Anda di halaman 1dari 82

DAUN (folium)

KELOMPOK 6
• INDAH PRAMININGSIH
• INNE SINTIYA RAHMAH
• LUTHFIA ACHMAD
• RISKA FITRIYANTI
• SALMA MADANIYAH
• YANI RIZKI FAUZIAH
• M. YASIER ABDULLAH
PENDAHULUAN
Morfologi Tumbuhan adalah ilmu yang
mempelajari bentuk dan susunan tubuh
tumbuhan.

Morfologi Tumbuhan pun dibagi menjadi


dua:
1. Morfologi luar atau morfologi saja
(morphology in sensu stricto= dalam arti
yang sempit).
2. Morfologi dalam atau anatomi tumbuhan.
Morfologi Tumbuhan itu menguraikan :
1. Bentuk dan susunan tubuh tumbuhan.
2. Fungsi masing-masing bagian dalam kehidupa
n tumbuhan.
3. Asal bentuk dan susunan tubuh tumbuhan.

Teori-teori dalam dunia Ilmu Hayat:


1. Berdasarkan teori evolusi tubuh tumbuhan aka
n mengalami perubahan bentuk dan susunannya,
hingga suatu alat atau bagian tubuh dapat dicari
asal filogenetiknya.
2. Diterimanya anggapan, bahwa bentuk dan sus
unan tubuh tumbuhan selalu disesuaikan dengan
fungsinya serta alam sekitarnya.
Morfologi hanya membicarakan tubuh tumbuhan-
tumbuhan yang berupa kormus.

Kormus itu sendiri yaitu berupa tubuh tumbuh-tu


mbuhan yang hanya dimiliki oleh Pteridophyta (tu
mbuhan paku) dan Spermatophyta (tumbuhan bij
i) keduanya termasuk tumbuhan kormus (Cormo
phyta).
Kormus merupakan tubuh tumbuhan yang nyata
memperlihatkan diferensiasi dalam tiga bagian p
okok yaitu:

Akar/radix
Batang/caulis
Daun/folium
Terdapat alat tambahan yang biasan
ya lebih kecil dan halus alat pelengka
p (organa accessoria) misalnya:
Rambut atau bulu/pilus
Sisik/lepis
Lentisel/lenticulus

Alat hara: soal makanan


Alatperkembangbiakan: soal meng
hasilkan keturunan baru
ALAT HARA (Organum Nutritivu
m)
 Yang berguna untuk menegakkan kehidupan tumbuhan
yaitu berguna untuk penyerapan,pengolahan,pengangku
tan,dan penimbunan zat makanan.

 DAUN (FOLIUM)
 Merupakan suatu bagian tumbuhan yangvpenting dan pa
da umunya tiap tumbuhan memiliki sejumlah besar daun
.
 Alat ini hanya terdapat pada batang saja
 Bagian batang tempat melekatnya daun (buku-buku) bat
ang
 Diatas daun antara batang dan daun dinamakan ketiak d
aun (axilla)
Fungsi daun bagi tumbuh-tumbuhan:
1. Pengambilan zat-zat makanan (re
sorbsi)
2. Pengolahan zat-zat makanan (asi
milasi)
3. Penguapan air (transpirasi)
4. Pernafasan (respirasi)
Bagian- bagian daun
Tangkai dan
helaian

Artocarpus integra
Merr Upih dan
helaian
Susunan
Zea mays L
daun yang
tidak lengkap
Helaian
Calotropisgigantea R.B
r

Acacia auriculiformis A.
Cunn
Tangkai
Daun penumpu bebas

Daun penumpu yang


melekat di kanan dan kiri

Daun Penumpu

Daun penumpu yng


melekat menjadi satu dan
mengambil ketiak daun
Selaput Bumbung (ocrea
Pelengkap daun
atau ocrhrea)
Daun penumpu yng
berlekatan dan
mengambil tempat antara
dua tangkai daun
Lidah-lidah (ligula)
Upih Daun atau Pelepah Daun

Berfungsi sebagai:
1. Pelindung kuncup yang masih muda
2. Memberi kekuatan pada batang tanaman
Tangkai Daun

Pipih dan
Bulat berongga tepinya
melebar

Setengah
Lingkaran dan
Bersegi
sisi atasnya
beralur dangkal
Helaian Daun
Bangunnya

