalang, daun pohon jagung, daun kelapa.
Semua jenis rumput (Gramineae), teki – tekian (Cyperaceae).
4. Daun Melengkung (cervinervis)

Daun ini mempunyai beberapa tulang yang besar, satu ditengah, yaitu yang paling besar,
sedang lainnya mengikuti jalannyatepi daun, jadi semula memencar kemudian kembali
menuju ke saru arah yaitu ke ujung daun, hingga selain tulang yang di tengah semua tulang
– tulangnya kelihatan melengkung. Seperti misalnya daun gadung (Dioscorea hispida
Dennst.), sirih, dan genjer (Limnocharis flara Buch.).

Tepi daun (Margo folii)

Secara garis besar tepi daun dibedakan menjadi:

1. Rata (integer), misalnya daun nangka (Artocapus integra Merr.),


2. Bertoreh (divisus)

Toreh-toreh tepi daun beragam macamnya, ada yang dangkal, dalam, besar, kecil, dll.
Toreh-toreh tepi daun dibedakan menjadi:

1. Toreh Merdeka, toreh yang tidak berpengaruh/mengubah bangun asli daun.


2. Toreh Tidak Merdeka, toreh yang berpengaruh/mengubah bangun asli daun.
Tepi Daun Dengan Toreh Merdeka

Toreh ini biasanya tidak terlalu dalam, letaknya tidak bergantung pada jalannya tulang-
tulang daun. Dalam hubungannya dengan jenis toreh, digunakan istilah sinus untuk
torehnya dan angulus untuk bagian tepi daun yang menonjol keluar.

1. Bergerigi (serratus), jika sinus dan angulus sama lancipnya. Contohnya pada daun
Lantana (Lantana camara L.). Dikenal pula jenis lain menurut besar kecilnya sinus
dan angulus: Brgerigi Halus, Bergerigi Kasar, dst.

2. Bergerigi Ganda/Rangkap (biserratus), seperti pada tipe bergerigi, tetapi angulusnya


cukup besar dan tepinya bergerigi.
3. Bergigi (dentatus), jika sinus tumpul sedang angulusnya lancip. Contohnya pada
daun Beluntas (Pluchea indica Less.).

4. Beringgit (crenatus), kebalikan tipe bergigi, sinus tajam dan angulusnya


tumpul. contohnya pada daun Cocor Bebek (Kalanchoe pinnata Pers.).
5. Berombak (repandus), jika sinus dan angulus sama-sama tumpul. Contohnya pada
daun Air Mata Pengantin (Antigonon leptopus Hook et Arn.).
Tepi Daun Dengan Toreh Tidak Merdeka

Toreh daun yang besar dan dalam akan mempengaruhi bangun daun sehingga bangun asli
daun tidak lagi tampak. Toreh yang basar dan dalam itu biasanya terdapat di antara tulang-
tulang yang besar atau di antara tulang-tulang cabang. Jika daun amat besar atau lebar
(misalnya pada daun Pepaya) bagian daun di antara toreh-toreh yang besar dan dalam itu
dapat bertoreh-toreh lagi, sehingga semakin tidak terlihat bangun asli daunnya.

Karena itu, biasanya tidak lagi disebut mengenai bentuk daunnya, melainkan hanya
disebutkan sifat-sifat torehnya, Sehingga pencandraan daun lebih teliti, karena selain
menyebut bentuk asli daun juga sifat-sifat torehnya.

Berdasarkan dalamnya toreh, tepi daun dibedakan menjadi:

1. Berlekuk (lobatus), jika dalamnya toreh kurang dari setengah panjang tulang-tulang
yang terdapat di kanan kirinya.
2. Bercangap (fissus), jika dalamnya toreh sampai setengah panjang tulang-tulang daun
di kanan kirinya.
3. Berbagi (partitus), jika dalamnya toreh melebihi setengah panjang tulang-tulang
daun di kanan kirinya.
Karena letak toreh selalu bergantung pada susunan tulang daun, maka istilah untuk
mencandra tepi daun yang bertoreh dalam dan besar merupakan kombinasi antara sifat
toreh dengan susunan tulang daun yang bersangkutan.

1. Berlekuk Menyirip (pinnatilobus), jika tepi berlekuk mengikuti susunan tulang daun
yang menyirip. Contohnya pada daun Terong (Solanum melongena L.).

2. Bercangap Menyirip (pinnatifidus), jika tepi bercangap sedangkan daunnya


mempunyai susunan tulang menyirip. Contohnya pada daun Sukun (Artocarpus
communis Forst.).

3. Berbagi Menyirip (pinnatipartitus), jika tepi berbagi dengan susunan tulang yang
menyirip. Contohnya pada daun Kenikir (Cosmos caudatus M.B.K.).
4. Berlekuk Menjari (palmatilobus), jika tepi berlekuk dan susunan tulang daun
menjari. Contohnya pada daun Jarak Pagar (Jatropha curcas L.)

dan pada daun Kapas (Gossypium sp.).


5. Bercangap Menjari (palmatifidus), jika tepi bercangap dan susunan tulang daun
menjari. Contohnya pada daun Jarak (Ricinus communis L.).

6. Berbagi Menjari (palmatipartitus), jika tepi berbagi dan susunan tulang daun
menjari. Contohnya pada daun Ketela Pohon (Manihot utilissima Pohl.).

Anda mungkin juga menyukai