Unjung

Pangkal

Sifat-sifat Susunan tulang

Tepi

Daging daun

Dan lain-lain
(Permukaan, warna)
Bangun daun (Circumscriptio)
a. Nelumbium
nelumbo Druce
b. Ricinus communis
c. Artocarpus integra merr
d. Annona muricata
e. Plumeria acuminata
Ujung Daun (Apex Folii)

Bentuk-bentuk ujung daun


yang sering kita jumpai adal
ah :
 Runcing (acutus)
 Meruncing (acuminatus)
 Terbelah (retusus)
 Tumpul (obtusus)
 Berduri (mucronatus)
 Membulat (rotundatus)
 Rompang (truncatus)
 a. Runcing
 e. Rompang
 b. Meruncing
 f. Terbelah
 c. Tumpul
 g. Berduri
 d. membulat
Pangkal Daun (Basis Folii)

Pangkal daun dibedakan dalam :


1. Yang tepi daunnya di bagian itu tidak per
nah bertemu, tetapi terpisah oleh pangkal ib
u tulang/ujung tangkai daun.
Dalam keadaan demikian pangkal daun dapa
t:
 Runcing (acutus)
 Meruncing (acuminatus)
 Tumpul (obtusus)
 Membulat
 Rompang atau rata
 Berlekuk

2. Yang tepi daunnya dapat


bertemu dan berdekatan
satu sama lain
Susunan Tulang-tulang Daun
(Nervatio atau Venatio)

Fungsi Tulang Daun


a. Memberi kekuatan pada daun
b. Pengangkutan zat-zat:
- zat yang tumbuh dari tanah (air bes
erta garam-garam yang terlarut di dal
amnya)
- Jalan pengangkutan hasil-hasil asimi
lasi dari tempat pembuatannya.
Tulang-tulang daun menurut besar k
ecinya dibedakan dalam 3 macam, y
aitu:
1. Ibu tulang (cossta)
2. Tulang-tulang cabang (nevrus latera
lis)
3. Urat-urat daun (vena)
 Berdasarkan susunan tulangnya daun dibe
dakan menjadi 4 golongan :
1. Daun-daun yang bertulang menyirip (p
enninervis)
2. Daun-daun yang bertulang menjari (pal
minervis)
3. Daun-daun yang bertulang melengkun
g (cervinervis)
4. Daun-daun yang bertulang sejajar atau
bertulang lurus
Susunan tulang daun dapat dipakai s
ebagai petunjuk untuk mengenal tu
mbuhan, yaitu bahwa :
 Tumbuhan biji belah (Dicotyledona
e) mempunyai daun bertulang meny
irip atau menjari
 Tumbuhan biji tunggal (Monocotyle
done) mempunyai daun-daun bertul
ang melengkung atau sejajar
Tepi Daun (Margo Folii)

 Dalam garis besarnya tepi daun dibe


dakan dalam dua macam:
1. Yang rata (integer), misalnya daun
nangka (Artocarpus integra Merr.)
2. Daun yang bertoreh (divisus)
Tepi Daun Dengan Toreh Y
ang Merdeka
• Bergerigi (serratus)
Jika sinus dan angulus sama lancip misalnya
pada daun lantana (Lantana camara). Ada
juga tumbuhan yang bergerigi halus dan
kasar.
 bergerigi ganda atau rangkap (biserratus)
Tepi daun dengan angulusnya cukup besar d
an tepinya bergerigi lagi
Ex : Begonia sp.
 Bergigi (dentatus)
Jika sinus tumpul sedang angulusnya lancip, mis
alnya daun beluntas (Pluchea indica)
 Beringgit (crenatus)
Sinus nya tajam dan angulusnya yang tumpul co
ntoh daun cocor bebek (Kalanchoe pinnata)
 Berombak (repandus)
Jika sinus dan angulusnya sama – sama tum
pul, contohnya pada daun air mata penganti
n (Antigonon leptopus)
Tepi Daun Dengan Toreh – Toreh Yan
g Mempengaruhi Bentuknya
 Jika toreh – toreh daun besar dan dalam, b
angun daun akan terpengaruh sehingga ban
gun asli tidak lagi tampak.
 Toreh – toreh yang besar dan dalam itu bia
sanya terdapat di antara tulang – tulang ya
ng besar atau diantara tulang-tulang caban
g.
 Berhubungan dengan hal itu, maka tidak la
gi disebut bagaimana bangun daun melaink
an bagaimana sifat toreh nya.
Berdasarkan dalamnya toreh – toreh itu, tepi daun dapat di
bedakan menjadi :
 Berlekuk (lobatus), jika dalamnya toreh kurang dari sete
ngah panjang tulang-tulang yang terdapat di kanan kirin
ya.
 Bercangap (fissus), jika dalamnya toreh sampai setenga
h panjang tulang-tulang daun di kanan kirinya.
 Berbagi (partitus), jika dalamnya toreh melebihi setenga
h panjang tulang-tulang daun di kanan kirinya.
 Berlekuk Menyirip
(pinnatilobus), jika tepi
berlekuk mengikuti
susunan tulang daun
yang
menyirip. Contohnya
pada daun Terong
(Solanum melongena L.).
 Bercangap Menyirip
(pinnatifidus), jika tepi
bercangap sedangkan
daunnya mempunyai
susunan tulang
menyirip. Contohnya
pada daun Sukun
(Artocarpus communis
Forst.).
 Berbagi Menyirip (pinnatipartitus), jika tepi berbagi deng
an susunan tulang yang menyirip. Contohnya pada daun
 Kenikir (Cosmos caudatus M.B.K.).
 Berlekuk Menjari (palmatilobus), jika tepi berlekuk dan s
usunan tulang daun menjari. Contohnya pada daun Jara
k Pagar (Jatropha curcas L.)
 Bercangap Menjari (palmatifidus), jika tepi bercangap da
n susunan tulang daun menjari. Contohnya pada daun Ja
rak (Ricinus communis L.).
 Berbagi Menjari (palmatipartitus), jika tepi berbagi dan s
usunan tulang daun menjari. Contohnya pada daun Ketel
a Pohon (Manihot utilissima Pohl.).
Daging Daun (Intervenium)

Merupakan bagian daun yang terdapat diant


ara tulang-tulang daun dan urat-urat daun.
Bagian ini merupakan dapur tumbuhan, yait
u zat-zat yang diambil dari luar diubah dan d
ijadikan zat-zat yang sesuai dengan keperlu
an kehidupan tumbuhan. Warna hijau pada
daun sebenarnya adalah warna yang terkan
dung dalam bagian daun, kalau daun memp
unyai warna lain, misalnya merah, berbintik-
bintik kuning, dll, dalam daging pun terdapa
t warna tersebut.
Tebal tipisnya helaian daun juga tergantung tebal tipisny
a daging daun. Sehingga sifat daun dibedakan menjadi:
 Tipis seperti Selaput (membranaceus), misalnya pada
daun Paku Selaput (Hymenophyllum australe Willd.).
 Seperti Kertas (papyraceus/chartaceus), tipis tetapi c
ukup tegar, misalnya pada daun Pisang (Musa paradis
iaca L.).
 Tipis Lunak (herbaceus), misalnya pada daun Slad
a Air (Nasturtium officinale R. Br.).
 Seperti Perkamen (perkamenteus), tipis tetapi cuk
up kaku, misalnya pada daun Kelapa (Cocus nucife
ra L.)
 Seperti Kulit/Belulang (coriaceus), helaian daun te
bal dan kaku, misalnya pada daun Nyamplung (Cal
ophyllum inophyllum L.).
 Berdaging (carnosus), tebal dan berair, misalnya p
ada daun Lidah Buaya (Aloe sp.).
Sifat-sifat lain ada daun yang p
erlu diperhatikan :

• Warna
• Keadaan permukaan
(atas/bawah)
Warna daun

Daun yang berwarna :


2. Hijau bercampur atau
1. Merah
tertutup warna merah
Contoh : daun bunga buntut ba
jing (Acalypha wilkesiana)
Contoh :
Daun puring
(codiaeum variegatum)
4. Hijau kekuningan :
Contoh : daun guni (

3. Hijau tua
Contoh : daun nyamplung (
Kadang pada permukaan daun terdapat alat-alat ta
mbahan berupa sisik-sisik, rambut-rambut, duri, dll
. Dari hal tersebut keadaan permukaan daun dibeda
kan atas:

1. Licin (laevis), permukaan daun terlihat:


 Mengkilat (nitidus), • Suram (opacus),
misalnya pada sisi at misalnya pada daun
as daun Kopi Ketela Rambat
(Ipomoea batatas Poir.).
 (Coffea robusta Lind
l.),
 Berselaput lilin (pr • Gundul
uinosus), misalnya (glaber), misalnya
pada sisi bawah d pada daun Jambu
aun Pisang Air (Eugenia aquea
Musa paradisiaca L.) Burm.).
• Berkerut
Kasap (scabe
(rugosus), misalnya
r), misalnya p pada daun Jarong
ada daun Jati  (Stachytarpheta
(Tectona gran jamaicensis Vahl.)
dis L.).
 Berbingkul-bingkul (bu • Berbulu (pilosus), jika
bulunya halus dan jarang-
llatus), seperti berkeri
jarang, misalnya pada
put tetapi kerutannya l
daun Tembakau (Nicotiana
ebih besar, misalnya p
tabacum G. Don.).
ada daun Air Mata Pen
gantin (Antigonon lept
opus Hook et Arn.).
 Bersisik (lepidus), mis • Berbulu kasar
alnya pada sisi bawah (hispidus), bulu kaku
daun Durian (Durio zib dan jika diraba terasa
ethinus Murr.). kasar, misalnya pada
daun Gadung
(Dioscorea hispida
Dennst.).
Berbulu halus dan
rapat (villosus),
berbulu jika diraba
terasa seperti laken
atau beludru.
Daun Majemuk (Folium Compositum)

 Pada daun pada berbagai jenis tumbuhan memperlihatka


n bahwa:
 Pada tangkai daun hanya terdapat 1 helaian daun disebu
t Daun Tunggal (folium simplex).
 Tangkainya bercabang, helaian daun terdapat pada caba
ng tangkai, sehingga 1 tangkai terdapat lebih dari 1 hela
ian daun, disebut Daun Majemuk (folium compositum).
Bagian-bagian daun majemuk 
 Ibu Tangkai Daun (patiolus communis), yait
u bagian daun majemuk yang menjadi temp
at duduknya helaian-helaian anak daun (foli
olum). Ibu tangkai daun dapat dipandang m
erupakan penjelmaan tangkai daun tunggal
ditambah ibu tulangnya, sehingga kuncup k
etiak terletak di atas pangkal ibu tangkai pa
da batang.

 Tangkai Anak Daun (petiololus), yaitu caban


g-cabang ibu tangkai daun yang mendukun
g anak daun. Dapat dianggap sebagai penje
lmaan pangkal suatu tulang cabang pada da
un tunggal, sehingga di dalam ketiaknya ta
k pernah terdapat kuncup.
 Anak Daun (foliolum), merupakan bagia
n helaian daun yang karena dalam dan
besarnya toreh menjadi terpisah-pisah.
Anak Daun pada daun majemuk lazimn
ya mempunya tangkai pendek atau ham
pir duduk pada ibu tangkai, misalnya pa
da daun Selderi (Apium graveolens L.).
Terkadang anak daun mempunyai tangk
ai yang cukup panjang dan terlihat jelas
, misalnya pada daun Mangkokan (Noth
oponax scutellarium Merr.).
 Upih Daun (vagina), yaitu bagian di ba
wah ibu tangkai yang lebar dan biasany
a memeluk batang, misalnya pada daun
Pinang (Areca catechu L.).
Daun majemuk menyirip (Pinnatus)
Daun majemuk menyirip merupakan daun majemuk yang l
etaknya di kanan dan kiri ibu tangkai daun yanh tersusun s
eperti sirip pada ikan.
Dibagi menjadi beberapa macam:
1. Daun majemuk menyirip beranak satu (unifoliotus)
2. Daun majemuk menyirip genap (abrup
te pinnatus)

3. Daun majemuk
menyirip gasal
(imparipinnatus)
Selain itu dapat pula dibedakan berdasarkan duduknya a
nak daun pada ibu tangkai, dan ukuran daun, sebagai be
rikut:
1. Daun majemuk menyirip dengan anak daun yang ber
pasang-pasangan.
2. Menyirip berseling
3. Menyirip berselang-seling
Daun majemuk menyirip ganda da
pat dibedakan menurut letak anak
daun pada cabang tingkat berapa
dari ibu tangkai. Dengan demikian
dapat dibedakan lagi menjadi:
1. Majemuk menyirip ganda dua
(bipinnatus)
2. Majemuk menyirip ganda tiga (t
ripinnatus)
3. Majemuk menyirip ganda empa
t, dst.
Daun menyirip ganda dapat dibedakan menjadi 2
, yaitu:
1. Menyirip ganda dengan sempurna
Tidak ada daun yang duduk pada ibu tangkainya
2. Menyirip ganda tidak sempurna
Ada daun yang duduk pada ibu tangkainya
Daun majemuk menjari
Daun yang semua anak daunny
a tersusun memencar pada ujun
g ibu tangkai.
Berdasarkan jumlah daunnya, d
apat dibedakan seperti berikut:
1. Beranak daun dua (bifoliolatu
s)
2. Beranak daun tiga (trifoliolatu
s)
3. Beranak daun lima (quinquef
oliolatus)
4. Beranak daun tujuh (septemf
oliolatus)
Daun majemuk bangun kaki (Pedatus)

Daun ini mempunyai susunan sep


erti daun majemuk menjari, tetapi
dua anak daun yang paling pinggir
tidak duduk pada ibu tangkai, mel
ainkan pada tangkai anak daun ya
ng disampingnya.
Daun majemuk campuran (Digitatopinn
us)

Merupakan campuran susunan


yang menjari dan menyirip
Tata letak daun

Aturan mengenai letaknya daun


 1 buku, 1 daun (tersebar / folia sparsa)
 1 buku, 2 daun
*Berhadapan
*Bersilang
 1 buku, lebih dari 2 daun
( berkarang / folia verticillata)
Folia sparsa
Rumus daun (divergensi)

a banyaknya kali garis spiral

b Jumlah daun yang dilewati selama


sekian kali melingkar (daun ke-1
tidak dihitung) s/d 2 daun tegak lurus.

Ortostik
Garis vertikal yang menghubungkan 2 daun
yang tegak lurus
SPIROSTIK
Ortostik berubah menjadi garis spiral
karena pertumbuhan batang memutar

PARASTIK
Garis-garis spiral kekiri dan kekanan,
melingkari batang, menghubungkan
daun-daun menurut arah kesamping
Spiral genetik
 Garis spiral yang melingkari batang yang menghub
ungkan daun-daun berturut-turut dari bawah ke ata
s s/d tercapai daun yang tegak lurus

Sudut divergensi
 jarak sudut antara 2 daun berturut- turut

a
X 360°
b
DERET FIBONACCI
 Deretan rumus – rumus daun karakteristik
+ + + + +
1 1 2 3 5 8
2 3 5 8 13 21
+ + + + +

1 1 2 3 5 8
2 + 3 + 5 + 8 + 13 + 21
ROSET (ROSULA)
Duduk daun rapat berjejal (ruas pende
k)
Roset akar dan batang

mOSAIK DAUN
 Pada cabang mendatar/ serong ke atas
 Helaian-helaian daun pada cabang
teratur pada suatu bidang datar
BAGAN (SKEMA) TATA LETAK DAUN
Batang silinder
Daun segitiga dengan dasar
lebar menghadap keatas
Ortostik sebanyak b garis membujur &
vertikal
Buku-buku Jarak diatur, jumlah banyak
Jarak daun a x 360o
b

Daun diberi nomer sepanjang spiral genetik


No. daun pada ortostik yang sama
1,6,11 2,7,12 3,8,13 dst

Gambar. Bagan duduknya daun


11
menurut rumus 2/5
DIAGRAM DAUN
Batang : kerucut memanjang
Buku-buku : lingkaran, jumlah banyak
Ortostik : Jari-jari lingkaran
Jarak dua daun : a/b x 360°
Spiral genetik : Garis spiral, putaran
kekanan, semakin ke

atas semakin sempit


Gb. Diagram daun menurut rumus 2/5
k, sehingga duduk daun pada batang tampa
k hampir sama tinggi, dan sangat sukar unt
uk menentukan urutan tua mudanya. Daun i
ni disebut dengan nama “ roset”

pada daun – daun dengan tata letak terseba


r teratur sedemikian rupa sehingga helaian
– helaian daun pada cabang itu teratur pada
suatu bidang datar membentuk pola “ mosai
k daun “
THANK YOU 

Anda mungkin juga menyukai